Thursday, April 11, 2024

BERPIKIR CEPAT

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Berat otak manusia sekitar 1,3 kg atau 2% dari berat badan. Otak tidak pernah berhenti bekerja sekalipun kita tidur. Otak membutuhkan 20% sari makanan dari makanan yang kita konsumsi. Semakin banyak berpikir semakin banyak kalori yang terbakar (Suyadi, 99:2020). 

Orang yang bekerja secara fisik dan bekerja menggunakan otak lebih berat mana? Berdasar data di atas, bekerja menggunakan otak bisa jadi sangat melelahkan, karena menyerap 20% dari sari makanan yang kita konsumsi. Untuk para pekerja menggunakan otak perlu diperhatikan asupan makanan yang menunjang pada kinerja otak.

Di dalam otak ada dua sistem operasi. Pertama berkaitan dengan sistem operasi cepat, instingtual, dan tidak disadari. Sistem ini dikendalikan bagian otak kanan, di bagian limbik dan otak reptil. Kedua berkaitan dengan sistem lambat, bersifat analitis, dan sadar. Dikendalikan pada bagian otak kiri, di bagian otak neocortek (Suadu, 137:2018).

Berdasarkan fakta di atas, kecepatan berpikir ditentukan oleh kebiasaan seseorang. Orang-orang yang berpikir rasional cenderung "lambat" dalam mengambil keputusan. Rasionalitas menuntut seseorang untuk menyusun perencanaan dalam setiap pengembilan keputusan. Sebaliknya orang-orang yang cenderung menggunakan emosi, lebih "cepat" dalam mengambil keputusan.  

Dalam proses pengambilan keputusan, setiap orang dipengaruhi oleh perbendaharaan pengetahuan di dalam hipocampus. Perbendaharaan pengetahuan yang tersimpan dalam memori bisa jadi menjadi faktor untuk mempercepat pengambilan keputusan. Para entrepreneur mereka cenderung punya kecepatan dalam mengambil keputusan, bukan karena tidak berpikir rasional. 

Lambat atau cepat dalam mengambil keputusan tidak menunjukkan sebuah nilai baik atau buruk. Orang yang terbiasa mengambil keputusan dengan cepat menggunakan emosi, tidak berarti dia tidak menggunakan pengetahuan. 

Proses pengambilan keputusan secara rasional diketahui 500 ms sejak pengetahuan (stimulus) itu diterima. Sedangkan sirkuit berpikir irasional diketahui 145 ms sejak pengetahuan (stimulus) di terima. (Suadu, 127:2018). Pengetahuan yang tersimpan di hipocampus akan di proses melalui dua jalan pikiran yaitu pikiran rasional dan irasional. Hasil keputusan yang dihasil sangat tergantung pada situasi, dan kebiasaan berpikir seseorang. 

Selain faktor perbendaharaan pengetahuan, kecepatan pengambilan keputusan dipengaruhi oleh keberanian menghadapi risiko. Keberanian mengambil risiko berkaitan dengan pebendaharaan pengetahuan yang dimiliki. Jadi cepat atau lambat mengambil keputusan berkaitan dengan stok pengetahuan dalam menghasilkan kesimpulan. 

Kecepatan berpikir dalam menghasilkan keputusan adalah kerja kolaboratif antara hasil proses pengetahuan rasional dan irasional. Pada akhirnya orang-orang akan mengambil keputusan dengan keputusan irasional yang didorong oleh keberanian dalam mengambil risiko. Orang-orang yang berpikir cepat menggabungkan berpikir rasional dan irasional, terlihat orang itu memiliki karakter sabar.*** 

Friday, March 29, 2024

Tinjauan Neurosain, Mengapa Harus Kendalikan Emosi?

Oleh: Dr. Toto Suahrya, S.Pd., M.Pd.

Menyimak struktur dan fungsi otak, untuk melatih karkater kuncinya harus pandai mengendalikan emosi. Di dalam sttruktur otak ada bagian sistem limbik. Fungsi bagian otak ini adalah mengatur tinggi dan rendahnya emosi. 

Menurut Suadu (2018) setiap informasi yang didapat dari indera akan diteruskan ke sistem limbik. Selain ke sistem limbik, informasi yang diterima indera akan diteruskan pula ke bagian otak kortek untuk dipersepsi dan diinterpretasi secara sadar. 

Informasi yang diterima sistem limbik, akan mengaktifkan fungsi hipokampus yang bertugas menyimpan dan mengingat. Sedangkan, Amygdala berfungsi mengatur derajat intensitas emosi. 

Jadi, ketika informasi yang diterima tubuh melalui indera, akan disalurkan atau direspon oleh otak kortek dan sistem limbik. Jenis emosi yang dihasilkan sistem limbik ada dua yaitu bertahan hidup dan keterikatan. Marah, sedih, adalah jenis emosi bertahan hidup yang akan menghasilkan hormon kortisol. Bahagia, kepercayaan, kegembiraan, adalah emosi keterikatan akan menghasilkan hormon oksitosin. 

Ketika sistem limbik kurang aktif, kondisi pikiran akan lebih positif, dan jika terlalu aktif, kondisi pikiran akan menjadi negatif dan mengambil kendali atas prilaku. Sistem limbik merupakan otak primitif yang mengendalikan tindakan primitif manusia berkaitan dengan emosi, motivasi, serta respon otomatis seperti reflek, insting, dan dorongan primitif. Sistem limbik juga berkaitan dengan pengambilan keputusan. 

Gangguan pada sistem limbik berdampak pada persepsi negatif terhadap setiap persitiwa, motivasi menurun, emosi tidak terkendali, pola makan dan tidur terganggu, respon sesksual menurun, dan mengisolasi diri. 

Kecepatan otak kortek untuk mengolah informasi menjadi pikiran sadar setelah 500 ms sejak informasi diditerima indera. Untuk berpikir sadar otak manusia membutuhkan waktu lebih lama. Sementara itu, sirkuit berpikir irasional butuh waktu 145 ms memproses informasi yang diterima. Kondisi inilah yang membuat banyak orang mengambil keputusan-keputusan yang kurang rasional.

Berdasarkan penjelasan fakta di atas, ada beberapa kesimpulan sementara yang bisa kita dapat. Sistem limbik sebagai pengatur emosi, berperan sebagai pengambilan keputusan. Hasil dari keputusan yang dihasilkan sistem limbik adalah berpihak atau tidak berpihak, benci atau cinta, aktifkan pertahanan atau jalin persahabatan. 

Otak kortek sebagai pembangun kesadaran harus dilatih agar setiap informasi yang diterima indera tidak langsung di proses di amygdala. Otak harus dibiasakan diberikan asupan informasi berkualitas agar mempermudah kortek dalam mempersepsi dan interpretasi. 

Pembelajaran nalar harus menjadi metode dalam setiap pengajaran, agar cara berpikir rasional selalu aktif dan bisa mengendalikan emosi yang intensitasnya dikendalikan oleh amygdala. Otak kortek yang aktif akan menjaga kendali amygdala dalam mengambil keputusan, dan amydala tidak dominan dalam setiap pengambilan keputusan.

Inilah penjelasan dari hadis Nabi Muhammad, bahwa "di dalam tubuh ada segumpal daging, jika buruk maka semua buruk jika baik maka semua baik". Ternyata segumpal daging yang ada dalam dada bisa terjaga dengan baik jika sistem limbik berfungsi dengan baik, sehingga fungsi jantung yang ada di dalam dada dapat berfungsi dengan baik. 

"maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada". (Al Hajj, 22:46).

Tuesday, March 12, 2024

Rumus Keluar Dari Kemiskinan Ala Timothy Ronald

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Pada kali ini Timothy membagi sumber kekayaan menjadi dua yaitu human capital dan financial capital. Keduanya, rata-rata akan bertemu pada satu titik yaitu di usia 65 tahun, yaitu angka rata-rata pensiun orang Indonesia.

Pada usia 65 tahun di saat manusia sudah tidak sebugar di usia muda, idealnya financial capitalnya sudah bisa menjamin kehidupannya. Untuk mencapai itu Timothy punya strategi untuk mempercepatnya agar bisa punya financial kuat di usia 30 tahun.

Pertama yang harus diperhatikan adalah tingkatkan skill dan bekerja keraslah. Jadilah pekerja yang baik dan profesional. Semakin tinggi skill yang kita kuasai semakin tinggi kita akan mendapat bayaran.

Kedua, tabung hasil kerja dengan dengan prosentasi 20 gaya hidup dan 80% menabung. Jika kalian beranggapan bahwa 20% dari gaji untuk memenuhi kebutuhan hidup kurang, kata Timothy, “masalahnya kamu kebanyakan gaya anj$#@ng!” Haha…kocak...

Ketiga, dimana tabungan akan disimpan? Ada beberapa instrumen untuk menyimpan aset, diantaranya cash, bond, properti, saham, atau kripto. Semua instrumen untuk menyimpan aset tersebut, memiliki risiko. Semakin besar risiko semakin cepat return yang dikembalikan. 

Ini ulasan dari penulis. Besarnya risiko sama dengan besarnya pendapat. Ini rumus hidup dalam logika Tuhan.  Sumbernya dapat digali dari surat Al kautsar, ayat 1 dan 2. "Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah."

Cara bacanya dibalik jadinya seperti ini, "Jika kamu shalat dan berkorban, maka kami akan berikan nikmat yang banyak kepadamu". Logika hidup ini terjadi di mana-mana dalam berbagai bidang.

Timothy menyarankan dari instrumen untuk menyimpan aset yang ada, pilihlah Kripto. Investasi di Kripto memiliki kecepatan tersendiri dibanding dengan instrumen lainnya. Pilihlah aset kripto yang harganya turun naik tapi kurvanya menanjak. Sebagai contoh bitcoin.

Kesimpulannya, rumus agar kita bisa keluar dari kemiskinan adalah tingkatkan skill, kerja keras, tingkatkan penghasilan, dan hasilnya sebanyak 80% investasikan. Jangan kebanyakan gaya.

Untuk saat ini, sesuai dengan zamannya, investasi yang bisa menjajikan percepatan menghasilkan adalah kripto. Namun harus diingat, risiko return besar risiko juga besar.

Di sarankan mulailah semangat bekerja dan berinvestasi selagi usia muda. Di usia muda, disaat kita jatuh kita masih kuat untuk bangkit. Jangan banyak gaya! Di sekolah seharusnya mengajarkan ilmu-ilmu simple seperti ini, dan bisa dimulai di sekolah bukan setelah keluar sekolah.*

Sunday, March 10, 2024

Dunia Pendidikan Ikut Mendukung Terjadinya Kejahatan

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Saya sepakat dengan pola pikir Timothy Ronald dengan pengajaran literasi finansial yang benar, Tingkat kejahatan, seperti pencurian, korupsi, begal, perampokkan akan menurun. Logika ini masuk akal.

Setiap orang ingin menjadi orang kaya dengan aman. Semua orang ingin menjadi orang kaya dengan hati dan pikiran tenang. Untuk, sesuatu yang illegal pada dasarnya semua orang tidak ingin melakukannya. Namun karena ketidaktahuan cara bagaimana menjadi kaya dengan aman, memdorong orang melakukan hal-hal illegal.

Kondisi Indonesia dengan tingkat kejahatan dan korupsi tinggi, menjadi tanda bahwa literasi keuangan masyarakat Indonesia sangat rendah. Laporan Bandan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022 angka kejahatan melonjak 55,77%. Selanjutnya data Transparency Internasional Indonesia menybutkan indeks pesrsepsi korupsi di Indonesia pada tahun 2023 dari 180 negara Indonesia barada di posisi 115.


Masyarakat Indonesia pun tercatat sebagai masyarakat yang terbiasa dengan utang. Maraknya layanan pinjaman online menjadi tanda bahwa budaya bangsa Indonesia dimanfaatkan oleh pasar dengan menawarkan jasa utang. Sebuah berita media online, memberitakan bahwa 80% PNS dan PPPK terjerat utang dan sisa gajinya hanya ratusan ribu.

Tingkat kejahatan tinggi, indeks persepsi korupsi rendah, dan budaya utang, menjadi tanda bahwa literasi keuangan sangat penting diajarkan di sekolah. Sayangnya, literasi keuangan di sekolah belum menjadi target pengajaran di setiap jenjang pendidikan.

Kehadiran Kurikulum Merdeka dengan jargon merdeka belajar dan merdeka mengajar, seharusnya masalah-masalah sosial yang sedang dihadapi masyarakat Indonesia harus diselesaikan di dunia pendidikan. Namun demikian, substansi pendidikan yang diajarkan di sekolah kurang relevan dengan masalah-masalah sosial yang ada.

Antisipasi, terhadap masalah-masalah sosial yang ada dilapanganm, yang dilakukan dunia pendidikan cenderung pada pengajaran-pengajaran moral yang tidak dilengkapi dengan kemampuan teknikal dalam mengantisifasinya, seperti pengajaran tentang literasi pengelolaan aset dan instrumen investasi untuk meningkatkan jumlah kekayaan. Untuk itu dunia pendidikan ikut menjadi faktor pendukung terjadinya kejahatan.**


Friday, February 16, 2024

APA SEBAB SEMAKIN TINGGI PENDIDIKAN JADI ATHEIS

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Ilmu disampaikan dengan narasi (penjelasan) menggunakan bahasan lisan dan tulisan. Narasi adalah berbicara dengan diri sendiri. Menurut Gunggung Riyadi ilmuwan penemu ilmu Nafas Ritme. Beliau mengatakan nafas ritme narasi adalah berbicara dengan diri sendiri dikembangkan dengan lima tingkatan.

Setelah mendengarkan penjelasan narasi dari Gunggung Riyadi, saya paham mengapa ada fenomena semakin tinggi pendidikan semakin tidak percaya Tuhan, bahkan sampai Atheis. Penyebabnya adalah narasi ilmu yang cenderung mengikuti paradigma sekuler menggiring manusia menjadi tidak percaya Tuhan, agnostik, bahkan Atheis. 

Pengajaran sekuler diakui terjadi di sekolah-sekolah Indonesia. Bukti pengajaran sekuler di sekolah terjadi dengan pemilahan ilmu melalui mata pelajaran mata pelajaran yang terlepas dari narasi kitab suci. 


Ilmu-ilmu yang diajarkan guru-guru di mata pelajaran narasinya tidak sampai pada kitab suci sehingga murid murid semakin lama pengajaran semakin jauh dari Tuhan. Inilah fenomena terjadi di dunia, termasuk di negara Indonesia yang dasar negaranya dilandasi ketuhanan yang maha esa.

Narasi ilmu pengetahuan menurut Gungung Riyadi ilmuwan penemu Nafas Ritme, dikembangkan sampai lima tingkatan. Pertama, narasi yang dibuat oleh diri sendiri. Dibangun oleh tingkat spiritual, kelilmuan, yang dimiliki seseorang. 

Jika narasi dibuat diri sendiri gagal, akan naik ke level dua, narasi menggunakan yang dibuat oleh orang yang terberkati mungkin para pengajar (guru). Mereka adalah orang-orang yang dianggap baik dan punya kesalehan. Kalau pada level ini gagal karena orang baik atau soleh bisa terlihat kekurangannya. 

Selanjutnya, naik ke level narasi menggunakan pemuka agama atau orang yang dianggap suci, ustad, ulama, kiai, biksu, pendeta, dsb. Kegagalan narasi oleh orang yang dianggap suci bisa gagal jika ternyata orang-orang yang dianggap suci terungkap aibnya, yang aibnya terlihat betul atau terekspos.

Selanjutnya naik level ke narasi yang dibuat para nabi, dan sampai ke narasi yang dibuat oleh kitab suci. Narasi yang dikembangkan Barat hanya berhenti pada level dua atau tiga, karena ilmuwan Barat rata-rata tidak percaya nabi dan kitab suci. 

Dari penjelasan narasi yang dijelaskan Gungung Riyadi, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa mengapa semakin tinggi pendidikan jadi tidak percaya Tuhan, karena narasinya berhenti di level dua atau tiga.

Cara narasi ilmu yang dikembangkan di sekolah-sekolah kebanyakannya berhenti pada level dua dan tiga. Di Indonesia narasi menggunakan nabi dan kitab suci hanya ada pada mata pelajaran agama.

Dari fenomena ini, dipahami perlu ada perbaikan pada semua mata pelajaran, agar narasi yang digunakan harus sampai pada narasi yang menggunakan narasi para nabi dan kitab suci. Pendekatan sekuler kurang cocok dikembangkan di Indonesia yang punya dasar nilai ketuhanan. 

Pendekatan integralis, holistis, menjadi solusi pengembangan narasi keilmuan yang harus dikembangkan di seluruh dunia khususnya di Indonesia. Pendekatan ini tidak membatasi antara ilmu alam dan agama, semua ilmu bermuaranya satu yaitu kepada Tuhan.

Sumber pengetahuan dari para nabi dan kitab suci, sesungguhnya jika kita kembali tinjau tidak menegasikan antara ilmu sains dan agama. Banyak ditemukan bahwa dasar-dasar pengembangan ilmu-ilmu sains dijelaskan dalam narasi-narasi para nabi dan kitab suci.

Ilmu nafas ritme yang dikembangkan oleh Gungung Riyadi salah satunya ilmu yang dikembangkan dengan menggunakan narasi sampai level empat dan lima, karena prinsip keilmuan menurut Gunggung Riyadi tidak boleh menyimpang orang dari ketauhidannya kepada Tuhan. 

Demikiannlah jawaban sementara mengapa saat ini semakin tinggi ilmu pengetahuan dikembangkan, semakin banyak orang-orang yang tidak percaya Tuhan terutama di negara-negara sekuler. Untuk itu cara pandang sekuler menjadi kurang relevan di abad 21 ini dan perlu terus mendapat kritikan.***

Friday, February 9, 2024

APA BEDANYA GURU DAN BUKAN GURU?

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Belajar memang benar butuh kehadiran guru. Guru dianggap orang yang lebih mengerti ilmu apa yang bermanfaat bagi siswa dan karakter apa yang harus dimiliki siswa. Belajar dari guru siswa jadi lebih cepat memiliki ilmu dan berkarakter yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.

Kelebihan guru dari ilmuwan adalah kemampuan guru dalam mentranfer ilmu kepada orang lain. Di tangan guru-guru ilmu yang sulit menjadi sangat mudah dipahami oleh anak-anak. Di sinilah letak beda antara guru dan bukan guru. 

Sampai saat ini masih banyak orang yang sulit membedakan mana guru dan bukan guru. Hal yang tidak dimiliki oleh orang-orang yang bukan guru adalah mereka tidak belajar bagaimana mentransfer ilmu kepada orang lain.

Oleh karena ini, keahlian guru yang tidak akan dimiliki oleh orang selain guru adalah kecerdasan dan kreativitasnya dalam mengajarkan ilmu kepada orang lain. Di tangan guru-guru hebat, ilmu apapun selalu bisa di transfer dengan baik dan cepat kepada orang lain.

Kelebihan dari guru yang lainnya adalah kemampuannya dalam memahami ilmu-ilmu baru dan menciptakan metode ketika akan mengajarkannya. Guru-guru punya kecepatan dalam memahami ilmu-ilmu baru.

Guru selalu terdepan dalam memahami perubahan zaman, karena minat bacanya yang tinggi dan dalam kesehariannya selalu membaca, mengapa dan bagaimana hal-hal baru bisa terjadi dilapangan.

Perbedaan guru dengan yang bukan guru adalah ketika melihat orang dia selalu melihat potensi baik yang dimiliki orang lain. Ketika melihat murid-muridnya guru selalu melihat perubahan baik. 

Guru tidak pernah memaksakan suatu perubahan dengan paksaan, kecuali dia tidak berhenti memberi penjelasan dari berbagai sudut pandang. Sehingga perubahan akan dilakukan murid-muridnya karena proses kesadaran dirinya untuk berubah setelah memahami dirinya. 

Guru tidak pernah mengajarkan kepada murid-muridnya untuk mendapat kekuasaan untuk menguasai orang lain. Guru selalu mengajarkan kepada murid-muridnya untuk mendapatkan kekuasaan dengan menguasai dirinya sendiri.

Guru selalu bersifat netral. Kenetralan guru bukan berarti tidak berpihak, tetapi dia lebih berpihak pada Tuhan. Ketika guru berpihak pada Tuhan, guru berusaha memosisikan murid-muridnya sebagai makhluk Tuhan yang tidak boleh menuhankan hawa nafsunya.

Demikianlah sedikit perbedaan guru dan mereka yang bukan guru. Hal yang paling dasar yang membedakan antar guru dan bukan guru adalah dia selalu membaca setiap kejadian atas nama Tuhan Semesta Alam.***

  

Saturday, February 3, 2024

APAKAH STRES MENYEHATKAN?

Oleh: Dr. Toto Suharya, S,Pd., M.Pd.

Diskusi ini penulis sajikan bersumber pada paparan Gunggung Riyadi dalam webinar yang sisajikan di youtube. Penulis kaji penjelasan beliau dan disintesakan dengan ilmu logika Tuhan.

Stres adalah acanaman terhadap kondisi harmonis. Apakah stres dapat dihadapi dengan berpikir positif? Belum tentu. Stres dapat menimbulkan kekebalan tubuh sangat tergantung pada sumber stress.

Stres ketika kita disuruh presentasi di depan, berbeda ketika kita menghadapi stres ketika terjadi pandemi Covid-19. Stres ketika menghadapi juri yang bersifat sementara, stres lebih bisa dihadapi. Namun ketika sumber stres tidak bisa dikendalikan, maka yang muncul pesimisme.

Namun demikian, kita harus hati-hati dalam menempatkan optimisme, jangan sampai berlebihan. Dari hasil sebuah penelitian, optimisme yang berlebihan menimbulkan kurang peduli pada kondisi fisik atau kendisi nyata. Artinya ketika optimisme belebihan tindakan kita menjadi tidak waspada, atau tidak hati-hati.

Contoh kasus, berdasarkan hasil penelitian, orang-orang yang merasa akan terdampak virus Covid-19 mereka lebih peduli untuk menjaga kesehatan, dengan rajin cuci tangan, mennjaga jarak, dan olah raga. Sebaliknya orang yang merasa tidak akan tertular Covid-19 mereka optimis tetapi mengabaikan Langkah-langkah preventif pada akhirnya tubuh sehingga kondisi kekebalan tubuhnya menurun.

Bagaimana hubungan stress dengan sedekah? Dalam sebuah penelitian 1000 orang dewasa usia 39 sampai dengan usia 90 tahun, lalu dibandingkan dengan tingkat kematian di wilayah tersebut. Hasilnya sebanyak 30% orang yang mengalami stres berat memiliki risiko kematian. Tetapi tidak semua, orang yang lebih banyak melakukan aktivitas bantu orang (sedekah), statsitik menunjukkan terjadi penurunan stres dan angka kematian 0 (nol).

Secara ilmiah sedekah atau membantu orang akan menghasilkan hormon oxitocyn. Hormon ini berfungsi membangun terhadap pertahanan terhadap kondisi stress. Untuk hidup sejahtera kita butuh melakukan pengulangan berbuat baik (sedekah atau helping people) akan masuk menjadi alam bawah sadar. Menurut para ahli neurologi pikiran sadar bekerja hanya 1-5%, dan sisanya yang banyak bekerja adalah pikiran bawah sadar.

Jadi solusi untuk kendalikan stress adalah berbuat baik (helping people atau sedekah, berpikir positif (shalat), lakukan berulang-ulang dengan disiplin atau sabar. Dengan demikian pikiran bawah sadar akan bekerja menghasilkan hormon oxitocyn yang menghasilkan kekebalan tubuh sehingga hidup kita sehat dan selalu bahagian.***

BERPIKIR CEPAT

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Berat otak manusia sekitar 1,3 kg atau 2% dari berat badan. Otak tidak pernah berhenti bekerja sekalipu...