Saturday, September 26, 2020

FILOSOFI QUR’AN DIBALIK JASMERAH

OLEH: TOTO SUHARYA

(Kepala Sekolah dan Guru Sejarah)

Jangan melupakan sejarah (Jasmerah). Kata-kata ini dikemukakan oleh Bung Karno sebagai wasiat kepada generasi penerusnya. Tapi tahukah dari mana kata-kata ini muncul? Bung Karno dengan literasinya yang tinggi, Beliau termasuk penafsir Qur’an yang handal. Kata-kata Jasmerah yang dikemukakannya diilhami dari ayat-ayat Al-Qur’an.

Bersumber pada sejarah manusia yang terekam di dalam Al-Qur’an, Sukarno menafsirkan bahwa sejarah memiliki hukum kehidupan. Apa yang terjadi di kemudian hari adalah buah dari kejadian yang terjadi di masa lalu. Inilah hukum sejarah yang dipahami Sukarno dari keterangan ayat Al-Qur’an. Hidup manusia sangat tergantung pada dialektika sejarah.

Beberapa ayat yang menjelaskan adanya hukum sejarah dijelaskan dalam Al-Qur’an. “Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lohmahfuz) (yasin, 36:12). Ayat ini menjelaskan bagaimana manusia diadili kelak oleh Tuhan berdasarkan catatan sejarah hidupnya di bumi.

Lalu Allah menetapkan hukum sejarah yang berlaku pasti dan tidak akan megalami perubahan. Siraj (2012, hlm. 38) menjelaskan berlakunya hukum sejarah dijelaskan di dalam Al-Qur’an, “Sebagai sunnah Allah yang berlaku atas orang-orang yang telah terdahulu sebelum (mu), dan kamu sekali-kali tiada akan mendapati perubahan pada sunnah Allah. (Al-Ahzab, 33:62).

Secara substantif kepastian itu dikabarkan di dalam Al-Qur’an. “Dan orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan”. (Al Ankabuut, 29:7).

Atas dasar pengetahuan Al-Qur’an inilah Sukarno mengambil sebuah pemahaman tentang adanya hukum sejarah. “Bung Karno menjelaskan sejarah memiliki hukum kerjanya sendiri. Yang berbuat salah selalu menerima hukumannya. Yang mendapat benar akan mendapat ganjarannya. Itulah hukum tetap sejarah. Jangan lakukan kejahatan karena menurut sejarah, cepat atau lambat, pelakunya akan ditimpa nestapa. Selalulah berusaha benar, karena kebenaran itu akan menyelamatkan dan membahagiakan. Itulah pesan sejarah. Maka dari itu, jangan sekali-kali melupakan (hukum) sejarah” (Arifin, 2017, hlm. 47). Siraj (2012, hlm. 38).

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya (sejarah) untuk hari esok (masa depan/akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al Hasr, 59:18).  Arifin (2017, hlm. 49). Berdasarkan ayat di atas, ditafsir bahwa sejarah adalah pelajaran untuk masa depan. Untuk menjalani masa depan dengan baik masa lalu merupakan kompasnya. Petunjuk masa depan ada pada sejarah masa lalu, dan sumber utama adalah Al-Qur’an, sebagaimana dua pertiga dari isi Al-Qur’an adalah kisah-kisah sejarah.

Oleh karena itu mata pelajaran sejarah adalah kemutlakkan untuk dipelajari di dalam kurikulum di sekolah. Indonesia sebuah bangsa besar akan terus terekam kebesarannya jika sejarah bangsanya dikabarkan terus dari generasi ke generasi. Menghilangkan mata pelajaran sejarah atau menjadikannya pilihan adalah langkah gegabah yang akan mengancam kebesaran dan keberadaban bangsa.

Jasmerah bukan sekedar kata-kata bijak karangan Bung Karno, tetapi sebagai kata-kata yang telah diilhami dari kitab suci Al-Qur’an. Maka barang siapa mencoba menghilangkan sejarah atau menyepelekannya dari kurikulum pembelajaran, bukan hanya tidak menghargai perjuangan para pendiri bangsa di masa lalu, tetapi mengabaikan dari perintah Allah swt yang tertuang di dalam Al-Qur’an.

Maka berhati-hatilah para pengambil kebijakan barang siapa ingkar kepada kebenaran maka sejarah akan membuktikannya dia akan mendapat balasannya. Dan barang siapa taat kepada Tuhannya dia akan mendapatkan kesejahteraan yang dijanjikan-Nya. Wallahu’alam. 

Thursday, September 17, 2020

SEJARAH ADALAH TAKDIR TUHAN

 Oleh: Muhammad Plato

Bangsa bangsa besar mecuci otak warga negaranya dengan cerita sejarah. Mereka membangga-banggakan bangsanya dengan merekonstruksi sejarah. Sejarah menjadi ruh bangsa selama bangsa itu berdiri. Semua yang diciptakan manusia berawal dari sejarah dan menjadi sejarah.

Sejarah adalah kejadian yang terjadi di masa lalu. Batas antara masa lalu, sekarang dan masa mendatang adalah waktu.  Dalam satu detik kejadian terjadi akan jadi sejarah. Jadi kapan masa lalu itu terjadi dan kapan masa depan itu kita temui? Batas masa lalu dan masa mendatang sebenarnya hanya hitungan detik. Manusia yang akan hidup 30 tahun ke depan dia sudah hidup sekarang.

Manusia yang akan hidup di akhirat dia sudah hidup sekarang mencicil membuat sejarah hidupnya. Tuhan akan mengadili manusia dengan melihat sejarah hidupnya. Barang siapa membuat catatan sejarah hidupnya penuh dengan kebaikan, maka dia akan mendapat kebaikan. Barang siapa membuat catatan sejarah hidupnya penuh dengan keburukan maka dia akan mendapat penderitaan. Itulah kepastian dari Tuhan. Takdir hidup manusia ditentukan oleh sejarah.

Begitu pentingnya sejarah, Tuhan mewahyukan berita-berita sejarah kepada utusan-Nya untuk disampaikan kepada umat. Tuhan memerintahkan pelajarilah sejarah manusia di masa lalu dan jadikanlah pelajaran untuk kehidupan mu di masa mendatang. Sejarah adalah kejadian yang terjadi di masa lalu, dan sesuatu yang terjadi di masa lalu tidak bisa kita ubah. Maka sejarah adalah takdir Tuhan karena tidak ada yang bisa kembali ke masa lalu. Jadi tidak ada yang bisa mengubah sejarah kecuali Tuhan.

“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lohmahfuz)” (Yasin, 36:12)

Atas kemurahan Tuhan manusia diberi kesempatan hidup setelah matinya untuk memperbaiki sejarah hidupnya sebelum kematian tiba lagi. Masa sekarang adalah masa dimana kita bisa menuliskan sejarah untuk kebaikan di masa mendatang. Sebuah takdir yang tidak bisa diubah dari Tuhan, manusia hanya bisa belajar dari masa lalu bukan dari masa mendatang.

“Maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang di masa itu, dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa” (Al Baqarah, 2:66). Mereka yang tidak mewajibkan belajar dari sejarah bukan golongan dari orang-orang yang bertakwa. Dia golongan pemecah belah yang menjerumuskan manusia pada perpecahan.     

Bangsa Indonesia ada mutlak karena ada sejarah. Jika bangsa Indonesia tidak belajar dari sejarah, lalu dari mana generasi demi generasi berikutnya bisa sadar bahwa dirinya ada sebagai bangsa Indonesia. Naif sebuah bangsa jika tidak mengajarkan sejarah bangsa sebagai pelajaran wajib bagi generasi bangsa berikutnya. Menghilangkan pelajaran sejarah sebagai pelajaran wajib dari kurikulum pendidikan adalah tindakan sabotase, tindakan separatis, yang akan mengancam eksistensi dan persatuan bangsa.     

Mereka yang sukses di masa depan adalah mereka yang sukses menciptakan masa lalu. Jika kesadaran sejarah dihilangkan dari anak-anak bangsa ini, lalu bagaimana mereka bisa menciptakan masa depan bangsanya? Perubahan atau penyederhanaan kurikulum adalah sebuah keniscayaan, namun jika menghilangkan kewajiban belajar sejarah bangsa kepada generasi penerusnya adalah alamat kehancuran bangsa. Jika sejarah kebangsaan tidak ada dalam kolektif memori bangsa Indonesia maka eksistensi bangsa Indonesia sedikit demi sedikit akan hilang dengan sendirinya. Wallahu’aam.

Sunday, September 13, 2020

INDONESIA TERANCAM HILANG

 OLEH: TOTO SUHARYA
(Sekretaris I DPP AKSI)

Suasana memanas, ketika menyimak diskusi dengan para ahli pendidikan yang sedang menyikapi isu perubahan kurikulum tahun 2020. Isu yang berkembang pada perubahan kurikulum mendatang adalah mata pelajaran sejarah akan hilang dari struktur kurikulum. What? Apakah bangsa ini sudah tidak lagi menghargai para leluhurnya? Jasmerah. “jangan sampai melupakan sejarah”, itu wasiat dari tokoh sejarah yang memimpin Indonesia merdeka. Jika benar ini terjadi, berani benar menghilangkan sejarah dari kolektif memory warga negaranya. Sangat berbahaya sekali pemikiran orang-orang yang ada dibalik perubahan kurikulum ini.

Wasiat para pemimpin jangan dianggap sepele. Wasiat ini membawa pesan fundamental bahwa hilangnya sejarah bangsa dari ingatan warga negara adalah tanda akan hilangnya sebuah negara. Wasiat dilihat dari hukum agama adalah sebuah amanah yang tidak boleh tidak harus dilakukan. Jika tidak menghargainya bangsa ini sedang terancam mengalami hilang ingatan sebagai bangsa Indonesia.  

Bangsa adalah sebuah imagine community, dimana warganya merasa satu bangsa karena ada masa lalu dan cita-cita yang sama. Penduduk Indonesia mau bersatu karena punya kesamaan sejarah. Di setiap kepala orang Indonesia memiliki kesamaan sejarah, pada masa lalunya pernah sama-sama berjuang untuk membebaskan diri dari ketidakadilan sosial, ekonomi, politik, budaya, dan agama. Orang Aceh, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Maluku, Papua dll., mau ikut bergabung dengan NKRI karena punya kesamaan sejarah. Budaya, suku, agama, bahasa, kulit, wajah, dll., kita semua berbeda, tapi karena kesamaan sejarah mereka berani menyatakan sebagai bangsa Indonesia yang harus merdeka. Timor Leste yang tidak punya kesamaan sejarah merasa bukan bagian bangsa Indonesia dan berhasil memisahkan diri. Sejarah Indonesia seharusnya menjadi mata pelajaran yang diwajibkan di tengah-tengah kehidupan masyarakat global saat ini. 

Bangsa ini bisa berdiri karena masyarakat masih punya ingatan sejarah bangsanya. Setiap orang Indonesia harus mengenal sejarah bangsanya. Rasa kebangsaan seseorang akan sangat berkaitan dengan ingatan sejarah bangsanya. Identitas sebuah bangsa akan dimulai kapan berdiri, siapa pendirinya, mengapa berdiri, apa tujuannya?  sampai kapan berdiri? Kolektif memory sejarah warga negara adalah jati diri bangsa.

Mata pelajaran sejarah berbeda dengan karaktertistik pelajaran lainnya. Sejarah bukan hanya pembelajaran yang mengabarkan fakta. Sejarah mengabarkan hukum-hukum kehidupan yang berlaku pasti. Keberadaan masa sekarang dan masa yang akan datang mutlak keberadaannya karena sejarah. Apa yang terjadi saat ini disebabkan oleh masa lalu (sejarah). Jika ada orang memahami bahwa sejarah adalah masa lalu yang tidak perlu diungkap dan diajarkan, dia tidak memahami hakikat kehidupan dan bukan warga negara yang cerdas.

Orang yang sakit jiwanya tidak bisa mengingat masa lalunya. Orang yang sehat jiwanya dia bisa mengingat dari mana asalnya, dimana rumahnya, siapa saudaranya, dan siapa orang tuanya. Warga negara yang sehat jiwanya, mereka yang masih mengingat masa lalu perjuangan bangsanya, dan siapa para pemimpinnya. Mereka memiliki rasa bangga terhadap saudara-saudara, keturunannya dan apa yang dimilikinya.

Setiap manusia tidak bisa lari dari sejarah hidup dan sejarah bangsanya. Sejarah adalah takdir manusia. Jika sekelompok warga negara dijauhkan dari takdir hidupnya maka negara tersebut sedang menghadapi krisis kehidupan berbangsa dan bernegara. Dia sedang dicuci otaknya untuk menjadi sebuah bangsa baru yang ingin didirikannya. Klaim dari kelompok Papua merdeka mereka mengisi otak pengikutnya dengan sejarah berbeda. Pelajaran sejarah harus mandiri tidak bisa digabungkan dengan mata pelajaran lain, karena serius sekali sejarah adalah jati diri bangsa.

Sejarah pembangun kesadaran berbangsa. Allah mengabarkan kisah-kisah masa lalu di dalam Al-Qur’an, agar manusia mengenal siapa dirinya. Allah memperkenakan dirinya kepada umat manusia melalui kisah-kisah manusia yang terjadi di masa lalu. Allah memberi petunjuk kepada manusia melalui perjalanan hidup manusia di masa lalu. Khabil, Qorun, Fir’aun, Namrud, adalah kisah-kisah sejarah manusia yang dikabarkan Allah kepada manusia agar manusia memahami berlakunya segala ketentuan dalam kehidupan manusia. Semua manusia belajar dari apa yang telah diciptakan dan dilakukannya. Seluruh kisah Para Nabi dapat diketahui keberadaannya melaui kisah sejarah, bahkan kitab suci yang ditinggalkan para nabi adalah kumpulan kisah sejarah karena telah terjadi di masa lalu.

Pelajaran Sejarah adalah pelajaran yang memperkenalkan jati diri bangsa. Hilangnya sebuah bangsa sedikit-sedikit diawali dari hilangnya sejarah bangsa dari kolektif memory warga negaranya. Di tengah-tengah derasnya arus informasi dan globalisasi, sesungguhnya setiap bangsa sedang menghadapi ujian apakah bangsa tersebut akan tetap berdiri atau hilang melebur menjadi bangsa baru dengan menciptakan sejarahnya sendiri. Ancaman hilangnya Palestina dari peta dunia sebagai bangsa ditandai dengan kekalahan warga Palestina dalam menjelaskan keberadaan sejarah bangsanya kepada penduduk dunia. Hilangnya Uni Soviet diawali dari hilangnya harapan, kesadaran, kesamaan sejarah dan visi bangsa dari warga negaranya.

Jika bangsa Indonesia masih ingin diakui eksitensinya di dunia, jangan pernah menjauhkan warga negara dari sejarah bangsanya. China, sekalipun saat ini telah menjadi negara dengan kekuatan ekonomi dan poitik dunia, dalam melakukan perubahan cita-cita bangsanya tidak menghilangkan pelajaran sejarah dari warga negaranya. Jangan melupakan sejarah itulah wasiat dari founding father bangsa kita. Apakah kita akan mengabaikannya dan menjadi manusia-manusia durhaka? Kecuali kita akan menanggung akibatnya, sedikit demi sedikit Indonesia akan menghilang dari pentas dunia. Wallahu’alam. 

Friday, September 11, 2020

BOCORAN KURIKULUM AKAN BERUBAH LAGI

 OLEH: TOTO SUHARYA

(Kepala Sekolah, Sekretaris I DPP AKSI)

Sejak diberakukannya kurikulum 2013, kini rencana perubahan kurikulum mulai mengemuka. Kurang lebih kurikulum 2013 sudah berusia 7 tahun. Hal paling mendasar dari perubahan kurikulum adalah perubahan zaman yang menuntut arah tujuan baru dalam pembangunan sumber daya manusia.

Anthony Gidden (1998) seorang sosiolog menawarkan sebuah konsep The Third Way untuk beradaftasi dengan kondisi zaman saat ini. The Third Way menawarkan tujuh nilai yang harus dimiliki oleh manusia-manusia abad ini; 1.equality 2. protection of the vulnerable 3. freedom as autonomy 4. no rights without responsibilities 5. no authority without democracy 6. cosmopolitan pluralism 7. philosophic conservatism. Nilai-nilai ini menjadi ukuran sebuah prilaku manusia agar bisa beradaftasi dan terciptanya kesejahteraan masyarakat dunia. Setiap individu saat ini tidak hidup dalam suatu kelompok negara, tetapi sudah menjadi bagian dari masyarakat global.

Agama tidak lagi dipandang sebagai bagian dari kelompok-kelompok ekslusif melainkan agama yang rahmatanlilaamin. Agama yang membawa ajaran internasional yang memberi petunjuk dan melindungi seluruh umat manusia di muka bumi. Kehidupan bertetangga bukan lagi dalam kerangka sebuah negara, tetapi antar negara dan bangsa. Kerjasama ekonomi, sosial, budaya, dan komunikasi melampau batas-batas negara. Semua sudah mejadi warga satu planet bumi yang harus menjaga kelestarian bumi dan kesejahteraan penduduknya bersama-sama.

Nilai-nilai konseravatif dalam ajaran agama dan kearifan lokal yang mengandung nilai universal perlu dipertahankan. Agama tetap dibutuhkan keberadaanya sebagai petunjuk hidup menuju kehidupan sejahtera seluruh manusia di dunia dan akhirat. Prilaku-prilaku penguasa dan masyarakat yang membawa kerusakkan tatanan kehidupan bernegara perlu dikontrol bersama-sama oleh penduduk bumi.

Dalam melakukan perubahan tujuan politik negara, China pun melakukan perubahan dalam kurikulum pembelajarannya. “isi buku-buku teks sejarah dunia dilakukan perubahan, difokuskan pada sejarah pertumbuhan ekonomi, inovasi, perdagagan luar negeri, stabilitas politik, hormat kepada keragaman budaya, dan harmoni sosial. J.P Morgan, Bill Gate, Bursa Saham New York, satelit ruang angkasa AS, dan kereta api cepat Jepang adalah gambar-gambar yang ditampilkan untuk membangun cita-cita warga negara. Adapun perang-perang, dinasti-dinasti dan revolusi-revolusi komunis dibuang dari buku teks, diganti dengan petunjuk-petunjuk halaman berwarna tentang ekonomi, teknologi, adat-adat kebiasaan, dan globalisasi.  Sosialisme telah dikurangi menjadi satu bab tunggal yang pendek dalam buku pelajaran sejarah SMA. Komunis China sebelum adanya reformasi ekonomi tahun 1979 disapu hanya dalam satu kalimat, dalam bab etiket. (Mahbubani, 2011, hlm. 23).

Apa yang dilakukan China, bukan apa yang harus kita contoh tapi bagaimana upaya mereka dalam merubah tatanan kehidupan politik masyarakat menyesuaikan diri dengan arah pembangunan manusia itulah langkah yang harus kita pikirkan. Tujuan pembangunan negara kita harus sesuai dengan perubahan dan tuntutan zaman. Kurikulum pendidikan harus mengalami beberapa penyesuaian berdasar arah pembangunan yang kita cita-citakan sesuai perkembangan zaman.

Sejarah perjuangan bangsa yang terlalu banyak informasi perang perlawanan penjajahan masa kolonial Belanda, porsinya harus dikurangi dan diganti dengan sejarah peranan ekonomi Nusantara dalam percaturan politik dunia. Peserta didik harus diberi kesadaran bahwa mereka berada di sebuah negara yang sejak dahulu menjadi pusat sumber daya alam dunia hingga sekarang. Keberhasilan VOC membangun perusahaan global beratus-ratus tahun meraih keuntungan besar dari Indonesia harus jadi bahan pelajaran bahwa Indonesia sampai sekarang berpotensi besar menjadi negara penyumbang kesejahteraan penduduk dunia dan harus dikelola sendiri untuk mesejahterakan warga negara dan penduduk dunia.

Kurikulum sejarah terlalu mengajarkan patriotisme gaya abad ke-20 yang harus mengusir penjajah secara fisik dari tanah air. Subtansi kurikulum sejarah seperti itu, faktanya sekarang hanya melahirkan warga negara sebagai satuan tugas penjaga keamaan (satpam). India untuk menjaga kedaulatan negaranya sudah melibatkan 12.000 entrepreneur dibidang teknologi informasi. China memanen 30.000 doktor dan menyambut kepulangan 200.000 ahli-ahli yang terdiaspora di luar negeri. (Mahbubani, 2011, hlm. 76). Orang-orang cerdas ini disediakan untuk menjaga kedaulatan bangsa di abad ke-21.

Kejayaan sedang kembali ke timur ditandai dengan kebangkitan teknologi dan ekonomi China. Indonesia mau tidak mau akan jadi bagian dari kebangkitan ekonomi dari negara-negara di Asia. Insya Allah harapan ini semoga terwujud pada tahun emas di mana jumlah penduduk produktif Indonesia lebih banyak dari jumlah non produktif.  Wallahu’alam.

KARAKTER MEMBERI

 OLEH: TOTO SUHARYA

Mellihat kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan orang-orang senang memberi, lebih banyak orang yang diberi dibanding orang yang memberi. Orang-orang yang suka memberi itu menyenangkan. Kehadirannya dinanti-nanti orang. Bumi dan isinya tidak akan cukup bagi mereka yang serakah, tetapi bumi ini akan melimpah bagi orang-orang yang suka memberi.

Fenomena sangat memilukan hati ketika masa pandemi telah berdampak pada ekonomi masyarakat. Ribuan orang kehilangan pekerjaan karena aktivitas ekonomi masyarakat menurun dan perusahaan terbebani oleh gaji karyawan. Pemberhentian karyawan besar-besaran menjadi solusi bagi setiap perusahaan. Lapangan kerja menjadi sempit dan persaingan sangat ketat. Antrian panjang lamaran kerja ke sebuah perusahaan menjadi fenomena memilukan. Di sebuah kantor polisi, penduduk antri berdesakkan sejak subuh hanya untuk mendapatkan keterangan kelakuan baik sebagai syarat lamaran kerja. Fenomena ini menunjukkan bahwa negara ini membutuhkan lebih banyak orang dengan karakter memberi yang kelak bisa mengembangkan binis untuk memberikan banyak pekerjaan kepada masyarakat.   

Pendidikan adalah upaya kita melestarikan nilai-nilai yang baik agar tetap hidup di lingkungan masyarakat. Nilai-nilai yang baik yang harus kita lestarikan adalah nilai-nilai yang dapat membawa kesejahteraan pada umat manusia. Salah satu nilai pembentuk karakter yang harus diwariskan secara turun menurun adalah  suka memberi.

Jumlah orang berkarakter memberi yang dibutuhkan berdasarkan populasi jumah penduduk sebuah negara adalah sepertiga (1/3) dari jumlah penduduk. Diperkirakan satu orang penduduk minimal harus menanggung tiga sampai empat orang ekonomi penduduk agar negara menjadi sejahtera. Manusia berkarakter memberi adalah manusia kualitas tinggi yang akan menghidupkan ekonomi negara dan menanggung kesejahteraan masyarakat dalam sebuah negara.

Karakter memberi menjadi karakter dasar yang harus diwariskan terus menerus dalam dunia pendidikan karena memberi bagian dari konsep dasar kehidupan. Alam semesta diciptakan dalam konsep memberi. Matahari, air, tanah, udara, tugasnya hanya memberi. Alam memberi berbagai fasilitas pada kehidupan manusia. Sinar matahari setiap hari bersinar memberikan berbagai keuntungan pada tumbuhan, hewan dan manusia, seolah tanpa lelah memberi. Ribuan ayam, sapi, kambing telah dipotong tanpa memperhatikan kondisi hewan-hewan tersebut apakah sedih atau senang. Namun belum pernah terjadi ada demo ayam, sapi dan kambing memprotes prilaku manusia terhadap mereka. Hewan-hewan diciptakan untuk memberi kesejahteraan pada kehidupan. Karakter memberi adalah sebuah prinsip dasar dalam kehidupan.

Hanya manusia yang kadang hidupnya bertentangan dengan prinsip kehidupan. Manusia bisa saling memangsa antar sesama. Egoisme, narsisme, hedonisme, kapitalisme adalah pola-pola prilaku pikir manusia yang bertentangan dengan prinsip kehidupan. Kisah Khabil, Qorun dan Firaun adalah gambaran kisah sosok manusia yang hidup bertentangan dengan prinsip kehidupan. Kaum Tsamud, Luth, Qurais, adalah gambaran karakter masyarakat yang bertentangan dengan prinsip kehidupan. Kisah-kisah masa lalu dikabarkan Tuhan kepada manusia agar manusia bisa belajar membuktikan kebenaran tanpa harus melakukan percobaan atau terjerumus pada perbuatan buruk. Keberadaan masa lalu sangat penting agar manusia bisa mengetahui berlakunya prinsip-prinsip kehidupan dan termotivasi untuk hidup sesuai dengan prinsip-prinsip kehidupan.  

Prinsip kehidupan dikabarkan di dalam kitab suci sebagai anugerah untuk manusia. “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui” (Al Baqarah, 2:261).

Informasi yang tertulis dalam Al-Qur’an menjadi bukti bahwa tugas utama pendidikan adalah menciptakan manusia-manusia berkarakter memberi. Berbagai macam cara, program-program di sekolah harus mengarah pada karakter memberi agar generasi-generasi penerus kita menjadi manusia-manusia penyejahtera di masa yang akan datang. Wallahu’alam.

Friday, September 4, 2020

ILMU PENDIDIKAN DARI KIAI

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Menyimak podcast Dahlan Iskan dengan Kiai Asep Saifuddin, saya menemukan kisah-kisah utusan yang dijelaskan di dalam Al-Qur’an. Saya nikmati kisah ini hingga tergerak untuk menuangkannya dalam tulisan, agar pelajaranya tersebar luas dan bermanfaat terutama untuk diri saya.

Kisah Kiai yang penuh dengan kesulitan dan berakhir dengan penuh berkah dari Allah swt adalah pelajaran logika dari Allah swt tentang kehidupan. Pelajaran logika kehidupan dari Allah swt adalah kesulitan yang berhasil dijalani dengan tetap berada di jalan Allah swt adalah penyebab keberkahan rezeki dari Allah swt. Logika ini sudah dijelaskan di dalam Al-Qur’an, bahwa kesulitan adalah sebab dan kemudahan adalah akibat.

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Alam Nasyrah, 94:5-6).

Perjalanan panjang Kiai Asep menemui teman-temannya di Jawa timur, Jawa Barat, Jakarta, dan Sumatera seperti melihat bagaimana kisah Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Muhammad dan para utusan lainnya. Perjalanan hijrah dari satu tempat ke tempat lain dijalani dengan penuh kesulitan, kesederhanaan, dan penderitaan.  Namun perjalanan itu tidak mencari tujuan atas kehendak dirinya tetapi atas dasar kehendak Allah swt dengan jalan Istikharah. Perjalanan hijrah adalah kisah yang harus ditempuh oleh manusia agar manusia banyak belajar dari berbagai macam situasi dan orang.

Dalam kondisi yatim, Kiasi Asep Saifuddin selalu menjaga dirinya untuk tidak minta dan dikasihani orang lain. Dua hari tidak makan hanya minum air keran, demi harga dirinya Beliau memakan nasi-nasi bekas dikuali sambil membersihkan kuali agar siap kembali digunakan. Itupun dilakukannya dalam kondisi sepi malam supaya tidak mendapat perhatian orang.  

Kisah unik lainnya adalah Beliau tidak pernah lepas dari istikharah dalam mengambil keputusan. Dalam kondisi sulit atau senang ketika mau mengambil keputusan selalu diawali dengan shalat instikharah. Shalat istikharah adalah doa minta petunjuk agar segala keputusan yang diambil baik berdasar mimpi, hasil pertimbangan rasional, atau pun faktor lainnya berharap selalu mendapat bimbingan Allah. Ketika berada di Sumatera dan beristikharah, Beliau melihat ibunya melambai-lambaikan tangan. Tanda itu beliau baca sebagai akhir dari karir di Sumatera dan kembali pulang ke orang tuanya.

Kisah Kiai Asep Saifuddin menarik lainnya adalah ketika mencari jodoh di Jawa Timur. Dirinya selalu mengalami kegagalan untuk menikah. Dari kejadian itu, Beliau berdoa kepada Allah “jodohkanlah aku dengan orang yang tidak punya kekayaan, pendidikan, kedudukan, dan nasab”. Doa ini dilantunkan karena orang-orang selalu terjebak dengan kekayaan, pendidikan, kedudukan, dan nasab. Orang kaya akan mencari jodoh berdasar kekayaan. Orang berpendidikan akan melihat jodoh berdasar pendidikan. Orang berkedudukan akan melihat jodoh berdasar kedudukannya. Orang bernasab akan melihat jodoh dengan nasabnya. Kiai Asep Saifuddin menyimpulkan bahwa pandangan orang selalu terjebak minimal oleh empat faktor itu untuk melihat masa depan seseorang. Jadi Beliau berdoa untuk dijodohkan dengan orang yang benar-benar menghargai dirinya sebagai manusia yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Akhirnya dia diberi jodoh yang tidak memiliki kriteria sesuai dengan doanya. Istri tersebut kini menjadi partner Kiai Asep Saifuddin dalam menebarkan ilmu dan keberkahan di muka bumi.

Pelajaran besar dari kisah Kiai Asep Saifuddin ketika memberikan dengan ikhlas sekolah yang dibangunnya diambil oleh pemilik tanah. Keluarga pemilik tanah mengambil alih sekolah yang jumlahnya sudah mencapai 1500an siswa, dan hanya diberi bagian sekolah yang hanya berisi ratusan dan tidak mendapat kepercayaan masyarakat, dan akses jalan masuk sekolah ditutup oleh pemilik tanah. Beliau tidak mengambil langkah hukum untuk memperkarakan kasus ini tetapi berserah diri kepada Allah dan kembali membangun sekolah dari awal. Dalam satu tahun kondisi sekolah sudah berbalik. Sekolah yang dikelola Kiai kembali jumlahnya ribuan dan sekolah yang sebelahnya hanya ratusan.

Kisah ini memberi pelajaran bahwa Allah akan menggantikan pengorbanan besar dengan keberhasilan yang besar. Ketauhidan kepada Allah membuat Kiai Asep Saifuddin bersikap tenang, tidak benci, dan menjalani cobaan dengan tetap optimis. Sudah ribuan siswa dan mahasiswa dalam dan luar negeri diberi beasiswa oleh Kiai Asep. Kini Beliau becita-cita menjadikan Indonesia sebagai pusat pendidikan Islam internasional, dengan mendirikan kampus di isi mahasiswa dari berbagai negara di dunia.

Beliau sudah menemukan kuncinya bahwa untuk menjadi pusat pendidikan faktor pertamanya adalah kampus harus banyak memberikan beasiswa kepada mahasiswa internasional. Itulah yang akan mendatangkan mahasiswa-mahasiswa dari luar negeri ke Indonesia. Yaman, Mesir kekayaannya lebih kecil dari Indonesia, tetapi kenapa mereka bisa menjadi pusat pendidikan Islam dunia, karena mereka memiliki beasiswa, beasiswa untuk mahasiswa internasional. Demikian juga yang dilakukan kampus-kampus di Amerika.

Kesimpulan akhir dari kisah Kiai Asep Saifuddin adalah keberhasilan seseorang sudah ditentukan oleh Allah. Orang-orang sukses ditentukan Allah akan terjadi kepada orang-orang yang berakhlak baik. Sebaik-baiknya akhlak adalah mereka yang memberi jalan kesejahteraan bagi kehidupan orang lain.

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang shaleh bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; itulah keberuntungan yang besar. (Al Buruuj, 85:11) Akhlak baik adalah sebab dan sukses (keberuntungan besar) adalah akibatnya. Itulah logika Allah. Wallahu’alam.

MENGAPA GURU HARUS TERHORMAT

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Untuk menghormati guru, di Jepang tidak ada hari guru. Kisah ini dibagikan oleh Pak Susila dari Banten ...