Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.
Sejak usia sekolah dasar hingga sekarang, saya tidak pernah bosan membaca Al Quran. Mulai belajar tajwij dan sekarang sedang fokus belajar logika-logika yang terkandung dalam Al Quran. Setelah kurang lebih 13 tahun mempelajarinya, hingga sekarang mulai menemukan titik terang. Sebelumnya kalau membaca Al Quran hanya sebatas membaca dalam bahasa Arab tanpa mengerti isinya. Sekarang ketika membaca Al Quran selalu tertarik ingin mengetahui pola-pola pikir yang terkandung di dalamnya.
Setelah belajar logika-logika yang terkandung dalam Al Quran, ternyata pola-pola pikir orang hebat di seluruh dunia merupakan pola-pola pikir yang terkandung dalam Al Quran. Saya semakin yakin bahwa Al Quran diturunkan bukan hanya untuk umat Islam, tetapi untuk seluruh umat manusia untuk mengenal cara-cara hidup Islam dengan kualitas tinggi.
Al Quran adalah kitab pendidikan karakter yang abad ini sedang dikampanyekan. Semakin maju teknologi, ternyata semakin berbahaya jika tidak diimbangi dengan karakter. Al Quran jika dipelajari dari pola pikirnya, mengandung pendidikan karakter yang mengajarkan cara berpikir. Cara berpikir menjadi faktor penentu akhlak seseorang.
Berikut saya rangkum beberapa pola pikir Al Quran yang bisa dijadikan sebagai dasar dalam pola pikir pendidikan karakter di sekolah.
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah. (Al Kautsar, 108:1-2).
Pola pikir yang harus diajarkan dari ayat di atas adalah setiap anak harus diajari keberanian untuk berkorban, dalam bentuk pengorbanan jiwa dan raga. Berkorban dengan jiwa salah satu contohnya adalah berani meluangkan waktu untuk menunda kesenangan hidupnya, yaitu melaksanakan shalat dalam arti melakukan perbuatan-perbuatan yang bermanfaat bagi diri dan orang lain. Berani berkorban harus dimiliki karena dari pengorbanan akan lahir keuntungan yang besar.
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Alam Nasyrah, 94:5-6).
Pola pikir yang harus diajarkan dari ayat ini adalah anak-anak yang dibiasakan berani mencoba dengan tidak takut gagal. Kegagalan harus dibiasakan dialami oleh anak-anak, sebab anak-anak yang biasa mengalami kegagalan merekalah yang sering belajar. Semakin banyak gagal semakin kuat karakternya dalam meraih kesuksesan.
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (Alam Nasyrah, 7-8).
Selanjutnya pola pikir dari ayat di atas adalah anak-anak harus dilatih, bila mengerjakan sesuatu pekerjaan targetnya harus selesai. Masalah hasilnya baik atau buruk tidak perlu jadi pikiran. Anak-anak harus dilatih bekerja tuntas dengan harapan-harapan baik yang dialamatkan kepada Tuhan. Membangun harapan pada Tuhan setelah melakukan pekerjaan sangat penting, untuk menjaga optimisme dalam hidup, dan tidak mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan atau kegagalan.
Masih banyak karakter-karakter lain yang bisa dikembangkan dari Al Quran dan daiajarkan pada anak-anak. Mengajarkan pola pikir dari kitab suci Al Quran berbeda dengan mengajarkan pola pikir belajar dari alam. Belajar pola pikir dari akitab suci akan menggerakkan hati anak-anak menjadi tambah yakin pada Tuhan dan tidak akan pernah mengenal kata menyerah. Wallahu'alam.