OLEH: TOTO SUHARYA
(Kepala Sekolah, Sekretaris I DPP AKSI, KACI)
“Kuasailah informasi maka kamu
akan menggenggam dunia”. (John Naisbitt). Pernyataan ini sangat masuk akal.
Dulu ketika saya pergi ke Jakarta selalu tersesat karena tidak tahu jalan.
Sekarang dengan informasi dari GPS, pelosok Jakarta mana yang tidak bisa saya
temukan. Dulu kampung saya tidak dikenal, jangankan sama orang Jakarta,
tetangga kampung saja masih bertanya-tanya dimana letak kampung saya. Sekarang
dengan GPS orang Jakarta tiap minggu menghindari kemacetan lewat jalan kampung
saya. Inilah bukti bahwa dengan informasi kita dapat menguasai medan.
Di abad 21 kebutuhan
masyarakat tentang pentingnya informasi semakin meningkat. Namun sayang
kemampuan memilah dan memilih informasi-informasi yang bermanfaat rendah.
Masyarakat terbuai oleh informasi-informasi remeh tentang kriminal, kekerasan,
pornografi, dan ujaran kebencian. Pendidikan telah gagal mengajarkan betapa
pentingnya menguasai informasi. Berjubelnya informasi yang bisa diakses semakin
sadar betapa pentingnya punya kemampuan berpikir tinggi untuk menginterpretasi,
mengintegrasi, meng-create dan mengambil keputusan berdasarkan informasi
yang diterima.
Keberhasilan mengelola sekolah salah satu faktornya adalah mengelola informasi. “Semua masalah terjadi karena miskomunikasi” (Muhammad Plato). Ada orang duduk di trotoar marah-marah kepada orang yang lewat karena menginjaknya. Orang yang terinjak memaki dengan kata-kata kotor dan sangat tidak pantas. Tetapi setelah orang yang menginjak itu menceritakan bahwa dirinya buta, jadi berbalik orang yang terinjak meminta maaf kepada yang menginjak. Inilah gambaran umum bahwa sebuah masalah terjadi karena miskomunikasi.
Sahabat saya seprofesi
mengatakan, “komunikasi itu gampang, tapi susah”. Memang komunikasi itu gampang
melakukannya, tetapi belum tentu orang yang diajak komunikasi memahami dan
menganggap penting apa yang kita komunikasikan. Maka susahnya berkomunikasi
karena kita butuh kesabaran untuk mengulang-ulang informasi yang disampaikan
untuk menjamin tidak terjadi miskomunikasi.
Program sekolah belum tentu
berhasil sebelum informasi program sampai ke seluruh warga sekolah. Maka
dibutuhkan komunikasi inten pihak sekolah dengan anak-anak untuk
menginformasikan program. Untuk membangun komunikasi inten, pihak sekolah harus
mengerahkan seluruh tenaga dan cara yang bisa dijadikan sebagai media
komunikasi. Semakin banyak tenaga dan alat atau teknologi dimanfaatkan untuk
mengkomunikasikan program, semakin besar kemungkinan program menjadi kolektif
memori anak-anak dan semakin besar peluang program bisa berhasil.
Segala prilaku manusia ditentukan
oleh apa yang ada di memorinya. Mengubah prilaku siswa adalah mengubah isi
memori siswa. Sosialisasi program sekolah harus dilakukan inten dan dilakukan
oleh seluruh warga sekolah. Sosialisasi program harus dilakukan dan terkondisikan
tiap hari.
“Dan sebutlah Allah banyak
banyak agar kamu mendapat kemenangan” (Al Jumu’ah, 62:10).
Ayat di atas mengispirasi
dunia pendidikan bahwa kata kata positif, kata-kata yang membangun optimisme,
kata-kata yang menggembirakan harus disampaikan berulang-ulang sesering mungkin
untuk membentuk pola pikir anak-anak. Maka janji Allah jika informasi-informasi
positif terus dikomunikasikan, maka peluang besar kemenangan, keberhasilan, dan
kesuksesan akan diraih oleh anak-anak.
Demikian juga komunikasi antar
pendidik harus dibangun terus dalam kerangka membangun optimisme, dan
harmonisasi dalam dunia kerja. Komunikasi menjadi faktor penting dalam
mengelola sekolah untuk meminimalisir terjadinya permasalahan yang dapat mengganggu
keberhasilan mengelola program sekolah. Wallahu’alam.