Friday, April 12, 2019

INTELEGENSI SPIRITUAL

Oleh: Muhammad Plato

Nataatmadja (2001, hlm. xxxiv) mengemukakan pada abad millenium ke tiga, lambat laun kita akan berhijrah dari intelegensi artifisial (rasional empiris) ke intelegensi spiritual. Sebagaimana Bertrand Russell berpendapat, “manusia paling rasional itu adalah manusia di daerah tropis, yang dengan sabar duduk di bawah pohon pisang menunggu buah jatuh ke mulutnya”.

Apakah yang dimaksud dengan Intelegensi spiritual? Kemampuan berpikir sesuai dengan petunjuk Tuhan YME. Intelegensi Spiritual adalah kemampuan berpikir yang bersumber pada pengetahuan dan logika sebab akibat dari kitab suci Al-Qur’an.

Prof. Fahmi Basya (2015) adalah salah satu ilmuwan (ulama) yang berhasil mengembangkan intelegensi spiritual dari Al-Qur’an dan mengajarkannya kepada mahasiswa dalam mata pelajaran matematika Islam dan diakui sebagai mata pelajaran internasional . Transformasi 19 adalah logika matematika spiritual yang rumit, ditemukan dalam konstruksi logika Al-Qur’an. Suharya (2017), memperkenalkan intelegensi spiritual dalam pola pikir sehari-hari di buku Sukses dengan Logika Tuhan. Digunakan sebagai bahan pendidikan karakter religius di sekolah.

Diperkenalkannya kembali Intelgensi Spiritual adalah awal kebangkitan manusia millennium ketiga. Gambaran Russell tentang manusia sabar menunggu buah jatuh ke mulut adalah rasionalitas yang sumbernya bukan pada intelegensi artifisial (alam), tetapi rasionalitas intelegensi spiritual.


Dalam sejarah, siapakah manusia-manusia yang hidup dengan intelegensi spiritual? Mereka adalah manusia biasa (basyar), tetapi pola berpikirnya mengikuti petunjuk wahyu dari Tuhan YME. Salah satunya dan yang terakhir adalah Nabi Muhammad saw.

Bisakah intelegensi spiritual diajarkan di sekolah? Bukan hanya bisa, tetapi harus. Intelegensi Spiritual adalah pembentuk karakter-karakter tangguh, optimis, pantang mengeluh, tidak suka menyalahkan orang lain, cerdas, cinta damai dan berani berkorban. Karakter ini dapat dibentuk dengan mengajarkan Intelegensi Spiritual, Matematika Islam atau Logika Tuhan kepada siswa. Wallahu’alam.  

(Penulis Head Master Trainer)

MANUSIA BASYAR

Oleh: Toto Suharya.

Dalam Al-Qur'an konsep manusia ada tiga yaitu basyar, insan, annas. Basyar diciptakan dari tanah (turab).

Basyar digunakan untuk menjelaskan Nabi sebagai manusia biasa. Secara fisik Nabi manusia biasa, namun secara ruhani adalah citranya Sang Pencipta.

Basyar adalah manusia kelas tinggi, karena nafsu dan pikirannya diatas petunjuk Sang Pencipta. Inilah visi dari pendidikan yang kita upayakan. Menciptakan manusia-manusia basyar yang nafsu dan pikirannya selalu mengikuti petunjuk dari Tuhan.


Manusia basyar dalam tujuan pendidikan nasional adalah manusia  beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. Manusia basyar adalah khalifah di muka bumi.

Di dalam diri manusia ada unsur basyar yang cenderung tunduk pada Tuhan. Pendidikan adalah upaya membangkitkan potensi basyar. Potensi basyar adalah intelegensi spiritual yang ada pada setiap diri manusia. Wallahu'alam.

(Penulis Kepala Sekolah)

BERPIKIR CEPAT

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Berat otak manusia sekitar 1,3 kg atau 2% dari berat badan. Otak tidak pernah berhenti bekerja sekalipu...