Wednesday, November 29, 2023

STRATEGI PECAH BELAH INDONESIA GUNAKAN PSIKOLOGI EMOSI

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Coba perhatikan dengan teliti dibalik postingan media sosial pasti ada pembuatnya. Untuk memahami tujuan para pembuatnya kita bisa identifikasi berdasarkan sudut pandang psikologi emosi.

Emosi dikendalikan oleh pengetahuan yang kita akses. Jika kita disajikan informasi tentang perjalanan kisah duka, emosi kita akan larut dengan kesedihan. Jika kita disajikan tentang penganiayaan, kekerasan, emosi kita ikut marah. 

Emosi adalah hawa nafsu yang ada dalam setiap jiwa manusia. Sebaliknya jika emosi disajikan informasi tentang semangat hidup optimis, emosi akan ikut semangat. Para motivator memanfaatkan pengetahuan-pengetahuan positif untuk membangkitkan emosi-emosi yang mendorong manusia produktif. 

Emosi sifatnya netral dan akan bekerja sesuai dengan informasi yang diterima. Emosi dapat dikendalikan dengan pengetahuan yang kita terima. Untuk mengendalikan emosi, orang harus memperhatikan asupan pengetahuan ke otak. 

Agar emosi tetap terkendali otak harus membuka diri terhadap semua informasi. Namun demikian, ketika otak membuka diri terhadap informasi, otak harus punya kemampuan bernalar seperti kemampuan analisis, verifikasi, untuk membedakan informasi benar atau hoax. Kemampuan bernalar berguna untuk menjaga informasi yang masuk tetap sehat. 

Kemampuan selanjutnya yang harus dimiliki adalah mengolah pengetahuan untuk digunakan dalam mengambil keputusan. Setiap keputusan yang kita lakukan menggunakan pengetahuan yang tersimpan di otak. Pengambilan keputusan didorong oleh emosi berdasarkan pengetahuan yang tersimpan di otak. 

Kecenderungan hati seseorang bersumber pada kebiasaan orang dalam memilih informasi yang paling disukai. Hati yang cenderung mengakses pengetahuan sedih, kekerasan, akan terbawa ke alam bawah sadar menjadi cenderung emosional dan keputusannya dikendalikan oleh dorongan emosi dan mematikan otak rasionalnya. 

Penganut agama yang cenderung emosional biasanya menggunakan sumber pengetahuan yang kurang beragam dan cenderung menggunakan satu sudut pandang. Otak rasionalnya menjadi jarang digunakan. Penganut agama seperti ini, mudah sekali dikendalikan dan sangat rawan dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk memecah belah. 

Untuk menjaga dunia ini tetap damai, para pendidik, guru bangsa, harus tetap menarasikan kewaspadaan. Kondisi damai adalah anugerah terbesar dari Tuhan. Untuk menjaga pikiran masyarakat tetap damai, dibutuhkan informasi-informasi berimbang dengan mengakses informasi dari berbagai sudut pandang.

Kasus genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina adalah fakta yang disaksikan oleh masyarakat dunia. Informasi ini membawa gerakan bela Palestina di seluruh dunia. Namun harus diwaspadai, emosi masyarakat dunia yang sudah terakumulasi membela kemerdekaan Palestina, bisa dimanfaatkan untuk menimbulkan perpecahan jika tidak terkendali.

Sekenario besar bisa diciptakan dengan menghadirkan informasi-informasi dari kelompok masyarakat yang pro Israel yang seolah-olah melakukan kekerasan pada pendukung Palestina. Skenario ini bisa sengaja diciptakan untuk menyulut emosi kedua belah pihak meningkat.

Indonesia menjadi sasaran agar konflik pro Israel dan Palestina tercipta di masyarakat. Untuk itu, masyarakat harus waspada dengan menjaga akal tetap sehat. Informasi-informasi yang sifatnya provokatif dapat sengaja diciptakan agar ketegangan semakin meningkat. 

Masyarakat harus terus diedukasi agar bisa membaca skenario-skenario pecah belah dibalik informasi yang diakses. Munculnya, informasi-informasi kekerasan yang dilakukan kelompok pro Israel di Indonesia, bisa jadi ada aktor dibelakangnya yang sengaja membuat berita kejadian ini terjadi. Sasarannya adalah mengendalikan emosi masyarakat agar bangkit amarahnya. 

Untuk menjaga bangsa Indonesai tetap damai, sebaiknya setiap anggota masyarakat memikirkan dampak-dampak buruk yang akan terjadi jika berita-berita provokatif itu dipublikasikan. Membela hak-hak kemerdekaan warga penduduk dunia yang terjajah harus tetap kita disuarakan. Namun, emosi kita harus tetap terkendali, jangan sampai terjebak pada konten-konten berita yang mendorong kita jadi emsoional. 

Kekuatan besar bangsa Indonesia adalah masyarakat cinta damai. Jangan sampai kita membela bangsa-bangsa di dunia untuk merdeka dan hidup damai, tetapi kita lupa untuk merawat bangsa kita sendiri agar tetap damai. Dengan tetap menjaga perdamaian dalam negeri, kekuatan bangsa Indonesia akan semakin diperhitungkan sebagai negara penjaga perdamaian dunia.

Berita-berita di media sosial yang menampilkan pro kontra pendukung Palestina dan Israel harus diwaspadai sebagai upaya memecah belah bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia tetap membela hak setiap negara untuk hidup merdeka dan damai, dengan menarasakan informasi-informasi berbasis fakta, hindari berita hoax, dan tetap kritis pada semua berita yang kita akses, agar emosi kita tetap terkendali.***  


  

Friday, November 24, 2023

MEMPELAJARI CARA PROPAGANDA ISRAEL

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Orang-orang yang tidak punya pengetahuan menganggap media sosial adalah tempat mencurahkan isi hati tanpa tujuan-tujuan tertentu. Media sosial dianggap hanya sebatas memperlihatkan apa yang dilakukannya setiap hari kepada publik, hanya sebatas itu.

Namun jika postingan di media sosial dikelola dengan tujuan-tujuan tertentu, setiap postingan akan dirancang sedemikian rupa untuk mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Jika tujuan itu untuk kepentingan ekonomi, maka postingan akan dirancang agar orang mau membeli. Jika postingan dirancang untuk tujuan politik, maka postingan akan dirancang untuk memengaruhi keputusan orang dalam memilih. 

Baru-baru ini, seluruh dunia melihat bagaimana tentanra Israel dengan dukungan Amerika Serikat melakukan bombardir wilayah Palestina di Gaza. Mata dunia menyaksikan bagaimana anak-anak balita kehabisan oksigen karena rumah sakit di bom. Mayat-mayat bergelimpangan seperti mayat binatang. Rumah-rumah warga sipil, sekolah, universitas, di bom dengan alasan tempat itu dipergunakan sebagai tempat persembunyian tentara Palestina. 

Pertempuran antara tentara pejuang kemerdekaan Palestina dengan Tentara Israel perbandingannya sangat tidak seimbang. Tentara pejuang Palestina menggunakan roket-roket rakitan, sementara tentara Israel menggunakan pesawat tempur canggih, senapan otomatis, tank baja, dan bantuan militer dari Amerika Serikat. 

Dari berita yang beredar di media, akibat serbuan Israel ke Palestina, kurang lebih 11 ribuan lebih penduduk Gaza meninggal terdiri dari anak-anak, dewasa, dan orang tua. Hal yang paling mengenaskan, melihat bayi-bayi dan anak-anak yang tewas terkena serangan rudal, masyarakat dunia menyimpulkan serbuan Israel ke Gaza Palestina November 2023 disimpulkan sebagai Genosida. Pembunuhan masal pertama yang dilakukan di abad informasi, sehingga mata di seluruh dunia menyaksikan kekejian ini.  

Setelah gencatan senjata, situasi sedikit tentang. Israel memposting di media sosial dengan settingan tanpa dosa. Dalam postingan media sosial, tentara-tentara Israel pulang ke rumah disambut bahagia oleh keluarga. Ada setingan dengan gambaran ibu yang sedang menanti anaknya pulang. Ada setingan anak di sekolah yang tidak disangka ayahnya datang ke sekolah. Ada setingan seorang sahabat bertemu kembali dengan sahabatnya. 

Situasi postingan video dibuat sangat menarik simpati dan empati yang melihatnya. Situasi ini disetting untuk memembentuk opini bahwa apa yang dilakukan tentara Israel adalah tugas mulia sebagai tentara. Padahal apa yang dilakukan tentara adalah pembunuhan masal kepada masyarakat tanpa senjata. Melihat propaganda tersebut, orang yang menonton menjadi lupa pada apa sebenarnya yang dilakukan tentara Israel.

Berita lain, dibuat laporan berita review tentang keberadaan lorong di bawah rumah sakit yang didudukinya. Keberadaan lorong bawah tanah dijelaskan seperti membenarkan pengemboman Israel ke rumah sakit. Penjelasan keberadaan lorong di bawah rumah sakit dijelaskan tanpa memperlihatkan kebenaran apakah lorong itu benar-benar ada di bawah rumah sakit atau bukan, tidak dapat dipastikan kebenarannya karena beritanya dibuat oleh tentara Israel dan tentu dengan tujuan-tujuan kepentingan politik Israel. 

Ketika orang menonton video tentara Israel pulang ke rumahnya, pada saat itu orang yang melihatnya lupa bahwa yang dilakukan tentara adalah pembunuhan masal masyarakat sipil tanpa senjata. Namun tontonan di media sosial ditampilkan seakan-akan tentara Israel pulang dari pertempuran seperti pahlawan. Tampilan ini tentu dibuat tidak asal-asalan, disetting menggunakan pendekatan psikologi mental dan emosional yang apik dan terencana.

Pola-pola propaganda seperti ini, jika diperhatikan sama seperti propaganda Amerika Serikat setelah meluluhlantakkan Irak. Jika diamati, skenario yang dilakukan negara Israel, otak besarnya sama seperti yang dilakukan Amerika Serikat terhadap Irak. 

Untuk itulah, kemampuan yang harus dimiliki manusia-manusia abad 21 adalah kemampuan verifikasi data. Kemampuan berpikir kritis menjadi kompetensi dasar yang harus selalu diajarkan dalam setiap pengajaran. Itulah argumen rasional mengapa berpikir kritis jadi sistem pengajaran yang harus dilakukan di sekolah-sekolah.***

Saturday, November 18, 2023

KRITERIA BERPIKIR DALAM AL QURAN

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Berpikir adalah perintah dari Allah. Di dalam Al Quran dikabarkan ada beberapa kata perintah berpikir yang dibedakan dalam dua konsep berbeda. Tiga konsep berpikir dibedakan dalam dua ayat Al Quran berikut:

"Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi kaum yang memikirkan (yatafakkaruun) (." (Ar Ra'ad, 13:3).

"Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir (ya'qiluun)." (Ar Ra'ad, 14:4).

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka mendapat pelajaran (yatazakkaruun). (Ibrahim, 14:24-25).

Yatafakkaruunya'qiluun, yatazakkarun adalah tiga konsep berpikir yang dikabarkan di dalam Al Quran. Perbedaannya bisa kita lihat dari hal apa yang dijelaskan Allah pada saat bicara apa masing-masing konsep digunakan.

Berpikir dengan konsep yatafakkarun digunakan pada saat Allah bicara tentang penciptaan bumi, yang didalamnya ada gunung, sungai, buah berpasangan, dan terjadinya malam dengan siang. Jelas dalam ini manusia diperintah berpikir agar memahami bahwa manusia tidak akan mampu menciptakan bumi, dengan hukum-hukumnya yang berlaku di alam. 

Berpikir dengan konsep yatafakkarun bertujuan agar manusia memahami hukum-hukum alam yang ada dan menemukan bagaimana keagungan penciptanya. Ilmu filsafat, logika, menjadi ilmu-ilmu yang dapat mengantarkan manusia memahami keberadaan Tuhan. 

Berpikir dengan menggunakan konsep ya'qilunn, digunakan untuk memahami tentang hal-hal yang bisa di intervensi oleh manusia, berkaitan dengan usaha-usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya seperti bagaimana mengelola sistem pengolahan pertanian. Allah mengabarkan bahwa diantara tanaman-tanaman sama membutuhkan air tetapi dapat menghasilkan buah atau panen yang berbeda-beda. 

Berpikir dengan konsep ya'qiluun, bertujuan agar manusia dengan akalnya bisa melakukan berbagai rekayasa agar segala kebutuhan hidupnya bisa terpenuhi. Ilmu-ilmu alam dan sosial layaknya dikembangkan untuk meningkatkan produksi segala kebutuhan dan lingkungan hidup manusia.

Selanjutnya, berpikir dengan konsep yatazakkaruun, digunakan untuk mengambil hikmah-hikmah dari berbagai kejadian yang ada di alam atau di masyarakat. Berbagai kejadian di muka bumi ini dapat diambil pelajaran dengan memahami perumpamaan-perumpamaan. 

Berpikir dengan konsep yatazakkaruun bertujuan agar manusia dengan kemampuan berpikirnya bisa menemukan kebenaran  nilai-nilai ajaran agama dari berbagai macam sudut pandang, sehingga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu pendidikan layaknya dikembangkan untuk melatih akal manusia bisa mengambil nilai-nilai kebenaran  dari berbagai macam kejadian.

Banyak perumpamaan-perumpaan yang Allah beritakan di dalam Al Quran. Perumpamaan-perumpaan dapat membantu akal manusia dari yang abstrak menjadi sesuatu yang konkrit. Sehingga manusia bisa menemukan pemahaman tentang sebuah kejadian atau keterangan dan mampu menerapkannya. 

 Sebagai contoh Allah menjelaskan sebuah ketentuan hidup dengan menggunakan perumpamaan. "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui."  (Al Baqarah, 2:261).

Dengan memahami perumpamaan ini, manusia bisa memahami bahwa kebaikan-kebaikan yang dilakukannya untuk orang lain, tidak akan berdampak buruk untuk dirinya, tetapi akan menambah kebaikan dan kesejahteraan. Melalui perumpamaan manusia termotivasi untuk menjadi manusia-manusia terbaik dan bermanfaat bagi orang lain di muka bumi ini.***



  

Friday, November 17, 2023

ILMU MENURUT ALQURAN

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Para saintis membuat definisi tentang ilmu. Konsep ilmu didefinisikan sebagai pengetahuan yang digali melalui metodologi penelitian. Jadi syarat pengetahuan menjadi ilmu adalah pengetahuan tersebut didapat setelah melalui proses penelitian dibuktikan melalui langkah-langkah metodologi penelitian. 

Para sarjana dibekali dengan ilmu metodologi penelitian, agar para sarjana bisa mengembangkan ilmu secara mandiri. Para ilmunwan terus menguji keakuratan sebuah metodologi penelitian untuk menghasilkan ilmu yang memiliki kebenaran. Ukuran kebenaran ilmu yang digali melalui metodologi penelitian adalah kebenaran empiris atau material.  

Menurut Prof. Fahmi Basya, syarat sebagai ilmu adalah tidak berubah. Pengetahuan yang sudah dikategorikan ilmu, sifatnya kekal. Untuk itu, ilmu yang dikembangkan oleh metode penelitian harus terus dilakukan pengujian. Oleh karena itu, kebenaran ilmu yang dikembangkan oleh metode penelitian bersifat relatif. 

Berbeda dengan pengetahuan yang kita temukan di dalam Al Quran. Allah mengabarkan bahwa di dalam Al Quran ada ketetapan yang berlaku kekal sejak dahulu hingga sekarang. Dari konsep Al Quran, ilmu itu diturunkan dari Allah kepada manusia. 

"Ketahuilah, sesungguhnya Al Qur'an itu diturunkan dengan ilmu Allah dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri?" (Hud, 11:14).

Manusia mendapatkan ilmu dari pengetahuan yang diturunkan Allah kepada para utusan melalui wahyu. Untuk itu, Allah telah memberi kemudahan kepada manusia tanpa harus melalui metodologi penelitian, manusia bisa menerima ilmu dengan tingkat kebenaran dan validitas tinggi. 

Sekalipun manusia tidak dilarang mengembangkan metodologi penelitian, tetapi dilakukan untuk memperdalam pemahaman, memverifikasi, mengidentifikasi, gagasan-gagasan yang ditemukan di dalam Al Quran. Selayaknya Al Quran menjadi induk pengetahuan dari seluruh ilmu yang dikembangkan. 

"Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang mukmin, mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu (Al Qur'an), dan apa yang telah diturunkan sebelummu dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. Orang-orang itulah yang akan Kami berikan kepada mereka pahala yang besar." (An Nisaa, 4:162).

Prinsip ilmu paling dasar yang tidak berubah dari dulu hingga sekarang, dan ini ilmu wajib yang harus diajarkan dan dipahami dengan berbagai macam cara dan argumen adalah "tidak ada Tuhan selain Dia". Dengan mengenalkan Allah Yang Esa, maka seluruh umat manusia harus menjadi manusia-manusia berserah diri kepada segala ketetapan yang telah ditakdirkan Tuhan.

Manusia tidak bisa menciptakan apa-apa kecuali memanfaatkan seluruh fasilitas yang telah disediakan Allah. Angin, udara, air, uap, oksigen, tanah, api, semua sudah ada diciptakan Allah. Manusia hanya bisa menambah, mengurangi, membagi, dan mencampurnya mengikuti ukuran yang telah ditetapkan Allah.***



Saturday, November 4, 2023

CIRI ORANG BERILMU TINGGI

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Selama ini kita telah terjebak oleh pemikiran kita yang bersumber dari pengalaman semata. Kita melihat bahwa orang yang berilmu tinggi ketika orang itu bicara tidak dimengerti orang. Padahal tidak semua orang yang bicaranya tidak dimengerti ilmunya tinggi. 

Allah befirman, Allah menurukan Al Quran bukan untuk menyulitkan manusia tetapi untuk memudahkan hidup manusia. "Kami tidak menurunkan Al Qur'an ini kepadamu agar kamu menjadi susah;" (Thahaa, 20:2). 

Pesan singkat ini jika direnungkan, kadang kita menyulit-nyulitkan orang dalam beragama. Apalagi dalam memahami Al Quran, kadang orang lebih sepakat bahwa untuk mempelajari Al Quran dibutuhkan ilmu tinggi padahal dirinya tidak berilmu tinggi. Kadang orang merasa bangga jika pemikirannya tidak dimengerti banyak orang. Selama ini kita lebih senang bodoh dan menyebarkan kepada semua orang untuk bodoh dengan menghalang-halangi orang untuk berusaha memahami Al Quran sesuai kemampuannya. 

Al Quran bukan karangan manusia, datang dari Allah untuk seluruh umat manusia. Allah pemelihara Al Quran. Artinya, semua orang tanpa batasan usia, suku, bangsa, ras, dan agama, bisa membaca Al Quran sesuai kadar pengetahuan yang dimilikinya.

Umat Islam menjadi kelompok pembawa risalah Nabi Muhammad dan Al Quran. Kelompok ini menjadi penjaga dan bertugas mewariskan Al Quran untuk dibaca dan dipahami dari generasi ke generasi. 

Para penghafal Al Quran adalah pemelihara Al Quran untuk menjaga otentisitas Al Quran. Wahyu Al Quran harus terpelihara dari generasi ke generasi, agar umat Nabi Muhammad bisa tetap mendapat firman Allah dari masa ke masa. 

Al Quran harus jadi pedoman berpikir, berucap, berprilaku bagi setiap orang terutama yang mengaku dirinya muslim. Untuk ituu harus ada seribu satu macam metode untuk memahami Al Quran, agar semua orang bisa mendapat petunjuk dari Al Quran sesuai dengan kapasitas pengetahuan ilmu yang dimilikinya. 

Siapa yang sengaja atau tidak senagaja menyulitkan orang untuk belajar memahami Al Quran sesungguhnya dia telah bertentangan dengan Al Quran. Maka orang-orang yang tinggi ilmunya, dia mampu mengajarkan Al Quran kepada siapa saja hingga Al Quran menjadi mudah dipahami dan memudahkan jalan hidupnya. Itulah ukuran orang-orang yang berilmu tinggi.***


BERPIKIR CEPAT

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Berat otak manusia sekitar 1,3 kg atau 2% dari berat badan. Otak tidak pernah berhenti bekerja sekalipu...