Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.
Coba perhatikan dengan teliti dibalik postingan media sosial pasti ada pembuatnya. Untuk memahami tujuan para pembuatnya kita bisa identifikasi berdasarkan sudut pandang psikologi emosi.
Emosi dikendalikan oleh pengetahuan yang kita akses. Jika kita disajikan informasi tentang perjalanan kisah duka, emosi kita akan larut dengan kesedihan. Jika kita disajikan tentang penganiayaan, kekerasan, emosi kita ikut marah.
Emosi adalah hawa nafsu yang ada dalam setiap jiwa manusia. Sebaliknya jika emosi disajikan informasi tentang semangat hidup optimis, emosi akan ikut semangat. Para motivator memanfaatkan pengetahuan-pengetahuan positif untuk membangkitkan emosi-emosi yang mendorong manusia produktif.
Emosi sifatnya netral dan akan bekerja sesuai dengan informasi yang diterima. Emosi dapat dikendalikan dengan pengetahuan yang kita terima. Untuk mengendalikan emosi, orang harus memperhatikan asupan pengetahuan ke otak.
Agar emosi tetap terkendali otak harus membuka diri terhadap semua informasi. Namun demikian, ketika otak membuka diri terhadap informasi, otak harus punya kemampuan bernalar seperti kemampuan analisis, verifikasi, untuk membedakan informasi benar atau hoax. Kemampuan bernalar berguna untuk menjaga informasi yang masuk tetap sehat.
Kemampuan selanjutnya yang harus dimiliki adalah mengolah pengetahuan untuk digunakan dalam mengambil keputusan. Setiap keputusan yang kita lakukan menggunakan pengetahuan yang tersimpan di otak. Pengambilan keputusan didorong oleh emosi berdasarkan pengetahuan yang tersimpan di otak.
Kecenderungan hati seseorang bersumber pada kebiasaan orang dalam memilih informasi yang paling disukai. Hati yang cenderung mengakses pengetahuan sedih, kekerasan, akan terbawa ke alam bawah sadar menjadi cenderung emosional dan keputusannya dikendalikan oleh dorongan emosi dan mematikan otak rasionalnya.
Penganut agama yang cenderung emosional biasanya menggunakan sumber pengetahuan yang kurang beragam dan cenderung menggunakan satu sudut pandang. Otak rasionalnya menjadi jarang digunakan. Penganut agama seperti ini, mudah sekali dikendalikan dan sangat rawan dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk memecah belah.
Untuk menjaga dunia ini tetap damai, para pendidik, guru bangsa, harus tetap menarasikan kewaspadaan. Kondisi damai adalah anugerah terbesar dari Tuhan. Untuk menjaga pikiran masyarakat tetap damai, dibutuhkan informasi-informasi berimbang dengan mengakses informasi dari berbagai sudut pandang.
Kasus genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina adalah fakta yang disaksikan oleh masyarakat dunia. Informasi ini membawa gerakan bela Palestina di seluruh dunia. Namun harus diwaspadai, emosi masyarakat dunia yang sudah terakumulasi membela kemerdekaan Palestina, bisa dimanfaatkan untuk menimbulkan perpecahan jika tidak terkendali.
Sekenario besar bisa diciptakan dengan menghadirkan informasi-informasi dari kelompok masyarakat yang pro Israel yang seolah-olah melakukan kekerasan pada pendukung Palestina. Skenario ini bisa sengaja diciptakan untuk menyulut emosi kedua belah pihak meningkat.
Indonesia menjadi sasaran agar konflik pro Israel dan Palestina tercipta di masyarakat. Untuk itu, masyarakat harus waspada dengan menjaga akal tetap sehat. Informasi-informasi yang sifatnya provokatif dapat sengaja diciptakan agar ketegangan semakin meningkat.
Masyarakat harus terus diedukasi agar bisa membaca skenario-skenario pecah belah dibalik informasi yang diakses. Munculnya, informasi-informasi kekerasan yang dilakukan kelompok pro Israel di Indonesia, bisa jadi ada aktor dibelakangnya yang sengaja membuat berita kejadian ini terjadi. Sasarannya adalah mengendalikan emosi masyarakat agar bangkit amarahnya.
Untuk menjaga bangsa Indonesai tetap damai, sebaiknya setiap anggota masyarakat memikirkan dampak-dampak buruk yang akan terjadi jika berita-berita provokatif itu dipublikasikan. Membela hak-hak kemerdekaan warga penduduk dunia yang terjajah harus tetap kita disuarakan. Namun, emosi kita harus tetap terkendali, jangan sampai terjebak pada konten-konten berita yang mendorong kita jadi emsoional.
Kekuatan besar bangsa Indonesia adalah masyarakat cinta damai. Jangan sampai kita membela bangsa-bangsa di dunia untuk merdeka dan hidup damai, tetapi kita lupa untuk merawat bangsa kita sendiri agar tetap damai. Dengan tetap menjaga perdamaian dalam negeri, kekuatan bangsa Indonesia akan semakin diperhitungkan sebagai negara penjaga perdamaian dunia.
Berita-berita di media sosial yang menampilkan pro kontra pendukung Palestina dan Israel harus diwaspadai sebagai upaya memecah belah bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia tetap membela hak setiap negara untuk hidup merdeka dan damai, dengan menarasakan informasi-informasi berbasis fakta, hindari berita hoax, dan tetap kritis pada semua berita yang kita akses, agar emosi kita tetap terkendali.***
No comments:
Post a Comment