Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.
Tahun 2024 menjadi catatan buruk bagi peradaban Asia. Thailand menjadi negara di Asia yang melegalkan perkawinan sejenis. Senjata biologis pemusnah masal telah dimiliki Thailand, senjata ini sangat berbahaya terutama bagi negara tetangga di Asia Tenggara.
Dalam sebuah acara lokakarya, saya sudah mengingatkan pada teman-teman pendidik, bahwa serangan senjata biologis yang penggunaannya sudah disyahkan oleh Thailand menjadi ancaman serius untuk negara tetangga. Para pendidik harus lebih getol mengajarkan tentang tata nilai kehidupan beragama. Semua agama yang ada di Indonesia harus bahu membahu menyikapi ancaman senjata biologis dari Thailand.
Legalisasi perkawinan sejenis adalah senjata biologis yang bisa memusnahkan umat manusia. Senjata biologis pemusnah masal ini bukan hanya berbahaya di dunia tapi sampai pada kehidupan akhirat. Para pendidik harus bersatu padu untuk menyelematkan manusia dari kemusnahan di dunia dan akhirat.
Keputusan yang diambil rakyat Thailand mengandung risiko tinggi bagi keseimbangan hidup manusia. Secara pelan tapi pasti, efek dari senjata pemusnah masal ini berakibat pada penurunan jumlah dan kualitas manusia. Bibit penyakit mematikan akan mewabah menjadi penyakit masyarakat.
Penduduk Asia yang akan berkomunikasi dengan warga Thailand harus selektif, harus dipastikan tidak terpapar senjata biologis, harus dipastikan sehat secara lahir dan batin. Manusia yang sudah terpapar senjata biologis bisa membawa bibit penyakit turunan yang sama berbahaya.
Senjata biologis pemusnah masal yang dimiliki Thailand, tidak bisa dilumpuhkan dengan mudah. Serangan senjata biologis dari Thailand tidak bisa dihadapi dengan pasukan senjata secara fisik. Senjata biologis dari Thailand hanya bisa dilumpuhkakn dengan kekuatan keyakinan manusia kepada ketetapan Tuhan.
Pertahanan untuk melawan senjata biologis pemusnah masal dari Thailand, harus dilakukan dengan membuat perlawanan rakyat semesta. Rakyat diberi kemampuan untuk melindungi diri sendiri dari serangan senjata bilogis pemusnah masal dari Thailand. Perlawanan rakyat semesta dilakukan dengan gerakan hidup belandaskan pada sila pertama yaitu ketuhanan yang maha esa.
Benteng-benteng pertahanannya ada di lembaga-lembaga pendidikan. Pengajaran agama dalam bentuk ritual, etika, moral, sains, teknologi, harus dikembangkan di setiap lembaga pendidikan. Pengajaran agama menjadi sebuah pendekatan holistis dalam setiap mata pelajaran dan mata kuliah.
Para guru, dosen, ustad, ulama, pendeta, kiai, biksu, bante, harus bahu membahu mengantisifasi bahaya senjata bilogis pemusnah masalah dari Thailand. Umat Islam sebagai warga mayoritas di Indonesia harus bersatu padu, menyatakan kesepakatan bersama berpegang teguh pada ajaran dalam Al Quran.
Dan (Kami juga telah mengutus) Lut (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada kaumnya: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelummu?" Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. (Al 'Araaf, 7:80-81)
Wahyu adalah ilmu pengetahuan yang diturunkan dari Allah kepada Rasul-rasulnya. Isinya bisa kita baca sekarang, agar manusia berpikir belajar dari kejadian-kejadian terdahulu. Umat Nabi Lut dahulu, dimusnahkan secara masal oleh senjata biologis. Senjata biologis pemusnah masal itu muncul diakibatkan oleh perbuatannya sendiri.
Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu. (Al A'raaf, 7:8384).
Kita berharap raja Thailand bisa menghentikan produksi senjata biologis pemusnah masal yang dikehendaki rakyatnya. Senjata biologis pemusnah masal yang diciptakannya akan menjadi bumerang menyerang eksitensi bangsa Thailand itu sendiri.***