Monday, July 22, 2024

FILOSOFI PENGETAHUAN

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Pendidikan itu sederhana hanya mengurusi isi memori otak. Isi memori otak membawa dampak pada pola pikir, cara bicara, cara bertindak, dan prilaku seseorang. Kepribadian seseorang sangat ditentukan oleh isi pengetahuan di memori otak.

Adiputri (2023) menjelaskan sistem pendidikan di Finlandia mengadopsi pemikiran Kereluik dkk. (2011/2013), Maynard (2019). Mereka berpendapat kerangka kerja pembelajaran abad ke-21 mencakup pengetahuan fundamental, meta pengetahuan, humanistik.

Pengetahuan fundamental terdiri dari tiga, yaitu pengetahuan ilmu-ilmu dasar, pengetahuan lintas ilmu, dan literasi digital. Pengetahuan fundamental digunakan untuk memahami (to know). 

Meta pengetahuan digunakan untuk bertindak (to act). Meta pengetahuan meliputi kemampuan kolaborasi, berpikir kritis, pemecahan masalah, kreativitas, dan inovasi. 

Meta pengetahuan berkaitan dengan pengetahuan tata cara berpikir kolaboratif, kreatif, memecahkan masalah, dan inovasi. Hal ini berkaitan dengan kemampuan menghasilkan pengetahuan dari pengetahuan. 

Pengetahuan humanistik diperlukan untuk memaknai (to value). Pengetahuan humanistik mencakup  keterampilan hidup/kerja, kesadaran etis/emosional, dan kompetensi kultural. 

Pengetahuan humanistik berkaitan dengan kemampuan menemukan nilai-nilai hidup yang dapat dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.

Jika kita perhatikan tiga konsep pengetahuan yang digunakan sistem pendidikan Finlandia, tidak beda dengan teori pendidikan terdahulu. 

Teori pendidikan yang digunakan di Finlandia mengacu kepada tiga belahan otak, yaitu otak depan, tengah, dan belakang. Otak depan dikaitkan dengan Kognitif (to know). Otak tengah dikaitkan dengan Afektif (to value). Otak belakang dikaitkan dengan Psikomotor (to act).

Jika dikaitkan dengan taksonomi Bloom, pendidikan di Finlandia mulai mengajarkan pengetahuan dari level berpikir memahami, menerapkan, analisis, sistesis, dan evaluasi. 

Dalam prakteknya, sebelum melaksanakan pengajaran guru harus melakukan riset tentang pengetahuan apa yang hendak dijadikan bahan ajar untuk siswa. Pengetahuan tersebut diajarkan secara bersamaan digunakan untuk to know, to act, dan to value

Pendekatan yang digunakan untuk menerapkan tiga konsep pengetahuan di atas dengan problem solving. Sebelum mengajar guru harus melakukan riset mengacu pada kodrat alam, kodrat zaman, dan kodrat keadaan. 

Kodrat alam berkaitan dengan potensi dan masalah lingkungan sekitar siswa, kodrat zaman berkaitan dengan jiwa zaman, trend, dan arah perubahan yang sedang terjadi di masyarakat. Kodrat keadaan, meliputi kondisi perkembangan psikologi siswa. 

Kondisi saat ini, guru-guru harus jadi kurikulum hidup, guru mampu mendesain pengajaran sesuai dengan kebutuhan dan perubahan zaman. Guru-guru harus punya kepedulian tinggi pada lingkungan dan mengenali masalah yang sedang dan akan terjadi kemudian pada siswa.

Jadi, pengajaran bukan hanya menyampaikan pengetahuan-pengetahuan dasar struktur keilmuan, tapi pengetahuan dasar tersebut harus menjadi alat untuk memahami, (to know), mendorong siswa berpikir kritis, kreatif, inovatif, kolaboratif (to act), dan bermakna bagi kehidupan mereka di masyarakat (to value).***

Tuesday, July 9, 2024

DUA SUDUT PANDANG KERAGURAGUAN

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Keraguan memiliki dua sudut pandang. Keraguan bagi orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan keraguan bagi orang yang beriman kepada Allah.

Keraguan kepada Allah dan Rasul-Nya tidak dimiliki oleh orang-orang beriman. Bagi orang-orang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tidak ragu dia berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Orang beriman ragu kepada dirinya sendiri, apakah dia telah benar-benar beriman kepada Allah.

Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar. (Al Hujuraat, 49:15).

Keraguan bagi orang beriman bukan kepada apa yang telah ditetapkan Allah, tapi keraguan terhadap dirinya sendiri karena merasa takut kepada Allah. Keraguan orang beriman, menjadi jalan untuk memperbaharui keimanannya kepada Allah. 

Seperti Kisah Nabi Ibrahim yang bertanya kepada Allah bagaimana cara menghidupkan orang mati. Nabi Ibrahim bukan ragu kepada Allah, tetapi ragu kepada dirinya apakah dia telah benar-benar beriman kepada Allah. Ketika Allah bertanya kepada Nabi Ibrahim, "apakah kamu belum yakin?' Maka Nabi Ibrahim menjawab, "bukan begitu, tapi aku ingin lebih yakin". 

Keraguan pada diri sendiri tentang kualitas keimanan kepada Allah, perlu terus dipertanyakan pada diri sendiri agar diri seseorang terus belajar karena merasa belum sunguh-sungguh beriman kepada Allah. Keraguan orang beriman adalah perasaan untuk selalu memperbaiki diri untuk menjadi orang terbaik dihadapan Allah.

Orang beriman ragu kepada dirinya apakah telah beriman kepada Allah dengan sunguh-sungguh, sedangkan keraguan orang kafir dia ragu terhadap kebenaran dari Allah. Keraguan orang-orang kafir mendorong dirinya jauh dari keimanan kepada Allah. 

Dan senantiasalah orang-orang kafir itu berada dalam keragu-raguan terhadap Al Qur'an, hingga datang kepada mereka saat (kematiannya) dengan tiba-tiba atau datang kepada mereka adzab hari kiamat. (Al Hajj, 22:55).

Keraguan yang dimiliki orang beriman terhadap kualitas keimanan dirinya pada Allah menjadi sebab orang-orang beriman berkarakter rendah hati dan tidak merasa diri paling benar, sebaliknya keraguan yang dimiliki orang kafir, menjadi sebab kesombongan karena merasa dirinya benar.

Keraguan orang beriman dan keraguan orang kafir melahirkan dua karakter berbeda. Keraguan orang beriman menjadi refleksi diri dihadapan Allah tentang keimanan dirinya pada Allah. Keraguan orang kafir menjadi dusta pada seluruh nikmat yang telah Allah berikan. 

Keraguan orang beriman melahirkan semangat untuk berbuat lebih baik untuk menutupi segala kekurangannya dihadapan Allah. Keraguan orang kafir melahirkan sikap masa bodoh pada kehidupan setelah kematian.***  

Thursday, July 4, 2024

KODE DNA TERCATAT DALAM AL QURAN

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Al Quran diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. saat usia Nabi Muhammad SAW. 40 tahun. Jika Nabi Muhammad SAW. lahir tahun 570 Masehi, maka kurang lebih Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pada usia 40 yaitu pada tahun 610 Masehi. 

Al Quran yang dibaca umat Islam sekarang sudah berusia kurang lebih 1414 tahun. Berdasarkan penelusuran di internet, asal usul penemuan DNA dimulai sejak tahun 1944. Struktur DNA dijelaskan oleh James Watson dan Francis Crick pada tahun 1953. 

Kode genetik DNA terdiri dari empat yaitu ATGC ditemukan di DNA, dan AGCU ditemukan dalam RNA. Penjelasan lengkapnya harus memperdalam ilmu kimia, bisa browsing di internet.

Untuk memperdalam pengetahuan tentang DNA bisa membaca buku karya Kazuo Murakami. Membaca buku ini bisa sedikit memahami keajaiban dari DNA. 

Secara tidak sengaja, saya menemukan kode 4 di dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 260. Secara tidak sengaja pula saya menemukan hubungan bahwa Al Baqarah ayat 260 berkaitan dengan kehidupan. Pada Al Baqarah ayat 260, Allah mengabarkan tentang bagaimana Nabi Ibrahim bertanya kepada Allah bagaimana cara menghidupkan orang yang mati.

"Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah padaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati". Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu?". Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)". Allah berfirman: "(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cingcanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman): "Lalu letakkan di atas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera". Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Al Baqarah, 2:260).

Di dalam ayat di atas ada kode "empat". Kalau kita bertanya mengapa Allah menyuruh Nabi Ibrahim mengambil "empat" ekor burung, tidak tiga, lima, enam, atau depalan? Rupanya pada ayat di atas Allah sedang menyampaikan kode kehidupan. 

Kesimpulan, kode "empat" sebagai simbol kehidupan tentu kita pahami setelah ada penemuan tentang DNA. Lalu mengapa hasil riset menemukan kode DNA mengandung "empat" huruf ATGC dan AGCU? 

Saya tidak sedang mengait-ngaitkan penemuan ilmiah dengan Al Quran. Tapi silahkan pikirkan mengapa kode "empat" dalam Al Quran berkaitan dengan kehidupan, memiliki kesamaan dengan kode "empat" pada penelitian DNA? Lalu siapa penyebab dari semua kejadian menurut Anda?

Kesimpulan saya selanjutnya, para peneliti dari manapun dengan latar belakang apapun, mereka sedang mengungkap rahasia dari Allah. Sebagai muslim yang berpegang teguh pada Al Quran, saya tidak membeda-bedakan ilmuwan dari suku, bangsa, budaya, dan agama manapun. 

Sebagai muslim yang beriman pada Al Quran, saya menganggap semua ilmuwan di muka bumi ini adalah instrumen dari Allah yang dapat membantu orang beriman bertambah imannya. Maka dapat dipahami jika perintah Allah dalam Al Quran kepada seluruh manusia untuk "membaca atas nama Allah". 

"Membaca atas nama Allah" maknanya bisa jadi melakukan berbagai riset sebagai cara menambah keyakinan pada Allah, dengan mengungkap kebenaran-kebenaran dari Al Quran. Melakukan riset atau membaca adalah perintah Allah pada semua umat manusia. 

"Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui." (Saba, 34:28).

Jika demikian, para peneliti sebenarnya orang-orang yang sedang melaksanakan perintah dari Allah. Untuk itu, setiap pribadi muslim yang beriman kepada Al Quran, seharusnya punya karakter sebagai peneliti dengan motivasi membuktikan kebenaran ayat-ayat dari Allah.***

Sunday, June 23, 2024

BAHAYA SENJATA BIOLOGIS PEMUSNAH MASAL DARI THAILAND

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Tahun 2024 menjadi catatan buruk bagi peradaban Asia. Thailand menjadi negara di Asia yang melegalkan perkawinan sejenis. Senjata biologis pemusnah masal telah dimiliki Thailand, senjata ini sangat berbahaya terutama bagi negara tetangga di Asia Tenggara.

Dalam sebuah acara lokakarya, saya sudah mengingatkan pada teman-teman pendidik, bahwa serangan senjata biologis yang penggunaannya sudah disyahkan oleh Thailand menjadi ancaman serius untuk negara tetangga. Para pendidik harus lebih getol mengajarkan tentang tata nilai kehidupan beragama. Semua agama yang ada di Indonesia harus bahu membahu menyikapi ancaman senjata biologis dari Thailand.

Legalisasi perkawinan sejenis adalah senjata biologis yang bisa memusnahkan umat manusia. Senjata biologis pemusnah masal ini bukan hanya berbahaya di dunia tapi sampai pada kehidupan akhirat. Para pendidik harus bersatu padu untuk menyelematkan manusia dari kemusnahan di dunia dan akhirat.

Keputusan yang diambil rakyat Thailand mengandung risiko tinggi bagi keseimbangan hidup manusia. Secara pelan tapi pasti, efek dari senjata pemusnah masal ini berakibat pada penurunan jumlah dan kualitas manusia. Bibit penyakit mematikan akan mewabah menjadi penyakit masyarakat.

Penduduk Asia yang akan berkomunikasi dengan warga Thailand harus selektif, harus dipastikan tidak terpapar senjata biologis, harus dipastikan sehat secara lahir dan batin. Manusia yang sudah terpapar senjata biologis bisa membawa bibit penyakit turunan yang sama berbahaya.

Senjata biologis pemusnah masal yang dimiliki Thailand, tidak bisa dilumpuhkan dengan mudah. Serangan senjata biologis dari Thailand tidak bisa dihadapi dengan pasukan senjata secara fisik. Senjata biologis dari Thailand hanya bisa dilumpuhkakn dengan kekuatan keyakinan manusia kepada ketetapan Tuhan.

Pertahanan untuk melawan senjata biologis pemusnah masal dari Thailand, harus dilakukan dengan membuat perlawanan rakyat semesta. Rakyat diberi kemampuan untuk melindungi diri sendiri dari serangan senjata bilogis pemusnah masal dari Thailand. Perlawanan rakyat semesta dilakukan dengan gerakan hidup belandaskan pada sila pertama yaitu ketuhanan yang maha esa.

Benteng-benteng pertahanannya ada di lembaga-lembaga pendidikan. Pengajaran agama dalam bentuk ritual, etika, moral, sains, teknologi, harus dikembangkan di setiap lembaga pendidikan. Pengajaran agama menjadi sebuah pendekatan holistis dalam setiap mata pelajaran dan mata kuliah. 

Para guru, dosen, ustad, ulama, pendeta, kiai, biksu, bante, harus bahu membahu mengantisifasi bahaya senjata bilogis pemusnah masalah dari Thailand. Umat Islam sebagai warga mayoritas di Indonesia harus bersatu padu, menyatakan kesepakatan bersama berpegang teguh pada ajaran dalam Al Quran. 

Dan (Kami juga telah mengutus) Lut (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada kaumnya: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelummu?" Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. (Al 'Araaf, 7:80-81)

Wahyu adalah ilmu pengetahuan yang diturunkan dari Allah kepada Rasul-rasulnya. Isinya bisa kita baca sekarang, agar manusia berpikir belajar dari kejadian-kejadian terdahulu. Umat Nabi Lut dahulu, dimusnahkan secara masal oleh senjata biologis. Senjata biologis pemusnah masal itu muncul diakibatkan oleh perbuatannya sendiri.

Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu. (Al A'raaf, 7:8384).

Kita berharap raja Thailand bisa menghentikan produksi senjata biologis pemusnah masal yang dikehendaki rakyatnya. Senjata biologis pemusnah masal yang diciptakannya akan menjadi bumerang menyerang eksitensi bangsa Thailand itu sendiri.***

Saturday, June 22, 2024

Membantu Jawab Pertanyaan Sujiwo Tejo

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. 

Pertanyaan Sujiwo Tejo tentang shalat membuat saya berpikir berbulan-bulan untuk menemukan jawabannya. Pertanyaan Sujiwo Tejo tentang shalat beredar di media sosial. 

Pada saat itu, Sujiwo Tejo bertanya pada Ustad, "sedekah saya laksanakan, zakat saya laksanakan, puasa saya laksanakan, kecuali shalat. Jelaskan kepada saya kenapa saya harus shalat?" Begitu kira-kira pertanyaan Sujiwo Tejo pada ustad. 

Pada saaat itu, Ustad menjawab, "shalat itu sebagai pasword diterimanya semua amalan. Sekalipun manusia melakukan berbagai kebaikan, ketika shalat tidak dilakukan maka semua amal tertolak". Begitu kira-kira jawaban singkat dari ustad.

Saya berpikir, ketika kita menjawab sebuah pertanyaan tentang shalat, maka jawaban yang logis dan kuat harus berdalil pada sumber ajaran agama yaitu Al Quran dan hadis. Saya merenung dan mencari-cari dari ayat Al Quran yang bisa dijadikan dalil untuk menjawab pertanyataan Sujewo Tejo. 

Saya berpikir pertanyaan Sujewo Tejo, bukan pertanyaan seorang, tapi mewakili pertanyaan dari banyak orang. Pada akirnya, saya menemukan satu jawaban dari Al Quran. Mengapa shalat penting untuk dilakukan?

"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir." (Al Baqarah, 2:34)

Kisah ini bisa jadi argumen mengapa shalat penting? Pertama, satu pekerjaan yang tidak mau dilakukan oleh Iblis adalah "sujud". Kasus di sini, Iblis bukan tidak mau sujud kepada Adam, tetapi Iblis tidak taat pada perintah Allah. Jadi, kisah Iblis ini memberi pengajaran bahwa orang-orang yang tidak mau sujud mewarisi sifat sombong seperti Iblis.

Kedua, sifat sombong Iblis, bukan kepada Adam, tetapi menentang pada perintah Allah. Sebagaimana dijelaskan di dalam (Al Baqarah, 2:34), orang yang sombong kepada Allah dikategorikan sebagai orang kafir.

Argumen Al Quran ini memperjelas jawaban ustad, bahwa sekalipun semua pekerjaan baik dilakukan, amal baiknya tertolak karena tidak sujud, orang yang tidak sujud dianggap golongan kafir. Jadi percuma semua pekerjaan baik dilakukan sementara sifat kafirnya masih melekat karena tidak shalat. Sujud hanya dilakukan pada saat shalat. Zakat, puasa, sedekah, haji, tidak ada gerakan sujud pada ibadah tersebut. 

Masya Allah, luar biasa Allah memberikan pengajaran untuk kita semua. Al Quran membantu kita untuk berlogika untuk mejawab segala keraguan manusia dengan argumen logis dari Allah. Semoga bermanfaat untuk kita semua***

Saturday, June 15, 2024

MATA PELAJARAN HIDUP

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Kegagalan pengajaran di masa lalu terjadi karena pengajaran ditujukan untuk menyelesaikan soal ujian. Sementara masalah-masalah hidup tidak dipecahkan. Berdasar observasi lapangan, kegiatan belajar di kelas belum mengacu pada pemecahan masalah yang dihadapi anak-anak. 

Pengajaran masih seperti permainan monopoli, kegiatannya menyenangkan tapi tidak menyentuh permasalahan hidup yang harus dihadapi anak-anak. Sebagian besar, pemecahan masalah yang ditawarkan masih pemecahan masalah soal-soal ujian mata pelajaran. 

Era teknologi informasi telah mengubah cara belajar Gen Z. Mereka belajar dengan praktek langsung, sebagaimana mereka mengoperasikan sebuah aplikasi. Ketika mereka mengenal sebuah sistem aplikasi, mereka langsung mencoba dan merefleksi kesalahan-kesalahan yang dilakukannya.

Sebagai contoh, seorang anak kelas 11 SMA tiba-tiba dia sudah memiliki folower 2 juta di media sosial. Ketika diwawancara, dia sudah membuat video singkat lebih dari 2000 konten. Video-video singkat yang dibuatnya sebanyak 2000 konten tidak ada yang menyukainya. Konten videonya mulai viral setelah satu konten mendapat apresiasi dari netizen, kemudian folowernya terus meningkat hingga 2 juta folower. Kini dia menjadi influencer dengan penghasilan 6-24 juta per bulan.

Dari kasus di atas, anak-anak Gen Z belajar sesuai dengan minat dan bakatnya. Mereka belajar mandiri dan menekuninya karena sesuai dengan minat dan bakatnya. Ketika berhadapan dengan mata pelajaran, sistem pengajaran di kelas kadang berbeda dengan bakat dan minatnya. 

Mata pelajaran perlu bertransformasi, bukan sebatas mengajarkan materi mata pelajaran, tetapi harus membantu anak-anak beradaftasi dengan zaman. Setiap mata pelajaran harus memfasilitasi anak-anak untuk mencapai cita-cita hidup bahagia. Mata pelajaran menjadi pelajaran hidup bagi anak-anak.

Setiap mata pelajaran harus menyelesaikan masalah-masalah sosial yang pasti dihadapi anak-anak. Masalah pengangguran, kemiskinan, penyakit menular, perceraian, korupsi, utang, pemanfaatan teknologi informasi, pengolahan sampah, banjir, judi online, bullying, pelecehan seksual, harus jadi fokus dalam pengembangan materi ajar. Dalam setiap pengajaran di kelas, harus ada konteks masalah kehidupan yang dipecahkan.

Guru harus kreatif mengembangkan bahan ajar aktual, kontektual, dan melatih kemampuan berpikir kritis dan kreatif memecahkan masalah. Sumber pengajaran tidak cukup menggunakan buku paket, guru harus melakukan riset jurnal, buku, data statistik dari sumber terpercaya, sebagai bahan ajar untuk disajikan dalam pengajaran.

Sebagai contoh untuk menyelesaikan masalah korupsi, mata pelajaran ekonom dalam konteks kehidupan mengajarkan merencanakan keuangan di masa depan anak, dengan nabung saham. Kompetensi yang diharapkan adalah kemampuan mengelola uang untuk menuju kehidupan sejahtera di masa mendatang. Kemampuan mengelola uang harus mulai dipraktekkan anak sejak di sekolah.

Melalui berbagai metode, pendekatan, dan penyesuaian materi ajar, guru harus bertindak kreatif. Materi disesuai dengan tingkat perkembangan psikologi anak, dan memberi motivasi rasional agar membantu anak-anak memahami masalah hidup sebenarnya kelak di masyarakat. 

Untuk keberhasilan pengajaran, guru harus jadi inspirator dan motivator. Guru harus tampil menjadi seorang influencer yang bisa membawa dampak perubahan prilaku positif terhadap masalah-masalah yang dihadapi siswa sekarang.*** 


    


   


MELATIH GEN Z MANDIRI FINANSIAL

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Gen Z adalah anak-anak yang lahir tahun 2000 hingga sekarang. Mereka terlahir dengan membawa budaya teknologi informasi. Ibu-ibu hamil sudah menggunakan teknologi informasi dalam kehidupan sehari-hari. Secara tidak langsung anak-anak yang lahir sudah membawa budaya teknologi informasi.

Budaya teknologi informasi inilah yang menjadi ciri khas dari Gen Z. Pendidikan harus menyesuaikan dengan budaya Gen Z. Kehadiran teknologi informasi telah mendorong Gen Z bisa hidup produktif sejak awal. 

Dunia pendidikan dalam pengajaran harus mengenalkan budaya produktif memanfatkan teknologi informasi. Pekerjaan-pekerjaan berbasis teknologi informasi harus dikenalkan di sekolah. Kemandirian Gen Z harus dibentuk sedini mungkin.

Salah satu kemandirian yang harus diperkenalkan pada anak-anak Gen Z adalah mandiri finansial. Anak-anak bisa produktif sejak di sekolah terutama untuk anak-anak di pendidikan menengah. Mereka bisa diperkenalkan pekerjaan-pekerjaan online sambil belajar.

Salah satu contoh melatih anak-anak Gen Z berinvestasi di pasar modal. Anak-anak Gen Z di pendidikan menengah bisa diajarkan investasi di pasar modal dengan melatih mengelola uang jajan. Mereka diajari bagaimana berinvestasi sambil mengubah mindset mereka berpikir kritis, kreatif, dan mandiri.

Melalui investasi di pasar modal, Gen Z bisa diajari tata cara merencanakan kemandirian finansial di masa mendatang. Dengan demikian mereka diajari untuk mandiri finansial sejak di sekolah. Kunci perencanaan mandiri finansial di masa depan harus punya kemampuan literasi pasar modal.

Seorang anak akan merencanakan 20 tahun ke depan punya penghasilan passive income 2 juta per bulan. Berarti dalam satu tahun dia harus mendapatkan passive income 24 juta. Selanjutnya, dia harus mencari perusahaan yang menghasilkan keuntungan setiap tahun. Keuntungan yang bisa di dapat dari saham setiap tahun adalah deviden. 

Selanjutnya, anak harus mencari perusahaan yang setiap tahun membagi deviden pada investor. Cara mencarinya tinggal kita gunakan pertanyaan-pertanyaan di google atau youtube, atau aplikasi yang menyediakan informasi tentang saham seperti RTI busines.

Disclaimer. Misalnya saham DMAS. Saham ini memberi deviden setahun dua kali. Deviden yang diberikan setiap 6 bulan Rp.10. Harga per lembar sahamnya Rp. 150. Untuk mendapatkan penghasilan 2 juta perbulan, berapa lembar saham yang harus dimiliki? Jika ingin dicapai dalam 10 tahun, berapa uang yang harus ditabung per bulan? Untuk mendapatkan tambahan modal investasi, usaha apa yang bisa dilakukan anak-anak sambil tetap belajar?

Inilah pengajaran kontekstual yang harus diperkenalkan pada anak-anak. Dengan pengajaran seperti ini anak-anak Gen Z bisa dilatih sejak dini untuk merencanakan hidupnya di masa depan dan melakukannya sejak dari sekolah.***

 

FILOSOFI PENGETAHUAN

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Pendidikan itu sederhana hanya mengurusi isi memori otak. Isi memori otak membawa dampak pada pola piki...