Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.
Untuk menghormati guru, di Jepang tidak ada hari guru. Kisah ini dibagikan oleh Pak Susila dari Banten di grup komunitas kepala sekolah Indonesia. Mari kita simak bagaimana cara orang Jepang menghormati guru. Di bawah ini adalah kisahnya.
Suatu hari sepulang kerja, Yamamoto mengundang ku ke rumahnya. Kami naik kereta bawah tanah. Kereta bawah tanah penuh sesak saat jam sibuk. Aku berdiri, memegang erat pegangan tangan. Tiba-tiba, seorang pria tua yang duduk di samping saya menawarkan tempat duduknya. Tidak memahami perilaku hormat seperti itu dari orang tua, saya tidak bisa menerima tawarannya, tetapi dia memaksa, dan saya harus duduk.
Setelah meninggalkan kereta bawah tanah, aku meminta Yamamoto untuk menjelaskan tindakan orang tua di kereta. Yamamoto tersenyum dan menunjuk lencana guru ku. Dia menjelaskan, "orang tua ini melihat lencana guru mu dan menawarkan kursinya sebagai tanda penghormatan terhadap status mu."
Karena ini pertama kalinya saya mengunjungi Yamamoto, saya merasa tidak nyaman pergi dengan tangan kosong, jadi saya memutuskan untuk membeli hadiah. Guru Yamamoto mengatakan, "ada toko untuk guru, di mana Anda dapat membeli barang dengan harga diskon".
Yamamoto berkata, "Di Jepang, seorang guru adalah profesi yang paling dihormati. Pengusaha Jepang senang ketika para guru mengunjungi toko mereka, mereka menganggap itu sebuah kehormatan."
Mengapa di Jepang untuk penghormatan pada guru tidak ada peringatan hari guru? Di Jepang penghormatan pada guru sudah melembaga pada negara. Penghormatan pada guru menjadi karakter bangsa. Di Jepang penghormatan pada guru merupakan karakter kaisar, yang diikuti seluruh warga negaranya.
Masih ingat pesan guru ku ketiga di sekolah dasar, "keberhasilan mu nanti, ketika kamu sukses apakah kamu masih menghormati guru?" Belajar dari Jepang, penghormatan pada guru tidak diletakkan pada perayaan hari guru, tapi dilembagakan dalam sebuah kebijakan negara dan diterapkan dalam seluruh sendi kehidupan negara.
Keberhasilan sebuah negara ditandai oleh para pemimpin yang memahami posisi guru dalam struktur negara sehingga menempatkan posisi guru pada posisi terhormat. Posisi guru sangat terhormat dalam sebuah bangsa karena para guru adalah penjaga moral, intelektual, dan karakter bangsa.***