OLEH: TOTO SUHARYA
“Jika ingin tahu letak wc
sekolah, tarik nafas cium baunya dari arah mana, maka kita akan menemukan
dimana letaknya”. Itulah candaan orang-orang pendidikan yang sudah tahu bahwa
wc wc di sekolah selalu bau pesing dan kotor.
Kondisi ini hampir
terjadi di setiap sekolah. Padahal sekolah adalah lingkungan yang harus
mendidik anak-anak untuk hidup bersih. Kendalanya adalah tenaga kebersihan yang
ditugaskan di skeolah tidak maksimal melaksanakan tugas. Selain itu kontrol dan
manajemen pemeliharaan lingkungan sekolah kurang disiplin dan sering
terabaikan. Padahal citra sekolah bisa dilihat di wc.
Menjaga wc tetap bersih
ternyata butuh sumber daya terlatih dan punya tata kerja disiplin. Memelihara
wc tetap bersih butuh tenaga-tenaga professional terlatih, karena memelihara wc
jika di dalami ternyata butuh ketermpilan, dilengkapi alat-alat, dan
cairan-cairan khusus permbersih wc.
Tenaga kebersihan di
sekolah rata-rata tidak memiliki keterampilan dan pengetahuan cukup tentang
cara membersihkan dan memelihara wc agar tetap bersih. Selama ini pihak sekolah
merengkrut tenaga kebersihan tanpa pernah ada pelatihan dan pembinaan bagaimana
tata cara memelihara dan membersihkan wc.
Petugas kebersihan sekolah
biasanya memiliki jam kerja tidak teratur. Setelah melaksanakan tugas di pagi
hari, petugas kebersihan tidak pernah punya pekerjaan lain, dan kinerjanya
tidak terkontrol. Membersihkan wc wc guru, dan siswa, tidak pernah teratur dan
jika dikerjakan kualitasnya tidak maksimal. Hingga sering kita temukan wc-wc
guru dan siswa, kotorannya mengerak dan sulit dibersihkan sekalipun sudah
menggunakan cairan pembersih wc. Kondisi ini menjadi kurang mendidik dan tidak
layak menjadi wc di lingkungan pendidikan.
Program CCTV terinspirasi
dari seorang alumni yang dulu pernah bekerja menjadi cleaning service.
Dia datang ke sekolah bukan sebagai cleaning service tetapi sudah
menjadi pengusaha jasa cleaning service. Beliau bercerita bahwa dulu karena
sulit cari kerja dia bekerja di perusahaan jasa cleaning service
terbesar di Bandung yang pemilik orang Denmark. Di Bandung hanya ada 46
perusahaan jasa cleaning service yang sudah memiliki izin, termasuk
perusahaan yang dia didirikan sekarang. Beliau datang ke sekolah ingin membantu
dan berbagi ilmu bagaimana menjaga kebersihan wc sekolah seperti wc-wc di hotel
bintang.
Program CCTV dilakukan
dengan memasukkan petugas cleaning service profesional menjadi petugas
kebersihan sekolah dengan kontrak satu tahun. Petugas kebersihan dari jasa cleaning
service dipekerjakan dua orang, sambil bekerja mereka bertugas melakukan training
tenaga kebersihan sekolah untuk mengikuti pola kerja standar dari pekerja cleaning
service. Petugas kebersihan sekolah ditugaskan mengiuti seluruh aktivitas
yang dilakukan oleh petugas kebersihan profesional.
Kontrol jam kerja, tata
cara kerja, petugas kebersihan sekolah diserahkan kepada manajer jasa cleaning
service. Petugas kebersihan sekolah sesuai dengan MOU, ditugaskan untuk
mengikuti dan diatur oleh manajemen jasa cleaning service. Selama MOU,
disiplin kerja, tata cara kerja, dan
penilaian kinerja dilakukan standar oleh pengelola jasa layanan cleaning
service.
Program CCTV dilakukan dengan
mempertimbangkan keuangan sekolah yang tidak mungkin untuk membayar tenaga
professional jasa cleaning service dalam jumlah sesuai kebutuhan. Sistem
cloning dilakukan dengan merekrut tenaga professional dengan gaji dan jam kerja
standar 8 jam full perhari. Tenaga kebersihan sekolah karena gajinya belum
standar, hanya mengikuti 6 jam kerja per hari. Namun pada saat bekerja selama 6
jam mereka harus mengikuti tata cara kerja pekerja jasa cleaning service
professional. Selama bekerja itulah mereka seolah-olah melakukan training
menjadi pekerja cleaning service.
Diharapkan melalui
program CCTV para pekerja kebersihan sekolah memiliki wawasan pengetahuan
bagaimana menjadi pekerja professional dalam bidang kebersihan. Selama satu
tahun percobaan mereka akan bekerja bersama cleaning service
professional. Melalui program CCTV diharapkan seluruh warga sekolah bisa
melihat kualitas wc yang selalu bersih, dan menjadi budaya standar hidup bersih
yang tinggi terutama bagi anak-anak didik.
Alhasil, setelah lulus
sekolah anak-anak punya daya cipta untuk mewujudkan wc-wc bersih dengan
standari tinggi di rumah-rumah mereka dan tempat umum. Diharapkan juga mindset
dan kepedulian mereka terhadap wc dan lingkungan bersih menjadi karakter.
Tidak sadar selama ini
dengan kualitas kebersihan wc sekolah yang buruk, bertahun-tahun kita sedang
mewariskan keburukan kepada anak-anak. Sehingga setelah lulus sekolah kualitas
hidup mereka tidak berubah. Program CCTV adalah inovasi program yang mungkin
dilakukan dan patut dicoba oleh setiap sekolah. Wallahu ‘alam.
(Penulis Head Master
Trainer)