Wednesday, June 26, 2019

PROGRAM CLONING CLEANING TRAINING SERVICE (CCTV)


OLEH: TOTO SUHARYA

“Jika ingin tahu letak wc sekolah, tarik nafas cium baunya dari arah mana, maka kita akan menemukan dimana letaknya”. Itulah candaan orang-orang pendidikan yang sudah tahu bahwa wc wc di sekolah selalu bau pesing dan kotor.

Kondisi ini hampir terjadi di setiap sekolah. Padahal sekolah adalah lingkungan yang harus mendidik anak-anak untuk hidup bersih. Kendalanya adalah tenaga kebersihan yang ditugaskan di skeolah tidak maksimal melaksanakan tugas. Selain itu kontrol dan manajemen pemeliharaan lingkungan sekolah kurang disiplin dan sering terabaikan. Padahal citra sekolah bisa dilihat di wc.

Menjaga wc tetap bersih ternyata butuh sumber daya terlatih dan punya tata kerja disiplin. Memelihara wc tetap bersih butuh tenaga-tenaga professional terlatih, karena memelihara wc jika di dalami ternyata butuh ketermpilan, dilengkapi alat-alat, dan cairan-cairan khusus permbersih wc.

Tenaga kebersihan di sekolah rata-rata tidak memiliki keterampilan dan pengetahuan cukup tentang cara membersihkan dan memelihara wc agar tetap bersih. Selama ini pihak sekolah merengkrut tenaga kebersihan tanpa pernah ada pelatihan dan pembinaan bagaimana tata cara memelihara dan membersihkan wc.

Petugas kebersihan sekolah biasanya memiliki jam kerja tidak teratur. Setelah melaksanakan tugas di pagi hari, petugas kebersihan tidak pernah punya pekerjaan lain, dan kinerjanya tidak terkontrol. Membersihkan wc wc guru, dan siswa, tidak pernah teratur dan jika dikerjakan kualitasnya tidak maksimal. Hingga sering kita temukan wc-wc guru dan siswa, kotorannya mengerak dan sulit dibersihkan sekalipun sudah menggunakan cairan pembersih wc. Kondisi ini menjadi kurang mendidik dan tidak layak menjadi wc di lingkungan pendidikan.

Program CCTV terinspirasi dari seorang alumni yang dulu pernah bekerja menjadi cleaning service. Dia datang ke sekolah bukan sebagai cleaning service tetapi sudah menjadi pengusaha jasa cleaning service. Beliau bercerita bahwa dulu karena sulit cari kerja dia bekerja di perusahaan jasa cleaning service terbesar di Bandung yang pemilik orang Denmark. Di Bandung hanya ada 46 perusahaan jasa cleaning service yang sudah memiliki izin, termasuk perusahaan yang dia didirikan sekarang. Beliau datang ke sekolah ingin membantu dan berbagi ilmu bagaimana menjaga kebersihan wc sekolah seperti wc-wc di hotel bintang.

Program CCTV dilakukan dengan memasukkan petugas cleaning service profesional menjadi petugas kebersihan sekolah dengan kontrak satu tahun. Petugas kebersihan dari jasa cleaning service dipekerjakan dua orang, sambil bekerja mereka bertugas melakukan training tenaga kebersihan sekolah untuk mengikuti pola kerja standar dari pekerja cleaning service. Petugas kebersihan sekolah ditugaskan mengiuti seluruh aktivitas yang dilakukan oleh petugas kebersihan profesional.

Kontrol jam kerja, tata cara kerja, petugas kebersihan sekolah diserahkan kepada manajer jasa cleaning service. Petugas kebersihan sekolah sesuai dengan MOU, ditugaskan untuk mengikuti dan diatur oleh manajemen jasa cleaning service. Selama MOU, disiplin kerja, tata cara  kerja, dan penilaian kinerja dilakukan standar oleh pengelola jasa layanan cleaning service.

Program CCTV dilakukan dengan mempertimbangkan keuangan sekolah yang tidak mungkin untuk membayar tenaga professional jasa cleaning service dalam jumlah sesuai kebutuhan. Sistem cloning dilakukan dengan merekrut tenaga professional dengan gaji dan jam kerja standar 8 jam full perhari. Tenaga kebersihan sekolah karena gajinya belum standar, hanya mengikuti 6 jam kerja per hari. Namun pada saat bekerja selama 6 jam mereka harus mengikuti tata cara kerja pekerja jasa cleaning service professional. Selama bekerja itulah mereka seolah-olah melakukan training menjadi pekerja cleaning service.

Diharapkan melalui program CCTV para pekerja kebersihan sekolah memiliki wawasan pengetahuan bagaimana menjadi pekerja professional dalam bidang kebersihan. Selama satu tahun percobaan mereka akan bekerja bersama cleaning service professional. Melalui program CCTV diharapkan seluruh warga sekolah bisa melihat kualitas wc yang selalu bersih, dan menjadi budaya standar hidup bersih yang tinggi terutama bagi anak-anak didik.

Alhasil, setelah lulus sekolah anak-anak punya daya cipta untuk mewujudkan wc-wc bersih dengan standari tinggi di rumah-rumah mereka dan tempat umum. Diharapkan juga mindset dan kepedulian mereka terhadap wc dan lingkungan bersih menjadi karakter.

Tidak sadar selama ini dengan kualitas kebersihan wc sekolah yang buruk, bertahun-tahun kita sedang mewariskan keburukan kepada anak-anak. Sehingga setelah lulus sekolah kualitas hidup mereka tidak berubah. Program CCTV adalah inovasi program yang mungkin dilakukan dan patut dicoba oleh setiap sekolah. Wallahu ‘alam.

(Penulis Head Master Trainer)

No comments:

Post a Comment

BERPIKIR CEPAT

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Berat otak manusia sekitar 1,3 kg atau 2% dari berat badan. Otak tidak pernah berhenti bekerja sekalipu...