Sunday, June 2, 2019

AKTUALISASI DIRI


OLEH: TOTO SUHARYA

Dari pandangan kelompok Humanis, diwakili oleh Maslow (1954), “pada prinsipnya setiap bayi yang lahir terdapat kemampuan aktif ke arah pertumbuhan aktualisasi potensi-potensi manusia. (Supardan, 2015, hlm. 219). Atas dasar teori ini, tugas pendidikan memfasilitasi anak-anak agar bisa beraktualisasi diri dengan potensi-potensi yang dimilikinya sejak lahir.

Potensi-potensi yang ada pada anak, oleh Gardner diidentifikasi menjadi delapan kecerdasan yaitu logika, kinestetik, linguistik, musik, interpersonal, antarpersonal, visual-spasial, dan natural. Aktualisasi diri menurut Schunk (2012), “setelah memenuhi kebutuhan makan, minum, rasa aman, dan kebersamaan, sampailah pada puncak yaitu keyakinan terhadap diri dan orang lain, berwujud dalam prestasi, kemandirian, professional, dan pengakuan dari orang lain”.  (Supardan, 2015, hlm. 220).

Mengacu pada penelitian Danah Zohar dan Ian Marshal, kecerdasan manusia ditambah satu yaitu kecerdasan spiritual. Kecerdasan ini ada karena kecenderungan manusia mencari makna hidup dari yang transenden (Tuhan). Penulis mengatatakan kecerdasan ini berkaitan dengan pemahaman manusia tentang segala kejadian dihubungkan dengan eksistensi Tuhan.

Tugas sekolah menumbuhkan sembilan kecerdasan yang ada pada anak-anak dengan berbagai macam cara agar mereka bisa beraktualisasi diri. Menurut Goble, (1970), “kebanyakan manusia hanya mampu memenuhi kebutuhan makan, minum, dan rasa aman, hanya 1% manusia yang betul-betul mencapai kebutuhan aktualisasi dirinya”. Jika demikian, pendidikan selama ini hanya melahirkan manusia-manusia rakus yang tidak pernah puas makan, minum dan merasa aman untuk dirinya.


Kebutuhan dasar manusia adalah beraktualisasi diri, diawali dengan kesadaran untuk hidup bersama, dengan melakukan tindakan-tindakan yang dilandasi keyakinan bahwa dirinya harus bermanfaat bagi dirinya dan orang lain sebagai bentuk ketaatan kepada Tuhan. Kebutuhan aktualisasi diri manusia yang harus selalu difasilitasi adalah bertindak atas dasar keyakinan pada Tuhan, memanfaatkan harta  yang dimiliki sekecil apapun untuk kesejahteraan manusia dan alam.  Dalam ajaran agama aktualisasi diri manusia dibingkai dalam empat konsep yaitu shalat-sabar, sedekah-ikhlas.

Agar bisa memenuhi semua kebutuhan dasarnya, manusia bukan dilatih untuk bisa makan dan minum, tetapi difasilitasi untuk beraktualisasi diri.  Di bulan Ramadhan ini, Allah tidak memerintahkan manusia menerima zakat, tetapi membayar zakat. Semua yang diajarkan Tuhan memfasilitasi manusia untuk selalu beraktualisasi diri. Ramadhan adalah bulan pendidikan yang memfasilitasi manusia berpuasa sebagai pendidikan agar kita beraktualisasi diri. Ini makna mengapa bulan Ramadhan dapat dikatakan sebagai bulan pendidikan. Wallahu alam.

(Penulis Kepala SMAN 1 Cipeundeuy KBB).

No comments:

Post a Comment

BERPIKIR CEPAT

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Berat otak manusia sekitar 1,3 kg atau 2% dari berat badan. Otak tidak pernah berhenti bekerja sekalipu...