OLEH: TOTO SUHARYA
(Kepala Sekolah, Sekretaris I DPP AKSI)
Definisi
belajar mungkin sudah banyak dikemukakan oleh para ahli pendidikan. Namun jika
ditanya apa definisi belajar menurut Al-Qur’an? Anda harus membuka kitab-kitab
Arab gundul dan pasti kesulitan karena keterbatasan membaca dan memahaminya.
Kali ini saya akan membantu anda untuk sedikit menjelaskan, dengan pendekatan
dan metode yang saya kembangkan.
Aktivitas
belajar bisa kita lihat kata operasionalnya di dalam Al-Qur’an. Aktivitas
belajar sesuai berita Al-Qur’an saya temukan tiga konsep yaitu mendengar,
melihat, dan berpikir. Kata-kata ini tersebar dalam beberapa ayat Al-Qur’an. Kurang
lebih ada 134 kata mendengar diulang-ulang dalam berbagai ayat dalam Al-Qur’an.
“Hanya
orang-orang yang mendengar sajalah yang mematuhi (seruan Allah)…” (Al
An’aam, 6:36)
“Kami
kunci mati hati mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar (pelajaran
lagi)? (Al ‘Araaf, 7:100).
“Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi
orang-orang yang mendengarkan (pelajaran).” (An Nahl, 16:65).
Belajar
adalah aktivitas mendengar. Jadi aktivitas yang harus dilatihkan pada anak-anak
adalah kemampuan mereka untuk mendengar. Anak-anak pembelajar adalah mereka
yang banyak mendengar. Mendengar adalah kompetensi yang harus dilatihkan pada
anak-anak sejak dini. Bisa dipahami oleh kita bahwa kurikulum di Jepang untuk
anak-anak TK adalah mendengar. Mendengar adalah prilaku orang-orang terpelajar.
Di Jepang mendengar menjadi budaya bukan hanya di sekolah tetapi di setiap
kegiatan kemasyarakatan. Jepang juga termasuk negara dengan tingkat
kesejahteraan tinggi.
Bagi
laki-laki muslim, perintah mendengarkan ketika mau khutbah Jumat pasti
diingatkan. Begitu pentingnya mendengar karena dengan mendengar informasi bisa
masuk ke dalam otak dan dipikirkan oleh hati.
Aktivitas belajar lainnya yang diberitakan dalam Al-Qur’an adalah melihat. Kata melihat bisa kita temukan dalam ayat Al-Qur’an di bawah ini. Kata melihat terekam dalam terjemahan Al-Qur’an kurang lebih sebanyak 237 kali.
“Maka
pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah
mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya?
Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya
sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (Al Jaatsiyah, 45:23).
Belajar
adalah aktivitas melihat. Kegiatan melihat itu seperti yang dilakukan oleh para
ilmuwan yaitu percobaan dan pengamatan. Sains dan teknologi ditemukan melalui
kegiatan melihat. Tanpa bantuan melihat manusia tidak dapat memahami berbagai
gejala alam. Prilaku alam, hewan, tumbuhan, manusia, bisa dipahami dengan
melakukan pengamatan (melihat).
Pembelajaran
yang baik jika anak-anak bisa diajak melihat langsung setiap kejadian melalui
percobaan. Setiap metode pembelajaran sebaiknya menampilkan bahan ajar supaya
bisa dilihat.
Aktivitas
belajar selanjutnya adalah berpikir. Membaca sebagai perintah Allah pada ayat
pertama turun berkaitan dengan membaca. Ketika kita membaca aktivitas
dominannya selain melihat adalah berpikir. Kata berpikir dalam terjemahan
kurang lebih ada 12 kali diberitakan di dalam Al-Qur’an.
“Kalau
sekiranya Kami menurunkan Al Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan
melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan
perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir.” (Al Hasyr, 59:21).
Berpikir
adalah aktivitas akal dan hati. Aktivitas berpikir ini sering dimusuhi oleh
sebagian penganut agama. Permusuhan ini bukan didasari oleh ajaran agama tapi
tradisi konflik sejarah masa lalu yang terbawa hingga sekarang. Padahal dalam
konteks pembelajaran, tidak mungkin anak-anak hanya belajar dengan mendengar
dan melihat saja, tanpa melakukan proses berpikir.
Tanpa
aktivitas berpikir melihat dan mendengar hanya akan jadi kegiatan input
pengetahuan tanpa proses pemahaman mendalam. Tanpa berpikir kita tidak akan
pernah bisa menciptakan alat-alat untuk membantu kesulitan hidup manusia.