OLEH: TOTO SUHARYA
Jawa Barat memang selalu terdepan
dalam inovasi. Dengan jumlah penduduk 48 juta lebih, Jawa Barat memang harus
punya keberanian untuk meakukan inovasi terutama dalam bidang pendidikan. Salah
satu keberanian Jawa Barat adalah menggulirkan program SMA Terbuka, yang
tadinya program ini hanya dimiliki tujuh sekolah saja se-Indonesia dari program
pemerintah pusat. Selain untuk meningkatkan Angka Partisifasi Kasar (APK)
sekolah menengah di Jawa Barat, program SMA Terbuka bertujuan menjamin kepada
seluruh warga Jawa Barat agar bisa mengakses pendidikan dalam kondisi apapun.
Melalui program SMA Terbuka setiap warga
Jawa Barat dijamin hak-haknya untuk mengakses pendidikan tanpa harus terganjal
oleh syarat-syarat formal sebagaimana di pendidikan regular.
Dalam Pergub No. 74 tahun 2020 dijelaskan pertimbangan dikeluarkannya program SMA Terbuka adalah upaya memberikan layanan khusus dan pemerataaan askes pendidikan, terutama kepada anak-anak usia 16-21 tahun yang terkedala dengan waktu dan atau ekonomi keluarga. Selain itu juga menimbang Angka Partisifasi Kasar (APK) Jawa Barat yang masih perlu terus dtingkatkan. Sementara ini rata-rata lama sekolah masyarakat Jawa Barat masih 8,3 tahun, dianggap belum lulus SMP.
Program layanan SMA Terbuka masuk
pada kategori layanan khusus. Pengertian layanan khusus di sini dapat dipahami
dari berbagai aspek, antara lain sosial, ekonomi, budaya, psikologi, dan politik.
Dari aspek sosial SMA terbuka memberikan layanan kepada masyarakat yang kondisinya
lemah karena secara struktur sosial berada di lapisan menengah ke bawah, mobilitas
hidupnya terbatas, dan tidak memiliki ikatan jejaring keluarga dan sosial yang
luas. Secara ekonomi, SMA Terbuka menyasar kepada masyarakat dengan golongan
ekonomi lemah, sehingga anak-anak usia sekolah pada keluarga ekonomi lemah
sering terlibat dalam dunia kerja untuk bantu ekonomi keluarga. Dari sudut
budaya, masyarakat Indonesia masih kuat memegang tradisi yang berusmber dari
budaya maupun agama. Tradisi tersebut antara lain menikah usia dini, menikah
dianggap tujuan akhir sehingga setelah menikah dianggap tidak ada tugas atau
kewajiban untuk berpendidikan tinggi. Secara psikologis, anak anak Indonesia pada
usia sekolah berada pada masa pancaroba, mereka harus mendapat layanan
pendidikan untuk menumbuh kembangkan bakat dan minatnya. Secara politis, tahun
2045 bangsa Indonesia punya cita-cita menjadi bangsa berdaulat di tingkat
internasional sehingga sejak saat ini harus menyiapkan anak-anak cerdas untuk
menyambut Indonesia emas.
Program SMA Terbuka sejalan
dengan kondisi zaman, dimana pendidikan sudah bersifat universal bisa didapat
oleh siapa saja dan dimana saja, tanpa tersekat-sekat oleh geografi, ekonomi,
bangunan, lembaga formal, tatap muka berhadap-hadapan, dan struktur organisasi.
Jargon Ki Hadjar Dewantara memang sangat cocok untuk menggambarkan kondisi
sekarang, “dimana saja sekolah, dan siapa saja guru”. Sekalipun pemikiran Ki
Hadjar dikemukanan berpuluh tahun yang lalu, namun sekaranglah zamannya bahwa
pendidikan harus bersifat universal.
Secara filosofis tujuan SMA
Terbuka memang sangat membantu seluruh lapisan masyarakat dalam mengaskes
pendidikan. Anak-anak yang memiliki karir di bidang olah raga, seni, dan
ekonomi, tidak lagi terhambat oleh aturan kaku seperti sekolah reguler. Mereka
yang jauh dari sekolah, terkendala ekonomi, geografi, budaya, dan politik, bisa
merasakan layanan pendidikan melalui layanan jarak jauh dengan pemanfaatan
teknologi.
Dalam sekolah universal aturan
tidak terlalu ketat mengikat sebab semuanya dilandasi oleh melayani semua. Kunci dari layanan universal adalah kemandirian, kesadaran, dan motivasi
bersama untuk memberikan layanan dan pengalaman pendidikan terbaik kepada
anak-anak. Kolaborasi dan dialog adalah kunci utama dalam memberikan layanan
pendidikan pada peserta didik. Maka dari itu, syarat-syarat agar semua anak
usia 16-21 tahun bisa akses sekolah menengah terbuka tidak terlalu ketat, yang pada
akhirnya ada kesan membatasi. Anak-anak usia sekolah yang sudah bekerja yang
tidak terikat kontrak maupun terikat kontrak harus terlayani.
Perusahaan-perusahaan yang memperkerjakan anak-anak di usia sekolah tamatan SMP,
harus diajak untuk sama sama mendukung program pemerintah dalam mempersiapkan
anak-anak generasi emas di tahun 2045.
Kualitas pendidikan di SMA
Terbuka tidak dapat serta merta dilihat dari hasil lulusan. Kualitas pendidikan
SMA terbuka sangat tergantung pada proses layanan. Minimalnya proses
pembelajaran pada anak-anak SMA terbuka secara disiplin dan penuh tanggung
jawab harus benar-benar terjadi. Dengan memanfaatkan teknologi informasi proses
pembelajaran bisa dilaksanakan tanpa sekat ruang dan waktu. Untuk menjamin
kualitas layanan SMA terbuka, harus ada komitmen tinggi dari setiap penyelenggara
pendidikan SMA Terbuka untuk bekerja keras, kreatif, terorganisir, penuh
kesabaran dan keikhlasan untuk seoptimal mungkin menjamin proses pembelajaran
berlangsung sesuai ketentuan dan harapan bersama.
Program SMA Terbuka adalah tugas
suci kita semua. Mencerdaskan masyarakat adalah perintah Allah agar kita
menjadi bangsa mandiri, tidak tergantung pada bangsa-bangsa lain. Kita harus
menjadi bangsa bermanfaat bukan hanya bangsa kita sendiri, tetapi dapat
dirasakan manfaatnya oleh bangsa-bangsa lain. Kini kita telah menjadi warga dunia tanpa sekat yang dipersatukan oleh teknologi informasi. Wallahu’alam.