Friday, October 25, 2019

MENDIKBUD GENERASI Y

OLEH: TOTO SUHARYA

Terus terang saja, menyaksikan pengumuman kabinet tahun ini untuk kedua kalinya saya bilang wow, setelah pengangkatan menteri seorang perempuan lulusan SMP di tahun lalu, dengan kesuksesan mengelola laut menurut saya luar biasa. Saya tidak nyinyir siapapun menteri yang diangkat oleh Presiden, mereka adalah orang-orang terbaik di republik ini.  Saya berpandangan siapapun yang menjadi pejabat di negeri ini, mereka menduduki jabatan itu dengan kebaikan yang mereka miliki dan dipandang baik oleh Allah.

Sebagaimana Allah firmankan di dalam Al-Qur’an bahwa Allah mengangkat derajat seseorang karena ilmu dan imannya. Faktanya kita saksikan orang-orang Barat dapat menguasai ekonomi dan politik dunia karena ilmu yang mereka miliki. Hakikatnya ini adalah penghargaan Allah terhadap orang-orang berilmu. Demikian juga para menteri dengan berbagai latarbelakang keilmuannya, saya berprasangka baik, dialah orang yang terpilih oleh Allah sebagai orang-orang terbaik. Masalah kinerjanya ke depan, kita harus sabar menunggu tidak bisa mendahului Allah dengan mengevaluasi kerja saja belum.

Saya hanya mengapresiasi berdasarkan fakta bahwa dunia sedang mengalami perubahan. Menurut Hendarman (2019, hlm. 25) generasi X yang lahir antara tahun 1960-1980, yang mendapat pendidikan dari generasi baby boom yang lahir tahun 1946-1960, sebagian besar telah mengalami pensiun. Kini saatnya generasi Y mengendalikan negara dan mendidik generasi Y dan generasi Z yang lahir antara 2001-2010. Generasi Y adalah generasi yang dibesarkan pada masa teknologi sedang berkembang. Generasi Z adalah generasi yang dibesarkan dalam era teknologi mulai mapan dengan kecenderungan pola pikir instan.

Bisa jadi pola pikir generasi X berbeda dengan generasi Y yang sudah dipengaruhi perkembangan teknologi.  Perbedaan pola pikir tentu saja akan melahirkan pola-pola pikir, tindakan, dan arah kebijakan berbeda. Ali bin Abi Thalib mengatakan anak-anak harus dididik dengan zamannya. Mendidik anak-anak milenial tentunya harus oleh mereka yang paham zaman milenial.

Saya memandang diangkatnya Nadiem Makarim sebagai Mendikbud bisa jadi langkah tepat, karena Beliau bisa didaulat sebagai salah satu  Bapak Milenial Indonesia yang berhasil memahami perubahan zaman di abad digital. Era industry 4.0. dan era masyarakat 5.0. tidak bisa tidak menuntut generasi kita untuk selalu beradaftasi dengan perkembangan teknologi yang melaju seperti deret ukur.

Di percaturan masyarakat dunia, kita termasuk salah satu negara dengan pengguna internet, media sosial terbesar di dunia, namun kita akui produktivitasnya masih terbilang rendah. Kita baru menjadi masyarkat pengguna teknologi informasi dari negara-negara luar, dan belum memiliki kesadaran untuk memanfaatkan teknologi untuk kepentingan ekonomi, sosial, budaya, politik, dan pendidikan. Tersedianya jutaan informasi di media sosial, belum dimanfaatkan dengan baik untuk meningkatkan kualitas SDM.

Berdasarkan hasil supervisi akademik ke kelas, sebagian besar guru masih mengajar secara konvensional. Informasi yang tersedia di media sosial, belum termanfaatkan sebagai sumber belajar untuk meningkatkan kualitas dan kreativitas pembelajaran. Internet dengan kecepatan 60 sampai 100 mb, hanya digunakan untuk chating di media sosial dan nonton video-video hiburan. Padahal setiap bulan sekolah mengeluarkan dana langganan internet antara 2-6 juta rupiah per bulan. Hasil pemanfaatnnya tidak sebanding dengan besarnya pengeluaran jasa layanan internet yang dikeluarkan oleh sekolah tiap bulan.

Kendala yang dihadapi sekolah adalah kekurangan sumber daya manusia yang benar-benar menguasai dunia teknologi informasi. Sekolah-sekolah kejuruan masih cukup besar kekurangan tenaga-tenaga pendidik produktif. Kita masih terjebak bahwa pendidik-pendidik produktif harus berlatar belakang pendidikan linier sesuai keahliannya, padahal untuk zaman sekarang, ilmu apapun bisa dipelajari di internet dengan modal keseriusan dan ketekunan.

Perusahaan-perusahaan besar konon sudah bergeser dalam pola rekruitmen pegawainya, mereka tidak lagi melihat latar belakang pendidikan, tetapi melihat pada kompetensi. Artinya di abad milenial, latar belakang pendidikan bukan syarat utama lagi untuk melihat keilmuan seseorang, tapi polanya sudah bergeser dengan melihat apa yang telah dilakukan dan bisa melakukan apa untuk kesejahteraan manusia di masa mendatang.

Hadirnya Nadiem Makarim sebagai Mendikbud, bagi saya adalah loncatan pemikiran dari generasi X yang mulai menyadari telah kedodoran menghadapi kemajuan zaman, dan harus diserahkan kepada mereka yang memahaminya, dan telah terbukti bisa beradaftasi hidup di zamannya. Dunia sudah berubah, pola pikir dan cara pandang otomatis telah berubah. Jika kita tidak cepat dan segera beradaftasi dengan perubahan zaman, mungkin 2045 cita-cita Indonesia emas yang tinggal beberapa tahun lagi, mungkin saja jadi tembaga dan emasnya tetap keluar diambil negara lain yang lebih cepat beradaftasi dengan perubahan zaman.

SIAPAPUN MENDIKBUDNYA AKULAH ORANGNYA (MUHAMMAD PLATO)
Selamat bertugas Pak Mendikbud, walaupun saya berada di antara perpindahan generasi X ke Y, saya masih bisa mengimbangi perubahan zaman dengan budaya literasi yang saya miliki. Dana sertifikasi saya gunakan untuk tetap literat mengikuti perubahan zaman. Saya yakin akan ada ide-ide brilian dari seorang maestro teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas dan layanan pendidikan Indonesia. Saya bangga kepada para pejabat tinggi yang akan bertugas lima tahun ke depan. Selamat bekerja, salam optimis tanpa batas!!! Wallahu’alam.

(Kepala Sekolah, Kandidat Doktor SPS UPI Bandung)

Thursday, October 3, 2019

DASAR-DASAR PENDIDIKAN

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Mungkin sebagian orang hanya memandang kegiatan shalat dhuha bersama-sama 12 rakaat tiap hari hanya sebatas ritual. Lalu kegiatan infak setiap hari dan program qurban setahun sekali yang dilakukan anak-anak tidak memiliki efek terhadap kecerdasan anak-anak. Apa hasilnya untuk anak, jika kita latih anak tiap hari dhuha dan shalat berjamaah? Apakah dijamin anak-anak bisa sukses hidup di dunia dan akhirat dengan cara ini?

Sangat gampang sekali saya menjawab pertanyaan ini. Saya kembalikan kepada Allah untuk menjawabanya. Jika jawaban itu datang dari Allah, semua sepakat bahwa saya akan mengemukakan sebuah firman Allah di dalam Al-Qur’an.

Di dalam pendidikan ada pondasi mendasar yang harus diajarkankan dan menjadi akhlak anak-anak. Akhlak mendasar yang harus dimiliki anak-anak adalah prilaku disiplin shalat dan infak. Prilaku ini modal dasara bagi anak-anak untuk menjadi pemimpin yang amanah.

Shalat adalah mukjizat yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad saw. Selama mengemban tugas kenabiannya yaitu 23 tahun, Nabi Muhammad menjadikan shalat sebagai sarana berkomunikasi langsung dengan Allah ketika sulit hadapi rintangan dan sukses menghadapi kemusyrikan.

SHALAT ADALAH MUKJIZAT DARI ALLAH UNTUK SELURUH UMAT MANUSIA (MUHAMMAD PLATO)
Sebagaimana tujuan pendidikan nasional, dasar pendidikan kita adalah menciptakan generasi-generasi beriman. Generasi beriman adalah generasi yang berkeyakinan kepada Tuhan sesuai dengan keyakinan agama masing-masing. Bagi yang beragama Islam, konsep iman bisa dipahami dari penjelasan Allah di dalam Al-Qur’an.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal,” (An Anfaal, 8:2).

Cara mewujudkan generasi beriman menurut Allah adalah mengajarkan anak-anak agar “gemetar hati” ketika disebut nama Allah, dan tambah iman kepada Allah ketika dibacakan ayat-ayat Allah.  

Bagainama cara agar getaran hati anak-anak berwujudkan menjadi sebenar-benarnya iman. Kita bisa lihat firman Allah berikutnya.

(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. (An Anfaal, 8:3)

Mengajarkan anak-anak agar benar-benar beriman adalah menjadikan shalat dan infak sebagai program pendidikan karakter di sekolah. Program tersebut antara lain, shalat dhuha 12 rakaat tiap hari, shalat berjamah dhuhur dan asar, infak harian (Master Giving), dan kurban luar biasa (Beyond Qurban).

Untuk apa shalat dan infak diperintah? Untuk apa shalat dan infak diprogramkan? Kita kembali kepada Firman Allah di dalam Al-Qur’an.

Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia. (An Anfaal, 8: 2,3,4).

Inilah janji Allah kepada mereka yang benar-benar beriman, mereka akan mendapat ketinggian derajat di sisi Allah, mendapat ampunan, dan rezeki yang terbaik dari Allah. Untuk itu bertawakallah terhadap janji Allah yang pasti itu. Demikianlah dasar-dasar dalam pendidikan yang harus kita upayakan. Wallau ‘alam.

(Penulis Master Trainer Logika Tuhan)

Friday, August 23, 2019

PROGRAM BEYOND KURBAN

OLEH: TOTO SUHARYA

Terinspirasi dari berita pemulung yang berhasil mengumpulkan sejumlah uang untuk melaksanakan ibadah kurban, saya mencoba terjemahkan jadi program Beyond Kurban di sekolah. Beyond Kurban adalah program kurban yang diikuti oleh anak-anak, guru, kepala sekolah, dan TU. Target kurban di luar kebiasaan, yiatu 100 ekor kambing.

Jika pemulung bisa melakukan kurban, maka sangat mungkin anak-anak bisa melakukannya. Kuncinya adalah kedisilinan menabung untuk kurban. Program Beyond Kurban tidak memberatkan orang tua, tetapi mengelola uang jajan anak-anak. Beyond Kurban bertujuan melatih jiwa anak-anak rela berkorban, juga melatih anak-anak agar cerdas mengelola finansial.

Kiyosaki dalam tayangan di youtube menjelaskan bahwa penyebab orang-orang miskin adalah sekolah. Di sekolah anak-anak tidak diajarkan bagaimana mengelola finansial. Sekolah cenderung mengajarkan anak-anak menghitung uang orang lain, bukan uang miliknya sendiri. Uang jajan bisa jadi aset milik anak-anak jika mereka pandai mengelolanya. Kiyosaki mengatakan salah satu pelajaran agar anak-anak cerdas secara finansial adalah menabung dalam tiga celengan, yaitu tabungan simpanan uang, investasi dan tabungan amal.

PUNCAK TUJUAN PENDIDIKAN ADALAH MEWUJUDKAN GENERASI-GENERASI  RELA BERKORBAN (Muhammad Plato)
Beyond Kurban adalah program untuk melatih anak-anak agar cerdas finansial dengan menabung untuk amal (kurban). Program ini ditarget selama satu tahun kurang lebih 350 hari dikali tujuh ribu per hari. Jika disiplin total uang akan terkumpul Rp. 2.450.000, cukup untuk harga satu kambing untuk kurban.

Kemampuan berkurban bukan dikukur dari berapa harta yang dimiliki. Kemampuan adalah niat, keyakinan, kesabaran, ketekunan, dalam menyisihkan sebagian uang untuk kegiatan kurban. Keyakinan dibentuk oleh motivasi dan pemahaman bahwa Allah akan memberi rezeki banyak bagi siapa saja yang mampu berkurban. Keterangan ini dijelaskan di dalam surat Al-Kautsar.

Untuk menyukseskan program ini, guru melakukan penawaran program dan seleksi ke setiap kelas. Seleksi dilakukan berdasarkan motivasi, kemampuan ekonomi, ketekunan, dan rasa tanggung jawab anak-anak. Mereka yang berminat ikut program Beyond Kurban didaftar dan dikelola oleh wali kelas. Selanjutnya wali kelas mengingatkan dan memotivasi anak-anak yang ikut program ini untuk terus melaksanakan tabungan kurban dengan disiplin.

Anak-anak yang ikut program Beyond Kurban akan diberi pembinaan setiap minggu melalui seminar sukses dengan logika Tuhan. Seminar ini bertujuan memberikan motivasi spiritual agar mereka tetap tangguh dan disiplin menabung sampai terkumpul dana kurban sesuai target. Sebelum seminar dilakukan evaluasi program, dengan mengecek kedisiplinan setiap anak dalam menabung kurban.

Melalui wali kelas, anak-anak yang ikut program Beyond Kurban mereka harus disiplin menyetor uang jajan sehari Rp. 7000,-. Wali kelas memberikan laporan tiap bulan dalam rapat pertemuan wali kelas. Dilibatkan juga guru-guru agama untuk memberikan motivasi spiritual setiap pembelajaran agama.

Daging kurban akan didistribusikan kepada seluruh siswa, dan masyarakat sekitar. Kurban adalah puncak pengabdian manusia kepada Tuhan. Kami berharap dengan lahirnya manusia-manusia rela berkorban bisa melahirkan pemimpin-pemimpin amanah dan mensejahterakan masyarakat di masa mendatang.

Program ini berada di bawah koordinasi kesiswaan dan termasuk program unggulan. Tugas pendidikan adalah mengubah pola pikir anak-anak dari mental tergantung pada manusia, menjadi anak-anak yang mampu bergantung pada Tuhan dan berdaya saing. Pesan moral dan karakter yang ingin dibangun dalam program ini adalah mewujudkan anak-anak rela berkorban dilandasi nilai-nilai spiritual. Memberikan kesadaran bahwa kemampuan tidak terletak pada kepemilikan material, tetapi komimten, optimisme, dan kesabaran dalam mewujudkan tujuan dan cita-cita dengan mengelola finansial yang dimiliki. Wallahu’alam.

(Kepala SMAN 1 Cipeundeuy Kab. Bandung Barat)

Tuesday, August 20, 2019

BELAJAR SUKSES DARI ORANG MISKIN

OLEH: TOTO SUHARYA

Kisah sukses ini penulis tuturkan dari kenyataan di sebuah sekolah pedesaan. Kisah sukses dari orang-orang yang tidak memiliki harta kekayaan tetapi kaya di mata Allah. Tidak memiliki kedudukan tetapi tinggi di mata Allah.

Kesuksesan ternyata bukan hanya milik orang-orang yang terlihat kaya harta. Kita sudah cenderung melihat kesuksesan dari ukuran material. Kesuksesan dasarnya bukan berapa material yang dikumpulkan atau tingginya kedudukan. Kesuksesan adalah kemampuan manusia untuk taat pada aturan yang telah ditetapkan Allah. Siapapun manusianya, dari golongan manapun, dan pangkat apapun, dapat dikategorikan sukses jika mampu hidup sesuai aturan Allah.

Rata-rata kita belajar sukses, melihat dari akumulasi material atau kedudukan. Kita pada umumnya memandang sebelah mata orang-orang miskin yang tidak memiliki harta kekayaan. Kita memandang orang yang tidak punya kekayaan adalah gagal, dan tidak patut jadi teladan hidup sukses.

Suatu hari pihak sekolah memanggil para orang tua yang masih nunggak iuran sekolah. Ternyata tidak semua anak diasuh oleh kedua orang tuanya. Sering ditemukan anak-anak tinggal dan diasuh oleh seorang nenek. Orang tuanya bercerai, anak dari hasil pernikahannya terlantar dan diasuh oleh neneknya, dan tanpa santuan biaya hidup atau pendidikan dari kedua orang tuanya.

KEKAYAAN ORANG MISKIN ADALAH KETIKA MEREKA MAMPU MENJAGA HARGA DIRINYA DIHADAPAN TUHAN  (MUHAMMAD PLATO)
Saat itu, hadirlah seorang nenek tua renta. Beliau berkata kepada pihak sekolah bahwa dirinya hidup di sebuah gubuk, yang didirikan di tanah milik orang lain yang berbelas kasihan pada dirinya. Dia bekerja sebagai penjual makanan keliling. Setiap hari keliling kampung berjualan untuk menghidupi dirinya dan membiayai cucunya sekolah.

Melihat penjelasan nenek tentang kondisi kehidupan yang dinilai sangat kekurangan, dan kondisi fisiknya yang sudah tua renta dan sangat memilukan hati, pihak sekolah langsung memberikan keputusan untuk membebaskan secara total biaya pendidikan untuk cucu nenek tersebut. Menurut ukuran pihak sekolah, nenek tersebut sudah pantas dan berhak mendapat pembebasan biaya pendidikan.

Namun tidak disangka, nenek tersebut menolak untuk dibebaskan biaya pendidikan untuk cucunya. Beliau beralasan selama dirinya masih bisa berkeliling untuk berjualan, beliau akan berusaha membayar iuran biaya pendidikan dengan mencicil setiap bulan. Hanya dia minta keringanan tidak membayar 100 persen tetapi hanya 50 persen dari biaya pendidikan. Pihak sekolah kembali memaksa bahwa nenek tidak perlu membayar iuran sekolah karena sudah pantas dan berhak untuk dibebaskan. Nenek itu tetap tidak mau dan bertekad untuk tetap membayar iuran bulanan pendidikan.

Dia beralasan, dirinya ingin membaktikan sisa hidupnya untuk berbuat baik dengan membiayai sekolah cucunya sebagai bekal pahala di akhirat. Tidak ada keluh kesah bagi dirinya untuk terus berjualan keliling demi cita-cita pendidikan cucunya. Beliau mengatakan, jika dirinya sudah terkapar di tempat tidur dan tidak berdaya lagi berjualan, silahkan pihak sekolah untuk membebaskan biaya pendidikan cucunya. Sambil mengeluarkan sejumlah uang yang sudah kumal, beliau menyerahkan sejumlah uang hasil jualan keliling kepada pihak sekolah sebagai uang cicilan iuran sekolah untuk dua bulan.

Keyakinannya pada kehidupan akhirat mendorong nenek itu untuk tetap memposisikan dirinya sebagai orang mampu. Usia, tubuh yang renta, dan gubuk reotnya tidak dijual untuk mendapat belas kasihan manusia. Dia menjaga harga dirinya dihadapan Allah, dan bercita-cita hidup bahagia diakhirat. Kebahagian di akhirat menjadi tujuan hidupnya dan memuliakan kedudukannya di dunia.

Inilah sepenggal kisah pelajaran dari sekolah miskin di pedesaan yang mayoritas anak-anaknya berlatar belakang ekonomi lemah. Sekolah kami jarang sekali mendapat juara. Tetapi ternyata Allah menghadirkan orang-orang sukses dengan kekayaan akhlak mulia dari kefakiran harta dunia. Nabi Muhammad saw mengatakan kelak surga akan dipenuhi oleh orang-orang miskin. Beliau juga digelari bapak dari orang-orang miskin.  Mungkin nenek tua renta inilah, yang kelak akan menempati surga bersama Rasulullah saw. Wallahu ‘alam.

(Head master Trainer)

Saturday, August 17, 2019

EKPRESI KEMERDEKAAN

OLEH: TOTO SUHARYA

Kemerdekaan adalah bebas berekpresi. Pada zaman penjajahan semua ekpresi harus sama, menunnduk, tidak boleh menatap, dan bekerja dengan terpaksa. Histeris, ketakutan, menjerit, berteriak, memangis, ekpresi yang sering terjadi pada masyarakat. Ekpresi zaman penjajahan sangat monoton, itu-itu saja tunduk dan histeris karena ketakutan dan kesakitan.

Pada ulang tahun kemerdekaan, kita merasakan bagaimana masyarakat berekpresi. Ekpresi rakyat 180 derajat berbeda ketika zaman penjajahan. Ekpresi rakyat saat ulang tahun kemerdekaan sangat bahagia, menari-nari, berteriak-teriak semangat merdeka, menampilkan berbagai kekayaan milik negara. Ekpresinya seperti menghina kaum penjajah yang tidak bisa lagi berbuat semena-mena.

Ekpresi badut, waria, ditampilkan sebagai bentuk lecehan terhadap kaum penjajah. Setelah kita merdeka mereka tidak punya kekuasaan, kebanggaan, dan kedudukan. Mereka jadi bahan tertawaan seperti badut dan waria yang lucu.

Tapi jangan terlalu larut dalam tarian ulang tahun dan tertawa. Penjajah itu secara fisik sudah pergi, namun mereka masih tetap ada. Penjajah itu merubah dirinya menjadi makhluk ghaib. Mereka masuk ke dalam jiwa-jiwa kita, dan memengaruhi untuk larut dalam kegembiraan, main-main, makan, dan hiburan.

EKPRESI KEMERDEKAAN YANG HARUS DITINGKATKAN SETIAP TAHUN ADALAH RUKU DAN SUJUD BERSAMA KEPADA TUHAN DI WAKTU DHUHA (MUHAMMAD PLATO)
Penjajahan makhluk ghaib, harus dihadpi dengan yang ghaib. Penajajahan ghaib dalam bentuk mentalitas miskin, tapi hedonis, harus dilawan dengan pasukan-pasukan ghaib yang membisikkan mentalitas pekerja keras dan rela berkorban untuk kepentingan negara. Pasukan ghaib ini diutus Tuhan untuk menyelamatkan kedaulatan kita sebagai bangsa berkeyakinan kepada Tuhan.

Ekpresi-ekpresi kemerdekaan selain kemerdekaan, selfi, hiburan, pamer kekayaan, harus diisi dengan kegiatan-kegiatan rasya syukur kepada Tuhan. Shalat bersama di waktu dhuha, sepertiga malam, adalah gerakan yang akan mendatangkan pasukan-pasukan ghaib untuk meghadapi penjajahan ghaib. Sebagaimana pasukan Nabi Muhammad saw ketika menaklukkan Mekah, diberitakan dalam sejarah sepanjang malam rasa syukur itu diekrepsikan dengan gerakan ruku dan sujud.

Ruku dan sujud adalah ekrepsi rasa syukur dalam segala kondisi baik senang maupun sedih. Pasukan ghaib telah membisikkan bahwa kemenangan dan kekalahan manusia di muka bumi tidak ada artinya bagi Tuhan, karena arti kemenangan diukur dari kedisiplinan dan kebersamaan ruku dan sujud bangsa ini dalam segala kondisi. Ekpresi hari ulang tahun kemerdekaan yang harus ditingkatkan jumlahnya setiap tahun adalah ruku dan sujud bersama-sama sepanjang tahun. Dirgahayu Republik Indonesia! semoga Tuhan Yang Maha Esa, tetap bersama mu.

Di sekolah kami memberi warna ekpresi kemerdekaan dengan ruku dan sujud bersama di lapangan terbuka. Ruku dan sujud bersama 12 rakaat, kemudian ceramah membakar semangat merdeka, semangat untuk tetap bergantung pada Tuhan Yang Maha Esa. Semoga tahun depan ekpresi ruku dan sujud bersama menjadi ekpresi viral dalam memperingati hari kemerdekaan. Wallahu’alam.

(Head Master Trainer)

Saturday, August 10, 2019

PENDIDIKAN ALA KIYOSAKI

OLEH: TOTO SUHARYA

Uang adalah gagasan, dan uang tidak akan membuat orang jadi kaya. (Robert Kiyosaki). Gagasan adalah pengetahuan, maka Tuhan memerintahkan membaca. Gagasan-gagasanlah yang akan membuat kita kaya.

Hal penting yang harus diperhatikan untuk jadi orang kaya adalah melek finansial. Bankir tidak akan pernah bertanya nila raport, tetapi akan bertanya bagaimana kecerdasan finansial anda. Masalahnya adalah 99% anak-anak lulusan sekolah tidak mengerti laporan keuangan. Sekolah tidak melatih anak-anak menjadi pebisnis tetapi untuk jadi pekerja.

Orang miskin adalah mereka yang memiliki pengeluaran lebih besar dari pemasukkan. Orang kaya tidak dilihat dari kepemilikan rumah, mobil, perusahaan,  dan tanah, orang kaya adalah mereka yang punya pengeluaran tidak melebihi pemasukkan. Cara untuk melihat orang itu kaya, bisa dilihat ketika ia berhenti bekerja. Jika berhenti bekerja pemasukkan tetap ada, itulah dia orang kaya. Definisi kekayaan adalah berapa lama anda bisa bertahan tanpa bekerja. Daya tahan ini diukur dalam hitungan hari, minggu, bulan dan tahun.

Orang miskin adalah mereka yang memiliki pengeluaran lebih besar dari pemasukkan. (Kiyosaki)
Arus kas menentukan perusahaan atau seseorang menjadi kaya. Di sekolah kita bukan diajari untuk mengurus bisnis sendiri, tetapi mengurus bisnis orang lain. Orang kaya tidak tergantung pada berapa pemasukkan tetapi berapa yang bisa disimpan. Jika pemasukkannya 5000 tetapi bisa menyimpan 2500 maka dia orang kaya. Seaklipun pendapatannya 100 juta tapi pengeluaran 120 juta maka dia termasuk orang miskin.

Ajari anak-anak untuk memahami akuntansi keuangan. Uang jajan anak-anak, jika setiap hari disimpan 50 persen, kita sedang mengajari mereka menjadi orang kaya. Untuk melatih menjadi kaya kita butuh tiga celengan. Satu celengan untuk tabungan, investasi, dan sedekah. Berapa yang bisa dimasukkan ke celengan adalah tiap hari, bukan tiap bulan tapi tiap hari. Harus dilakukan tiap hari karena ini adalah latihan disiplin untuk menjadi orang kaya. Orang kelas menengah akan mencari alasan untuk memecah celengan dan membelanjakannya untuk membeli barang kesukaan.

Menyimpan uang dalam tiga celengan, lebih penting dari makanan, lebih penting dari pakaian, lebih penting dari kendaraan. Menyimpan uang dalam celengan ini harus terus dipertahanakan sekuat tenaga tiap hari. Jika sudah terbiasa melakukannya dengan jumlah kecil 10 ribu rupiah, naikkan menjadi 50 ribu rupiah. Jika sudah biasa 50 ribu, naikkan lagi menjadi 100 ribu rupiah, kemudian naikkan ke 1 juta. Bukan masalah rupiahnya tetapi masalah kebiasaannya.

Untuk menggunakan tabungan dalam deal investasi, anda harus melakukan analisis dengan rasio 100:1. Melakukan investasi tanpa melakukan analisis, adalah kebodohan para investor. Jangan takut gagal. “Kegagalan adalah bagian dari kesuksesan, orang-orang yang menghindari kegagalan mereka menghindari kesuksesan.” (Robert Kiyosaki). Kita harus mengajari anak-anak kita mencoba dan merasakan kegagalan. Jadilah orang gagal lebih awal dan gagallah dengan bertanggung jawab. Jika anda tahu akan gagal maka lakukan sekarang jangan menunggu. Ketika orang menghindari kegagalan, kita harus berharap gagal, karena dengan kegagalan kita bisa lebih cerdas.

Guru-guru kaya akan mengatakan bagaiman cara kita mendapatkan, bagaimana cara meraih kesuksesan? Bagaimana cara membelinya, bagaimana cara kita mendapatkannya. Jika kita mengatakan hal yang negatif, atau membatasi, maka pikiran kita akan tertutup. Kemiskinan itu diajarkan dan diturunkan dalam lingkungan keluarga. (Kiyosaki).

Anak-anak harus didorong mau belajar. Jika anak-anak tidak mau belajar, maka guru-guru tidak bisa mengajarinya untuk gagal. Mereka yang hidup miskin, penyebabnya mereka tidak pernah gagal. Orang miskin itu tamak. Untuk menjadi kaya kita harus memberi sesuatu. Orang tamak tidak menghasilkan, dan dan memberikan sesuatu, maka dialah orang miskin. Kata Einstein, “imaginasi lebih penting dari pada ilmu pengetahuan”. Tapi pengetahuan memberi kuasa pada imajinasi”. Untuk itu anak-anak harus belajar gagal untuk dapat pengetahuan.

Sebagai seorang guru tidak boleh megatakan sesuatu yang dapat mengecewakan anak. Di sekolah, anak diberi hukuman jika melakukan kegagalan, itulah kesalahan guru, akibatnya jadi alasan bagi setiap orang untuk takut gagal.

“kehabisan dan kekurangan uang adalah sumber dari segala kejahatan. Cinta akan uang adalah akar dari segala kejahatan”. Kedua filosofi itu benar, tetapi faktanya hidup manusia membutuhkan uang, jadi yang pertama yang harus diselesaikan adalah masalah kekurangan uang, bukan masalah cinta uang. Jika sudah memiliki banyak uang, maka filosofinya adalah cinta uang dapat menjadi malapetaka dari segala kejahatan. Wallahu ‘alam.

(Head Master Trainer Logika Tuhan)

Friday, August 2, 2019

KEAJAIABAN HIDUP

OLEH: TOTO SUHARYA

Pernahkah anda mengalami kejaiban dalam hidup? Keajaiban adalah kejadian yang terjadi di luar kemampuan nalar manusia. Menurut pandangan mata, tidak mungkin di gurun ada mata air, tidak mungkin di laut ada gunung berapi, tidak mungkin laut dibelah, dan tidak mungkin benda dengan berat beribu-ribu ton bisa terbang.

Kisah ini dialami oleh seorang pria yang berniat menikahi seorang gadis. Pria itu sangat mencintai gadis yang akan dinikahinya. Namun gadis yang akan dinikahinya memiliki masalah dengan siklus yang biasa dialami gadis pada umumnya. Gadis itu mengalami haid hanya empat bulan sekali. Menurut analisis dokter, siklus tidak normal ini terjadi karena ada kelainan pada rahim. Akibat kelainan ini, dokter memonis bahwa gadis itu tidak bisa melahirkan keturunan.

Kondisi gadis ini diketahui oleh pria yang hendak menikahinya. Orang tua dan anggota keluarga pihak pria memberi saran untuk mempertimbangkan niatnya menikahi gadis ini. JIka tidak, kelak dia tidak akan punya keturunan. Namun keputusan pria itu tetap memilih untuk menikahi gadis ini. Atas dasar kasih sayangnya yang tulus, dia siap menikah dan ikhlas menerima jika setelah menikah tidak memiliki keturunan. Keluarga besarnya tidak sedikit yang menyesalkan atas keputusan pria tersebut, karena sudah dipastikan tidak akan mendapat keturunan.


Sudah beberapa tahun lewat pria itu menikah dengan gadis yang dicintainya. Keajaibanpun terjadi, mereka dikaruniai tiga orang anak yang sehat dan lucu-lucu. Kehidupan keluarganya dialami dengan penuh kebahagiaan.

Begitulah keajaiban terjadi diluar nalar manusia biasa. Namun tidak tahu kenapa, dibalik keajaiban selalu ada keikhlasan dari orang-orang yang mengalaminya. Ikhlas adalah berharap tetapi tidak menuntut dan ngotot. Ikhlas adalah berharap tetapi menyerahkan diri kepada Allah. Ikhlas adalah berharap tetapi menerima segala keputusan sebagai takdir Allah. Ikhlas adalah berharap tetapi mengakui keputusan yang diterima adalah takdir terbaik dari Allah.

Pada akhirnya ikhlas adalah berharap tetapi tidak pernah mendahului keputusan Allah. Ikhlas adalah berani berkorban kehilangan kesenangan dunia untuk melaksanakan apa yang dicintai Allah. Ikhlas adalah ketaatan murni menjalankan perintah semata untuk Allah. Kemurnian ketaatan ini yang selalu melahirkan keajaiban bagi pelakunya. Kemurnian ketaatan tidak lagi melahirkan prasangka-prasangka manusia kecuali prasangka Allah swt. 

Cerita inspirasi ini penulis dapat dalam perjalanan menuju tempat kerja dari stasiun radio nasional, ketika tepat berada di pembuangan sampah yang baunya menyesakkan dada. Ajaib! inspirasi ini berbarengan dengan bau sampah yang menyesakkan dada. Allah tetap melahirkan kebaikan dalam kondisi buruk sekalipun. Wallahu ‘alam.

(Head Master Trainer)  

Saturday, July 20, 2019

BELUT

oleh: Toto Suharya

Pepetah orang tua dahulu, bekerja itu seperti mencangkul di sawah. Tujuannya menanam padi sampai panen. Tapi jika sedang mencangkul ketemu belut (hewan sejenis ikan tahan oksigen rendah berprotein tinggi) boleh kita ambil itu rezeki tak disangka atau bonus. Tapi tetap pada saat mencangkul kita tidak mencari belut.

Filosofi ini tidak lekang dimakan zaman. Filosofi ini ternyata bersumber pada pola pikir dari Qur'an. Hidup kita tujuannya untuk akhirat, rezeki yang kita dapat di dunia adalah rezeki tak diaangka bonus dari Allah.


Hidup ini tidak mencari rezeki bonus, tetapi rezeki pasti yang dijanjikan Allah. Demikian juga diumpamakan pada saat bekerja, kita tidak mencari belut atau bonus tapi mengerjakan pekerjaan sesuai gaji bulanan yang kita terima. Jika ada belutnya ya ambil saja, jika tidak jangan fokus cari belut. Demikian juga dalam hidup sehari hari jangan fokus cari dunia, fokuslah cari akhirat, insya Allah banyak Å•ezeki bonus kita dapat. Jangan gagal fokus!

Semangat pagi. Tetap berliterasi sehat dan bergizi. Optimis tanpa batas!!!

(Head Master Trainer)

Wednesday, June 26, 2019

PROGRAM CLONING CLEANING TRAINING SERVICE (CCTV)


OLEH: TOTO SUHARYA

“Jika ingin tahu letak wc sekolah, tarik nafas cium baunya dari arah mana, maka kita akan menemukan dimana letaknya”. Itulah candaan orang-orang pendidikan yang sudah tahu bahwa wc wc di sekolah selalu bau pesing dan kotor.

Kondisi ini hampir terjadi di setiap sekolah. Padahal sekolah adalah lingkungan yang harus mendidik anak-anak untuk hidup bersih. Kendalanya adalah tenaga kebersihan yang ditugaskan di skeolah tidak maksimal melaksanakan tugas. Selain itu kontrol dan manajemen pemeliharaan lingkungan sekolah kurang disiplin dan sering terabaikan. Padahal citra sekolah bisa dilihat di wc.

Menjaga wc tetap bersih ternyata butuh sumber daya terlatih dan punya tata kerja disiplin. Memelihara wc tetap bersih butuh tenaga-tenaga professional terlatih, karena memelihara wc jika di dalami ternyata butuh ketermpilan, dilengkapi alat-alat, dan cairan-cairan khusus permbersih wc.

Tenaga kebersihan di sekolah rata-rata tidak memiliki keterampilan dan pengetahuan cukup tentang cara membersihkan dan memelihara wc agar tetap bersih. Selama ini pihak sekolah merengkrut tenaga kebersihan tanpa pernah ada pelatihan dan pembinaan bagaimana tata cara memelihara dan membersihkan wc.

Petugas kebersihan sekolah biasanya memiliki jam kerja tidak teratur. Setelah melaksanakan tugas di pagi hari, petugas kebersihan tidak pernah punya pekerjaan lain, dan kinerjanya tidak terkontrol. Membersihkan wc wc guru, dan siswa, tidak pernah teratur dan jika dikerjakan kualitasnya tidak maksimal. Hingga sering kita temukan wc-wc guru dan siswa, kotorannya mengerak dan sulit dibersihkan sekalipun sudah menggunakan cairan pembersih wc. Kondisi ini menjadi kurang mendidik dan tidak layak menjadi wc di lingkungan pendidikan.

Program CCTV terinspirasi dari seorang alumni yang dulu pernah bekerja menjadi cleaning service. Dia datang ke sekolah bukan sebagai cleaning service tetapi sudah menjadi pengusaha jasa cleaning service. Beliau bercerita bahwa dulu karena sulit cari kerja dia bekerja di perusahaan jasa cleaning service terbesar di Bandung yang pemilik orang Denmark. Di Bandung hanya ada 46 perusahaan jasa cleaning service yang sudah memiliki izin, termasuk perusahaan yang dia didirikan sekarang. Beliau datang ke sekolah ingin membantu dan berbagi ilmu bagaimana menjaga kebersihan wc sekolah seperti wc-wc di hotel bintang.

Program CCTV dilakukan dengan memasukkan petugas cleaning service profesional menjadi petugas kebersihan sekolah dengan kontrak satu tahun. Petugas kebersihan dari jasa cleaning service dipekerjakan dua orang, sambil bekerja mereka bertugas melakukan training tenaga kebersihan sekolah untuk mengikuti pola kerja standar dari pekerja cleaning service. Petugas kebersihan sekolah ditugaskan mengiuti seluruh aktivitas yang dilakukan oleh petugas kebersihan profesional.

Kontrol jam kerja, tata cara kerja, petugas kebersihan sekolah diserahkan kepada manajer jasa cleaning service. Petugas kebersihan sekolah sesuai dengan MOU, ditugaskan untuk mengikuti dan diatur oleh manajemen jasa cleaning service. Selama MOU, disiplin kerja, tata cara  kerja, dan penilaian kinerja dilakukan standar oleh pengelola jasa layanan cleaning service.

Program CCTV dilakukan dengan mempertimbangkan keuangan sekolah yang tidak mungkin untuk membayar tenaga professional jasa cleaning service dalam jumlah sesuai kebutuhan. Sistem cloning dilakukan dengan merekrut tenaga professional dengan gaji dan jam kerja standar 8 jam full perhari. Tenaga kebersihan sekolah karena gajinya belum standar, hanya mengikuti 6 jam kerja per hari. Namun pada saat bekerja selama 6 jam mereka harus mengikuti tata cara kerja pekerja jasa cleaning service professional. Selama bekerja itulah mereka seolah-olah melakukan training menjadi pekerja cleaning service.

Diharapkan melalui program CCTV para pekerja kebersihan sekolah memiliki wawasan pengetahuan bagaimana menjadi pekerja professional dalam bidang kebersihan. Selama satu tahun percobaan mereka akan bekerja bersama cleaning service professional. Melalui program CCTV diharapkan seluruh warga sekolah bisa melihat kualitas wc yang selalu bersih, dan menjadi budaya standar hidup bersih yang tinggi terutama bagi anak-anak didik.

Alhasil, setelah lulus sekolah anak-anak punya daya cipta untuk mewujudkan wc-wc bersih dengan standari tinggi di rumah-rumah mereka dan tempat umum. Diharapkan juga mindset dan kepedulian mereka terhadap wc dan lingkungan bersih menjadi karakter.

Tidak sadar selama ini dengan kualitas kebersihan wc sekolah yang buruk, bertahun-tahun kita sedang mewariskan keburukan kepada anak-anak. Sehingga setelah lulus sekolah kualitas hidup mereka tidak berubah. Program CCTV adalah inovasi program yang mungkin dilakukan dan patut dicoba oleh setiap sekolah. Wallahu ‘alam.

(Penulis Head Master Trainer)

Saturday, June 8, 2019

EMPAT FILOSOFI GURU

OLEH: TOTO SUHARYA

Tidak ada pekerjaan yang dibebani tugas berat selain guru. Di pundak para guru, nasib bangsa ke depan ditentukan. Di Spanyol, masyarakat bisa protes keras jika guru tidak melaksanakan tugas dengan profesional. Sekolah bisa didakwa secara pidana oleh orang tua jika anak-anaknya tidak bisa mendapatkan ilmu yang dijanjikan.

Guru memiliki tugas-tugas kenabian. Menanggung beban derita dan sangat peduli pada masa depan umat manusia. Menyelamatkan satu anak sama dengan menyelamatkan umat manusia, dan menelantarkan satu anak tanpa pendidikan sama dengan menelantarkan seluruh manusia. Filosofi guru seperti para nabi yang diutus Nya.

Pertama; Tugas guru hanya menyampaikan kebenaran. “Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas". (Yasin, 36:17). Setiap hari melalui berbagai macam cara guru menyampaikan kebenaran. Cara pengajaran terbaik yang dimiliki guru adalah keteladanan. Dosa besar guru manakala tidak menyampaikan kebenaran, tidak memberikan keteladanan kepada anak-anak dalam berakhlak mulia, dari mulai parkir kendaraan, cara membuang sampah, sampai memuliakan orang tuanya.

"Guru tidak mengklaim keberhasilan murid-murid sebagai jasa-jasanya". (Muhammad Plato)
Kedua; Lemah lembut dan pemaaf adalah akhlak sehari-hari guru. Kesalahan tidak ditimpakan pada murid-muridnya tetapi dialamatkan kepada dirinya yang tidak sempurna dalam menjalankan tugas. Marah adalah perbuatan haram bagi guru, sekalipun dalam kebenaran marah tidak dibenarkan dalam dunia guru, karena di dalam marah ada kesombongan tersembunyi, yaitu merasa diri pemilik kebenaran, sedangkan kebenaran mutlak milik Allah.
   
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” (Ali Imran, 3:159).

Ketiga; Guru tidak mengklaim keberhasilan murid-murid sebagai jasa-jasanya. Bukan hak guru menghakimi murid-murid cerdas atau bodoh. Bukan guru yang menjadikan anak soleh atau durhaka. Murid-murid pada dasarnya makhluk cerdas, dan kebodohan, kedurhakaan karena prilakunya sendiri. “Sesungguhnya kewajiban Kami-lah memberi petunjuk,” (Al lail, 92:12). Guru tidak menjadi Tuhan bagi murid-muridnya, tugas guru seperti para nabi hanya menyampaikan kebenaran dengan lemah lembut, pemaaf, dan dengan contoh teladan.

Keempat; Keteladan paling dasar untuk diajarkan adalah kemampuan hidup dijalan benar dalam kesabaran. Berdasar hadis, “kemampuan hidup sabar adalah penguasaan 50% ajaran kehidupan”. Bagi guru, kesabaran adalah perbuatan tanpa batas, karena kesabaran pilihan hidup untuk tetap bersekutu dengan Tuhan dan selalu menjannjikan keberuntungan besar.

“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Al Baqarah, 2:153). “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung”. (ali Imran, 3:200).

(Penulis Head Master Teacher)

Friday, June 7, 2019

KEWIRAUSAHAAN MENURUT AL-QURAN

OLEH: TOTO SUHARYA


Dulu kewirausahaan identik dengan pedagang. Islam di Indonesia disebarkan melalui para pedagang dari Gujarat. Islam di Indonesia menyebar melalui pesisir pantai, dan kita temukan di setiap pesisir pantai akan ada pasar dan masjid. Pada masa awal, kewirausahaan adalah industri milik keluarga, pada masa revolusi industri kewirausahaan menjadi pegawai perusahaan, kemudian pada masa revolusi industri 4.0 kewirausahaan berubah menjadi kepemilikan kapital dan teknologi digital. Kewirausahaan kembali menjadi milik setiap anggota keluarga. Inilah fenomena di masyarakat abad ke-21.

SESUNGGUHNYA MANUSIA DCICIPTAKAN PUNYA KEMAMPUAN BETAHAN HIDUP DALAM KESULITAN. (MUHAMMAD PLATO)
Semua orang adalah pewirausaha, pendapat ini dikatakan oleh Muhammad Yunus seorang pewirausaha sosial dari Bangladesh, mendapat nobel perdamaian tahun 2016, dikutif Rhenald Kasali (26 Desemeber 2017). Konsep ini menjadi layak sebagai kompetensi dalam kurikulum pendidikan. Untuk itu di abad ke-21 semua kurikulum harus mengacu pada pengembangan jiwa kewirausahaan dalam berbagai aspek kehidupan.

Kewirausahaan berkaitan erat dengan adversity quotient yang dikembangkan Stolzt. Dari berbagai studi literatur buku-buku autobiorafi para pewirausaha dan tokoh-tokoh politik dunia, adversity adalah kompetensi dasar yang dimiliki oleh mereka. Para pewirausaha adalah manusia climbers seperti dikemukakan oleh Stolzt (2005, hlm. 19) yaitu manusia yang mengabdikan diri seumur hidupnya pada pendakian.

Konsep jalan sulit dan mendaki kita temukan di dalam Al-Qur’an. Bahkan Al-Qur’an memberikan penjelasan rinci tentang apa itu jalan mendaki yang harus ditempuh oleh manusia. “ Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu (‘aqabah)? (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan (raqabah), atau memberi makan pada hari kelaparan (masgobah) (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau orang miskin yang sangat fakir”. (Al Balad, 12-16).

Para pengambil jalan mendaki dikabarkan oleh Tuhan sebagai orang-orang berjiwa wirausaha yaitu yang tidak takut dengan kesulitan dan mengabdikan diri untuk membantu manusia terbebas dari ketidakadilan dan berusaha memenuhi kebutuhan fisiologis manusia terutama mereka yang sedang dilanda kesulitan.

Para pewirausaha dalam bidang pendidikan, ekonomi, sosial, dan politik, guru, dosen, pengusaha, relawan, pejabat, pegawai, pada dasarnya mereka mengabdikan diri untuk membantu dan membebaskan manusia dari ketidakadilan dan kemiskinan. Penjajahan dalam berbagai bentuk adalah salah satu bentuk ketidakadilan yang mengakibatkan kemiskinan.

Maka atas jasa-jasa tokoh para pewirausahalah, setiap suku, bangsa, dan dunia bisa diselamatkan dari ketidakdilan dan kemiskinan. Kehadiran para pewirausaha dalam berbagai bidang harus diregenerasi melalui upaya pendidikan secara terencana, dan terstruktur dalam setiap kurikulum pembelajaran. Wallahu ‘alam.

(Penulis Head Master Trainer)

Tuesday, June 4, 2019

GURU BERBASIS ZONASI


OLEH: TOTO SUHARYA

“Jika masalah guru tertangani dengan baik, sekitar 70 persen urusan pendidikan di Indonesia selesai”. (kompas, 28/11/2018). Menyimak pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini, 1000 persen saya setuju sekalipun pernyataannya hanya sebatas nalar sehat seorang menteri. Masalah mendasar dalam dunia pendidikan kita adalah kualitas guru. Perhatian pemerintah terhadap guru tidak boleh mengalami pasang surut. Peradaban boleh berubah, teknologi boleh berubah, tetapi guru kedudukannya tidak akan tergantikan.

ARTIKEL TELAH DIMUAT DI FORUM GURU PIKIRAN RAKYAT
Negara-negara kaya yang banyak membelanjakan dananya untuk pendidikan dapat memberikan layanan pendidikan yang lebih berkualitas dibanding negara-negara miskin yang membelanjakan dananya lebih sedikit untuk pendidikan. Sebagai contoh di negara-negara yang mengalokasikan dana pendidikan lebih besar, satu guru melayani 20 orang siswa, sedangkan di negara-negara yang kecil alokasi dana pendidikannya satu orang guru melayani 30 orang siswa. (Orstein & Levine, 2018).

Lebih lanjut dijelaskan, keberhasilan pendidikan di negara maju, ternyata tidak lepas dari peran guru berkualitas. Sekalipun pengajaran lebih banyak ceramah dan siswa menyimak duduk di kursi, pada sekolah dasar di Selandia Baru, mereka telah menerapkan sistem pengajaran yang menekankan pada keterampilan membaca. Anak-anak belajar menemukan kontek saat mereka membaca, dari naskah yang menggunakan bahasa sehari-hari. Pembelajaran ini telah berhasil meningkatkan kecerdasan anak-anak sampai jenjang perguruan tinggi. Pembelajaran menekankan pada keterampilan berpikir, didukung oleh guru-guru berkualitas tinggi, dan sarana prasarana kelas, dan pembaruan alat laboratorium.

Kesimpulan dari penelitian PISA, TIMMS, PIRLS, menyimpulkan bahwa nilai nasional pada mata pelajaran seperti membaca, matematika, dan sains cenderung sangat berkorelasi. Tujuh dari negara dengan skor membaca tertinggi dalam data yang dikumpulkan oleh PISA, juga berada di delapan negara tertinggi yang memperoleh skor tertinggi dalam matematika dan sains. Penelitian ini mengkerucutkan arti kualitas seorang guru harus diukur dari budaya literasi. Di Amerika Serikat, budaya literasi yang dimiliki seorang calon guru, menjadi syarat kelulusan dalam seleksi calon guru. Kemampuan baca rendah anak-anak didik, tidak lepas dari campur tangan para guru.

Berkaitan dengan rencana peningkatan mutu guru berbasis zonasi, penulis tidak menemukan hal esensial dalam kebijakan baru ini. Pokok dasar masalah guru, bukan pada metode pembenahannya yang harus dikedepankan oleh pemerintah, tetapi masalah pemetaan dan distribusi guru. Jumlah 3,1 juta orang guru PNS secara nasional, telah memenuhi kuota kebutuhan guru, tetapi jika dilihat fakta dilapangan masih ada sekolah tanpa guru PNS.

Permasalahan mendasar lainnya adalah masalah konten dan konsitensi dalam model penigkatan mutu guru. Program sertifikasi dengan tunjangan sertifikasi banyak dikritisi tidak menghasilkan apa-apa untuk guru, bukan berarti program sertifikasi guru gagal meningkatkan kualitas guru, tetapi ada subtansi program yang harus dievaluasi. Amerika Serikat yang sudah lebih dulu melakukan program sertifikasi sampai sekarang masih menghadapi kendala dalam hal kualitas guru.

Upaya yang dilakukan mereka adalah melakukan seleksi ketat dalam rekruitmen guru, dan meningkatkan peran serta organisasi profesi guru dalam mengawal kualitas guru. Selain itu, pemerintah Amerika terus membenahi lembaga-lembaga pendidikan yang mendidik para calon guru, dengan melakukan akreditasi ketat pada lembaga tersebut. Dari sisi keilmuan, profesi guru yang masih dianggap semi profesi, secara keilmuan harus terus ditingkatkan melibatkan lembaga pendidikan tinggi keguruan (LPTK) terakreditasi sangat baik, agar keilmuannya sama dengan dokter dan pengacara. Dengan demikian tidak bisa sembarangan orang dengan berbagai macam latar belakang pendidikan bisa menjadi guru. Awal karier seorang guru, harus diawali dari panggilan jiwa dan punya kepribadian seorang guru.

Kegagalan pemerintah dalam menata kebutuhan guru, terlihat pada rekruitmen calon guru  yang latar belakang pendidikannya tidak tersedia dilapangan seperti guru kewirausahaan. Alhasil pada kuota guru kewirausahaan tidak ada satu pun calon guru yang mendaftar karena tidak ada lembaga pendidikan tinggi yang menyediakan sarjana kewirausahan. Untuk itu, pemerintah harus betul-betul serius mengelola kebutuhan guru, dengan menggali data dari lapangan dan melibatkan akdemisi, praktisi, dan organisasi profesi guru ketika akan mengeksekusi sebuah kebijakan dalam penataan dan peningkatan kualitas guru.

Berdasarkan survey di tingkat internasional, masyarakat Indonesia masih memiliki penghormatan tinggi kepada guru. Penghormatan masyarakat kepada guru, harus segera diimbangi dengan program-program peningkatan mutu guru melalui evaluasi substansi program sertifikasi yang sudah ada secara berkelanjutan. Wallahu ‘alam.

(Penulis Kepala SMAN 1 Cipeundeuy, Pengurus PGRI Kab. Cianjur)
   

KEKHAWATIRAN DAN HARAPAN PPDB


OLEH: TOTO SUHARYA

Berbicang-bincang dengan kepala sekolah senior disela-sela pelantikan Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (AKSI) DPC kota Bandung, saya menangkap kekhawatiran para senior. Kekhawatiran itu, dikemukan bahwa PPDB zonasi dengan prioritas domisili berdasarkan kartu keluarga, telah ditafsir oleh segelintir orang untuk meruntuhkan kejayaan sekolah-sekolah favorit.

Para senior mengkhawatrikan sistem peneriman peserta didik baru berdasarkan pada domisili, sekolah-sekolah favorit yang ada di tengah kota terancam tidak akan dapat siswa, atau kualitasnya menurun karena akan dimasuki siswa dari berbagai macam latar belakang siswa. Kekhawatiran ini menjadi harapan akan ada kebijakan khusus terhadap sekolah-sekolah favorit agar tetap favorit.

Dari sudut pandang lain, bagi sekolah di desa dan swasta, kebijakan PPDB zonasi dengan prioritas domisili, kebijakan ini dapat meningkatkan kredibilitas sekolah desa dan swasta. Melalui PPDB prioritas domisili, akan terjadi penyebaran siswa berprestasi akademik dan non akademik secara merata. Siswa dengan orang tua kaya, dapat masuk sekolah dekat rumahnya dan ikut membantu membiaya pengembangan sarana prasarana sekolah yang dekat dengan tempat tinggalnya. Lambat laun dengan kondisi ini, kualitas pendidikan dapat menyebar secara merata.

Di sisi lain, orang tua siswa yang rumahnya tidak dekat sekolah, gelisah karena tidak mungkin diterima di sekolah yang dia inginkan karena jauh. Dia harus menyiapkan dana besar karena pasti harus mencari swasta berkualitas dengan biaya pendidikan selangit. Bagi orang tua ini, PPDB dengan prioritas domisili dianggap diskriminatif.

ARTIKEL TELAH DIMUAT DI FORUM GURU PIKIRAN RAKYAT KAMIS, 28 FEBRURI 2019
Namun demikian, kebijakan PPDB dengan prioritas nilai akademik, kebijakan itu sama-sama diskriminatif. Dia tidak pernah berpikir bahwa ketika nilai akademik menjadi syarat seleksi dalam PPDB, anak-anak dengan nilai akademik bodoh, harus puas masuk sekolah dengan layanan minim. Kejadian ini berjalan berpuluh-puluh tahun, ribuan anak yang dianggap bodoh, tidak cerdas secara akademik, diabaikan haknya untuk mendapat layanan pendidikan berkualitas. Pendidikan berkualitas hanya untuk orang-orang borjuis yang bisa cerdas karena bisa membiayai les akademik di lembaga private.

Pemerintah sudah sangat cerdas menangkap kondisi sosial masyarakat saat ini. Pendidikan berkualitas adalah milik semua warga negara. Seiring dengan penemuan-penemuan baru dalam dunia pendidikan, anak cerdas tidak lagi di dominasi oleh kecerdasan intelektual. Howard Gardner menemukan delapan kecerdasan yang dimiliki anak-anak. Stanley melakukan riset bahwa para milionare dengan kekayaan triliunan berasal dari anak-anak yang tidak cerdas secara intelektual. Stanley menyimpulkan bahwa antara anak-anak cerdas secara intelektual dan yang tidak, kelak penghasilan  ekonominnya tidak mengalami perbedaan signifikan.

Indonesia sebagai bangsa besar, tidak mungkin hanya mengandalkan sekolah-sekolah favorit untuk mepersiapkan generasi penerusnya. Kini pemerintah harus bekerja keras untuk membuat semua sekolah favorit. Salah satu kebijakannya adalah dengan membuat sistem rekruitmen PPDB yang tidak memprioritaskan salah satu kecerdasan. Kini setiap sekolah dituntut agar mampu meningkatkan kecerdasan semua siswa sesuai dengan kondisi dan kemampuan siswa masing-masing melalui layanan pendidikan.

Di era persaingan bebas, sekolah-sekolah tidak bisa lagi mempertahankan sekolah tetap berkualitas dengan bantuan kebijakan yang menguntungkan sepihak, di sisi lain merugikan. Setiap warga negara harus dijamin bisa mendapat perlakuan sama dihadapan hukum dalam mendapat layanan pendidikan berkualitas.

Tantangan bagi pengelola pendidikan untuk melakukan revolusi pendidikan, mengubah paradigma pendidikan, mengacu pada kualitas proses bukan pada kualitas input peserta didik. Sekolah-sekolah unggul ditandai dengan hadirnya para inovator di dalam lingkungan pendidikan, melayani anak-anak dengan berbagai macam pendekatan untuk mengembangkan berbagai macam kecerdasan yang dimiliki anak-anak.

Setiap kebijakan akan mengalami transisi, dan setiap transisi pasti akan ada masa krisis dan adaftasi. Pada masa krisis inilah harapan dan kekhawatiran akan muncul. Namun, penulis yakin masa transisi seiring waktu akan cepat berakhir dengan kemampuan adaftasi para guru dalam menghadapi segala macam perubahan zaman.

Bangsa besar tidak mungkin bangkit hanya dengan menghadapi masalah biasa, bangsa besar lahir dengan menghadapi masalah-masalah luar biasa. Sistem PPDB zonasi dengan prioritas domisili, adalah tantangan para praktisi pendidikan untuk keluar dari zona nyaman. Wallahu ‘alam.

(Penulis Kepala SMAN 1 Cipeundeuy KBB, dan Pengurus PGRI Kab. Cianjur)     

BERPIKIR CEPAT

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Berat otak manusia sekitar 1,3 kg atau 2% dari berat badan. Otak tidak pernah berhenti bekerja sekalipu...