Saturday, August 17, 2019

EKPRESI KEMERDEKAAN

OLEH: TOTO SUHARYA

Kemerdekaan adalah bebas berekpresi. Pada zaman penjajahan semua ekpresi harus sama, menunnduk, tidak boleh menatap, dan bekerja dengan terpaksa. Histeris, ketakutan, menjerit, berteriak, memangis, ekpresi yang sering terjadi pada masyarakat. Ekpresi zaman penjajahan sangat monoton, itu-itu saja tunduk dan histeris karena ketakutan dan kesakitan.

Pada ulang tahun kemerdekaan, kita merasakan bagaimana masyarakat berekpresi. Ekpresi rakyat 180 derajat berbeda ketika zaman penjajahan. Ekpresi rakyat saat ulang tahun kemerdekaan sangat bahagia, menari-nari, berteriak-teriak semangat merdeka, menampilkan berbagai kekayaan milik negara. Ekpresinya seperti menghina kaum penjajah yang tidak bisa lagi berbuat semena-mena.

Ekpresi badut, waria, ditampilkan sebagai bentuk lecehan terhadap kaum penjajah. Setelah kita merdeka mereka tidak punya kekuasaan, kebanggaan, dan kedudukan. Mereka jadi bahan tertawaan seperti badut dan waria yang lucu.

Tapi jangan terlalu larut dalam tarian ulang tahun dan tertawa. Penjajah itu secara fisik sudah pergi, namun mereka masih tetap ada. Penjajah itu merubah dirinya menjadi makhluk ghaib. Mereka masuk ke dalam jiwa-jiwa kita, dan memengaruhi untuk larut dalam kegembiraan, main-main, makan, dan hiburan.

EKPRESI KEMERDEKAAN YANG HARUS DITINGKATKAN SETIAP TAHUN ADALAH RUKU DAN SUJUD BERSAMA KEPADA TUHAN DI WAKTU DHUHA (MUHAMMAD PLATO)
Penjajahan makhluk ghaib, harus dihadpi dengan yang ghaib. Penajajahan ghaib dalam bentuk mentalitas miskin, tapi hedonis, harus dilawan dengan pasukan-pasukan ghaib yang membisikkan mentalitas pekerja keras dan rela berkorban untuk kepentingan negara. Pasukan ghaib ini diutus Tuhan untuk menyelamatkan kedaulatan kita sebagai bangsa berkeyakinan kepada Tuhan.

Ekpresi-ekpresi kemerdekaan selain kemerdekaan, selfi, hiburan, pamer kekayaan, harus diisi dengan kegiatan-kegiatan rasya syukur kepada Tuhan. Shalat bersama di waktu dhuha, sepertiga malam, adalah gerakan yang akan mendatangkan pasukan-pasukan ghaib untuk meghadapi penjajahan ghaib. Sebagaimana pasukan Nabi Muhammad saw ketika menaklukkan Mekah, diberitakan dalam sejarah sepanjang malam rasa syukur itu diekrepsikan dengan gerakan ruku dan sujud.

Ruku dan sujud adalah ekrepsi rasa syukur dalam segala kondisi baik senang maupun sedih. Pasukan ghaib telah membisikkan bahwa kemenangan dan kekalahan manusia di muka bumi tidak ada artinya bagi Tuhan, karena arti kemenangan diukur dari kedisiplinan dan kebersamaan ruku dan sujud bangsa ini dalam segala kondisi. Ekpresi hari ulang tahun kemerdekaan yang harus ditingkatkan jumlahnya setiap tahun adalah ruku dan sujud bersama-sama sepanjang tahun. Dirgahayu Republik Indonesia! semoga Tuhan Yang Maha Esa, tetap bersama mu.

Di sekolah kami memberi warna ekpresi kemerdekaan dengan ruku dan sujud bersama di lapangan terbuka. Ruku dan sujud bersama 12 rakaat, kemudian ceramah membakar semangat merdeka, semangat untuk tetap bergantung pada Tuhan Yang Maha Esa. Semoga tahun depan ekpresi ruku dan sujud bersama menjadi ekpresi viral dalam memperingati hari kemerdekaan. Wallahu’alam.

(Head Master Trainer)

No comments:

Post a Comment

BERPIKIR CEPAT

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Berat otak manusia sekitar 1,3 kg atau 2% dari berat badan. Otak tidak pernah berhenti bekerja sekalipu...