Sunday, December 29, 2024

JURUSAN REKAYASA INFORMASI

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Rekayasa informasi perlu jadi mata pelajaran di sekolah-sekolah. Sudut pandang, cara berpikir, persepsi pikiran, cara berprilaku, semuanya dibangun berdasarkan informasi. Di era teknologi informasi dua kemampuan yang harus dimiliki, menciptakan teknologi informasi dan menggunakan teknologi informasi. 

Menurut Budiman Sudjatmiko, "penemuan mesin cetak telah memecahbelah kristen dengan lahirnya ajaran protestan". Mesin cetak adalah teknologi yang membantu menyebarluaskan "rekayasa" pemikiran atau pembaharuan Kristen Katolik yang digagas Martin Luther.     

Rekayasa informasi bisa menjadi sebuah jurusan untuk membekali anak-anak di kehidupan abad 21. Para peserta didik wajib memiliki pemahaman pentingnya ilmu rekayasa informasi. Teknologi informasi adalah alat untuk memudahkan manusia melakukan rekayasa informasi. Rekayasa informasi berguna untuk mendukung eksistensi individu, kelompok atau bangsa. 

Kisah sejarah dunia menceritakan bagaimana rekayasa informasi menjadi faktor pendukung terjadinya penjajahan di dunia. Penjajahan bangsa Barat di dukung oleh rekayasa informasi tentang keunggulan kulit putih di banding manusia lain.

Fakta-fakta kelebihan bangsa kulit putih dibanding bangsa lain, ditulis dalam cerita, kemudian disebarluaskan, hingga dicitrakan menjadi bangsa terbaik, dan menjadi mitos yang hidup dalam budaya keseharian masyarakat. Mitos bangsa kulit putih lebih unggul dari bangsa lain, telah menjadi budaya inferior masyarakat di luar kulit putih. 

Contoh saat ini, kisah bangsa Israel sebagai bangsa unggul yang diberkahi Tuhan, fakta ini telah direkayasa, disusun dalam berbagai cerita diberbagai bidang kehidupan, disebarluaskan  hingga menjadi mitos masyarakat dunia. Rekayasa informasi tentang Israel bangsa unggul terus diciptakan dengan dukungan fakta-fakta apa adanya dari berbagai aspek kehidupan agar mitos Israel bangsa unggul tetap ada di memori masyarakat. 

Prof. Muhammad Yamin, tokoh sejarah kemerdekaan Indonesia adalah salah satu tokoh yang berhasil melakukan rekayasa informasi untuk membangkitkan semangat juang rakyat Indonesia melawan penjajah Belanda. Prof. Muhammad Yamin merekayasa fakta penjajahan Belanda di Indonesia dengan menulis cerita kekejaman Belanda dalam jangka waktu lama hingga menjadi mitos, "bangsa Indonesia telah dijajah Belanda 350 tahun".

Keberhasilan Soeharto selama 32 tahun berkuasa di Indonesia, tidak lepas dari rekayasa informasi. Soeharto melakukan monopoli stasiun televisi, melantik menteri penerangan, dan membuat film dokumenter versi pemerintah tentang keganasan pemberontakan PKI tahun 1965. Film ini diputar setiap peringatan menjelang terjadinya pemberontakan PKI tahun 1965. 

Dapat dipahami, sejak dulu orang-orang keturunan Yahudi mereka mendominasi bidang-bidang penyiaran informasi. Bisnis berita koran, berita televisi, dan perfilman di Amerika Serikat di dominasi oleh keturunan Yahudi. Bisnis perfilman bukan sekedar bisnis untuk keuntungan dan hiburan, tetapi film adalah rekayasa informasi untuk tujuan-tujuan individu, kelompok, atau negara. Berita koran, televisi, dan media sosial saat ini adalah bisnis rekayasa informasi.   

Ilmu rekayasa informasi perlu diperkenalkan pada anak-anak di sekolah. Ilmu ini untuk membangun kesadaran kepada anak-anak bahwa setiap berita di media tidak selalu benar-benar fakta yang terjadi. Tetapi anak-anak harus diajarkan untuk melakukan analisis kebenaran terhadap berita-berita yang diterima dari media.

Pada tahun 2024, saya menghadiri seminar di Jurusan Teknik Industri ITB Bandung. Pada kegiatan itu saya diperkenalkan jurusan yang baru dibuka yaitu Manajemen Rekayasa Industri. Jurusan ini memiliki ruh yang sama dengan jurusan Rekayasa Informasi. Inti dari Manajemen Rekayasa Industri adalah rekayasa informasi yang berkaitan dengan industri. 

Ilmu rekayasa informasi bermanfaat dalam segala aspek kehidupan. Peluang dunia kerja sangat terbuka, dan berpeluang membuka usaha mandiri. Ilmu rekayasa informasi melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi, literasi tinggi, bangun kreativitas, dan ciptakan ide-ide baru dalam memecahkan masalah. Inilah kemampuan generasi-generasi era teknologi informasi yang harus segera ciptakan sejak di sekolah.***  

Saturday, November 30, 2024

MENGAPA GURU HARUS TERHORMAT

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Untuk menghormati guru, di Jepang tidak ada hari guru. Kisah ini dibagikan oleh Pak Susila dari Banten di grup komunitas kepala sekolah Indonesia. Mari kita simak bagaimana cara orang Jepang menghormati guru. Di bawah ini adalah kisahnya. 

Suatu hari sepulang kerja, Yamamoto mengundang ku ke rumahnya. Kami naik kereta bawah tanah. Kereta bawah tanah penuh sesak saat jam sibuk. Aku berdiri, memegang erat pegangan tangan. Tiba-tiba, seorang pria tua yang duduk di samping saya menawarkan tempat duduknya. Tidak memahami perilaku hormat seperti itu dari orang tua, saya tidak bisa menerima tawarannya, tetapi dia memaksa, dan saya harus duduk.

Setelah meninggalkan kereta bawah tanah, aku meminta Yamamoto untuk menjelaskan tindakan orang tua di kereta. Yamamoto tersenyum dan menunjuk lencana guru ku. Dia menjelaskan, "orang tua ini melihat lencana guru mu dan menawarkan kursinya sebagai tanda penghormatan terhadap status mu."

Karena ini pertama kalinya saya mengunjungi Yamamoto, saya merasa tidak nyaman pergi dengan tangan kosong, jadi saya memutuskan untuk membeli hadiah. Guru Yamamoto mengatakan, "ada toko untuk guru, di mana Anda dapat membeli barang dengan harga diskon".

Yamamoto berkata, "Di Jepang, seorang guru adalah profesi yang paling dihormati. Pengusaha Jepang senang ketika para guru mengunjungi toko mereka, mereka menganggap itu sebuah kehormatan." 

Mengapa di Jepang untuk penghormatan pada guru tidak ada peringatan hari guru? Di Jepang penghormatan pada guru sudah melembaga pada negara. Penghormatan pada guru menjadi karakter bangsa. Di Jepang penghormatan pada guru merupakan karakter kaisar, yang diikuti seluruh warga negaranya. 

Masih ingat pesan guru ku ketiga di sekolah dasar, "keberhasilan mu nanti, ketika kamu sukses apakah kamu masih menghormati guru?" Belajar dari Jepang, penghormatan pada guru tidak diletakkan pada perayaan hari guru, tapi dilembagakan dalam sebuah kebijakan negara dan diterapkan dalam seluruh sendi kehidupan negara.

Keberhasilan sebuah negara ditandai oleh para pemimpin yang memahami posisi guru dalam struktur negara sehingga menempatkan posisi guru pada posisi terhormat. Posisi guru sangat terhormat dalam sebuah bangsa karena para guru adalah penjaga moral, intelektual, dan karakter bangsa.*** 

Tuesday, November 26, 2024

SEMBUHKAN TOKSIX DENGAN AKTIFKAN NEUROPALSTIS OTAK

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Jika kita telusuri dari berbagai referensi saya simpulkan, toksix merujuk pada pola pikir negatif terhadap setiap kejadian. Toksix disebabkan kerja fungsi otak emosi berlebihan. Cara pandang orang toksix terlalu banyak mengandalkan emosi bertahan hidup. 

Orang-orang toksix mengalami ganggunan fungsi otak korteks, sehingga fungsi emosi keterikatan menjadi lemah. Orang-orang toksix selalu memandang setiap kejadian dipersepsi sebagai ketidaknyamanan. Cara pandang ini memacu emosi bertahan hidup untuk menyerang agar keadaan bisa dikendalikan.

Toksix bisa dikategorikan sebagai pola pikir cenderung negatif dan berdampak pada pola prilaku merugikan bagi pelakunya. Lebih berbahaya lagi, Profesor di bidang Bioethics dari Universitas Toronto, Kerry Bowman mengatakan, "semua jenis emosi pasti menular, tapi emosi yang sifatnya negatif paling menular (Suadu, 2018). 

Emosi bertahan hidup kekuatannya sangat besar. Emosi bertahan hidup mengilhami pola-pola pikir negatif berlebihan dan berubah menjadi prilaku toxic. Pola pikir toxic cenderung mengeksploitasi emosi bertahan hidup dan berbahaya bagi tubuh. Untuk menyembuhkan prilaku toxic dibutuhkan kemampuan mengelola emosi.

Upaya mengurangi prilaku toxic dapat dilakukan dengan mengaktifkan kekuatan neuroplastik otak. Kemampuan neuroplastis adalah kemampuan otak membentuk koneksi sipaptik (sirkuit saraf) baru antara sel saraf (Suadu, 2018). Neuroplatis adalah kemampuan otak dalam mengintegrasikan informasi yang tersimpan di memori dengan hal-hal baru sehingga menghasilkan gagasan baru.

Syarat untuk melatih kekuatan neuroplastis otak, dapat diawali dari mengakses bacaan-bacaan diluar bidang yang disenangi, menulis, atau melakukan hal-hal baru yang disenangi. Membaca buku atau melakukan pekerjaan-pekerjaan disenangi, pada dasarnya melatih otak mengolah informasi baru menjadi gagasan baru, dan hal ini dapat meningkatkan kekuatan neuroplastis otak.

Meningkatkan kekuatan neuroplastis otak, pada dasarnya dapat dilakukan dengan menambah wawasan pengetahuan tentang berbagai macam aspek kehidupan, agar cara pandang terhadap dunia tidak terjebak pada satu sudut pandang. Orang yang punya keribadian terbuka dan adaftif memahami banyak alternatif sudut pandang melihat dunia dan menghargai setiap perbedaan pandangan.  

Seseorang yang punya kebiasaan toxic dapat dilihat sebagai pribadi yang kurang terbuka dan fleksibel. Sikap terbuka dan fleksibel disebakan oleh kekuatan neuroplastis otak yang aktif.  Untuk memperkuat kekuatan neuroplastis diperlukan latihan hal-hal positif secara beruang-ulang untuk mengokohnya di otak, memperkaya dengan pengetahuan bermanfaat dan tidak berhenti membaca, memahami, menciptakan hal-hal baru yang bermanfaat bagi banyak orang.

"sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya" (Asy Syams, 91:9-10).***

MENGENDALIKAN HATI DENGAN OTAK

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Setiap informasi yang diterima oleh indera akan diterima oleh sistem limbik yang terdapat dalam bagian otak. Kemudian dilanjutkan ke bagian otak yang disebut korteks untuk dipersepsi dan diinterpretasi secara sadar (Suadu, 2018).

Di otak sistem limbik hati seseorang dikendalikan.  Robert Plutchik (1980) secara garis besar membagi dua emosi. Pertama, emosi bertahan hidup (rasa takut, marah, jijik, malu dan sedih) terkait dengan pelepasan hormon kortisol. Kedua, emosi keterikatan (cinta, kepercayaan, kegembiraan) terkait dengan pelepasan hormon oksitosin.

Dua emosi ini terkonfirmasi di dalam Al Quran, penciptaan manusia disempurnakan dengan dua jiwa yaitu fujur dan takwa. "maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu kefasikan dan ketakwaannya," (Asy Syam, 91:8).

Kendali emosi tergantung informasi yang diterima. Informasi yang diterima oleh sistem limbik akan mengaktifkan hipocampus yang berkaitan dengan memori dan ingatan, dan amygdala berkaitan dengan intensitas emosi. Pengendalian emosi seseorang melibatkan otak korteks dan sistem limbik.

Semakin berkualitas deposit memori dan ingatan yang disimpan di hipocampus, semakin berkualitas kontrol kesadaran atas dorongan emosi yang dihasilkan (Suadu, 2018). Deposit yang tersimpan di memori dan ingatan adalah pengetahuan. Kualitas pengetahuan yang disimpan di memori dan ingatan sangat penting untuk diperhatikan.

Depresi disebabkan oleh ketidakmampuan otak dalam mengolah informasi mempersepsi setiap kejadian yang terjadi. Ketidakmampuan otak dalam mengolah informasi bersumber pada simpanan informasi yang tersimpan di memori tidak memadai. 

Lemahnya kemampuan otak dalam mengolah informasi diawali dari masalah kuantitas dan kualitas otak di memori. Untuk mengendalikan emosi, otak membutuhkan masukkan informasi berkualitas dan berkelanjutan. Membaca hal-hal bermakna dan bernilai menjadi kebiasaan yang sangat direkomendasikan.

Emosi Bertahan Hidup (fujur) yang berlebihan dapat meningkatkan jumlah hormon kortisol. Hormon kortisol mencegah memperlambat akses informasi ke korteks, sehingga kemampuan berpikir fleksibel dan kreatif jadi terhambat. Di sini dapat dimengerti, apa yang harus dilakukan jika ada orang cenderung emosional?


 

Saturday, November 23, 2024

MENGAPA ADA PELAJARAN OLAH RAGA?

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Olah raga secara kasat mata adalah gerakan fisik. Jika kita lihat dari sudut pandang neurosains olah raga merupakan aktivitas otak. Neurosains bisa jadi ilmu bantu untuk menjelaskan mengapa olah raga jadi pelajaran penting di sekolah. 

Fakta-fakta menunjukkan orang-orang yang berolah raga memiliki peluang otaknya lebih cerdas. Fakta ini bisa membantu siapa saja agar gemar olah raga untuk menjaga kesehatan dan kecerdasan otak.

Para pakar neurosains menjelaskan salah satu cara menyehatkan otak adalah memastikan kecukupan pasokan oksigen ke otak. Menarik napas dalam-dalam merupakan olah raga ringan yang bisa dilakukan. Menarik nafas dapat membantu pasokan oksigen ke otak. (Suadu, 2018).

Olah raga fisik secara alamiah dapat meningkatkan fungsi pernapasan untuk memenuhi kebutuhan oksigen ke seluruh tubuh termasuk ke otak. Olah raga berkontribusi menjaga dan melindungi kemampuan memori otak. Penelitian di University of British Columbia menemukan fakta latihan erobik teratur dapat meningkatkan ukuran area otak bernama hipocampus, konrteks prefrontal, dan korteks temporal. Ketiga area otak ini berkaitan dengan memori, berpikir kritis, mengingat, dan pengambilan keputusan (Suadu, 2018).

Olah raga dapat mengendalikan insulin, membantu pertumbuhan dan menjaga kelangsungan hidup sel otak. Olah raga secara tidak langsung dapat meningkatkan mood, mengurangi stres, dan kecemasan (Suadu, 2018).

Studi Harvard medical School untuk menjaga kesehatan dibutuhkan latihan berjalan cepat selama 120 menit atau 1 jam per hari minimal dua kali dalam seminggu. Rekomendasi lain, diperlukan setengah jam aktivitas moderat setiap hari dalam seminggu, atau 150 menit seminggu. 

Fakta-fakta tentang otak di atas dapat menjadi materi ajar kepada peserta didik, disampaikan sesuai dengan bahasa yang mudah dipahami peserta didik. Fakta-fakta ilmiah ini dapat membantu peserta didik memahami manfaat olah raga sehingga mendorong peserta didik gemar olah raga.

Metode pengajaran selain dengan pendekatan inquiry, pendekatan proyek percobaan olah raga rutin dalam durasi ditentukan. Pada pembelajaran proyek peserta didik diajak untuk membuktikan kondisi kesehatan setelah berolah raga rutin dengan menggunakan alat ukur tertentu yang bisa digunakan. Peserta didik bisa menggunakan alat ukur digital yang bisa diakses melalui internet.

Untuk melatih nalar peserta didik, dari fakta di atas buat pertanyaan-pertanyaan yang melatih kemampun bernalar untuk memperdalam pemahaman. Contoh, untuk menjaga kesehatan otak, menurut studi Harvard medical School minimal dalam seminggu dibutuhkan latihan jalan cepat 8,6 menit per hari. benar atau salah?  

"Untuk menjaga kecerdasan otak, jika tidak ada waktu luang untuk berolah raga fisik, bisa melakukan latihan olah napas dengan cara tarik dan buang napas tiap hari minimal 15 menit". Jika pernyataan ini benar, berdasarkan informasi bacaan di atas alasan ilmiah apa yang dapat anda kemukakan?***  

Saturday, November 16, 2024

OTAK PEMBENTUK KARAKTER

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Prilaku seseorang dapat dipahami dari prilaku otak. Pembentukkan karakter seseorang dibentuk di otak. Pernyataan ini didukung oleh temuan bagian-bagian otak dan fungsinya. 

Di dalam otak ada bagian yang dikategorikan sebagai sistem limbik. Bagian otak ini bertangggung atas respon prilaku dan emosional. Di dalamnya termasuk pengaturan rasa takut, marah, benci, bahagia, dan cinta. Bagian ini ada di bagian bawah otak besar. (Musi & Nurjanah, 2021).

Sistem limbik terbagi beberapa bagian, antara lain; amygdala, hippocampus, thalamus. hipotalamus, dan epitalamus. Amygdala berfungsi sebagai pengatur emosi. Hippocampus berfungsi sebagai penyimpanan memori jangka pendek dan panjang. Talamus berfungsi sebagai relay, pengirim informasi ke ingatan. Hipotalamus berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh, emosi, yang berpengaruh pada pengambilan keputusan. Epitalamus berfungsi sebagai sistem saraf penghubung dengan seluruh bagian otak. (Musi & Nurjanah, 2021). 

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (Al Baqarah, 2:155)

Hal menarik adalah fungsi sistem limbik berkaitan dengan pengaturan rasa takut. Saya memprediksi rasa takut menjadi faktor kunci timbulnya prilaku pada seseorang. Rasa takut menjadi naluri yang dimiliki setiap manusia. Pengendalian rasa takut jadi faktor penting timbulnya respon seseorang terhadap kejadian. Amigdala memiliki peran penting dalam persepsi emosi rasa takut. Orang yang memiliki rasa takut dianggap normal.

"Dijadikan indah pada manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik". (Ali Imran, 3:14).

Hipotalamus memiliki peran sebagai pengendali rasa lapar, haus, dan emosi. Emosi tampaknya mengatur kehidupan sehari-hari. Keputusan-keputusan sehari-hari perasaan sedih, bahagia, benci, cinta, putus asa, optimis. (Musi & Nurjanah, 2021). 

Manusia memiliki dua emosi takut kekurangan (sedih) dan ingin kesenangan (bahagia). Kesimpulan sementara, prilaku manusia ditentukan dua emosi yaitu takut dan ingin. Mengendalikan emosi menjadi hal penting dalam membentuk karakter manusia. Kemampuan mengendalikan rasa takut dan ingin, menjadi faktor penting dalam menjaga stabilitas emosi. Ketakutan dan keinginan tidak bisa dihilangkan, tapi dapat dikendalikan sesuai dengan kadarnya.

Ketakutan dan keninginan dapat dikendalikan tergantung pada informasi yang tersimpan di memori (hipocampus) seseorang. Allah mengabarkan dalam Al Quran, agar memberikan informasi baik (kabar gembira) kepada orang-orang yang ketakutan dan berkeinginan agar bisa bersabar. 

Kabar gembira di dapat diperoleh dengan membangun pola pikir positif, kritis dan kreatif melihat setiap kejadian dari sudut pandang peluang baik atau manfaat. Pola pikir tumbuh (growth mindset) salah satu cara membangun persepsi terhadap setiap kejadian dengan optimis. Berpikir dengan panduan Al Quran (logika Tuhan) bisa membantu persepsi positif pada setiap kejadian.

Maka, informasi atau kabar baik selalu diberikan oleh Allah kepada orang-orang sabar. "Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan." (Huud, 11:115). Allah sebaik-baiknya pemberi kabar baik. *** 

 

  




 

Friday, November 15, 2024

ABDUL MU'TI PEMIKIR INKLUSIF

 Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Di kutif dari Chanel youtube @Nu Online, Abdul Mu'ti berpendapat "tauhid punya implikasi sosiologis dan politis, hal ini jarang di bahas. Dengan tauhid, manusia menjadi sosok egaliterian. Egalitarian dibangun karena iman dan takwa.

Artinya, Abdul Mu'ti berpendapat tauhid memiliki konsekuensi pada prilaku atau karakter manusia. Ciri karakter manusia jika dia bertauhid terwujud di dalam pola pikir atau karakter manusia egalitarian, tidak memandang manusia dari sisi fisik, aliran, agama, suku, bangsa, dan budaya.

Pendapat beliau di dasar pada informasi darlam Al Quran. "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (Al Hujurat, 49:13). 

Ayat ini diawali dengan peringatan pada "manusuia". Kata ini menjadi kunci bahwa Nabi Muhammad membawa pesan-pesan inklusif di dalam Al Quran. Menurut Abdul Mu'ti, ayat ini membawa pesan bahwa kita harus menjadi manusia inklusif yaitu manusia yang tidak memandang manusia lain secara fisik. Cara pandang inklusif kepada sesama manusia merupakan ciri khas dari manusia-manusia bertauhid kepada Tuhan. 

Memandang manusia lain terhormat tidak terhormat, mulai tidak mulia, bukan sudut pandang kemanusiaan, kehormatan dan kemuliaan manusia hanya Allah yang melihat. Artinya, antar sesama manusia kita tidak boleh saling menghina, menghujat, mencela, dan berprasangka buruk sebagaimana Allah jelaskan pada surat Al Hujuurat ayat 11 dan 12. 

Saya sepakat dengan pendapat Abdul Mu'ti ketauhidan seharusnya berdampak pada kehidupan sosial dan politik. Saya berpendapat ketauhidan adalah komitmen manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa dalam tindak tanduk kita sehari-hari mengikuti perintah dari Tuhan.

Ketika kita melihat Genosida terjadi di Palestina, oleh sebuah bangsa yang mengatasnamakan bangsa terpillih, penjaga demokrasi, akal sehat kita tentu tidak bisa menerimanya. Manusia-manusia terpilih oleh Tuhan bukan mereka yang tidak menghargai nyawa manusia, tapi mereka yang berjuang melindungi dan menghargai martabat manusia.

Untuk itu, Allah memeringatkan kepada manusia untuk menggunakan akal, supaya berpikir kritis dan tidak mudah menerima informasi begitu saja tanpa konfirmasi dan diskusi. Orang-orang yang bertauhid kepada Tuhan Yang Maha Esa, dapat kita kenali dari karakter-karakter manusia pembawa rahmat bagi seluruh alam.*** 


Sunday, November 3, 2024

KEMAMPUAN DASAR BERPIKIR MANUSIA

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Berpikir adalah perintah dari Allah kepada seluruh umat manusia. Wujud dari orang berpikir adalah dia berbicara mengemukakan pendapat, bertanya, atau berargumen. Setiap orang setiap hari pasti berbicara, itu artinya setiap orang berpikir. 

Selain berbicara, wujud dari setiap orang berpikir adalah mereka berbuat melakukan sesuatu. Ilmu tentang otak mengkonfirmasi bahwa seluruh gerak tubuh manusia dikendalikan dari otak. Jadi wujud nyata dari orang berpikir berbicara dan berbuat.

"Kalau sekiranya Kami menurunkan Al Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir." (Al Hasyr, 59:21). 

Jika Allah memerintahkan pada setiap orang berpikir, maka artinya setiap orang sudah diberi kemampuan untuk berpikir. Kemampuan dasar yang Allah berikan pada setiap orang dalam berpikir adalah mengolah informasi melalui pola pikir sebab akibat. 

Wujud berpikir yang tidak dapat dilihat adalah mengolah informasi yang ada di otak. Berpikir sebab akibat adalah aktivitas atau perilaku otak yang tidak bisa dilihat dan dilakukan oleh setiap orang. 

Pola pikir sebab akibat,  Allah jelaskan dalam Al Quran dengan menjadikan diri-Nya sebagai sebab dan diri-Nya sendiri sebagai akibat. Pola ini kemudian menjadi ketentuan yang  terjadi dalam berbagai kejadian yang terjadi di alam semesta.

"Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Lahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (Al  Hadiid, 57:3).

Logika sebab akibat menjadi dasar pola pikir setiap manusia dalam memahami sebuah konsep dan fenomena. Kemampuan berpikir sebab akibat merupakan kemampuan dasar berpikir.

Perbedaan pemahaman seseorang pada sebuah kejadian bukan terletak pada kemampuan berpikirnya, tetapi pada ilmu pengetahuan yang dimilikinya. 

Metode berpikir ilmiah dibangun atas dasar kesepakatan bersama yang dikembangkan dalam dunia pendidikan. Sedangkan metode berpikir ilmiah yang tidak dilembagakan adalah kemampuan berpikir sebab akibat yang dimiliki oleh semua orang. 

Sebenarnya kalau dicermati, ketika seseorang memberi makna pada setiap benda atau kejadian dilandasi oleh pola pikir sebab akibat. Para filsuf mengemukakan pendapat dan pemahamannya didasari oleh pola pikir sebab akibat.

Perbedaan berpikir terjadi karena perbedaan perrbendaharaan pengetahuan dan aturan-aturan berpikir yang sudah dilembagakan dan diwariskan turun temurun melalui para murid atau pengikutnya.***




SUKSES HASIL USAHA ATAU KEBERUNTUNGAN?

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Sangat penting untuk memahami kesuksesan apakah hasil usaha atau keberuntungan? Mitos keberuntungan kadang-kadang dapat membuat orang pesimis. Mitos keberuntungan sering digunakan oleh orang-orang untuk menjelaskan mengapa seseorang sukses.

Mitos keberuntungan bisa mematahkan semangat seseorang yang sedang berusaha hidup sukses. Oleh karena itu penting untuk memahami apa itu keberuntungan dari sudut pandang rasional dan agama. Keberuntungan dari sudut pandang mitos sering dipahami sebuah kejadian tanpa proses.

Untuk itu, kita perlu memahami apa itu keberuntungan. Thomas C. Corley (2009) membagi keberuntungan dengan empat sudut pandang. Pertama, "randoom good luck" sebuah keberuntungan yang tidak bisa dikontrol. Kedua, "randoom bad luck" sebuah keberuntungan yang tidak dapat dikontrol.

Ketiga, "opportunity luck" merupakan keberuntungan baik yang bisa diraih melalui kebiasan-kebiasaan baik. Kebiasaan baik menjadi magnet keberuntungan. Banyak orang mengaitkan ini dengan hukum tarik menarik "the law of attraction". 

Keempat, "detrimental luck"  nasib buruk terjadi karena prilaku buruk. Sama halnya dengan keberuntungan baik, nasib buruk berawal prilaku buruk dia berakar dan tumbuh hingga menghasil buah yang buruk.

Kesimpulan saya, empat keberuntungan yang dikemukakan Corley terbagi menjadi dua yaitu keberuntugan yang tidak dapat kita kontrol dan keberuntungan yang dapat kita kontrol. Semua orang bisa kemungkinan sukses jika fokus pada keberuntungan yang bisa kita kontrol.

Al Quran mengabarkan tentang keberuntungan. Siapa orang-orang beruntung menurut Allah. Secara general orang-orang beruntung dijelaskan oleh Allah adalah mereka yang mendapat petunjuk dari Allah. 

Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung. (Al Baqarah, 2:5). 

Jika diteliti lebih dalam siapa orang-orang beruntung, mereka adalah orang-orang yang berprilaku baik. Seperti Allah jelaskan bahwa orang-orang terbaik adalah orang yang paling baik perbuatannya.

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (Ali Imran, 3:104).

Keberuntungan yang dijelaskan Allah dalam Al Quran berkaitan dengan "good habits". Untuk menjadi orang-orang beruntung, Allah memerintahkan pada umat manusia untuk berprilaku baik. Hal ini dijelaskan lebih lanjut secara rasional dalam bukunya Thomas C. Corley.***


Sunday, October 20, 2024

SEMUA GURU HARUS SEPERTI GURU GEMBUL

Oleh: Dr. Toto Suharya., M.Pd.

Semua guru cara berpikirnya harus seperti Guru Gembul. Profesi guru tidak seperti ilmuwan yang fokus membidangi salah satu ilmu. Ilmu keguruan tidak dibangun oleh satu bidang ilmu. Ilmu keguruan merupakan paduan dari beberapa ilmu. Seorang guru sejarah, dia tidak hanya dibekali ilmu sejarah. Dia dibekali ilmu psikologi, sosiologi, filsafat dsb. 

Pola berpikir guru berbeda dengan pola berpikir ilmuwan. Pola berpikir guru lebih dominan berpikir divergen, dan para ilmuwan bersifat konvergen. Seorang guru karena berpikirnya divergen maka dia menjadi sosok serba tahu dihadapan muridnya. 

Banyak orang berpendapat bahwa Guru Gembul terlalu berbicara melebar kemanana-mana, sehingga dalam sebuah debat dia disudutkan oleh orang-orang yang berpikir konvergen karena bukan seorang guru. Padahal seorang guru dituntut untuk berpikir divergen seperti Guru Gembul.

Guru-guru yang berpikir konvergen, inilah guru-guru yang menyebabkan anak-anak didik tidak kreatif. Guru yang mengajarkan ilmu secara konvergen, merekalah yang akan menghasilkan pekerja hanya manut pada pada perintah orang lain. 

Guru tanpa kemampuan berpikir konvergen akan melahirkan kejenuhan dan kekeringan makna pelajaran. Pembelajaran dituntut sebagai cara melatih anak-anak berpikir kreatif, inovatif, dan problem solving. Guru Gembul adalah contoh sosok guru kreatif yang mampu menghadirkan pengajaran menjadi sebuah konten yang menarik dan menyenangkan. 

Tujuan pendidikan bagi para guru, bukan untuk melatih anak-anak menjadi ilmuwan, tapi melatih mereka bisa berpikir ilmiah, berpikir kritis, kreatif, dan inovatif. Tujuan ini bisa dicapai jika guru-guru mampu berpikir divergen seperti yang dilakukan oleh Guru Gembul.

Berpikir divergen dituntut menjadi kompetensi para guru, karena setiap pembelajaran harus bersifat kontekstual. Pengajaran yang terlalu fokus pada studi keilmuan telah menghasilkan manusia-manusia cerdas tapi kurang berguna bagi kesejahteraan masyarakat.

Saat ini, masyarakat lebih banyak membutuhkan guru kreatif yang dari pada ilmuwan. Semakin banyak guru-guru bepikir kreatif seperti Guru Gembul, akan banyak lahir ilmuwan-ilmuwan yang mampu menyelesaikan masalah bukan sebatas mengajar.*** 

 

Tuesday, October 1, 2024

KOMITE PENJAMIN MASA DEPAN BANGSA

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Untuk menjaga otak bangsa, Finlandia memiliki semacam komite khusus penjamin masa depan bangsa. Komite ini bekerja untuk membaca pola-pola perubahan apa yang harus dilakukan dalam dunia pendidikan agar tidak ketinggalan langkah dalam melakukan perubahan. Demikianlah kira-kira tujuan dari keberadaan komite ini. 

Kiranya bangsa Indonesia bisa mengambil pelajaran dari cara negara maju dalam mengelola perubahan. Indonesia dengan keanekaragaman suku, budaya, dan agama, perlu ada lembaga kredibel, dipercaya semua pihak dalam menjaga kualitas generasi bangsa.

Indonesia perlu memiliki komite penjamin masa depan bangsa, di isi dari berbagai pihak untuk memberi pandangan dan arahan sebagai dasar untuk pengembilan keputusan dalam melakukan perubahan kurikulum pendidikan. Lembaga ini dipilih dari orang-orang terbaik yang reputasinya kelas dunia.

Rekruitmen tokoh-tokoh pada lembaga ini harus bebas dari intervensi politik atau kekuasaan. Tokoh-tokoh yang duduk di komite ini benar-benar berasal dari praktisi dan akademisi yang teruji kepakarannya. Jabatan di komite tidak untuk tujuan politik atau golongan tertentu, tapi untuk tujuan bangsa. Ketokohan melibatkan kepakaran dari seluruh jenjang pendidikan. 

Komite harus disii orang-orang terbaik melibatkan semua kepakaran agar setiap gagasannya dapat dipertanggungjawabkan secara akademis dan dapat dipercaya. Pandangan-pandangannya harus bersifat objektif berdasarkan kajian komprehensif dengan tujuan masa depan bangsa.

Fungsi komite sepanjang keberadaannya bertugas melakukan kajian dan mendengar semua masukan berbagai pihak untuk kemudian diolah menjadi bahan dasar dalam mengambil sebuah keputusan. Hasil keputusan komite harus disepakati bersama sebagai produk kajian ilmiah, berbasis pada budaya bangsa berupa gagasan mendasar untuk tujuan masa depan bangsa di kancah dunia.  

Tokoh-tokoh terbaik yang duduk di komite penjamin masa depan bangsa, bekerja untuk menjaga otak bangsa ke tujuan sesuai dengan undang-undang dasar yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Tokoh-tokoh ini bekerja untuk menggali inovasi-inovasi terkini yang harus dikembangkan, melakukan riset-riset sebagai bahan evaluasi agar bisa beradaftasi dengan perubahan zaman.

Komite penjamin masa depan bangsa inilah yang akan didengar arahannya oleh dunia pendidikan. Pandangannya didasarkan pada ide-ide terbaru apa yang akan dihadapi dunia di masa yang akan datang. Komite penjamin masa depan bangsa minimal merekomendasikan ilmu-ilmu terbaru, keterampilan, dan nilai etika hidup apa yang harus segera diajarkan, dan bagaimana cara menghadirkan dan melatih sumber daya manusianya.

Komite penjamin masa depan bangsa keberadaannya diperkuat oleh komite penjamin masa depan bangsa di berbagai daerah untuk membantu menerjemahkan setiap gagasan dan inovasi terbaru yang digulirkan oleh komite penjamin masa depan bangsa pusat. Komite penjamin masa depan bangsa di daerah selalu berkoordinasi dengan komite penjamin masa depan bangsa pusat agar tidak terjadi salah persepsi. 

Komite penjamin masa depan bangsa berkomitmen menjaga "otak negara" untuk selalu menjadi yang terdepan dikancah kehidupan dunia global bersumber pada nilai-nilai budaya bangsa. Misi-misi yang dibawa oleh komite penjamin masa depan bangsa adalah mengawal generasi bangsa menjadi bangsa besar berpengaruh di tingkat regional dan internasional.***



 

  

Friday, September 13, 2024

AGAMA BUKAN SYAIR ATAU DONGENG

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Jauhkan agama dari syair dan dongeng. Untuk menjauhkan agama dari syair dan dongen, pengajaran agama harus bersumber pada Al Quran. 

Penceramah-penceramah dalam agama apapun, jika mereka berceramah tanpa bersumber pada kitab suci, mereka adalah penyair dan pendongeng. Kebenaran ajaran agama bukan pada mulut-mulut penceramah. Kebenaran agama terletak pada kitab suci yang mereka sampaikan.

Para penceramah yang tidak menjelaskan duduk perkara dari pandangan kitab suci, dia berpotensi mensesatkan orang. Kesesatan ditandai dengan melakukan apa yang Allah larang. 

Contoh nyata kesesatan adalah ketika kita membenarkan sesuatu karena bertaklid pada orang. Ada juga orang membenarkan sesuatu atas dasar keturunan. Latar belakang keturunan, pendidikan formal, tidak bisa mutlak dijadikan sebagai dasar pembenaran.

Segala sesuatu yang dikemukakan tanpa rujukan kitab suci itulah dongeng. Fisika, kimia, biologi, sosiologi, geografi, hakikatnya syair dan dongeng. Dunia yang sedang kita alami sekarang, apapun yang kita lihat nyata adalah syair dan dongeng. 

Manusia-manusia yang hidup di dunia ini kelak akan berubah menjadi syair dan dongeng. Manusia akan pindah memasuki dunia nyata setelah kematian. Masa lalu dan masa depan yang kita ceritakan tanpa berpijak pada kitab suci dia sebatas syair dan dongeng.

Maka sebaik-baiknya pengajaran dikembangkan dari kitab suci Al Quran, agar setiap pengajaran yang diajarkan tidak sebatas syair dan dongeng. Apapun teknologi yang berhasil diciptakan akan berubah menjadi syair dan dongeng karena teknologi terus mengalami perubahan. 

Masa lalu dan masa depan jika diceritakan adalah syair dan dongeng. Masa lalu dan masa depan yang mengandung kebenaran karena bersumber pada kitab suci adalah kebenaran.

"dan Al Qur'an itu bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali kamu beriman kepadanya. Dan bukan pula perkataan tukang tenung. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran daripadanya." (Al Haqqah, 69:41-42).

Kita suci adalah hukum-hukum dalam kehidupan yang dijelaskan Allah kepada para rasul. Alam semesta mengandung hukum-hukum. Hukum alam tanpa merujuk pada kitab suci adalah syair dan dongeng.

Kitab suci adalah sumber tertulis dari Allah, dan alam semesta adalah fakta empiris dari Allah. Memahami fakta empiris tanpa sumber kitab suci tertulis hanyalah menerka-nerka. Sekalipun dari fakta-fakta empiris manusia bisa membuktikan kebenaran, sifatnya hanya menduga.

Seluruh narasi yang diciptakan manusia bersumber pada alam semesta hanyalah syair dan dongeng. Para nabi dan rasul yang menerima wahyu adalah mengubah, memilah, syair dan dogeng alam semesta menjadi narasi tantang kebenaran dari Tuhan.***  

Thursday, September 5, 2024

ILMU BERPIKIR DASAR PELAJARAN AGAMA

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Sejak tahun 2005 meneliti Al Quran dari sudut pandang ilmu berpikir, semakin dalam saya menemukan bahwa ilmu agama berkaitan dengan kompetensi berpikir. Sementara awam memahami agama sebagai pengajaran tentang aturan-aturan formal dan ritual.

Di masyarakat awam, akal dipertentangkan dengan ajaran agama. Berpikir jadi dianggap tabu dalam pelajaran agama. Padahal kalau kembali kepada kitab suci Al Quran, Allah memerintahkan kepada manusia untuk berpikir. 

Sebelum terjun lebih dalam meneliti Al Quran, saya ikut mempertentangkan agama dengan akal. Namun seiring waktu saya semakin menemukan banyak fakta, bahwa agama sangat berkaitan erat dengan akal. Fungsi akal adalah berpikir. 

Ketika pemahaman agama terlalu formal dan ritual, kebanyakan orang mengklaim telah beragama dengan memperlihatkan mode berpakaian. Padahal, keberagamaan yang sebenar-benarnya, tidak berhenti dipakaian atau tampilan fisik tapi sampai ke pola pikir yang tidak kelihatan.

Dalam sebuah kisah hadis, ketika sahabat Nabi Muhammad berkata tentang kesalehan seseorang karena dilihat dari kedisiplinan shalat, sedekah, puasa, maka Nabi Muhammad memerintahkan untuk memeriksa akalnya.

Pesan dari kisah ini adalah kegiatan-kegiatan ritual dalam ajaran agama jangan hanya sebatas kegiatan fisik, tetapi harus selesai dengan urusan hati dan pola pikirnya. Para pengajar agama seharus bukan sebatas pengajar tata cara ibadah ritual, tetapi harus jadi ahli pikir.

Masyarakat awam berpendapat, ilmu berpikir seolah-olah hanya berguna untuk kajian ilmu sosial dan alam yang objeknya manusia dan alam. Padahal, ilmu agama yang selama ini bersumber pada Al Quran dan hadis, di dalamnya mengandung ajaran yang memandu manusia berpikir.

Hukum-hukum formal yang berhasil dinarasikan dan diterapkan dalam berbagai bidang, sumbernya dari pemikiran. Ilmu fiqih yang sering digunakan banyak orang dalam membahas agama, pola dasarnya adalah hasil pemikiran. 

Pada dasarnya aktivitas berpikir merupakan kerja akal dalam mengolah pengetahuan yang ada di memori otak. Saya berpendapat pola pikir seseorang sangat ditentukan oleh deposit pengetahuan yang ada di otak. 

Diakui ataau tidak, desposit pengetahuan tentang Al Quran umat Islam di Indonesia sangat minim. Menurut penulis inilah sebab terjadinya paradoks dalam kehidupan masyarakat Indonesia. 

Minimnya deposit pengetahuan Al Quran umat Islam di Indonesia, disebabkan oleh metode pengajaran Al Quran yang tidak variatif. Metode belajar Al Quran didominasi oleh pengajaran baca dan tulis bahasa Arab. 

Pengajaran tentang substansi Al Quran tidak dikembangkan. Banyak faktor memengaruhi mengapa pengajaran Al Quran tidak mengalami perkembangan. Jawaban sementara saya, budaya berpikir masyarakat tidak serius didukung dari berbagai bidang.

Solusinya, saya telah mengembangkan ilmu berpikir bersumber pada Al Quran. Seluruh isi Al Quran adalah pengetahuan. Al Quran bisa benar-benar jadi petunjuk hidup jika dipahami sebagai pola pikir.

Memahami Al Quran dari sudut pandang pola pikir dapat menjadikan Al Quran sebagai sumber bacaan yang tidak ada habis-habisnya dan tidak membosankan. Memahami Al Quran dari sudut pandang pola pikir, dapat melahirkan pemikir-pemikir kelas dunia. 

Memahami Al Quran dari sudut pola pikir dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Memahami Al Quran dari sudut pandang pola pikir dapat menepis prasangka-prangka buruk pada agama sebagai penghambat perubahan.***


Sunday, August 25, 2024

MENGAPA PENDIDIKAN HARUS FOKUS MELATIH BEPRIKIR?

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. 

Kompetensi berpikir menjadi keterampilan wajib dimiliki di era teknologi informasi. Kecerdasan berpikir sudah diperintahkan Allah berulang-ulang dalam Al Quran. 

"Kalau sekiranya Kami menurunkan Al Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir" (Al Hasyr, 59:21). 

Berpikir menjadi keterampilan yang harus dimiliki oleh manusia. Allah memerintahkan berpikir untuk seluruh umat manusia di muka bumi. 

Salah satu keterampilan berpikir yang harus dimiliki manusia adalah berpikir kritis. Saat ini, dunia pendidikan sedang menggembor-gemborkan pentingnya berpikir kritis. Mengapa setiap orang harus punya kemampuan berpikir kritis?

Berpikir kritis berkaitan dengan membangun tauhid seseorang kepada Tuhan. Tanpa kemampuan berpikir kritis, manusia bisa menjadi makhluk bodoh, mudah ditiipu, dan diperdaya, karena taat kepada manusia bukan pada Tuhan.

Kemampuan berpikir kritis menjadi mutlak dimiliki manusia dan Allah perintahkan pada seluruh umat manusia. Misalkan dalam beragama, tanpa berpikir kritis orang bisa jadi bukan taat pada Allah tapi taat pada kelompok, organisasi, aliran, madzab, atau guru-guru.

Fenomena saat ini, kita dapat saksikan manusia yang mengaku beragama belum tentu dia taat beragama, karena ukuran ketaatan dalam beragama dia harus taat kepada apa yang diperintahkan Allah dalam Al Quran, bukan taat pada kelompok, aliran, madzab, atau gurunya.

Inilah pentingnya berpikir kritis. Setiap orang harus punya kemampuan mengevaluasi setiap pendapat dari berbagai sudut pandang dengan tetap berpijak pada pedoman ajaran agama yaitu kitab suci Al Quran. 

Akhirnya orang beragama bukan berupaya menciptakan kesejahteraan dan perdamaian dunia untuk umat manusia, tapi membela kepentingan-kepentingan pribadi atau kelompok untuk kehidupan dunia. 

Orang-orang yang berpikir kritis dalam beragama, dia fokus pada ajaran agama yang dianutnya bersumber pada ajaran yang terkandung di dalam kitab sucinya. Orang yang berpikir kritis akan mencari kebenaran tanpa ada akhir, karena kebenaran di dunia bersifat dialogis.

Manusia-manusia berpikir kritis, tidak memutlakkan pendapatnya dan memaksakannya pada orang lain. Manusia berpikir kritis akan menghargai pendapat orang lain, karena paham orang lain punya hak untk beprikir dan akan terus berdialog merefleksi diri untuk mengevaluasi hasil pemikirannya sendiri berdiskusi dengan orang lain.

Dapat dipahami mengapa Allah selalu memerintahkan dan selalu bertanya kepada manusia, "apakah kamu tidak berpikir?". (Ali Imran, 3:65). 

Maka, setiap manusia harus jadi pemikir, karena Allah tidak berbicara pada sekelompok manusia tapi untuk seluruh umat manusia. Untuk itulah pendidikan di dunia saat ini, menganjurkan untuk melatih kemampuan berpikir pada anak-anak, karena berpikir adalah perintah Allah.***

  

  

Saturday, August 17, 2024

APA CIRI ORANG BERIMAN DAN BERTAKWA?

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Iman dan takwa merupakan kata yang sering bergandengan. Namun ketika kita mengatakan tingkatkan iman dan takwa, apa yang harus kita lakukan? Kebanyakan hanya jadi kata-kata puitis yang kurang berdampak pada kelakuan. Mengapa gejala ini terjadi?

Sudah lama saya amati dan renungkan, keberagamaan masyarakat kita pemahamannya kurang mendalam. Kesalahannya bukan pada ajaran agama, tapi pada kedalaman pemahaman ilmu agama. Pemahaman agama terlalu tekstual sehingga tidak mendorong umat beragama berpikir. 

Dalam pandangan agama tekstual, penggunaan akal dalam memahami agama dianggap haram, padahal Allah di dalam Al Quran banyak memerintahkan manusia berpikir. Ciri dari orang beragama sebenarnya dia ahli pikir. 


Dalam pandangan agama tekstual, peran guru menjadi dominan. Rujukan keilmuan dalam beragama dalam pandangan tekstual harus selalu merujuk ke guru. Pada akhirnya dominasi guru terlalu kuat, akibatnya pengajaran ilmu agama menjadi stagnan.

Akibat pemahaman agama terlalu tekstual dan dominasi guru terlalu kuat, berabad-abad umat beragama tidal melahirkan guru-guru hebat. Hingga sekarang, rujukan pengajaran agama adalah guru-guru yang sudah meninggal ratusan tahun lalu sementara masyarakat terus berubah.

Iman dan takwa kebanyakan dipahami sebatas kalimat pembuka saat ceramah, makna dan implementasinya jalan ditempat. Konsep iman dan takwa seharusnya dibedah, ditelaah, hingga ditemukan sebuah kriteria dalam mengimplementasikannya. 

Salah satu konsep iman dan takwa yang dapat kita pahami secara impelentatif dapat kita temukan dalam Al Quran. Iman dan takwa adalah pondasi keyakinan hati kita kepada Allah. Lalu yang harus kita tingkatkan apanya? 

Coba kita gali dari Al Quran, apa saja ciri dari prilaku orang beriman dan bertakwa? Di dalam Al Quran dijelaskan;

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al Hasyr, 59:18).

Tanda orang beriman dan bertakwa adalah selalu berpikir visioner. Setiap perbuatan yang dilakukan orang beriman dan bertakwa harus berorientasi pada masa depan. Pola pikir ini dimiliki orang-orang hebat di seluruh dunia. 

Orang beriman dan bertakwa merupakan representasi dari orang-orang berpendidikan. Perbedaan orang berpendidikan dan tidak berpendidikan terlihat dalam tindakannya. Tindakan orang berpendidikan yaitu selalu berpikir ke masa depan. 



Saturday, August 10, 2024

AJAL BUKAN KEMATIAN

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd. M.Pd.

Awam sering memaknai kata ajal dengan kematian. Jika kita perhatikan dalam ayat Al Quran, kata ajal berkaitan dengan perbuatan. Jika kita pelahjari makna dasar dari Al Quran, kata ajal berbeda dengan mati. Untuk memahaminya kita coba analisis dari isi Al Quran. 

"Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian (ahadakumulmaut) kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan ajal ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shaleh?" (Munaafiqun, 63:11).

Ajal jika kita perhatikan berkaitan dengan perbuatan yang dilakukan seseorang. Perbuatan yang diinginkan seseorang adalah dia dicatat oleh Allah sebagai ahli sedekah. Maka di dalam Al Quran dikisahkan ada orang yang meminta menangguhkan kematiannya barang sekejap karena dia ingin mengakhiri ajalnya dengan bersedekah. 

Lebih jelas lagi konsep ajal dapat kita perhatikan pada ayat Al Quran berikut; "Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan seseorang apabila datang ajalnya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Munaafiqun, 63:12). 

Pada ayat ini sering ditemukan kata ajal diterjemahkan dengan makna kematian. Padahal kalau kita perhatikan kata ajal dengan mati dalam bahasa Al Quran berbeda. Untuk memaknai kata ajal, salah satu cara yang bisa dipakai adalah mencari kata penjelasan pada kalimat berikutnya.

Pada akhir surat Munaafiqun (63:12) bisa ditemukan kalimat "Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan". Kalimat ini jika dikaitkan dengan ajal, kata ajal bisa mengandung arti perkerjaan atau perbuatan.  

Jadi ajal adalah perbuatan terakhir seseorang. Maka dapat dipahami jika orang-orang munafik pada akhirnya minta ditangguhkan ajalnya, agar dia bisa berbuat kebaikan, sehingga ketika kematian datang dia tercatat sebagai orang-orang yang berbuat baik. 

Dengan demikian pada saat Allah mematikan seseorang, Allah tidak akan memperhatikan perbuatan orang itu sedang apa. Pelajaran penting untuk kita semua adalah jaga setiap saat supaya perbuatan kita selalu baik, sehingga ketika kematian datang kita dicatat oleh Allah sebagai orang yang mati dengan ajal yang baik.***


Monday, July 22, 2024

FILOSOFI PENGETAHUAN

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Pendidikan itu sederhana hanya mengurusi isi memori otak. Isi memori otak membawa dampak pada pola pikir, cara bicara, cara bertindak, dan prilaku seseorang. Kepribadian seseorang sangat ditentukan oleh isi pengetahuan di memori otak.

Adiputri (2023) menjelaskan sistem pendidikan di Finlandia mengadopsi pemikiran Kereluik dkk. (2011/2013), Maynard (2019). Mereka berpendapat kerangka kerja pembelajaran abad ke-21 mencakup pengetahuan fundamental, meta pengetahuan, humanistik.

Pengetahuan fundamental terdiri dari tiga, yaitu pengetahuan ilmu-ilmu dasar, pengetahuan lintas ilmu, dan literasi digital. Pengetahuan fundamental digunakan untuk memahami (to know). 

Meta pengetahuan digunakan untuk bertindak (to act). Meta pengetahuan meliputi kemampuan kolaborasi, berpikir kritis, pemecahan masalah, kreativitas, dan inovasi. 

Meta pengetahuan berkaitan dengan pengetahuan tata cara berpikir kolaboratif, kreatif, memecahkan masalah, dan inovasi. Hal ini berkaitan dengan kemampuan menghasilkan pengetahuan dari pengetahuan. 

Pengetahuan humanistik diperlukan untuk memaknai (to value). Pengetahuan humanistik mencakup  keterampilan hidup/kerja, kesadaran etis/emosional, dan kompetensi kultural. 

Pengetahuan humanistik berkaitan dengan kemampuan menemukan nilai-nilai hidup yang dapat dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.

Jika kita perhatikan tiga konsep pengetahuan yang digunakan sistem pendidikan Finlandia, tidak beda dengan teori pendidikan terdahulu. 

Teori pendidikan yang digunakan di Finlandia mengacu kepada tiga belahan otak, yaitu otak depan, tengah, dan belakang. Otak depan dikaitkan dengan Kognitif (to know). Otak tengah dikaitkan dengan Afektif (to value). Otak belakang dikaitkan dengan Psikomotor (to act).

Jika dikaitkan dengan taksonomi Bloom, pendidikan di Finlandia mulai mengajarkan pengetahuan dari level berpikir memahami, menerapkan, analisis, sistesis, dan evaluasi. 

Dalam prakteknya, sebelum melaksanakan pengajaran guru harus melakukan riset tentang pengetahuan apa yang hendak dijadikan bahan ajar untuk siswa. Pengetahuan tersebut diajarkan secara bersamaan digunakan untuk to know, to act, dan to value

Pendekatan yang digunakan untuk menerapkan tiga konsep pengetahuan di atas dengan problem solving. Sebelum mengajar guru harus melakukan riset mengacu pada kodrat alam, kodrat zaman, dan kodrat keadaan. 

Kodrat alam berkaitan dengan potensi dan masalah lingkungan sekitar siswa, kodrat zaman berkaitan dengan jiwa zaman, trend, dan arah perubahan yang sedang terjadi di masyarakat. Kodrat keadaan, meliputi kondisi perkembangan psikologi siswa. 

Kondisi saat ini, guru-guru harus jadi kurikulum hidup, guru mampu mendesain pengajaran sesuai dengan kebutuhan dan perubahan zaman. Guru-guru harus punya kepedulian tinggi pada lingkungan dan mengenali masalah yang sedang dan akan terjadi kemudian pada siswa.

Jadi, pengajaran bukan hanya menyampaikan pengetahuan-pengetahuan dasar struktur keilmuan, tapi pengetahuan dasar tersebut harus menjadi alat untuk memahami, (to know), mendorong siswa berpikir kritis, kreatif, inovatif, kolaboratif (to act), dan bermakna bagi kehidupan mereka di masyarakat (to value).***

Tuesday, July 9, 2024

DUA SUDUT PANDANG KERAGURAGUAN

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Keraguan memiliki dua sudut pandang. Keraguan bagi orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan keraguan bagi orang yang beriman kepada Allah.

Keraguan kepada Allah dan Rasul-Nya tidak dimiliki oleh orang-orang beriman. Bagi orang-orang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tidak ragu dia berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Orang beriman ragu kepada dirinya sendiri, apakah dia telah benar-benar beriman kepada Allah.

Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar. (Al Hujuraat, 49:15).

Keraguan bagi orang beriman bukan kepada apa yang telah ditetapkan Allah, tapi keraguan terhadap dirinya sendiri karena merasa takut kepada Allah. Keraguan orang beriman, menjadi jalan untuk memperbaharui keimanannya kepada Allah. 

Seperti Kisah Nabi Ibrahim yang bertanya kepada Allah bagaimana cara menghidupkan orang mati. Nabi Ibrahim bukan ragu kepada Allah, tetapi ragu kepada dirinya apakah dia telah benar-benar beriman kepada Allah. Ketika Allah bertanya kepada Nabi Ibrahim, "apakah kamu belum yakin?' Maka Nabi Ibrahim menjawab, "bukan begitu, tapi aku ingin lebih yakin". 

Keraguan pada diri sendiri tentang kualitas keimanan kepada Allah, perlu terus dipertanyakan pada diri sendiri agar diri seseorang terus belajar karena merasa belum sunguh-sungguh beriman kepada Allah. Keraguan orang beriman adalah perasaan untuk selalu memperbaiki diri untuk menjadi orang terbaik dihadapan Allah.

Orang beriman ragu kepada dirinya apakah telah beriman kepada Allah dengan sunguh-sungguh, sedangkan keraguan orang kafir dia ragu terhadap kebenaran dari Allah. Keraguan orang-orang kafir mendorong dirinya jauh dari keimanan kepada Allah. 

Dan senantiasalah orang-orang kafir itu berada dalam keragu-raguan terhadap Al Qur'an, hingga datang kepada mereka saat (kematiannya) dengan tiba-tiba atau datang kepada mereka adzab hari kiamat. (Al Hajj, 22:55).

Keraguan yang dimiliki orang beriman terhadap kualitas keimanan dirinya pada Allah menjadi sebab orang-orang beriman berkarakter rendah hati dan tidak merasa diri paling benar, sebaliknya keraguan yang dimiliki orang kafir, menjadi sebab kesombongan karena merasa dirinya benar.

Keraguan orang beriman dan keraguan orang kafir melahirkan dua karakter berbeda. Keraguan orang beriman menjadi refleksi diri dihadapan Allah tentang keimanan dirinya pada Allah. Keraguan orang kafir menjadi dusta pada seluruh nikmat yang telah Allah berikan. 

Keraguan orang beriman melahirkan semangat untuk berbuat lebih baik untuk menutupi segala kekurangannya dihadapan Allah. Keraguan orang kafir melahirkan sikap masa bodoh pada kehidupan setelah kematian.***  

Thursday, July 4, 2024

KODE DNA TERCATAT DALAM AL QURAN

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Al Quran diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. saat usia Nabi Muhammad SAW. 40 tahun. Jika Nabi Muhammad SAW. lahir tahun 570 Masehi, maka kurang lebih Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pada usia 40 yaitu pada tahun 610 Masehi. 

Al Quran yang dibaca umat Islam sekarang sudah berusia kurang lebih 1414 tahun. Berdasarkan penelusuran di internet, asal usul penemuan DNA dimulai sejak tahun 1944. Struktur DNA dijelaskan oleh James Watson dan Francis Crick pada tahun 1953. 

Kode genetik DNA terdiri dari empat yaitu ATGC ditemukan di DNA, dan AGCU ditemukan dalam RNA. Penjelasan lengkapnya harus memperdalam ilmu kimia, bisa browsing di internet.

Untuk memperdalam pengetahuan tentang DNA bisa membaca buku karya Kazuo Murakami. Membaca buku ini bisa sedikit memahami keajaiban dari DNA. 

Secara tidak sengaja, saya menemukan kode 4 di dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 260. Secara tidak sengaja pula saya menemukan hubungan bahwa Al Baqarah ayat 260 berkaitan dengan kehidupan. Pada Al Baqarah ayat 260, Allah mengabarkan tentang bagaimana Nabi Ibrahim bertanya kepada Allah bagaimana cara menghidupkan orang yang mati.

"Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah padaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati". Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu?". Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)". Allah berfirman: "(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cingcanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman): "Lalu letakkan di atas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera". Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Al Baqarah, 2:260).

Di dalam ayat di atas ada kode "empat". Kalau kita bertanya mengapa Allah menyuruh Nabi Ibrahim mengambil "empat" ekor burung, tidak tiga, lima, enam, atau depalan? Rupanya pada ayat di atas Allah sedang menyampaikan kode kehidupan. 

Kesimpulan, kode "empat" sebagai simbol kehidupan tentu kita pahami setelah ada penemuan tentang DNA. Lalu mengapa hasil riset menemukan kode DNA mengandung "empat" huruf ATGC dan AGCU? 

Saya tidak sedang mengait-ngaitkan penemuan ilmiah dengan Al Quran. Tapi silahkan pikirkan mengapa kode "empat" dalam Al Quran berkaitan dengan kehidupan, memiliki kesamaan dengan kode "empat" pada penelitian DNA? Lalu siapa penyebab dari semua kejadian menurut Anda?

Kesimpulan saya selanjutnya, para peneliti dari manapun dengan latar belakang apapun, mereka sedang mengungkap rahasia dari Allah. Sebagai muslim yang berpegang teguh pada Al Quran, saya tidak membeda-bedakan ilmuwan dari suku, bangsa, budaya, dan agama manapun. 

Sebagai muslim yang beriman pada Al Quran, saya menganggap semua ilmuwan di muka bumi ini adalah instrumen dari Allah yang dapat membantu orang beriman bertambah imannya. Maka dapat dipahami jika perintah Allah dalam Al Quran kepada seluruh manusia untuk "membaca atas nama Allah". 

"Membaca atas nama Allah" maknanya bisa jadi melakukan berbagai riset sebagai cara menambah keyakinan pada Allah, dengan mengungkap kebenaran-kebenaran dari Al Quran. Melakukan riset atau membaca adalah perintah Allah pada semua umat manusia. 

"Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui." (Saba, 34:28).

Jika demikian, para peneliti sebenarnya orang-orang yang sedang melaksanakan perintah dari Allah. Untuk itu, setiap pribadi muslim yang beriman kepada Al Quran, seharusnya punya karakter sebagai peneliti dengan motivasi membuktikan kebenaran ayat-ayat dari Allah.***

Sunday, June 23, 2024

BAHAYA SENJATA BIOLOGIS PEMUSNAH MASAL DARI THAILAND

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Tahun 2024 menjadi catatan buruk bagi peradaban Asia. Thailand menjadi negara di Asia yang melegalkan perkawinan sejenis. Senjata biologis pemusnah masal telah dimiliki Thailand, senjata ini sangat berbahaya terutama bagi negara tetangga di Asia Tenggara.

Dalam sebuah acara lokakarya, saya sudah mengingatkan pada teman-teman pendidik, bahwa serangan senjata biologis yang penggunaannya sudah disyahkan oleh Thailand menjadi ancaman serius untuk negara tetangga. Para pendidik harus lebih getol mengajarkan tentang tata nilai kehidupan beragama. Semua agama yang ada di Indonesia harus bahu membahu menyikapi ancaman senjata biologis dari Thailand.

Legalisasi perkawinan sejenis adalah senjata biologis yang bisa memusnahkan umat manusia. Senjata biologis pemusnah masal ini bukan hanya berbahaya di dunia tapi sampai pada kehidupan akhirat. Para pendidik harus bersatu padu untuk menyelematkan manusia dari kemusnahan di dunia dan akhirat.

Keputusan yang diambil rakyat Thailand mengandung risiko tinggi bagi keseimbangan hidup manusia. Secara pelan tapi pasti, efek dari senjata pemusnah masal ini berakibat pada penurunan jumlah dan kualitas manusia. Bibit penyakit mematikan akan mewabah menjadi penyakit masyarakat.

Penduduk Asia yang akan berkomunikasi dengan warga Thailand harus selektif, harus dipastikan tidak terpapar senjata biologis, harus dipastikan sehat secara lahir dan batin. Manusia yang sudah terpapar senjata biologis bisa membawa bibit penyakit turunan yang sama berbahaya.

Senjata biologis pemusnah masal yang dimiliki Thailand, tidak bisa dilumpuhkan dengan mudah. Serangan senjata biologis dari Thailand tidak bisa dihadapi dengan pasukan senjata secara fisik. Senjata biologis dari Thailand hanya bisa dilumpuhkakn dengan kekuatan keyakinan manusia kepada ketetapan Tuhan.

Pertahanan untuk melawan senjata biologis pemusnah masal dari Thailand, harus dilakukan dengan membuat perlawanan rakyat semesta. Rakyat diberi kemampuan untuk melindungi diri sendiri dari serangan senjata bilogis pemusnah masal dari Thailand. Perlawanan rakyat semesta dilakukan dengan gerakan hidup belandaskan pada sila pertama yaitu ketuhanan yang maha esa.

Benteng-benteng pertahanannya ada di lembaga-lembaga pendidikan. Pengajaran agama dalam bentuk ritual, etika, moral, sains, teknologi, harus dikembangkan di setiap lembaga pendidikan. Pengajaran agama menjadi sebuah pendekatan holistis dalam setiap mata pelajaran dan mata kuliah. 

Para guru, dosen, ustad, ulama, pendeta, kiai, biksu, bante, harus bahu membahu mengantisifasi bahaya senjata bilogis pemusnah masalah dari Thailand. Umat Islam sebagai warga mayoritas di Indonesia harus bersatu padu, menyatakan kesepakatan bersama berpegang teguh pada ajaran dalam Al Quran. 

Dan (Kami juga telah mengutus) Lut (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada kaumnya: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelummu?" Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. (Al 'Araaf, 7:80-81)

Wahyu adalah ilmu pengetahuan yang diturunkan dari Allah kepada Rasul-rasulnya. Isinya bisa kita baca sekarang, agar manusia berpikir belajar dari kejadian-kejadian terdahulu. Umat Nabi Lut dahulu, dimusnahkan secara masal oleh senjata biologis. Senjata biologis pemusnah masal itu muncul diakibatkan oleh perbuatannya sendiri.

Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu. (Al A'raaf, 7:8384).

Kita berharap raja Thailand bisa menghentikan produksi senjata biologis pemusnah masal yang dikehendaki rakyatnya. Senjata biologis pemusnah masal yang diciptakannya akan menjadi bumerang menyerang eksitensi bangsa Thailand itu sendiri.***

Saturday, June 22, 2024

Membantu Jawab Pertanyaan Sujiwo Tejo

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. 

Pertanyaan Sujiwo Tejo tentang shalat membuat saya berpikir berbulan-bulan untuk menemukan jawabannya. Pertanyaan Sujiwo Tejo tentang shalat beredar di media sosial. 

Pada saat itu, Sujiwo Tejo bertanya pada Ustad, "sedekah saya laksanakan, zakat saya laksanakan, puasa saya laksanakan, kecuali shalat. Jelaskan kepada saya kenapa saya harus shalat?" Begitu kira-kira pertanyaan Sujiwo Tejo pada ustad. 

Pada saaat itu, Ustad menjawab, "shalat itu sebagai pasword diterimanya semua amalan. Sekalipun manusia melakukan berbagai kebaikan, ketika shalat tidak dilakukan maka semua amal tertolak". Begitu kira-kira jawaban singkat dari ustad.

Saya berpikir, ketika kita menjawab sebuah pertanyaan tentang shalat, maka jawaban yang logis dan kuat harus berdalil pada sumber ajaran agama yaitu Al Quran dan hadis. Saya merenung dan mencari-cari dari ayat Al Quran yang bisa dijadikan dalil untuk menjawab pertanyataan Sujewo Tejo. 

Saya berpikir pertanyaan Sujewo Tejo, bukan pertanyaan seorang, tapi mewakili pertanyaan dari banyak orang. Pada akirnya, saya menemukan satu jawaban dari Al Quran. Mengapa shalat penting untuk dilakukan?

"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir." (Al Baqarah, 2:34)

Kisah ini bisa jadi argumen mengapa shalat penting? Pertama, satu pekerjaan yang tidak mau dilakukan oleh Iblis adalah "sujud". Kasus di sini, Iblis bukan tidak mau sujud kepada Adam, tetapi Iblis tidak taat pada perintah Allah. Jadi, kisah Iblis ini memberi pengajaran bahwa orang-orang yang tidak mau sujud mewarisi sifat sombong seperti Iblis.

Kedua, sifat sombong Iblis, bukan kepada Adam, tetapi menentang pada perintah Allah. Sebagaimana dijelaskan di dalam (Al Baqarah, 2:34), orang yang sombong kepada Allah dikategorikan sebagai orang kafir.

Argumen Al Quran ini memperjelas jawaban ustad, bahwa sekalipun semua pekerjaan baik dilakukan, amal baiknya tertolak karena tidak sujud, orang yang tidak sujud dianggap golongan kafir. Jadi percuma semua pekerjaan baik dilakukan sementara sifat kafirnya masih melekat karena tidak shalat. Sujud hanya dilakukan pada saat shalat. Zakat, puasa, sedekah, haji, tidak ada gerakan sujud pada ibadah tersebut. 

Masya Allah, luar biasa Allah memberikan pengajaran untuk kita semua. Al Quran membantu kita untuk berlogika untuk mejawab segala keraguan manusia dengan argumen logis dari Allah. Semoga bermanfaat untuk kita semua***

Saturday, June 15, 2024

MATA PELAJARAN HIDUP

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Kegagalan pengajaran di masa lalu terjadi karena pengajaran ditujukan untuk menyelesaikan soal ujian. Sementara masalah-masalah hidup tidak dipecahkan. Berdasar observasi lapangan, kegiatan belajar di kelas belum mengacu pada pemecahan masalah yang dihadapi anak-anak. 

Pengajaran masih seperti permainan monopoli, kegiatannya menyenangkan tapi tidak menyentuh permasalahan hidup yang harus dihadapi anak-anak. Sebagian besar, pemecahan masalah yang ditawarkan masih pemecahan masalah soal-soal ujian mata pelajaran. 

Era teknologi informasi telah mengubah cara belajar Gen Z. Mereka belajar dengan praktek langsung, sebagaimana mereka mengoperasikan sebuah aplikasi. Ketika mereka mengenal sebuah sistem aplikasi, mereka langsung mencoba dan merefleksi kesalahan-kesalahan yang dilakukannya.

Sebagai contoh, seorang anak kelas 11 SMA tiba-tiba dia sudah memiliki folower 2 juta di media sosial. Ketika diwawancara, dia sudah membuat video singkat lebih dari 2000 konten. Video-video singkat yang dibuatnya sebanyak 2000 konten tidak ada yang menyukainya. Konten videonya mulai viral setelah satu konten mendapat apresiasi dari netizen, kemudian folowernya terus meningkat hingga 2 juta folower. Kini dia menjadi influencer dengan penghasilan 6-24 juta per bulan.

Dari kasus di atas, anak-anak Gen Z belajar sesuai dengan minat dan bakatnya. Mereka belajar mandiri dan menekuninya karena sesuai dengan minat dan bakatnya. Ketika berhadapan dengan mata pelajaran, sistem pengajaran di kelas kadang berbeda dengan bakat dan minatnya. 

Mata pelajaran perlu bertransformasi, bukan sebatas mengajarkan materi mata pelajaran, tetapi harus membantu anak-anak beradaftasi dengan zaman. Setiap mata pelajaran harus memfasilitasi anak-anak untuk mencapai cita-cita hidup bahagia. Mata pelajaran menjadi pelajaran hidup bagi anak-anak.

Setiap mata pelajaran harus menyelesaikan masalah-masalah sosial yang pasti dihadapi anak-anak. Masalah pengangguran, kemiskinan, penyakit menular, perceraian, korupsi, utang, pemanfaatan teknologi informasi, pengolahan sampah, banjir, judi online, bullying, pelecehan seksual, harus jadi fokus dalam pengembangan materi ajar. Dalam setiap pengajaran di kelas, harus ada konteks masalah kehidupan yang dipecahkan.

Guru harus kreatif mengembangkan bahan ajar aktual, kontektual, dan melatih kemampuan berpikir kritis dan kreatif memecahkan masalah. Sumber pengajaran tidak cukup menggunakan buku paket, guru harus melakukan riset jurnal, buku, data statistik dari sumber terpercaya, sebagai bahan ajar untuk disajikan dalam pengajaran.

Sebagai contoh untuk menyelesaikan masalah korupsi, mata pelajaran ekonom dalam konteks kehidupan mengajarkan merencanakan keuangan di masa depan anak, dengan nabung saham. Kompetensi yang diharapkan adalah kemampuan mengelola uang untuk menuju kehidupan sejahtera di masa mendatang. Kemampuan mengelola uang harus mulai dipraktekkan anak sejak di sekolah.

Melalui berbagai metode, pendekatan, dan penyesuaian materi ajar, guru harus bertindak kreatif. Materi disesuai dengan tingkat perkembangan psikologi anak, dan memberi motivasi rasional agar membantu anak-anak memahami masalah hidup sebenarnya kelak di masyarakat. 

Untuk keberhasilan pengajaran, guru harus jadi inspirator dan motivator. Guru harus tampil menjadi seorang influencer yang bisa membawa dampak perubahan prilaku positif terhadap masalah-masalah yang dihadapi siswa sekarang.*** 


    


   


MELATIH GEN Z MANDIRI FINANSIAL

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Gen Z adalah anak-anak yang lahir tahun 2000 hingga sekarang. Mereka terlahir dengan membawa budaya teknologi informasi. Ibu-ibu hamil sudah menggunakan teknologi informasi dalam kehidupan sehari-hari. Secara tidak langsung anak-anak yang lahir sudah membawa budaya teknologi informasi.

Budaya teknologi informasi inilah yang menjadi ciri khas dari Gen Z. Pendidikan harus menyesuaikan dengan budaya Gen Z. Kehadiran teknologi informasi telah mendorong Gen Z bisa hidup produktif sejak awal. 

Dunia pendidikan dalam pengajaran harus mengenalkan budaya produktif memanfatkan teknologi informasi. Pekerjaan-pekerjaan berbasis teknologi informasi harus dikenalkan di sekolah. Kemandirian Gen Z harus dibentuk sedini mungkin.

Salah satu kemandirian yang harus diperkenalkan pada anak-anak Gen Z adalah mandiri finansial. Anak-anak bisa produktif sejak di sekolah terutama untuk anak-anak di pendidikan menengah. Mereka bisa diperkenalkan pekerjaan-pekerjaan online sambil belajar.

Salah satu contoh melatih anak-anak Gen Z berinvestasi di pasar modal. Anak-anak Gen Z di pendidikan menengah bisa diajarkan investasi di pasar modal dengan melatih mengelola uang jajan. Mereka diajari bagaimana berinvestasi sambil mengubah mindset mereka berpikir kritis, kreatif, dan mandiri.

Melalui investasi di pasar modal, Gen Z bisa diajari tata cara merencanakan kemandirian finansial di masa mendatang. Dengan demikian mereka diajari untuk mandiri finansial sejak di sekolah. Kunci perencanaan mandiri finansial di masa depan harus punya kemampuan literasi pasar modal.

Seorang anak akan merencanakan 20 tahun ke depan punya penghasilan passive income 2 juta per bulan. Berarti dalam satu tahun dia harus mendapatkan passive income 24 juta. Selanjutnya, dia harus mencari perusahaan yang menghasilkan keuntungan setiap tahun. Keuntungan yang bisa di dapat dari saham setiap tahun adalah deviden. 

Selanjutnya, anak harus mencari perusahaan yang setiap tahun membagi deviden pada investor. Cara mencarinya tinggal kita gunakan pertanyaan-pertanyaan di google atau youtube, atau aplikasi yang menyediakan informasi tentang saham seperti RTI busines.

Disclaimer. Misalnya saham DMAS. Saham ini memberi deviden setahun dua kali. Deviden yang diberikan setiap 6 bulan Rp.10. Harga per lembar sahamnya Rp. 150. Untuk mendapatkan penghasilan 2 juta perbulan, berapa lembar saham yang harus dimiliki? Jika ingin dicapai dalam 10 tahun, berapa uang yang harus ditabung per bulan? Untuk mendapatkan tambahan modal investasi, usaha apa yang bisa dilakukan anak-anak sambil tetap belajar?

Inilah pengajaran kontekstual yang harus diperkenalkan pada anak-anak. Dengan pengajaran seperti ini anak-anak Gen Z bisa dilatih sejak dini untuk merencanakan hidupnya di masa depan dan melakukannya sejak dari sekolah.***

 

Thursday, May 23, 2024

STIMULASI OTAK DENGAN NAPAS RITME 5:5

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Penemuan ilmu napas ritme oleh Gunggung Riyadi bisa dikatakan penemuan spektakuler abad 21. Oleh Gunggung Riyadi, napas ritme bisa dipahami secara rasional melalui penjelasan berbagai hasil riset di jurnal internasional. 

Gunggung Riyadi mengaku bisa memahami manfaat pernafasan setelah membaca kurang lebih 200 karya jurnal internasional. Riset yang panjang telah menghasilkan sebuah temuan spektakuler dan bermanfaat bagi kesehatan. Penemuannya telah diterapkan pada purnawirwan tentara pada saat covid-19. Hasilnya semua purnawirawan yang usianya di atas 60 tahunan bisa selamat melewati covid-19. 

Kini ilmunya diperkenalkan secara luas kepada masyarakat, dan sudah menghasilkan beberapa riset di tingkat doktoral. Gunggung Riyadi kini giat memberikan edukasi melalui kegiatan pelatihan secara online dan offline. 

Berdasarkan penjelasan Gunggung Riyadi, prinsip dasar napas ritme adalah gerakan tarik-buang saat bernapas. Intinya, pernapasan bisa digunakan sebagai pembentuk frekuensi manual melalui paru-paru. 

Melalui alat ukur Heart Rate Variability (HRV) dibuktikan bahwa frekuensi jantung terbagi menjadi tiga yaitu Very Low Frekuency (<0,04 Hz), Low Frequency (0,04-0,15 Hz), dan High Frequency (0,15-0,4). 

Pernapasan yang diatur dengan ritme hitungan detik bisa menghasilkan frekuensi. Dari hasil pengukuran, napas ritme 1:1, 2:2, 3:3, menghasilkan kategori high frequency yang berhubungan dengan syarap parasimpatik.  

Napas ritme, 5:5, 10:10, 12:12, menghasilkan kategori low frequency berkaitan dengan syaraf simpatik. dan napas ritme 15:15, 30:30, menghasilkan kategori very low frequenscy berkaitan dengan neuro hormonal.

Napas ritme 5:5, tarik napas 5 detik dan buang napas 5 detik tanpa tahan napas, sudah banyak penelitian dilakukan. Napas ritme 5:5 menghasilkan frekuensi 0,1 Hz dengan kategori low frekuensi. Napas 5:5 jika dipraktekan mengandung beberapa gambaran manfaat, antara lain:

  1. dapat mengurangi risiko penyakit TBC
  2. meringankan sesak napas
  3. meningkatkan saturasi oksigen
  4. otak menjadi lebih rileks
  5.  menormalkan aliran darah
  6. meningkatkan adaftasi jantung
  7. menambah oksigen pada darah
  8. membantu tekanan darah normal
  9. sinkronisasi kinerja jantung
Berdasarkan hasil temuan di atas, napas ritme bisa diperkenalkan di satuan pendidikan sebagai alat untuk meningkatkan kemampuan belajar para siswa. Napas ritme bisa membantu meningkatkan kecerdasan otak, karena  napas ritme 5:5 bisa meningkatkan suplai oksigen pada darah, otak rileks, dan tekananan darah normal.

Napas ritme biasa jadi alat stimulasi dan menyegarkan otak diterapkan pada saat jeda pembelajaran di kelas. Jeda pembelajaran dapat dilakukan setiap 10 menit sekali. Latihan ini bisa diterapkan di sekolah dengan berbagai latar belakang budaya dan agama.*** 



Saturday, May 18, 2024

Doa dan Peningkatan Kecerdasan

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Gunggung Riyadi (2024) ahli nafas ritme mengatakan ada hubungan antara kondisi otak alpa dengan kemampuan seseorang dalam mengambil keputusan (https://www.youtube.com/@MasGunggung). 

Menarik sekali penjelasan Gungung Riyadi tentang koherensi otak. Koherensi otak adalah keselarasan antara jantung, otak, dan badan. Koherensi otak merupakan kondisi otak pada kondisi alpa. 

Mengondisikan otak pada kondisi alpa bisa dilatih dengan nafas ritme. Namun demikian, nafas ritme tidak bisa hanya latihan gerak tarik dan kelurkan nafas sesuai ritme. Ketika tarik dan keluarkan nafas harus ada substansinya. 

Salah satu subtansi nafas ritme adalah ilmu logika tentang hubungan nafas ritme dengan jantung, otak, dan kesehatan. Artinya, tarik dan keluarkan nafas harus disertai dengan pemahaman logika manfaat dari nafas ritme.

Rutinitas doa setiap hari di sekolah, tingkatkan kecerdasan anak-anak

Sebuah penelitian doktoral dari Suharsi, UIN Walingsongo Semarang, ditemukan doa yang dilakukan seseorang berpengaruh pada penurunan kualitas stres seseorang. Doa pada intinya adalah harapan dan imajinasi seseorang tentang kondisi yang diinginkan. 

Dari hasil penelitian Suharsi, 40-45% reponden mengalami penuruan kualitas stres setelah melakukan doa. Penelitian dilakukan pada responden lintas agama. Nafas ritme dengan doa bisa dikombinasikan menjadi tindakan untuk meringankan stres. 

Penulis sudah lebih dari 13 tahun menerapkan program shalat dhuha 12 rakaat setiap pagi di sekolah. Program ini sudah diterapkan di lima sekolah. Di tiap sekolah menemukan fenomena, rata-rata anak-anak yang disiplin ibadah memiliki kemampuan intelektual lebih baik. 

Sebaliknya, anak-anak yang tidak memiliki kebiasaan disiplin ibadah, selalu ditemukan dari anak-anak yang melakukan tindakan-tindakan menyimpang seperti berkelahi, pencurian, bolos sekolah, malas belajar, dan masalah di keluarga.

Data tahun 2024, siswa-siswi yang lolos ke perguruan tinggi melalui jalur (seleksi nasional berbasis prestasi) SNBP, berdasarkan hasil penelusuran, dari 31 orang semuanya termasuk yang disiplin melaksanakan ibadah ritual. Hanya tiga orang yang tidak melaksanakan dhuha secara disiplin. Namun shalat lima waktu dilaksanakan disiplin. 

Dari wawancara beberapa anak secara anak, rata-rata mereka mengakui bahwa setelah ritual dhuha pagi dilaksanakan di sekolah mereka merasa tengang. Kondisi tenang sebagai efek dari doa atau dhuha, bukan perkara sepele.

Berdasarkan penjelasan Gunggung Riyadi, kondisi tenang seseorang adalah tanda bahwa otak berada pada kondisi alpa. Kondisi tenang dapat diartikan juga sebagai kondisi tingkat stres anak-anak rendah. Namun penulis sampai ini belum melakukan pengukuran berapa signifikan doa bisa menimbukan kondisi tenang.

Namun berdasarkan penelitian, Suharsi, disimpulkan bahwa doa-doa yang dialntunkan dapat menurunkan tingkat stres. Otak yang rileks menandakan kondisi otak dalam kondisi sehat, lebih siap menerima pelajaran. 

Selanjutnya, perlu ada penelitian khusus pada anak-anak shalat yang disiplin doa atau shalat, seberapa pengaruh kegiatan ritual doa tiap hari di sekolah berpengaruh pada kondisi stres anak-anak. Hipotesi sementara penelitian punya asumsi bahwa doa harian yang dirutinkan tiap hari dapat meningkatkan tingkat kecerdasan anak-anak.    

Saturday, May 4, 2024

KURANGI LOMBA-LOMBA DI DUNIA PENDIDIKAN

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Menyimak perubahan paradigma pendidikan abad 21, arahnya sudah bergeser. Lomba-lomba yang diadakan di lembaga pendidikan sudah ketinggaalan zaman. Pendidikan sebagai juara lomba sudah usang dan tidak menyelesaikan masalah.

Juara-juara lomba sudah diraih oleh putra-putri terbaik kita, tetapi tidak signifikan menyelesaikan masalah. Penghargaan kepada mereka yang menjuarai lomba, telah mengalihkan fokus pendidikan pada pencapaian juara lomba, namun berbagai permasalahan yang kelak dihadapi anak-anak terabaikan.

Sumber daya mansia kita di tingkat internasional masih jauh tertinggal. Jumlah pengangguran berpendidikan masih tinggi. Produksi sampah meningkat belum tertangani. Daya beli masyarakat rendah karena penghasilan rendah. Penghasilan rendah karena keterampilan hidup rendah. Pertumbuhan teknologi informasi semakin cepat, namun pemanfaatan teknologi informasi secara produktif masih tertinggal.

Kehadiran teknologi informasi di negara-negara lain, dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai masalah. India dan China berhasil mengurangi kemiskinan dengan memanfaatkan teknologi informasi. Teknologi informasi menjadi alat untuk meningkatkan produktivitas. 

Dunia pendidikan yang terlalu menghargai juara-juara lomba kadang abai terhadap masalah dasar yang sedang dihadapi bangsa. Dunia pendidikan harus diarahkan membangun karakter berbasis pada pemecahan berbagai permasalahan yang sedang dihadapi. 

Dunia pendidikan harus memperkenalkan berbagai permasalahan serius akan dihadapi anak-anak dalam kehidupan sehari-hari di mana mereka tinggal. Tujuan pendidikan harus menyadarkan anak-anak bahwa hidup yang dijalan oleh mereka sehari-hari mengandung masalah yang harus segera diantisifasi.

Masalah finansial merupakan masalah serius dihadapi setiap hari. Kesulitan ekonomi menjadi penyebab terjadinya perceraian dan berakibat pada pola asuh dan kebutuhan anak-anak di keluarga terabaikan. Di sekolah anak-anak dengan latar belakang keluarga cerai, cenderung mengalami masalah karakter. 

Perkelahian, penyimpangan seks, pencurian, perundungan, kekurangan gizi, stres, tidak punya cita-cita, malas belajar, ternyata sebagian besar terjadi pada anak-anak yang kurang mendapat perhatian di lingkungan keluarga.

Anak-anak yang lahir di lingkungan keluarga berada, mereka relatif manja, tidak punya semangat belajar, mudah menyerah, dan budaya baca rendah. Sekalipun dari lingkungan keluarga mampu, tapi tidak berbanding lurus dengan minat baca dan motivasi belajar tinggi. Rendahnya minat baca menjadi masalah umum di lingkungan keluarga dan pendidikan. 

Kebijakan pendidikan harus mengurangi penghargaan pada juara lomba-lomba. Kebijakan pendidikan harus dikembalikan pada tugas pokok pengajaran yaitu memberikan dan meningkatkan layanan pendidikan terbaik sesuai dengan perkembangan zaman. 

Setiap guru harus hadir membawa ilmu-ilmu terbaru yang sedang berkembang saat ini. Ilmu-ilmu terbaru dipertontonkan kepada anak-anak dengan merujuk pada sumber-sumber keilmuan yang dapat dipercaya. Ilmu-ilmu terbaru dihadirkan untuk membantu anak-anak menyelesaikan permasalahan hidup yang sedang terjadi pada diri mereka sekarang bukan nanti.

Pengajaran berbasis masalah dan proyek harus banyak digunakan untuk melatih kemampuan anak-anak berpikir kritis dan kreatif untuk memecahkan masalah. Akhir dari pengajaran bukan untuk lomba, tapi sebagai bahan refleksi apakah anak-anak bisa beradaftasi dan memecahkan berbagai masalah yang sedang mereka hadapi. 

Sekolah harus melahirkan inovator-inovator sejak di sekolah. Melatih anak menjadi inovator harus dilakukan dalam setiap proses pengajaran. Prestasi-prestasi anak di sekolah dipublikasikan bukan melalui lomba, tetapi disajikan melalui dokumentasi praktik baik di media sosial milik sekolah. 

Penghargaan diberikan bukan sebagai juara lomba yang diusakan jadi juara, tetapi sebagai bentuk pengakuan. Penghargaan yang diusahakan melalui juara lomba, tidak melahirkan jiwa-jiwa murni pewirausaha. Sebaliknya, penghargaan yang diberikan dalam bentuk pengakuan, dilakukan melalui proses pengamatan panjang, berbasis data, dan observasi lapangan, untuk membuktikan yang diberi penghargaan bermanfaat bagi banyak orang. 

Oreintasi penghargaan dalam bentuk pengakuan akan mengalihkan sekolah pada pelayanan pendidikan, kosistensi, dan berkelanjutan dalam mengembangkan program. Sehingga hasil dari pendidikan betul-betul akan melahirkan karakter dan kemampuan, karena sekolah fokus mengembangkan program-program yang diunggulkannya sesuai visi dan misi. Ukuran penghargaan bukan pada capaian akhir tapi pada kualitas proses kesinambungan pendidikan.***

Thursday, April 11, 2024

BERPIKIR CEPAT

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Berat otak manusia sekitar 1,3 kg atau 2% dari berat badan. Otak tidak pernah berhenti bekerja sekalipun kita tidur. Otak membutuhkan 20% sari makanan dari makanan yang kita konsumsi. Semakin banyak berpikir semakin banyak kalori yang terbakar (Suyadi, 99:2020). 

Orang yang bekerja secara fisik dan bekerja menggunakan otak lebih berat mana? Berdasar data di atas, bekerja menggunakan otak bisa jadi sangat melelahkan, karena menyerap 20% dari sari makanan yang kita konsumsi. Untuk para pekerja menggunakan otak perlu diperhatikan asupan makanan yang menunjang pada kinerja otak.

Di dalam otak ada dua sistem operasi. Pertama berkaitan dengan sistem operasi cepat, instingtual, dan tidak disadari. Sistem ini dikendalikan bagian otak kanan, di bagian limbik dan otak reptil. Kedua berkaitan dengan sistem lambat, bersifat analitis, dan sadar. Dikendalikan pada bagian otak kiri, di bagian otak neocortek (Suadu, 137:2018).

Berdasarkan fakta di atas, kecepatan berpikir ditentukan oleh kebiasaan seseorang. Orang-orang yang berpikir rasional cenderung "lambat" dalam mengambil keputusan. Rasionalitas menuntut seseorang untuk menyusun perencanaan dalam setiap pengembilan keputusan. Sebaliknya orang-orang yang cenderung menggunakan emosi, lebih "cepat" dalam mengambil keputusan.  

Dalam proses pengambilan keputusan, setiap orang dipengaruhi oleh perbendaharaan pengetahuan di dalam hipocampus. Perbendaharaan pengetahuan yang tersimpan dalam memori bisa jadi menjadi faktor untuk mempercepat pengambilan keputusan. Para entrepreneur mereka cenderung punya kecepatan dalam mengambil keputusan, bukan karena tidak berpikir rasional. 

Lambat atau cepat dalam mengambil keputusan tidak menunjukkan sebuah nilai baik atau buruk. Orang yang terbiasa mengambil keputusan dengan cepat menggunakan emosi, tidak berarti dia tidak menggunakan pengetahuan. 

Proses pengambilan keputusan secara rasional diketahui 500 ms sejak pengetahuan (stimulus) itu diterima. Sedangkan sirkuit berpikir irasional diketahui 145 ms sejak pengetahuan (stimulus) di terima. (Suadu, 127:2018). Pengetahuan yang tersimpan di hipocampus akan di proses melalui dua jalan pikiran yaitu pikiran rasional dan irasional. Hasil keputusan yang dihasil sangat tergantung pada situasi, dan kebiasaan berpikir seseorang. 

Selain faktor perbendaharaan pengetahuan, kecepatan pengambilan keputusan dipengaruhi oleh keberanian menghadapi risiko. Keberanian mengambil risiko berkaitan dengan pebendaharaan pengetahuan yang dimiliki. Jadi cepat atau lambat mengambil keputusan berkaitan dengan stok pengetahuan dalam menghasilkan kesimpulan. 

Kecepatan berpikir dalam menghasilkan keputusan adalah kerja kolaboratif antara hasil proses pengetahuan rasional dan irasional. Pada akhirnya orang-orang akan mengambil keputusan dengan keputusan irasional yang didorong oleh keberanian dalam mengambil risiko. Orang-orang yang berpikir cepat menggabungkan berpikir rasional dan irasional, terlihat orang itu memiliki karakter sabar.*** 

INTERDISIPLIN PARADIGMA PENDIDIKAN ERA INDUSTRI 4.0

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Berpikir interdisiplin adalah cara berpikir integratif memadukan pengetahuan dan konsep dari berbagai c...