Monday, July 22, 2024

FILOSOFI PENGETAHUAN

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Pendidikan itu sederhana hanya mengurusi isi memori otak. Isi memori otak membawa dampak pada pola pikir, cara bicara, cara bertindak, dan prilaku seseorang. Kepribadian seseorang sangat ditentukan oleh isi pengetahuan di memori otak.

Adiputri (2023) menjelaskan sistem pendidikan di Finlandia mengadopsi pemikiran Kereluik dkk. (2011/2013), Maynard (2019). Mereka berpendapat kerangka kerja pembelajaran abad ke-21 mencakup pengetahuan fundamental, meta pengetahuan, humanistik.

Pengetahuan fundamental terdiri dari tiga, yaitu pengetahuan ilmu-ilmu dasar, pengetahuan lintas ilmu, dan literasi digital. Pengetahuan fundamental digunakan untuk memahami (to know). 

Meta pengetahuan digunakan untuk bertindak (to act). Meta pengetahuan meliputi kemampuan kolaborasi, berpikir kritis, pemecahan masalah, kreativitas, dan inovasi. 

Meta pengetahuan berkaitan dengan pengetahuan tata cara berpikir kolaboratif, kreatif, memecahkan masalah, dan inovasi. Hal ini berkaitan dengan kemampuan menghasilkan pengetahuan dari pengetahuan. 

Pengetahuan humanistik diperlukan untuk memaknai (to value). Pengetahuan humanistik mencakup  keterampilan hidup/kerja, kesadaran etis/emosional, dan kompetensi kultural. 

Pengetahuan humanistik berkaitan dengan kemampuan menemukan nilai-nilai hidup yang dapat dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.

Jika kita perhatikan tiga konsep pengetahuan yang digunakan sistem pendidikan Finlandia, tidak beda dengan teori pendidikan terdahulu. 

Teori pendidikan yang digunakan di Finlandia mengacu kepada tiga belahan otak, yaitu otak depan, tengah, dan belakang. Otak depan dikaitkan dengan Kognitif (to know). Otak tengah dikaitkan dengan Afektif (to value). Otak belakang dikaitkan dengan Psikomotor (to act).

Jika dikaitkan dengan taksonomi Bloom, pendidikan di Finlandia mulai mengajarkan pengetahuan dari level berpikir memahami, menerapkan, analisis, sistesis, dan evaluasi. 

Dalam prakteknya, sebelum melaksanakan pengajaran guru harus melakukan riset tentang pengetahuan apa yang hendak dijadikan bahan ajar untuk siswa. Pengetahuan tersebut diajarkan secara bersamaan digunakan untuk to know, to act, dan to value

Pendekatan yang digunakan untuk menerapkan tiga konsep pengetahuan di atas dengan problem solving. Sebelum mengajar guru harus melakukan riset mengacu pada kodrat alam, kodrat zaman, dan kodrat keadaan. 

Kodrat alam berkaitan dengan potensi dan masalah lingkungan sekitar siswa, kodrat zaman berkaitan dengan jiwa zaman, trend, dan arah perubahan yang sedang terjadi di masyarakat. Kodrat keadaan, meliputi kondisi perkembangan psikologi siswa. 

Kondisi saat ini, guru-guru harus jadi kurikulum hidup, guru mampu mendesain pengajaran sesuai dengan kebutuhan dan perubahan zaman. Guru-guru harus punya kepedulian tinggi pada lingkungan dan mengenali masalah yang sedang dan akan terjadi kemudian pada siswa.

Jadi, pengajaran bukan hanya menyampaikan pengetahuan-pengetahuan dasar struktur keilmuan, tapi pengetahuan dasar tersebut harus menjadi alat untuk memahami, (to know), mendorong siswa berpikir kritis, kreatif, inovatif, kolaboratif (to act), dan bermakna bagi kehidupan mereka di masyarakat (to value).***

Tuesday, July 9, 2024

DUA SUDUT PANDANG KERAGURAGUAN

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Keraguan memiliki dua sudut pandang. Keraguan bagi orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan keraguan bagi orang yang beriman kepada Allah.

Keraguan kepada Allah dan Rasul-Nya tidak dimiliki oleh orang-orang beriman. Bagi orang-orang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tidak ragu dia berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Orang beriman ragu kepada dirinya sendiri, apakah dia telah benar-benar beriman kepada Allah.

Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar. (Al Hujuraat, 49:15).

Keraguan bagi orang beriman bukan kepada apa yang telah ditetapkan Allah, tapi keraguan terhadap dirinya sendiri karena merasa takut kepada Allah. Keraguan orang beriman, menjadi jalan untuk memperbaharui keimanannya kepada Allah. 

Seperti Kisah Nabi Ibrahim yang bertanya kepada Allah bagaimana cara menghidupkan orang mati. Nabi Ibrahim bukan ragu kepada Allah, tetapi ragu kepada dirinya apakah dia telah benar-benar beriman kepada Allah. Ketika Allah bertanya kepada Nabi Ibrahim, "apakah kamu belum yakin?' Maka Nabi Ibrahim menjawab, "bukan begitu, tapi aku ingin lebih yakin". 

Keraguan pada diri sendiri tentang kualitas keimanan kepada Allah, perlu terus dipertanyakan pada diri sendiri agar diri seseorang terus belajar karena merasa belum sunguh-sungguh beriman kepada Allah. Keraguan orang beriman adalah perasaan untuk selalu memperbaiki diri untuk menjadi orang terbaik dihadapan Allah.

Orang beriman ragu kepada dirinya apakah telah beriman kepada Allah dengan sunguh-sungguh, sedangkan keraguan orang kafir dia ragu terhadap kebenaran dari Allah. Keraguan orang-orang kafir mendorong dirinya jauh dari keimanan kepada Allah. 

Dan senantiasalah orang-orang kafir itu berada dalam keragu-raguan terhadap Al Qur'an, hingga datang kepada mereka saat (kematiannya) dengan tiba-tiba atau datang kepada mereka adzab hari kiamat. (Al Hajj, 22:55).

Keraguan yang dimiliki orang beriman terhadap kualitas keimanan dirinya pada Allah menjadi sebab orang-orang beriman berkarakter rendah hati dan tidak merasa diri paling benar, sebaliknya keraguan yang dimiliki orang kafir, menjadi sebab kesombongan karena merasa dirinya benar.

Keraguan orang beriman dan keraguan orang kafir melahirkan dua karakter berbeda. Keraguan orang beriman menjadi refleksi diri dihadapan Allah tentang keimanan dirinya pada Allah. Keraguan orang kafir menjadi dusta pada seluruh nikmat yang telah Allah berikan. 

Keraguan orang beriman melahirkan semangat untuk berbuat lebih baik untuk menutupi segala kekurangannya dihadapan Allah. Keraguan orang kafir melahirkan sikap masa bodoh pada kehidupan setelah kematian.***  

Thursday, July 4, 2024

KODE DNA TERCATAT DALAM AL QURAN

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Al Quran diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. saat usia Nabi Muhammad SAW. 40 tahun. Jika Nabi Muhammad SAW. lahir tahun 570 Masehi, maka kurang lebih Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pada usia 40 yaitu pada tahun 610 Masehi. 

Al Quran yang dibaca umat Islam sekarang sudah berusia kurang lebih 1414 tahun. Berdasarkan penelusuran di internet, asal usul penemuan DNA dimulai sejak tahun 1944. Struktur DNA dijelaskan oleh James Watson dan Francis Crick pada tahun 1953. 

Kode genetik DNA terdiri dari empat yaitu ATGC ditemukan di DNA, dan AGCU ditemukan dalam RNA. Penjelasan lengkapnya harus memperdalam ilmu kimia, bisa browsing di internet.

Untuk memperdalam pengetahuan tentang DNA bisa membaca buku karya Kazuo Murakami. Membaca buku ini bisa sedikit memahami keajaiban dari DNA. 

Secara tidak sengaja, saya menemukan kode 4 di dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 260. Secara tidak sengaja pula saya menemukan hubungan bahwa Al Baqarah ayat 260 berkaitan dengan kehidupan. Pada Al Baqarah ayat 260, Allah mengabarkan tentang bagaimana Nabi Ibrahim bertanya kepada Allah bagaimana cara menghidupkan orang yang mati.

"Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah padaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati". Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu?". Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)". Allah berfirman: "(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cingcanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman): "Lalu letakkan di atas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera". Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Al Baqarah, 2:260).

Di dalam ayat di atas ada kode "empat". Kalau kita bertanya mengapa Allah menyuruh Nabi Ibrahim mengambil "empat" ekor burung, tidak tiga, lima, enam, atau depalan? Rupanya pada ayat di atas Allah sedang menyampaikan kode kehidupan. 

Kesimpulan, kode "empat" sebagai simbol kehidupan tentu kita pahami setelah ada penemuan tentang DNA. Lalu mengapa hasil riset menemukan kode DNA mengandung "empat" huruf ATGC dan AGCU? 

Saya tidak sedang mengait-ngaitkan penemuan ilmiah dengan Al Quran. Tapi silahkan pikirkan mengapa kode "empat" dalam Al Quran berkaitan dengan kehidupan, memiliki kesamaan dengan kode "empat" pada penelitian DNA? Lalu siapa penyebab dari semua kejadian menurut Anda?

Kesimpulan saya selanjutnya, para peneliti dari manapun dengan latar belakang apapun, mereka sedang mengungkap rahasia dari Allah. Sebagai muslim yang berpegang teguh pada Al Quran, saya tidak membeda-bedakan ilmuwan dari suku, bangsa, budaya, dan agama manapun. 

Sebagai muslim yang beriman pada Al Quran, saya menganggap semua ilmuwan di muka bumi ini adalah instrumen dari Allah yang dapat membantu orang beriman bertambah imannya. Maka dapat dipahami jika perintah Allah dalam Al Quran kepada seluruh manusia untuk "membaca atas nama Allah". 

"Membaca atas nama Allah" maknanya bisa jadi melakukan berbagai riset sebagai cara menambah keyakinan pada Allah, dengan mengungkap kebenaran-kebenaran dari Al Quran. Melakukan riset atau membaca adalah perintah Allah pada semua umat manusia. 

"Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui." (Saba, 34:28).

Jika demikian, para peneliti sebenarnya orang-orang yang sedang melaksanakan perintah dari Allah. Untuk itu, setiap pribadi muslim yang beriman kepada Al Quran, seharusnya punya karakter sebagai peneliti dengan motivasi membuktikan kebenaran ayat-ayat dari Allah.***

Sunday, June 23, 2024

BAHAYA SENJATA BIOLOGIS PEMUSNAH MASAL DARI THAILAND

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Tahun 2024 menjadi catatan buruk bagi peradaban Asia. Thailand menjadi negara di Asia yang melegalkan perkawinan sejenis. Senjata biologis pemusnah masal telah dimiliki Thailand, senjata ini sangat berbahaya terutama bagi negara tetangga di Asia Tenggara.

Dalam sebuah acara lokakarya, saya sudah mengingatkan pada teman-teman pendidik, bahwa serangan senjata biologis yang penggunaannya sudah disyahkan oleh Thailand menjadi ancaman serius untuk negara tetangga. Para pendidik harus lebih getol mengajarkan tentang tata nilai kehidupan beragama. Semua agama yang ada di Indonesia harus bahu membahu menyikapi ancaman senjata biologis dari Thailand.

Legalisasi perkawinan sejenis adalah senjata biologis yang bisa memusnahkan umat manusia. Senjata biologis pemusnah masal ini bukan hanya berbahaya di dunia tapi sampai pada kehidupan akhirat. Para pendidik harus bersatu padu untuk menyelematkan manusia dari kemusnahan di dunia dan akhirat.

Keputusan yang diambil rakyat Thailand mengandung risiko tinggi bagi keseimbangan hidup manusia. Secara pelan tapi pasti, efek dari senjata pemusnah masal ini berakibat pada penurunan jumlah dan kualitas manusia. Bibit penyakit mematikan akan mewabah menjadi penyakit masyarakat.

Penduduk Asia yang akan berkomunikasi dengan warga Thailand harus selektif, harus dipastikan tidak terpapar senjata biologis, harus dipastikan sehat secara lahir dan batin. Manusia yang sudah terpapar senjata biologis bisa membawa bibit penyakit turunan yang sama berbahaya.

Senjata biologis pemusnah masal yang dimiliki Thailand, tidak bisa dilumpuhkan dengan mudah. Serangan senjata biologis dari Thailand tidak bisa dihadapi dengan pasukan senjata secara fisik. Senjata biologis dari Thailand hanya bisa dilumpuhkakn dengan kekuatan keyakinan manusia kepada ketetapan Tuhan.

Pertahanan untuk melawan senjata biologis pemusnah masal dari Thailand, harus dilakukan dengan membuat perlawanan rakyat semesta. Rakyat diberi kemampuan untuk melindungi diri sendiri dari serangan senjata bilogis pemusnah masal dari Thailand. Perlawanan rakyat semesta dilakukan dengan gerakan hidup belandaskan pada sila pertama yaitu ketuhanan yang maha esa.

Benteng-benteng pertahanannya ada di lembaga-lembaga pendidikan. Pengajaran agama dalam bentuk ritual, etika, moral, sains, teknologi, harus dikembangkan di setiap lembaga pendidikan. Pengajaran agama menjadi sebuah pendekatan holistis dalam setiap mata pelajaran dan mata kuliah. 

Para guru, dosen, ustad, ulama, pendeta, kiai, biksu, bante, harus bahu membahu mengantisifasi bahaya senjata bilogis pemusnah masalah dari Thailand. Umat Islam sebagai warga mayoritas di Indonesia harus bersatu padu, menyatakan kesepakatan bersama berpegang teguh pada ajaran dalam Al Quran. 

Dan (Kami juga telah mengutus) Lut (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada kaumnya: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelummu?" Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. (Al 'Araaf, 7:80-81)

Wahyu adalah ilmu pengetahuan yang diturunkan dari Allah kepada Rasul-rasulnya. Isinya bisa kita baca sekarang, agar manusia berpikir belajar dari kejadian-kejadian terdahulu. Umat Nabi Lut dahulu, dimusnahkan secara masal oleh senjata biologis. Senjata biologis pemusnah masal itu muncul diakibatkan oleh perbuatannya sendiri.

Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu. (Al A'raaf, 7:8384).

Kita berharap raja Thailand bisa menghentikan produksi senjata biologis pemusnah masal yang dikehendaki rakyatnya. Senjata biologis pemusnah masal yang diciptakannya akan menjadi bumerang menyerang eksitensi bangsa Thailand itu sendiri.***

Saturday, June 22, 2024

Membantu Jawab Pertanyaan Sujiwo Tejo

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. 

Pertanyaan Sujiwo Tejo tentang shalat membuat saya berpikir berbulan-bulan untuk menemukan jawabannya. Pertanyaan Sujiwo Tejo tentang shalat beredar di media sosial. 

Pada saat itu, Sujiwo Tejo bertanya pada Ustad, "sedekah saya laksanakan, zakat saya laksanakan, puasa saya laksanakan, kecuali shalat. Jelaskan kepada saya kenapa saya harus shalat?" Begitu kira-kira pertanyaan Sujiwo Tejo pada ustad. 

Pada saaat itu, Ustad menjawab, "shalat itu sebagai pasword diterimanya semua amalan. Sekalipun manusia melakukan berbagai kebaikan, ketika shalat tidak dilakukan maka semua amal tertolak". Begitu kira-kira jawaban singkat dari ustad.

Saya berpikir, ketika kita menjawab sebuah pertanyaan tentang shalat, maka jawaban yang logis dan kuat harus berdalil pada sumber ajaran agama yaitu Al Quran dan hadis. Saya merenung dan mencari-cari dari ayat Al Quran yang bisa dijadikan dalil untuk menjawab pertanyataan Sujewo Tejo. 

Saya berpikir pertanyaan Sujewo Tejo, bukan pertanyaan seorang, tapi mewakili pertanyaan dari banyak orang. Pada akirnya, saya menemukan satu jawaban dari Al Quran. Mengapa shalat penting untuk dilakukan?

"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir." (Al Baqarah, 2:34)

Kisah ini bisa jadi argumen mengapa shalat penting? Pertama, satu pekerjaan yang tidak mau dilakukan oleh Iblis adalah "sujud". Kasus di sini, Iblis bukan tidak mau sujud kepada Adam, tetapi Iblis tidak taat pada perintah Allah. Jadi, kisah Iblis ini memberi pengajaran bahwa orang-orang yang tidak mau sujud mewarisi sifat sombong seperti Iblis.

Kedua, sifat sombong Iblis, bukan kepada Adam, tetapi menentang pada perintah Allah. Sebagaimana dijelaskan di dalam (Al Baqarah, 2:34), orang yang sombong kepada Allah dikategorikan sebagai orang kafir.

Argumen Al Quran ini memperjelas jawaban ustad, bahwa sekalipun semua pekerjaan baik dilakukan, amal baiknya tertolak karena tidak sujud, orang yang tidak sujud dianggap golongan kafir. Jadi percuma semua pekerjaan baik dilakukan sementara sifat kafirnya masih melekat karena tidak shalat. Sujud hanya dilakukan pada saat shalat. Zakat, puasa, sedekah, haji, tidak ada gerakan sujud pada ibadah tersebut. 

Masya Allah, luar biasa Allah memberikan pengajaran untuk kita semua. Al Quran membantu kita untuk berlogika untuk mejawab segala keraguan manusia dengan argumen logis dari Allah. Semoga bermanfaat untuk kita semua***

Saturday, June 15, 2024

MATA PELAJARAN HIDUP

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Kegagalan pengajaran di masa lalu terjadi karena pengajaran ditujukan untuk menyelesaikan soal ujian. Sementara masalah-masalah hidup tidak dipecahkan. Berdasar observasi lapangan, kegiatan belajar di kelas belum mengacu pada pemecahan masalah yang dihadapi anak-anak. 

Pengajaran masih seperti permainan monopoli, kegiatannya menyenangkan tapi tidak menyentuh permasalahan hidup yang harus dihadapi anak-anak. Sebagian besar, pemecahan masalah yang ditawarkan masih pemecahan masalah soal-soal ujian mata pelajaran. 

Era teknologi informasi telah mengubah cara belajar Gen Z. Mereka belajar dengan praktek langsung, sebagaimana mereka mengoperasikan sebuah aplikasi. Ketika mereka mengenal sebuah sistem aplikasi, mereka langsung mencoba dan merefleksi kesalahan-kesalahan yang dilakukannya.

Sebagai contoh, seorang anak kelas 11 SMA tiba-tiba dia sudah memiliki folower 2 juta di media sosial. Ketika diwawancara, dia sudah membuat video singkat lebih dari 2000 konten. Video-video singkat yang dibuatnya sebanyak 2000 konten tidak ada yang menyukainya. Konten videonya mulai viral setelah satu konten mendapat apresiasi dari netizen, kemudian folowernya terus meningkat hingga 2 juta folower. Kini dia menjadi influencer dengan penghasilan 6-24 juta per bulan.

Dari kasus di atas, anak-anak Gen Z belajar sesuai dengan minat dan bakatnya. Mereka belajar mandiri dan menekuninya karena sesuai dengan minat dan bakatnya. Ketika berhadapan dengan mata pelajaran, sistem pengajaran di kelas kadang berbeda dengan bakat dan minatnya. 

Mata pelajaran perlu bertransformasi, bukan sebatas mengajarkan materi mata pelajaran, tetapi harus membantu anak-anak beradaftasi dengan zaman. Setiap mata pelajaran harus memfasilitasi anak-anak untuk mencapai cita-cita hidup bahagia. Mata pelajaran menjadi pelajaran hidup bagi anak-anak.

Setiap mata pelajaran harus menyelesaikan masalah-masalah sosial yang pasti dihadapi anak-anak. Masalah pengangguran, kemiskinan, penyakit menular, perceraian, korupsi, utang, pemanfaatan teknologi informasi, pengolahan sampah, banjir, judi online, bullying, pelecehan seksual, harus jadi fokus dalam pengembangan materi ajar. Dalam setiap pengajaran di kelas, harus ada konteks masalah kehidupan yang dipecahkan.

Guru harus kreatif mengembangkan bahan ajar aktual, kontektual, dan melatih kemampuan berpikir kritis dan kreatif memecahkan masalah. Sumber pengajaran tidak cukup menggunakan buku paket, guru harus melakukan riset jurnal, buku, data statistik dari sumber terpercaya, sebagai bahan ajar untuk disajikan dalam pengajaran.

Sebagai contoh untuk menyelesaikan masalah korupsi, mata pelajaran ekonom dalam konteks kehidupan mengajarkan merencanakan keuangan di masa depan anak, dengan nabung saham. Kompetensi yang diharapkan adalah kemampuan mengelola uang untuk menuju kehidupan sejahtera di masa mendatang. Kemampuan mengelola uang harus mulai dipraktekkan anak sejak di sekolah.

Melalui berbagai metode, pendekatan, dan penyesuaian materi ajar, guru harus bertindak kreatif. Materi disesuai dengan tingkat perkembangan psikologi anak, dan memberi motivasi rasional agar membantu anak-anak memahami masalah hidup sebenarnya kelak di masyarakat. 

Untuk keberhasilan pengajaran, guru harus jadi inspirator dan motivator. Guru harus tampil menjadi seorang influencer yang bisa membawa dampak perubahan prilaku positif terhadap masalah-masalah yang dihadapi siswa sekarang.*** 


    


   


MELATIH GEN Z MANDIRI FINANSIAL

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Gen Z adalah anak-anak yang lahir tahun 2000 hingga sekarang. Mereka terlahir dengan membawa budaya teknologi informasi. Ibu-ibu hamil sudah menggunakan teknologi informasi dalam kehidupan sehari-hari. Secara tidak langsung anak-anak yang lahir sudah membawa budaya teknologi informasi.

Budaya teknologi informasi inilah yang menjadi ciri khas dari Gen Z. Pendidikan harus menyesuaikan dengan budaya Gen Z. Kehadiran teknologi informasi telah mendorong Gen Z bisa hidup produktif sejak awal. 

Dunia pendidikan dalam pengajaran harus mengenalkan budaya produktif memanfatkan teknologi informasi. Pekerjaan-pekerjaan berbasis teknologi informasi harus dikenalkan di sekolah. Kemandirian Gen Z harus dibentuk sedini mungkin.

Salah satu kemandirian yang harus diperkenalkan pada anak-anak Gen Z adalah mandiri finansial. Anak-anak bisa produktif sejak di sekolah terutama untuk anak-anak di pendidikan menengah. Mereka bisa diperkenalkan pekerjaan-pekerjaan online sambil belajar.

Salah satu contoh melatih anak-anak Gen Z berinvestasi di pasar modal. Anak-anak Gen Z di pendidikan menengah bisa diajarkan investasi di pasar modal dengan melatih mengelola uang jajan. Mereka diajari bagaimana berinvestasi sambil mengubah mindset mereka berpikir kritis, kreatif, dan mandiri.

Melalui investasi di pasar modal, Gen Z bisa diajari tata cara merencanakan kemandirian finansial di masa mendatang. Dengan demikian mereka diajari untuk mandiri finansial sejak di sekolah. Kunci perencanaan mandiri finansial di masa depan harus punya kemampuan literasi pasar modal.

Seorang anak akan merencanakan 20 tahun ke depan punya penghasilan passive income 2 juta per bulan. Berarti dalam satu tahun dia harus mendapatkan passive income 24 juta. Selanjutnya, dia harus mencari perusahaan yang menghasilkan keuntungan setiap tahun. Keuntungan yang bisa di dapat dari saham setiap tahun adalah deviden. 

Selanjutnya, anak harus mencari perusahaan yang setiap tahun membagi deviden pada investor. Cara mencarinya tinggal kita gunakan pertanyaan-pertanyaan di google atau youtube, atau aplikasi yang menyediakan informasi tentang saham seperti RTI busines.

Disclaimer. Misalnya saham DMAS. Saham ini memberi deviden setahun dua kali. Deviden yang diberikan setiap 6 bulan Rp.10. Harga per lembar sahamnya Rp. 150. Untuk mendapatkan penghasilan 2 juta perbulan, berapa lembar saham yang harus dimiliki? Jika ingin dicapai dalam 10 tahun, berapa uang yang harus ditabung per bulan? Untuk mendapatkan tambahan modal investasi, usaha apa yang bisa dilakukan anak-anak sambil tetap belajar?

Inilah pengajaran kontekstual yang harus diperkenalkan pada anak-anak. Dengan pengajaran seperti ini anak-anak Gen Z bisa dilatih sejak dini untuk merencanakan hidupnya di masa depan dan melakukannya sejak dari sekolah.***

 

Thursday, May 23, 2024

STIMULASI OTAK DENGAN NAPAS RITME 5:5

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Penemuan ilmu napas ritme oleh Gunggung Riyadi bisa dikatakan penemuan spektakuler abad 21. Oleh Gunggung Riyadi, napas ritme bisa dipahami secara rasional melalui penjelasan berbagai hasil riset di jurnal internasional. 

Gunggung Riyadi mengaku bisa memahami manfaat pernafasan setelah membaca kurang lebih 200 karya jurnal internasional. Riset yang panjang telah menghasilkan sebuah temuan spektakuler dan bermanfaat bagi kesehatan. Penemuannya telah diterapkan pada purnawirwan tentara pada saat covid-19. Hasilnya semua purnawirawan yang usianya di atas 60 tahunan bisa selamat melewati covid-19. 

Kini ilmunya diperkenalkan secara luas kepada masyarakat, dan sudah menghasilkan beberapa riset di tingkat doktoral. Gunggung Riyadi kini giat memberikan edukasi melalui kegiatan pelatihan secara online dan offline. 

Berdasarkan penjelasan Gunggung Riyadi, prinsip dasar napas ritme adalah gerakan tarik-buang saat bernapas. Intinya, pernapasan bisa digunakan sebagai pembentuk frekuensi manual melalui paru-paru. 

Melalui alat ukur Heart Rate Variability (HRV) dibuktikan bahwa frekuensi jantung terbagi menjadi tiga yaitu Very Low Frekuency (<0,04 Hz), Low Frequency (0,04-0,15 Hz), dan High Frequency (0,15-0,4). 

Pernapasan yang diatur dengan ritme hitungan detik bisa menghasilkan frekuensi. Dari hasil pengukuran, napas ritme 1:1, 2:2, 3:3, menghasilkan kategori high frequency yang berhubungan dengan syarap parasimpatik.  

Napas ritme, 5:5, 10:10, 12:12, menghasilkan kategori low frequency berkaitan dengan syaraf simpatik. dan napas ritme 15:15, 30:30, menghasilkan kategori very low frequenscy berkaitan dengan neuro hormonal.

Napas ritme 5:5, tarik napas 5 detik dan buang napas 5 detik tanpa tahan napas, sudah banyak penelitian dilakukan. Napas ritme 5:5 menghasilkan frekuensi 0,1 Hz dengan kategori low frekuensi. Napas 5:5 jika dipraktekan mengandung beberapa gambaran manfaat, antara lain:

  1. dapat mengurangi risiko penyakit TBC
  2. meringankan sesak napas
  3. meningkatkan saturasi oksigen
  4. otak menjadi lebih rileks
  5.  menormalkan aliran darah
  6. meningkatkan adaftasi jantung
  7. menambah oksigen pada darah
  8. membantu tekanan darah normal
  9. sinkronisasi kinerja jantung
Berdasarkan hasil temuan di atas, napas ritme bisa diperkenalkan di satuan pendidikan sebagai alat untuk meningkatkan kemampuan belajar para siswa. Napas ritme bisa membantu meningkatkan kecerdasan otak, karena  napas ritme 5:5 bisa meningkatkan suplai oksigen pada darah, otak rileks, dan tekananan darah normal.

Napas ritme biasa jadi alat stimulasi dan menyegarkan otak diterapkan pada saat jeda pembelajaran di kelas. Jeda pembelajaran dapat dilakukan setiap 10 menit sekali. Latihan ini bisa diterapkan di sekolah dengan berbagai latar belakang budaya dan agama.*** 



Saturday, May 18, 2024

Doa dan Peningkatan Kecerdasan

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Gunggung Riyadi (2024) ahli nafas ritme mengatakan ada hubungan antara kondisi otak alpa dengan kemampuan seseorang dalam mengambil keputusan (https://www.youtube.com/@MasGunggung). 

Menarik sekali penjelasan Gungung Riyadi tentang koherensi otak. Koherensi otak adalah keselarasan antara jantung, otak, dan badan. Koherensi otak merupakan kondisi otak pada kondisi alpa. 

Mengondisikan otak pada kondisi alpa bisa dilatih dengan nafas ritme. Namun demikian, nafas ritme tidak bisa hanya latihan gerak tarik dan kelurkan nafas sesuai ritme. Ketika tarik dan keluarkan nafas harus ada substansinya. 

Salah satu subtansi nafas ritme adalah ilmu logika tentang hubungan nafas ritme dengan jantung, otak, dan kesehatan. Artinya, tarik dan keluarkan nafas harus disertai dengan pemahaman logika manfaat dari nafas ritme.

Rutinitas doa setiap hari di sekolah, tingkatkan kecerdasan anak-anak

Sebuah penelitian doktoral dari Suharsi, UIN Walingsongo Semarang, ditemukan doa yang dilakukan seseorang berpengaruh pada penurunan kualitas stres seseorang. Doa pada intinya adalah harapan dan imajinasi seseorang tentang kondisi yang diinginkan. 

Dari hasil penelitian Suharsi, 40-45% reponden mengalami penuruan kualitas stres setelah melakukan doa. Penelitian dilakukan pada responden lintas agama. Nafas ritme dengan doa bisa dikombinasikan menjadi tindakan untuk meringankan stres. 

Penulis sudah lebih dari 13 tahun menerapkan program shalat dhuha 12 rakaat setiap pagi di sekolah. Program ini sudah diterapkan di lima sekolah. Di tiap sekolah menemukan fenomena, rata-rata anak-anak yang disiplin ibadah memiliki kemampuan intelektual lebih baik. 

Sebaliknya, anak-anak yang tidak memiliki kebiasaan disiplin ibadah, selalu ditemukan dari anak-anak yang melakukan tindakan-tindakan menyimpang seperti berkelahi, pencurian, bolos sekolah, malas belajar, dan masalah di keluarga.

Data tahun 2024, siswa-siswi yang lolos ke perguruan tinggi melalui jalur (seleksi nasional berbasis prestasi) SNBP, berdasarkan hasil penelusuran, dari 31 orang semuanya termasuk yang disiplin melaksanakan ibadah ritual. Hanya tiga orang yang tidak melaksanakan dhuha secara disiplin. Namun shalat lima waktu dilaksanakan disiplin. 

Dari wawancara beberapa anak secara anak, rata-rata mereka mengakui bahwa setelah ritual dhuha pagi dilaksanakan di sekolah mereka merasa tengang. Kondisi tenang sebagai efek dari doa atau dhuha, bukan perkara sepele.

Berdasarkan penjelasan Gunggung Riyadi, kondisi tenang seseorang adalah tanda bahwa otak berada pada kondisi alpa. Kondisi tenang dapat diartikan juga sebagai kondisi tingkat stres anak-anak rendah. Namun penulis sampai ini belum melakukan pengukuran berapa signifikan doa bisa menimbukan kondisi tenang.

Namun berdasarkan penelitian, Suharsi, disimpulkan bahwa doa-doa yang dialntunkan dapat menurunkan tingkat stres. Otak yang rileks menandakan kondisi otak dalam kondisi sehat, lebih siap menerima pelajaran. 

Selanjutnya, perlu ada penelitian khusus pada anak-anak shalat yang disiplin doa atau shalat, seberapa pengaruh kegiatan ritual doa tiap hari di sekolah berpengaruh pada kondisi stres anak-anak. Hipotesi sementara penelitian punya asumsi bahwa doa harian yang dirutinkan tiap hari dapat meningkatkan tingkat kecerdasan anak-anak.    

Saturday, May 4, 2024

KURANGI LOMBA-LOMBA DI DUNIA PENDIDIKAN

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Menyimak perubahan paradigma pendidikan abad 21, arahnya sudah bergeser. Lomba-lomba yang diadakan di lembaga pendidikan sudah ketinggaalan zaman. Pendidikan sebagai juara lomba sudah usang dan tidak menyelesaikan masalah.

Juara-juara lomba sudah diraih oleh putra-putri terbaik kita, tetapi tidak signifikan menyelesaikan masalah. Penghargaan kepada mereka yang menjuarai lomba, telah mengalihkan fokus pendidikan pada pencapaian juara lomba, namun berbagai permasalahan yang kelak dihadapi anak-anak terabaikan.

Sumber daya mansia kita di tingkat internasional masih jauh tertinggal. Jumlah pengangguran berpendidikan masih tinggi. Produksi sampah meningkat belum tertangani. Daya beli masyarakat rendah karena penghasilan rendah. Penghasilan rendah karena keterampilan hidup rendah. Pertumbuhan teknologi informasi semakin cepat, namun pemanfaatan teknologi informasi secara produktif masih tertinggal.

Kehadiran teknologi informasi di negara-negara lain, dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai masalah. India dan China berhasil mengurangi kemiskinan dengan memanfaatkan teknologi informasi. Teknologi informasi menjadi alat untuk meningkatkan produktivitas. 

Dunia pendidikan yang terlalu menghargai juara-juara lomba kadang abai terhadap masalah dasar yang sedang dihadapi bangsa. Dunia pendidikan harus diarahkan membangun karakter berbasis pada pemecahan berbagai permasalahan yang sedang dihadapi. 

Dunia pendidikan harus memperkenalkan berbagai permasalahan serius akan dihadapi anak-anak dalam kehidupan sehari-hari di mana mereka tinggal. Tujuan pendidikan harus menyadarkan anak-anak bahwa hidup yang dijalan oleh mereka sehari-hari mengandung masalah yang harus segera diantisifasi.

Masalah finansial merupakan masalah serius dihadapi setiap hari. Kesulitan ekonomi menjadi penyebab terjadinya perceraian dan berakibat pada pola asuh dan kebutuhan anak-anak di keluarga terabaikan. Di sekolah anak-anak dengan latar belakang keluarga cerai, cenderung mengalami masalah karakter. 

Perkelahian, penyimpangan seks, pencurian, perundungan, kekurangan gizi, stres, tidak punya cita-cita, malas belajar, ternyata sebagian besar terjadi pada anak-anak yang kurang mendapat perhatian di lingkungan keluarga.

Anak-anak yang lahir di lingkungan keluarga berada, mereka relatif manja, tidak punya semangat belajar, mudah menyerah, dan budaya baca rendah. Sekalipun dari lingkungan keluarga mampu, tapi tidak berbanding lurus dengan minat baca dan motivasi belajar tinggi. Rendahnya minat baca menjadi masalah umum di lingkungan keluarga dan pendidikan. 

Kebijakan pendidikan harus mengurangi penghargaan pada juara lomba-lomba. Kebijakan pendidikan harus dikembalikan pada tugas pokok pengajaran yaitu memberikan dan meningkatkan layanan pendidikan terbaik sesuai dengan perkembangan zaman. 

Setiap guru harus hadir membawa ilmu-ilmu terbaru yang sedang berkembang saat ini. Ilmu-ilmu terbaru dipertontonkan kepada anak-anak dengan merujuk pada sumber-sumber keilmuan yang dapat dipercaya. Ilmu-ilmu terbaru dihadirkan untuk membantu anak-anak menyelesaikan permasalahan hidup yang sedang terjadi pada diri mereka sekarang bukan nanti.

Pengajaran berbasis masalah dan proyek harus banyak digunakan untuk melatih kemampuan anak-anak berpikir kritis dan kreatif untuk memecahkan masalah. Akhir dari pengajaran bukan untuk lomba, tapi sebagai bahan refleksi apakah anak-anak bisa beradaftasi dan memecahkan berbagai masalah yang sedang mereka hadapi. 

Sekolah harus melahirkan inovator-inovator sejak di sekolah. Melatih anak menjadi inovator harus dilakukan dalam setiap proses pengajaran. Prestasi-prestasi anak di sekolah dipublikasikan bukan melalui lomba, tetapi disajikan melalui dokumentasi praktik baik di media sosial milik sekolah. 

Penghargaan diberikan bukan sebagai juara lomba yang diusakan jadi juara, tetapi sebagai bentuk pengakuan. Penghargaan yang diusahakan melalui juara lomba, tidak melahirkan jiwa-jiwa murni pewirausaha. Sebaliknya, penghargaan yang diberikan dalam bentuk pengakuan, dilakukan melalui proses pengamatan panjang, berbasis data, dan observasi lapangan, untuk membuktikan yang diberi penghargaan bermanfaat bagi banyak orang. 

Oreintasi penghargaan dalam bentuk pengakuan akan mengalihkan sekolah pada pelayanan pendidikan, kosistensi, dan berkelanjutan dalam mengembangkan program. Sehingga hasil dari pendidikan betul-betul akan melahirkan karakter dan kemampuan, karena sekolah fokus mengembangkan program-program yang diunggulkannya sesuai visi dan misi. Ukuran penghargaan bukan pada capaian akhir tapi pada kualitas proses kesinambungan pendidikan.***

Thursday, April 11, 2024

BERPIKIR CEPAT

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Berat otak manusia sekitar 1,3 kg atau 2% dari berat badan. Otak tidak pernah berhenti bekerja sekalipun kita tidur. Otak membutuhkan 20% sari makanan dari makanan yang kita konsumsi. Semakin banyak berpikir semakin banyak kalori yang terbakar (Suyadi, 99:2020). 

Orang yang bekerja secara fisik dan bekerja menggunakan otak lebih berat mana? Berdasar data di atas, bekerja menggunakan otak bisa jadi sangat melelahkan, karena menyerap 20% dari sari makanan yang kita konsumsi. Untuk para pekerja menggunakan otak perlu diperhatikan asupan makanan yang menunjang pada kinerja otak.

Di dalam otak ada dua sistem operasi. Pertama berkaitan dengan sistem operasi cepat, instingtual, dan tidak disadari. Sistem ini dikendalikan bagian otak kanan, di bagian limbik dan otak reptil. Kedua berkaitan dengan sistem lambat, bersifat analitis, dan sadar. Dikendalikan pada bagian otak kiri, di bagian otak neocortek (Suadu, 137:2018).

Berdasarkan fakta di atas, kecepatan berpikir ditentukan oleh kebiasaan seseorang. Orang-orang yang berpikir rasional cenderung "lambat" dalam mengambil keputusan. Rasionalitas menuntut seseorang untuk menyusun perencanaan dalam setiap pengembilan keputusan. Sebaliknya orang-orang yang cenderung menggunakan emosi, lebih "cepat" dalam mengambil keputusan.  

Dalam proses pengambilan keputusan, setiap orang dipengaruhi oleh perbendaharaan pengetahuan di dalam hipocampus. Perbendaharaan pengetahuan yang tersimpan dalam memori bisa jadi menjadi faktor untuk mempercepat pengambilan keputusan. Para entrepreneur mereka cenderung punya kecepatan dalam mengambil keputusan, bukan karena tidak berpikir rasional. 

Lambat atau cepat dalam mengambil keputusan tidak menunjukkan sebuah nilai baik atau buruk. Orang yang terbiasa mengambil keputusan dengan cepat menggunakan emosi, tidak berarti dia tidak menggunakan pengetahuan. 

Proses pengambilan keputusan secara rasional diketahui 500 ms sejak pengetahuan (stimulus) itu diterima. Sedangkan sirkuit berpikir irasional diketahui 145 ms sejak pengetahuan (stimulus) di terima. (Suadu, 127:2018). Pengetahuan yang tersimpan di hipocampus akan di proses melalui dua jalan pikiran yaitu pikiran rasional dan irasional. Hasil keputusan yang dihasil sangat tergantung pada situasi, dan kebiasaan berpikir seseorang. 

Selain faktor perbendaharaan pengetahuan, kecepatan pengambilan keputusan dipengaruhi oleh keberanian menghadapi risiko. Keberanian mengambil risiko berkaitan dengan pebendaharaan pengetahuan yang dimiliki. Jadi cepat atau lambat mengambil keputusan berkaitan dengan stok pengetahuan dalam menghasilkan kesimpulan. 

Kecepatan berpikir dalam menghasilkan keputusan adalah kerja kolaboratif antara hasil proses pengetahuan rasional dan irasional. Pada akhirnya orang-orang akan mengambil keputusan dengan keputusan irasional yang didorong oleh keberanian dalam mengambil risiko. Orang-orang yang berpikir cepat menggabungkan berpikir rasional dan irasional, terlihat orang itu memiliki karakter sabar.*** 

Friday, March 29, 2024

Tinjauan Neurosain, Mengapa Harus Kendalikan Emosi?

Oleh: Dr. Toto Suahrya, S.Pd., M.Pd.

Menyimak struktur dan fungsi otak, untuk melatih karkater kuncinya harus pandai mengendalikan emosi. Di dalam sttruktur otak ada bagian sistem limbik. Fungsi bagian otak ini adalah mengatur tinggi dan rendahnya emosi. 

Menurut Suadu (2018) setiap informasi yang didapat dari indera akan diteruskan ke sistem limbik. Selain ke sistem limbik, informasi yang diterima indera akan diteruskan pula ke bagian otak kortek untuk dipersepsi dan diinterpretasi secara sadar. 

Informasi yang diterima sistem limbik, akan mengaktifkan fungsi hipokampus yang bertugas menyimpan dan mengingat. Sedangkan, Amygdala berfungsi mengatur derajat intensitas emosi. 

Jadi, ketika informasi yang diterima tubuh melalui indera, akan disalurkan atau direspon oleh otak kortek dan sistem limbik. Jenis emosi yang dihasilkan sistem limbik ada dua yaitu bertahan hidup dan keterikatan. Marah, sedih, adalah jenis emosi bertahan hidup yang akan menghasilkan hormon kortisol. Bahagia, kepercayaan, kegembiraan, adalah emosi keterikatan akan menghasilkan hormon oksitosin. 

Ketika sistem limbik kurang aktif, kondisi pikiran akan lebih positif, dan jika terlalu aktif, kondisi pikiran akan menjadi negatif dan mengambil kendali atas prilaku. Sistem limbik merupakan otak primitif yang mengendalikan tindakan primitif manusia berkaitan dengan emosi, motivasi, serta respon otomatis seperti reflek, insting, dan dorongan primitif. Sistem limbik juga berkaitan dengan pengambilan keputusan. 

Gangguan pada sistem limbik berdampak pada persepsi negatif terhadap setiap persitiwa, motivasi menurun, emosi tidak terkendali, pola makan dan tidur terganggu, respon sesksual menurun, dan mengisolasi diri. 

Kecepatan otak kortek untuk mengolah informasi menjadi pikiran sadar setelah 500 ms sejak informasi diditerima indera. Untuk berpikir sadar otak manusia membutuhkan waktu lebih lama. Sementara itu, sirkuit berpikir irasional butuh waktu 145 ms memproses informasi yang diterima. Kondisi inilah yang membuat banyak orang mengambil keputusan-keputusan yang kurang rasional.

Berdasarkan penjelasan fakta di atas, ada beberapa kesimpulan sementara yang bisa kita dapat. Sistem limbik sebagai pengatur emosi, berperan sebagai pengambilan keputusan. Hasil dari keputusan yang dihasilkan sistem limbik adalah berpihak atau tidak berpihak, benci atau cinta, aktifkan pertahanan atau jalin persahabatan. 

Otak kortek sebagai pembangun kesadaran harus dilatih agar setiap informasi yang diterima indera tidak langsung di proses di amygdala. Otak harus dibiasakan diberikan asupan informasi berkualitas agar mempermudah kortek dalam mempersepsi dan interpretasi. 

Pembelajaran nalar harus menjadi metode dalam setiap pengajaran, agar cara berpikir rasional selalu aktif dan bisa mengendalikan emosi yang intensitasnya dikendalikan oleh amygdala. Otak kortek yang aktif akan menjaga kendali amygdala dalam mengambil keputusan, dan amydala tidak dominan dalam setiap pengambilan keputusan.

Inilah penjelasan dari hadis Nabi Muhammad, bahwa "di dalam tubuh ada segumpal daging, jika buruk maka semua buruk jika baik maka semua baik". Ternyata segumpal daging yang ada dalam dada bisa terjaga dengan baik jika sistem limbik berfungsi dengan baik, sehingga fungsi jantung yang ada di dalam dada dapat berfungsi dengan baik. 

"maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada". (Al Hajj, 22:46).

Tuesday, March 12, 2024

Rumus Keluar Dari Kemiskinan Ala Timothy Ronald

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Pada kali ini Timothy membagi sumber kekayaan menjadi dua yaitu human capital dan financial capital. Keduanya, rata-rata akan bertemu pada satu titik yaitu di usia 65 tahun, yaitu angka rata-rata pensiun orang Indonesia.

Pada usia 65 tahun di saat manusia sudah tidak sebugar di usia muda, idealnya financial capitalnya sudah bisa menjamin kehidupannya. Untuk mencapai itu Timothy punya strategi untuk mempercepatnya agar bisa punya financial kuat di usia 30 tahun.

Pertama yang harus diperhatikan adalah tingkatkan skill dan bekerja keraslah. Jadilah pekerja yang baik dan profesional. Semakin tinggi skill yang kita kuasai semakin tinggi kita akan mendapat bayaran.

Kedua, tabung hasil kerja dengan dengan prosentasi 20 gaya hidup dan 80% menabung. Jika kalian beranggapan bahwa 20% dari gaji untuk memenuhi kebutuhan hidup kurang, kata Timothy, “masalahnya kamu kebanyakan gaya anj$#@ng!” Haha…kocak...

Ketiga, dimana tabungan akan disimpan? Ada beberapa instrumen untuk menyimpan aset, diantaranya cash, bond, properti, saham, atau kripto. Semua instrumen untuk menyimpan aset tersebut, memiliki risiko. Semakin besar risiko semakin cepat return yang dikembalikan. 

Ini ulasan dari penulis. Besarnya risiko sama dengan besarnya pendapat. Ini rumus hidup dalam logika Tuhan.  Sumbernya dapat digali dari surat Al kautsar, ayat 1 dan 2. "Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah."

Cara bacanya dibalik jadinya seperti ini, "Jika kamu shalat dan berkorban, maka kami akan berikan nikmat yang banyak kepadamu". Logika hidup ini terjadi di mana-mana dalam berbagai bidang.

Timothy menyarankan dari instrumen untuk menyimpan aset yang ada, pilihlah Kripto. Investasi di Kripto memiliki kecepatan tersendiri dibanding dengan instrumen lainnya. Pilihlah aset kripto yang harganya turun naik tapi kurvanya menanjak. Sebagai contoh bitcoin.

Kesimpulannya, rumus agar kita bisa keluar dari kemiskinan adalah tingkatkan skill, kerja keras, tingkatkan penghasilan, dan hasilnya sebanyak 80% investasikan. Jangan kebanyakan gaya.

Untuk saat ini, sesuai dengan zamannya, investasi yang bisa menjajikan percepatan menghasilkan adalah kripto. Namun harus diingat, risiko return besar risiko juga besar.

Di sarankan mulailah semangat bekerja dan berinvestasi selagi usia muda. Di usia muda, disaat kita jatuh kita masih kuat untuk bangkit. Jangan banyak gaya! Di sekolah seharusnya mengajarkan ilmu-ilmu simple seperti ini, dan bisa dimulai di sekolah bukan setelah keluar sekolah.*

Sunday, March 10, 2024

Dunia Pendidikan Ikut Mendukung Terjadinya Kejahatan

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Saya sepakat dengan pola pikir Timothy Ronald dengan pengajaran literasi finansial yang benar, Tingkat kejahatan, seperti pencurian, korupsi, begal, perampokkan akan menurun. Logika ini masuk akal.

Setiap orang ingin menjadi orang kaya dengan aman. Semua orang ingin menjadi orang kaya dengan hati dan pikiran tenang. Untuk, sesuatu yang illegal pada dasarnya semua orang tidak ingin melakukannya. Namun karena ketidaktahuan cara bagaimana menjadi kaya dengan aman, memdorong orang melakukan hal-hal illegal.

Kondisi Indonesia dengan tingkat kejahatan dan korupsi tinggi, menjadi tanda bahwa literasi keuangan masyarakat Indonesia sangat rendah. Laporan Bandan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022 angka kejahatan melonjak 55,77%. Selanjutnya data Transparency Internasional Indonesia menybutkan indeks pesrsepsi korupsi di Indonesia pada tahun 2023 dari 180 negara Indonesia barada di posisi 115.


Masyarakat Indonesia pun tercatat sebagai masyarakat yang terbiasa dengan utang. Maraknya layanan pinjaman online menjadi tanda bahwa budaya bangsa Indonesia dimanfaatkan oleh pasar dengan menawarkan jasa utang. Sebuah berita media online, memberitakan bahwa 80% PNS dan PPPK terjerat utang dan sisa gajinya hanya ratusan ribu.

Tingkat kejahatan tinggi, indeks persepsi korupsi rendah, dan budaya utang, menjadi tanda bahwa literasi keuangan sangat penting diajarkan di sekolah. Sayangnya, literasi keuangan di sekolah belum menjadi target pengajaran di setiap jenjang pendidikan.

Kehadiran Kurikulum Merdeka dengan jargon merdeka belajar dan merdeka mengajar, seharusnya masalah-masalah sosial yang sedang dihadapi masyarakat Indonesia harus diselesaikan di dunia pendidikan. Namun demikian, substansi pendidikan yang diajarkan di sekolah kurang relevan dengan masalah-masalah sosial yang ada.

Antisipasi, terhadap masalah-masalah sosial yang ada dilapanganm, yang dilakukan dunia pendidikan cenderung pada pengajaran-pengajaran moral yang tidak dilengkapi dengan kemampuan teknikal dalam mengantisifasinya, seperti pengajaran tentang literasi pengelolaan aset dan instrumen investasi untuk meningkatkan jumlah kekayaan. Untuk itu dunia pendidikan ikut menjadi faktor pendukung terjadinya kejahatan.**


Friday, February 16, 2024

APA SEBAB SEMAKIN TINGGI PENDIDIKAN JADI ATHEIS

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Ilmu disampaikan dengan narasi (penjelasan) menggunakan bahasan lisan dan tulisan. Narasi adalah berbicara dengan diri sendiri. Menurut Gunggung Riyadi ilmuwan penemu ilmu Nafas Ritme. Beliau mengatakan nafas ritme narasi adalah berbicara dengan diri sendiri dikembangkan dengan lima tingkatan.

Setelah mendengarkan penjelasan narasi dari Gunggung Riyadi, saya paham mengapa ada fenomena semakin tinggi pendidikan semakin tidak percaya Tuhan, bahkan sampai Atheis. Penyebabnya adalah narasi ilmu yang cenderung mengikuti paradigma sekuler menggiring manusia menjadi tidak percaya Tuhan, agnostik, bahkan Atheis. 

Pengajaran sekuler diakui terjadi di sekolah-sekolah Indonesia. Bukti pengajaran sekuler di sekolah terjadi dengan pemilahan ilmu melalui mata pelajaran mata pelajaran yang terlepas dari narasi kitab suci. 


Ilmu-ilmu yang diajarkan guru-guru di mata pelajaran narasinya tidak sampai pada kitab suci sehingga murid murid semakin lama pengajaran semakin jauh dari Tuhan. Inilah fenomena terjadi di dunia, termasuk di negara Indonesia yang dasar negaranya dilandasi ketuhanan yang maha esa.

Narasi ilmu pengetahuan menurut Gungung Riyadi ilmuwan penemu Nafas Ritme, dikembangkan sampai lima tingkatan. Pertama, narasi yang dibuat oleh diri sendiri. Dibangun oleh tingkat spiritual, kelilmuan, yang dimiliki seseorang. 

Jika narasi dibuat diri sendiri gagal, akan naik ke level dua, narasi menggunakan yang dibuat oleh orang yang terberkati mungkin para pengajar (guru). Mereka adalah orang-orang yang dianggap baik dan punya kesalehan. Kalau pada level ini gagal karena orang baik atau soleh bisa terlihat kekurangannya. 

Selanjutnya, naik ke level narasi menggunakan pemuka agama atau orang yang dianggap suci, ustad, ulama, kiai, biksu, pendeta, dsb. Kegagalan narasi oleh orang yang dianggap suci bisa gagal jika ternyata orang-orang yang dianggap suci terungkap aibnya, yang aibnya terlihat betul atau terekspos.

Selanjutnya naik level ke narasi yang dibuat para nabi, dan sampai ke narasi yang dibuat oleh kitab suci. Narasi yang dikembangkan Barat hanya berhenti pada level dua atau tiga, karena ilmuwan Barat rata-rata tidak percaya nabi dan kitab suci. 

Dari penjelasan narasi yang dijelaskan Gungung Riyadi, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa mengapa semakin tinggi pendidikan jadi tidak percaya Tuhan, karena narasinya berhenti di level dua atau tiga.

Cara narasi ilmu yang dikembangkan di sekolah-sekolah kebanyakannya berhenti pada level dua dan tiga. Di Indonesia narasi menggunakan nabi dan kitab suci hanya ada pada mata pelajaran agama.

Dari fenomena ini, dipahami perlu ada perbaikan pada semua mata pelajaran, agar narasi yang digunakan harus sampai pada narasi yang menggunakan narasi para nabi dan kitab suci. Pendekatan sekuler kurang cocok dikembangkan di Indonesia yang punya dasar nilai ketuhanan. 

Pendekatan integralis, holistis, menjadi solusi pengembangan narasi keilmuan yang harus dikembangkan di seluruh dunia khususnya di Indonesia. Pendekatan ini tidak membatasi antara ilmu alam dan agama, semua ilmu bermuaranya satu yaitu kepada Tuhan.

Sumber pengetahuan dari para nabi dan kitab suci, sesungguhnya jika kita kembali tinjau tidak menegasikan antara ilmu sains dan agama. Banyak ditemukan bahwa dasar-dasar pengembangan ilmu-ilmu sains dijelaskan dalam narasi-narasi para nabi dan kitab suci.

Ilmu nafas ritme yang dikembangkan oleh Gungung Riyadi salah satunya ilmu yang dikembangkan dengan menggunakan narasi sampai level empat dan lima, karena prinsip keilmuan menurut Gunggung Riyadi tidak boleh menyimpang orang dari ketauhidannya kepada Tuhan. 

Demikiannlah jawaban sementara mengapa saat ini semakin tinggi ilmu pengetahuan dikembangkan, semakin banyak orang-orang yang tidak percaya Tuhan terutama di negara-negara sekuler. Untuk itu cara pandang sekuler menjadi kurang relevan di abad 21 ini dan perlu terus mendapat kritikan.***

Friday, February 9, 2024

APA BEDANYA GURU DAN BUKAN GURU?

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Belajar memang benar butuh kehadiran guru. Guru dianggap orang yang lebih mengerti ilmu apa yang bermanfaat bagi siswa dan karakter apa yang harus dimiliki siswa. Belajar dari guru siswa jadi lebih cepat memiliki ilmu dan berkarakter yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.

Kelebihan guru dari ilmuwan adalah kemampuan guru dalam mentranfer ilmu kepada orang lain. Di tangan guru-guru ilmu yang sulit menjadi sangat mudah dipahami oleh anak-anak. Di sinilah letak beda antara guru dan bukan guru. 

Sampai saat ini masih banyak orang yang sulit membedakan mana guru dan bukan guru. Hal yang tidak dimiliki oleh orang-orang yang bukan guru adalah mereka tidak belajar bagaimana mentransfer ilmu kepada orang lain.

Oleh karena ini, keahlian guru yang tidak akan dimiliki oleh orang selain guru adalah kecerdasan dan kreativitasnya dalam mengajarkan ilmu kepada orang lain. Di tangan guru-guru hebat, ilmu apapun selalu bisa di transfer dengan baik dan cepat kepada orang lain.

Kelebihan dari guru yang lainnya adalah kemampuannya dalam memahami ilmu-ilmu baru dan menciptakan metode ketika akan mengajarkannya. Guru-guru punya kecepatan dalam memahami ilmu-ilmu baru.

Guru selalu terdepan dalam memahami perubahan zaman, karena minat bacanya yang tinggi dan dalam kesehariannya selalu membaca, mengapa dan bagaimana hal-hal baru bisa terjadi dilapangan.

Perbedaan guru dengan yang bukan guru adalah ketika melihat orang dia selalu melihat potensi baik yang dimiliki orang lain. Ketika melihat murid-muridnya guru selalu melihat perubahan baik. 

Guru tidak pernah memaksakan suatu perubahan dengan paksaan, kecuali dia tidak berhenti memberi penjelasan dari berbagai sudut pandang. Sehingga perubahan akan dilakukan murid-muridnya karena proses kesadaran dirinya untuk berubah setelah memahami dirinya. 

Guru tidak pernah mengajarkan kepada murid-muridnya untuk mendapat kekuasaan untuk menguasai orang lain. Guru selalu mengajarkan kepada murid-muridnya untuk mendapatkan kekuasaan dengan menguasai dirinya sendiri.

Guru selalu bersifat netral. Kenetralan guru bukan berarti tidak berpihak, tetapi dia lebih berpihak pada Tuhan. Ketika guru berpihak pada Tuhan, guru berusaha memosisikan murid-muridnya sebagai makhluk Tuhan yang tidak boleh menuhankan hawa nafsunya.

Demikianlah sedikit perbedaan guru dan mereka yang bukan guru. Hal yang paling dasar yang membedakan antar guru dan bukan guru adalah dia selalu membaca setiap kejadian atas nama Tuhan Semesta Alam.***

  

Saturday, February 3, 2024

APAKAH STRES MENYEHATKAN?

Oleh: Dr. Toto Suharya, S,Pd., M.Pd.

Diskusi ini penulis sajikan bersumber pada paparan Gunggung Riyadi dalam webinar yang sisajikan di youtube. Penulis kaji penjelasan beliau dan disintesakan dengan ilmu logika Tuhan.

Stres adalah acanaman terhadap kondisi harmonis. Apakah stres dapat dihadapi dengan berpikir positif? Belum tentu. Stres dapat menimbulkan kekebalan tubuh sangat tergantung pada sumber stress.

Stres ketika kita disuruh presentasi di depan, berbeda ketika kita menghadapi stres ketika terjadi pandemi Covid-19. Stres ketika menghadapi juri yang bersifat sementara, stres lebih bisa dihadapi. Namun ketika sumber stres tidak bisa dikendalikan, maka yang muncul pesimisme.

Namun demikian, kita harus hati-hati dalam menempatkan optimisme, jangan sampai berlebihan. Dari hasil sebuah penelitian, optimisme yang berlebihan menimbulkan kurang peduli pada kondisi fisik atau kendisi nyata. Artinya ketika optimisme belebihan tindakan kita menjadi tidak waspada, atau tidak hati-hati.

Contoh kasus, berdasarkan hasil penelitian, orang-orang yang merasa akan terdampak virus Covid-19 mereka lebih peduli untuk menjaga kesehatan, dengan rajin cuci tangan, mennjaga jarak, dan olah raga. Sebaliknya orang yang merasa tidak akan tertular Covid-19 mereka optimis tetapi mengabaikan Langkah-langkah preventif pada akhirnya tubuh sehingga kondisi kekebalan tubuhnya menurun.

Bagaimana hubungan stress dengan sedekah? Dalam sebuah penelitian 1000 orang dewasa usia 39 sampai dengan usia 90 tahun, lalu dibandingkan dengan tingkat kematian di wilayah tersebut. Hasilnya sebanyak 30% orang yang mengalami stres berat memiliki risiko kematian. Tetapi tidak semua, orang yang lebih banyak melakukan aktivitas bantu orang (sedekah), statsitik menunjukkan terjadi penurunan stres dan angka kematian 0 (nol).

Secara ilmiah sedekah atau membantu orang akan menghasilkan hormon oxitocyn. Hormon ini berfungsi membangun terhadap pertahanan terhadap kondisi stress. Untuk hidup sejahtera kita butuh melakukan pengulangan berbuat baik (sedekah atau helping people) akan masuk menjadi alam bawah sadar. Menurut para ahli neurologi pikiran sadar bekerja hanya 1-5%, dan sisanya yang banyak bekerja adalah pikiran bawah sadar.

Jadi solusi untuk kendalikan stress adalah berbuat baik (helping people atau sedekah, berpikir positif (shalat), lakukan berulang-ulang dengan disiplin atau sabar. Dengan demikian pikiran bawah sadar akan bekerja menghasilkan hormon oxitocyn yang menghasilkan kekebalan tubuh sehingga hidup kita sehat dan selalu bahagian.***

Thursday, January 25, 2024

ISLAM ADALAH PARADIGMA BERPIKIR

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Jika kita pelajari kisah Nabi Muhammad SAW dan pahami ajaran Al Quran. Sebenarnya, Islam ajaran yang membangun pribadi seseorang menjadi orang yang berserah diri pada Allah. Orang-orang yang berserah diri pada Allah, tandanya dia tidak akan terlalu ngotot untuk kekuasaan di dunia. 

Namun demikian jangan kita memandang lemah kepada orang-orang yang berserah diri kepada Allah. Karena orang-orang yang berserah diri kepada Allah hanya takut kepada Allah. Namun demikian, tidak berarti karena hanya takut kepada Allah dia akan berbahaya bagi umat manusia. 

Orang-orang yang berserah diri kepada Allah dan hanya takut kepada Allah, dia juga taat kepada Allah. Dia mengikuti akhlak sebagai yang diajarkan oleh akhlak Allah. Di dalam keterangan hadis, Allah lebih senang dikenali oleh makhluknya sebagai maha pengasih dan maha penyayang. 

Demikian juga di dalam Al Quran, sifat dan akhlak Allah yang sering diulang-ulang diingat oleh umat Islam adalah maha pengasih dan penyayang sebagaimana terdapat dalam surah Al Fatihah dan diulang-ulang dalam shalat minimal 17 rakaat tiap hari.

Jika orang-orang Barat takut dengan ajaran Islam, maka sesungguhnya dia belum mengenal ajaran Islam. Padahal kalau saja orang-orang Barat yang dikatakan literasi tinggi mau membaca Al Quran mereka pasti akan mengenal Islam sebagai ajaran yang membentuk pribadi-pribadi agung. 

Setelah terjadi genosida oleh bangsa Israel terhadap Palestina, rupanya banyak orang-orang Barat penasaran dan membaca Al Quran. Hasilnya, mereka mempelajari Al Quran dari aslinya bukan dari tafsiran-tafsiran yang mengatasnamakan ahli. Reaksi mereka sangat luar biasa, karena mereka tersadar bahwa isi Al Quran sangat jauh apa yang dikabarkan oleh ilmuwan-ilmuwan yang katanya ahli. 

Banyak orang-orang Barat tercerahkan setelah genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina. Ternyata prilaku orang-orang Palestina lebih beradab dibanding bangsa Israel yang selalu mengatakan dirinya cinta damai. Kini cara-cara hidup Islam menyebar ke seluruh dunia. 

Saya berpikir, Islam tidak hendak menjadikan dunia dalam satu kekuasaan Islam, tetapi Islam mengajarkan kepada seluruh dunia untuk hidup damai sejarah, saling tolong menolong, saling menghormati hak orang lain, atas nama Tuhan Yang Maha Esa.

Fenomena di awal abad 21 ini saya melihat, cara-cara pandang Islam sudah menyebar ke seluruh penduduk dunia. Masyarakat Amerika Serikat, Eropa, Australia, saya menyaksikan mereka menyuarakan hidup damai dan saling menghargai hak hidup antar sesama. Hidup dengan kesetaraan hak sebagai manusia adalah cara pandang Islam, yang kini sudah disuarakan ke seluruh dunia. 

Namun demikian, para pemimpin Amerika Serikat, Eropa dan Australia, masih berpikir atas dasar kepentingan. Suatu saat jika mereka tidak segera mengikuti pola pikir Islam yang sedang berkembang di seluruh dunia, maka kekuasaan mereka akan dijatuhkan oleh rakyatnya sendiri. 

Kisah revolusi Perancis dimana rakyat menghukum rajanya sendiri, akan terjadi di Amerika Serikat dan Eropa jika mereka tidak segera mengubah cara pandangnya tentang dunia. Para pemimpin Eropa dan Amerikat Serikat hanya sedang menunggu waktu, apakah mereka akan cepat berubah haluan atau akan tetap bersebrangan dengan cara pandang masyarakatnya. 


Islam tidak akan datang membawa pasukan menaklukkan sebuah bangsa, Islam akan datang masuk pada hati setiap orang dan akan menjadi tatanan hidup damai, adil, sejahtera, saling bekerjasama, saling menolong, saling menutupi kekurangan, dan menandang kesetaraan antar bangsa.

Jadi pada masyarakat dunia tenang saja, di dalam ajaran Islam tidak ada perintah untuk menguasai sebuah bangsa atau negara, ajaran Islam hanya menugaskan kepada seluruh umat manusia untuk mengajarkan dan memberi kabar gembira bahwa dengan taat pada satu Tuhan, hidup manusia akan sejahtera di dunia dan akhirat. 

Musuh-musuh kalian adalah cara pandang pemimpin kalian yang rasis, tidak menghargai hak manusia, dan mendukung genosida. Jika kalian masih tetap suka pada pemimpin rasis dan tidak berprikemanusiaan, maka lawan kalian bukan bangsa-bangsa di dunia tetapi Tuhan Yang Maha Kuasa. Maka perhatikan saja bagaimanan bangsa-bangsa hancur, bukan karena serangan dari luar tapi ulah para pemimpin dan masyarakat yang menentang kehendak Tuhan.***   

Monday, January 22, 2024

MENGAPA DILARANG BENCI

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Artikel ini saya tulis berdasarkan pada fenomena di masyarakat. Ada orang yang rajin belajar agama, mendengarkan ceramah, dan mengikuti pengajian, tetapi dari kata-katanya masih terlihat memelihara kebencian dalam hatinya. Tidak habis pikir, sementara di dalam ajaran agama kita harus membebaskan diri dari rasa benci, tetapi kenapa kebencian bisa terpelihara justru pada orang yang mengaku taat beragama. 

Untuk itu saya ingin memberi pandangan, bahwa sebagai orang yang taat beragama seharusnya dirinya terbebas dari kebencian. Kebencian adalah salah satu penyakit hati yang harus dihindari. Jika orang memelihara kebencian maka dialah yang di dalam hatinya ada penyakit. 

Nabi Muhammad SAW diutus untuk menyempurnakan akhlak. Nabi Muhammad SAW mengajari kita agar "berakhlak seperti akhlak Allah". (http://al-basair.com/id/news/133/berakhlak-dengan-akhlak-allah-swt). Akhlak Allah yang sering kita ingat dan baca tiap hari dalam shalat adalah Allah maha pengasih dan penyayang. 

Jika orang beragama memelihara kebencian, dia tidak meneladani akhlak Allah sebagaimana diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Jika ada orang beragama menghujat, mencemooh, menista, sesungguhnya dia tidak taat beragama dan tidak mengikuti sunah Nabi Muhammad SAW. 

Orang-orang yang menyimpan rasa benci dalam hatinya, maka dia bisa tertutup dari hidayah. Rasa benci yang terpelihara dalam dirinya akan menutup diri dari kebenaran karena tertutup oleh kebencian yang dipelihara dalam hati. Bisa jadi apa yang kamu suka justru itu buruk dan bisa jadi apa yang kamu benci itu baik. Kisah ini Allah kabarkana dalam sebuah ayat Al Quran.

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (Al Baqarah, 2:216).

Etikanya kita boleh membenci sesuatu dan boleh mencintai sesuatu, tetapi kita harus tetap membuka diri untuk selalu memperbaiki diri, karena bisa jadi yang kita cintai tidak membawa kebaikan dan bisa jadi yang kita benci membawa kebaikan. Jangan sampai karena kita cinta pada sesuatu menutup diri dari kebaikan, dan jangan sampai karena benci kita menutup diri dari kebaikan. 

Allah maha mengetahui dan manusia banyak tidak tahunya. Artinya, selama kita hidup kita harus terus belajar menemukan kebaikan-kebaikan dari berbagai sisi. Sebab kita tidak tahu dari mana arahnya, dari siapa orangnya, dan apa sebabnya kita akan menerima kebaikan dari Allah. Untuk itulah, Allah memerintahkan kepada manusia untuk terus membaca segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini, untuk mencari dan memperbaiki diri. 

Manusia selama hidupnya harus menjadi pembelajar sejati. Sebagaimana Allah menjelaskan bahwa, Allah mengajari manusia. "Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." (Al 'Alaq, 96:4-5). Ayat ini menjadi tanda bahwa selama hidupnya manusia terus diajari Allah dan manusia harus jadi pembelajar sepanjang hayat. 

Para pembelajar dia akan terbebas dari kecintaan dan kebencian yang membabi buta. Para pembelajar akan selalu membuka diri pada setiap kejadian yang terjadi untuk jadi pelajaran bagi dirinya. Para pembelajar akan selalu mendapat kebaikan dari apapun yang terjadi di muka bumi ini, karena pembelajar selalu mencari dan menemukan kebermanfaatan agar dirinya menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik. 

Jika, di dalam diri kita masih tersimpan rasa dengki, iri, dan benci, maka itulah tanda-tanda bahwa kita harus banyak membaca dan terus belajar tentang hakikat hidup di muka bumi ini. Jika kita masih senang atau spontan, melontarkan kata-kata kotor penuh kebenciaan pada siapapun, itu juga tanda bahwa kita harus banyak baca dan belajar sebagaimana Allah perintahkan.***


Monday, January 15, 2024

Membentuk Karakter dengan Neurosains

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Neurosains mempelajari sistem saraf mahluk hidup. Fokusnya adalah seluk-beluk otak manusia, kesadaran sebagai unsur utama pembentuk identitas manusia dan dikotomi tubuh dan jiwa pada setiap insan (Ikrar, 2016).

Gunggung Riyadi menjelaskan dari sudut pandang frekuensi, manusia terbagi menjadi delapan gelombang frekuensi, tiga di jantung dan lima di otak. Dijantnung dibagi menjadi very low frekuensi, low frekuensi, dan high frekuensi. Di otak terdiri dari lima frekuensi yaitu delta, teta, alpa, beta, dan gama. 

Seluruh sel manusia ada di delapan frekuensi tersebut. Jika sudah mengetahuinya, kita bisa menggetarkan masing-masing sel dengan gelombang frekuensi agar sel berfungsi. Untuk menggetarkan masing-masing sel Mas Gunggung menggunakan ritme pernafasan yang bisa menghasilkan gelombang. Pernapasan sebagai pembentuk frekuensi manual. 

Otak punya kemampuan melakukan perubahan pola. Neuroplastis adalah kemampuan otak untuk membentuk jaringan yang baru menimpa kebiasaan otak yang lama. Kemampuan neuroplastis ini menjadi dasar bahwa watak seseorang bisa diubah. 

Perubahan pola di otak menurut teori lama terjadi selama 21 hari. Pada teori terbaru perubahan di otak terjadi dalam waktu 60 sampai 66 hari. Jadi, sebuah tindakan jika dilakukan berulang-ulang maka kebiasaan akan terbentuk. Hasil riset tindakan yang berulang-ulang dilakukan sampai 254 hari, maka tindakan akan menjadi prilaku yang melekat kuat pada diri seseorang.  

Dalam sistem saraf ada saraf otonom terbagi menjadi dua simpatik dan parasimpatik. Saraf simpatik berkaitan dengan stres, dan syarat parasimpatik berkaitan dengan perbaikan. Untuk mengenal saraf harus kenal jantung. 

Fluktuasi detak jantung. dibalik setiap detak ada pesan. Jarak antara dua detak jantung, jika jarak diatas 50 disebabkan parasimpatik, jika kurang dari 50 disebabkan oleh saraf simpatik. Frekuensi jantung terbagi menjadi tiga yaitu very low (< 0,04 Hz), low (0,04 s.d. 0,15 Hz), high (0.14 s.d. 0,4 Hz). Low frekuensi saraf simpatik, dan high frekeunsi saraf parasimpatik. 

Mas Gunggung menggabungkan ilmu neurosian dan frekuensi yang dihasilkan pernafasan untuk mengaktifkan saraf di jantung dan di otak. Untuk mengaktifkan saraf di jantung dan otak membutuhkan tindakan berulang-ulang untuk membentuk sel jaringan baru di otak. 

Ritme pernafasan yang ditemukan oleh Mas Gungung dapat dipelajari untuk membantu dunia pendidikan dalam membentuk karakter anak-anak. Untuk meningkatkan kecerdasan otak, anak-anak bisa diajarkan untuk melakukan ritme pernafasan tertentu yang dilakukan berulang-ulang sebelum pembelajaran dimulai. 

Untuk itu kita membutuhkan ilmu Mas Gunggung untuk dikenalkan kepada para kepala sekolah, guru-guru, untuk membantu peserta didik dalam meningkatkan performa kecerdasan otak. Mas Gunggung bisa jadi ilmuwan terkemuka yang bisa kita ajak berkolaborasi untuk membantu melahirkan anak-anak cerdas untuk menyiapkan Indonesia Emas 2045.*** 


Sunday, January 14, 2024

GERAKAN PENDIDIKAN INDONESIA RAYA

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. 

Sebagai pendidik di Indonesia kini saya akan mengampanyekan pendidikan "Indonesia Raya". Saya akan melakukan gerakan kesadaran untuk para pendidik di seluruh Indonesia untuk membangun pola pikir generasi Indonesia menjadi bangsa superior, berpikir besar untuk mensejahterakan dunia dan menghapuskan penjajahan di muka bumi. 

Pendidikan Indonesia Raya adalah era baru pendidikan Indonesia untuk menjadi bangsa berjaya di dunia. Langkah-langkah yang akan dilakukan mulai dari pola pikir dan pola tindak menjadi sebuah bangsa berperadaban tinggi dan berkuasa di dunia. 

Gerakan Pendidikan Indonesia Raya akan berusaha keras membangun kekuatan sumber daya manusia menjadi manusia-manusia kreatif mengelola sumberdaya alam Indonesia untuk kepentingan bangsa dan kemakmuran masyarakat dunia. Indonesia telah dianugerahi oleh Tuhan sumber daya alam melimpah. Semuanya harus diolah, dimanfaatkan, untuk kemakmuran bangsa Indonesia dan penduduk dunia. 

Generasi bangsa Indonesia akan diajarkan pola pikir mandiri, semua kekayaan alam Indonesia harus diolah di Indonesia untuk kemakmuran Indonesia dan masyarakat dunia. Pabrik-pabrik pengolahan sumber daya alam Indonesia harus didirikan di Indonesia, diolah menjadi produk berkualitas untuk digunakan dalam negeri dan diekspor ke mancanegara.

Generasi bangsa Indonesia akan didorong untuk menjadi para investor pasif dan aktif membiaya perusahaan-perusahaan Indonesia. Generasi bangsa Indonesia harus menjadi investor untuk kemajuan ekonomi bangsa Indonesia. Mulai saat ini, dunia pendidikan akan mengampanyekan budaya berinvestasi di pasar modal, dengan target minimal 30% dari populasi penduduk Indonesia. 

Para pendidik di sekolah-sekolah dilarang mengajarkan hal-hal yang berbau pesimis, tetapi mereka harus mengajarkan hal-hal yang berbau optimisme bangsa Indonesia sebagai bangsa besar yang berkekuatan politik dan ekonomi di dunia. Para pendidik harus menyajikan bahan-bahan ajar yang membawa kebanggaan dan harapan berdasarkan fakta-fakta empiris yang mendukung bahwa Indonesia terlahir sebagai bangsa adidaya di dunia. 

Orientasi sejarah Indonesia harus diubah, yang tadinya hanya sebatas berita tentang keberhasilan Indonesia merdeka dari pejajahan, berubah menjadi fakta-fakta sejarah Indonesia yang memiliki segala potensi untuk menjadi bangsa besar di dunia. Kekuatan ekonomi pertanian, kelautan, dan perdagangan, harus disajikan di kelas-kelas untuk membangun kesadaran peserta didik bahwa Indonesia secara fakta memiliki kemampuan jadi bangsa besar.

Pendidikan agama harus diarahkan untuk mendorong para peserta didik menjadi manusia-manusia berkualitas tinggi dilandasi nilai-nilai ketuhanan, nilai-nilai yang membawa pikiran besar sebagai manusia unggul yang bertanggung jawab memakmurkan kehidupan dunia. Kesadaran menjadi manusia unggul akan terus ditanamkan pada peserta didik secara masif hingga menjadi pola pikir bawah sadar peserta didik. 

Peserta didik akan dilatih menjadi manusia-manusia yang bisa membangun kolaborasi dengan seluruh bangsa di dunia, dengan mengatasnamakan kepentingan negara. Hilirasi industri dari berbagai jenis Industri akan diajarkan pada para peserta didik sebagai tanda bahwa bangsa Indonesia akan berangkat menjadi bangsa berkekuatan ekonomi dan politik dalam segala bidang.

Peserta didik akan diajarkan bahwa untuk menjadi bangsa besar, keberadaan media informasi harus dikontrol, dikendalikan, untuk memberitakan kebesaran-kebesaran bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa adidaya di dunia. Berita-berita luar negeri yang mendeskreditkan Indonesia harus diimbangi dengan berita-berita optimis tentang Indonesia. 

Melalui Gerakan Pendidikan Indonesia Raya, seluruh peserta didik harus paham, bahwa monopoli informasi oleh media-media asing yang melemahkan bangsa Indonesia harus dianggap sebagai tantangan untuk menghasilkan kreativitas diberbagai bidang untuk memunculkan keunggulan-keunggulan bangsa Indonesia. 

Melalui Gerakan Pendidikan Indonesia Raya, para peserta didik harus terus dilatih mengenali masalah yang ada pada diri dan lingkungannya, dan didorong untuk menemukan solusinya dalam bentuk ide, prilaku, dan teknologi tepat guna. Pola pendidikan ini harus terus dilakukan setiap hari di seluruh pelosok Indonesia. Pola pikir saling apresiasi terhadap berbagai gagasan yang ditemukan harus dibangun dan dikondisikan oleh para pendidik.


 

Wednesday, January 3, 2024

MENGELOLA SEKOLAH DENGAN LOGIKA TUHAN

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Di sekolah-sekolah yang mayoritas siswanya muslim, banyak berdiri masjid-masjid besar dengan kapasitas ratusan jamaah. Sekolah yang memiliki masjid-masjid dengan kapasitas besar, mereka telah memiliki potensi besar untuk membangun generasi berkarakter dan prestasi unggul. 

Sarana prasarana masjid yang besar bisa jadi keunggulan sekolah, jika visi pendidikan dikembangkan dengan memanfaatkan potensi sarana masjid yang ada. Namun ada dua tantangan yang harus dihadapai ketika sekolah memiliki sarana masjid yang besar. Pertama sistem pengelolaan masjid masih kolot. Kedua, pemahaman konsep pendidikan yang belum mengoptimalkan potensi agama. 

Pemahaman pendidikan keagamaan selalu berhenti pada ritual dan hafalan doa-doa. Implementasi agama dalam menyelesaikan masalah lingkungan dan sosial kurang dielaborasi. Padahal di Indonesia, negara sudah menjamin kebebasan beragama didasari oleh sila pertama Pancasila. 

Sekolah yang memiliki masjid dengan kapasitas besar bisa dijadikan sebagai basis pendidikan agama yang bisa mendorong umat beragama berdaya saing. Secara psikologi, agama memiliki kekuatan untuk memotivasi orang untuk berbuat baik dan bermanfaat bagi sesama umat manusia. 

Optimalisasi masjid di sekolah sebagai sumber kekuatan sumber daya manusia dapat diimplementasikan dengan mengikuti petunjuk Al Quran. 

Hanyalah yang memakmurkan mesjid-mesjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (At Taubah, 9:18).

Masjid Jogokarian di Yogyakarta, telah berhasil membuktikan memberdayakan masyarakat melalui masjid. Ustad Muhammad Jazir ASP adalah sosok inspiratif bagi dunia dalam memberdayakan masyarakat melalui revolusi manajemen masjid.

Dengan mengikuti sunah Nabi Muhammad dalam mengelola masjid, Ustad Muhammad Jazir ASP berhasil menjadikan masjid sebagai pusat kekuatan dalam membangun sumber daya manusia dan pusat kesejahteraan masyarakat. Ide ini bisa ditiru oleh sekolah-sekolah yang memiliki sarana masjid dengan kapasitas besar. 

Konsep dasar pendidikan yang berpusat pada masjid adalah memakmurkan masjid sebagai tempat shalat dan mendorong para siswa memiliki semangat berbagi dengan sesama (zakat/sedekah). Dua konsep dasar ini sebagai implementasi dari memwujudkan generasi beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa.

Implementasinya, sekolah memiliki program bagi umat beragama untuk disiplin beribadah dilakukan berjamaah. Bagi siswa muslim, shalat berjamaah diupayakan menjadi budaya di sekolah. Kultur ini akan mendukung lingkungan sekolah disiplin dan tertib.

Selanjutnya budaya sedekah digerakkan menjadi karakter yang harus dilakukan oleh siswa setiap hari. Dana sedekah, dikelola oleh siswa untuk dimanfaatkan menciptakan program-program bermanfaat yang bisa menyelesaikan masalah di masyarakat. Siswa juga bisa diajarkan untuk mengembangkan wajaf produktif yang nantinya bisa menunjang pada kegiatan-kegiatan sosial di masjid. 

Dengan modal iman dan takwa serta kemampuan mengelola keuangan masjid, kelak kompetensi bisa bermanfaat dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari siswa. Mereka bisa menjadi motivator dan inovator ketika kembali ke masyarakat, dengan memberdayakan masjid-masjid yang ada di lingkungan tempat tinggalnya. 

Dari hasil pengamatan, program shalat dan sedekah yang dibiasakan di sekolah, telah membangun kultur sekolah yang produktif. Prestasi-prestasi siswa meningkat dan kultur sekolah menjadi lebih tertib dan kondusif sebagai lingkungan pendidikan. 

Pendidikan berbasis manajemen masjid, dikerjakan sebagai fokus mewujudkan pendidikan karakter beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa dan berjiwa sosial tinggi. Kelak di masyarakat, manusia-manusia inilah yang akan selalu tergerak selalu peduli membantu menyelesaikan masalah-masalah di masyarakat atas dasar dorongan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan yang maha esa. Inilah ciri masyarakat Indonesia yang unggul dan mensejahterakan bangsa.

Tantangannya adalah seluruh warga sekolah harus punya komitmen untuk menjaga shalat-shalat pada waktunya dilakukan bersama-sama secara berkelanjutan dan konsisten. Jika sekolah yang mampu menjaganya, Allah menjanjikan berbagai kebaikan akan diraih oleh sekolah sebagai miniatur sebuah negara.

"Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (Al 'Araaf, 7:96).***


FILOSOFI PENGETAHUAN

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Pendidikan itu sederhana hanya mengurusi isi memori otak. Isi memori otak membawa dampak pada pola piki...