Friday, March 29, 2024

Tinjauan Neurosain, Mengapa Harus Kendalikan Emosi?

Oleh: Dr. Toto Suahrya, S.Pd., M.Pd.

Menyimak struktur dan fungsi otak, untuk melatih karkater kuncinya harus pandai mengendalikan emosi. Di dalam sttruktur otak ada bagian sistem limbik. Fungsi bagian otak ini adalah mengatur tinggi dan rendahnya emosi. 

Menurut Suadu (2018) setiap informasi yang didapat dari indera akan diteruskan ke sistem limbik. Selain ke sistem limbik, informasi yang diterima indera akan diteruskan pula ke bagian otak kortek untuk dipersepsi dan diinterpretasi secara sadar. 

Informasi yang diterima sistem limbik, akan mengaktifkan fungsi hipokampus yang bertugas menyimpan dan mengingat. Sedangkan, Amygdala berfungsi mengatur derajat intensitas emosi. 

Jadi, ketika informasi yang diterima tubuh melalui indera, akan disalurkan atau direspon oleh otak kortek dan sistem limbik. Jenis emosi yang dihasilkan sistem limbik ada dua yaitu bertahan hidup dan keterikatan. Marah, sedih, adalah jenis emosi bertahan hidup yang akan menghasilkan hormon kortisol. Bahagia, kepercayaan, kegembiraan, adalah emosi keterikatan akan menghasilkan hormon oksitosin. 

Ketika sistem limbik kurang aktif, kondisi pikiran akan lebih positif, dan jika terlalu aktif, kondisi pikiran akan menjadi negatif dan mengambil kendali atas prilaku. Sistem limbik merupakan otak primitif yang mengendalikan tindakan primitif manusia berkaitan dengan emosi, motivasi, serta respon otomatis seperti reflek, insting, dan dorongan primitif. Sistem limbik juga berkaitan dengan pengambilan keputusan. 

Gangguan pada sistem limbik berdampak pada persepsi negatif terhadap setiap persitiwa, motivasi menurun, emosi tidak terkendali, pola makan dan tidur terganggu, respon sesksual menurun, dan mengisolasi diri. 

Kecepatan otak kortek untuk mengolah informasi menjadi pikiran sadar setelah 500 ms sejak informasi diditerima indera. Untuk berpikir sadar otak manusia membutuhkan waktu lebih lama. Sementara itu, sirkuit berpikir irasional butuh waktu 145 ms memproses informasi yang diterima. Kondisi inilah yang membuat banyak orang mengambil keputusan-keputusan yang kurang rasional.

Berdasarkan penjelasan fakta di atas, ada beberapa kesimpulan sementara yang bisa kita dapat. Sistem limbik sebagai pengatur emosi, berperan sebagai pengambilan keputusan. Hasil dari keputusan yang dihasilkan sistem limbik adalah berpihak atau tidak berpihak, benci atau cinta, aktifkan pertahanan atau jalin persahabatan. 

Otak kortek sebagai pembangun kesadaran harus dilatih agar setiap informasi yang diterima indera tidak langsung di proses di amygdala. Otak harus dibiasakan diberikan asupan informasi berkualitas agar mempermudah kortek dalam mempersepsi dan interpretasi. 

Pembelajaran nalar harus menjadi metode dalam setiap pengajaran, agar cara berpikir rasional selalu aktif dan bisa mengendalikan emosi yang intensitasnya dikendalikan oleh amygdala. Otak kortek yang aktif akan menjaga kendali amygdala dalam mengambil keputusan, dan amydala tidak dominan dalam setiap pengambilan keputusan.

Inilah penjelasan dari hadis Nabi Muhammad, bahwa "di dalam tubuh ada segumpal daging, jika buruk maka semua buruk jika baik maka semua baik". Ternyata segumpal daging yang ada dalam dada bisa terjaga dengan baik jika sistem limbik berfungsi dengan baik, sehingga fungsi jantung yang ada di dalam dada dapat berfungsi dengan baik. 

"maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada". (Al Hajj, 22:46).

No comments:

Post a Comment

KURANGI LOMBA-LOMBA DI DUNIA PENDIDIKAN

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Menyimak perubahan paradigma pendidikan abad 21, arahnya sudah bergeser. Lomba-lomba yang diadakan di l...