Sunday, March 10, 2024

Dunia Pendidikan Ikut Mendukung Terjadinya Kejahatan

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Saya sepakat dengan pola pikir Timothy Ronald dengan pengajaran literasi finansial yang benar, Tingkat kejahatan, seperti pencurian, korupsi, begal, perampokkan akan menurun. Logika ini masuk akal.

Setiap orang ingin menjadi orang kaya dengan aman. Semua orang ingin menjadi orang kaya dengan hati dan pikiran tenang. Untuk, sesuatu yang illegal pada dasarnya semua orang tidak ingin melakukannya. Namun karena ketidaktahuan cara bagaimana menjadi kaya dengan aman, memdorong orang melakukan hal-hal illegal.

Kondisi Indonesia dengan tingkat kejahatan dan korupsi tinggi, menjadi tanda bahwa literasi keuangan masyarakat Indonesia sangat rendah. Laporan Bandan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022 angka kejahatan melonjak 55,77%. Selanjutnya data Transparency Internasional Indonesia menybutkan indeks pesrsepsi korupsi di Indonesia pada tahun 2023 dari 180 negara Indonesia barada di posisi 115.


Masyarakat Indonesia pun tercatat sebagai masyarakat yang terbiasa dengan utang. Maraknya layanan pinjaman online menjadi tanda bahwa budaya bangsa Indonesia dimanfaatkan oleh pasar dengan menawarkan jasa utang. Sebuah berita media online, memberitakan bahwa 80% PNS dan PPPK terjerat utang dan sisa gajinya hanya ratusan ribu.

Tingkat kejahatan tinggi, indeks persepsi korupsi rendah, dan budaya utang, menjadi tanda bahwa literasi keuangan sangat penting diajarkan di sekolah. Sayangnya, literasi keuangan di sekolah belum menjadi target pengajaran di setiap jenjang pendidikan.

Kehadiran Kurikulum Merdeka dengan jargon merdeka belajar dan merdeka mengajar, seharusnya masalah-masalah sosial yang sedang dihadapi masyarakat Indonesia harus diselesaikan di dunia pendidikan. Namun demikian, substansi pendidikan yang diajarkan di sekolah kurang relevan dengan masalah-masalah sosial yang ada.

Antisipasi, terhadap masalah-masalah sosial yang ada dilapanganm, yang dilakukan dunia pendidikan cenderung pada pengajaran-pengajaran moral yang tidak dilengkapi dengan kemampuan teknikal dalam mengantisifasinya, seperti pengajaran tentang literasi pengelolaan aset dan instrumen investasi untuk meningkatkan jumlah kekayaan. Untuk itu dunia pendidikan ikut menjadi faktor pendukung terjadinya kejahatan.**


No comments:

Post a Comment

KURANGI LOMBA-LOMBA DI DUNIA PENDIDIKAN

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Menyimak perubahan paradigma pendidikan abad 21, arahnya sudah bergeser. Lomba-lomba yang diadakan di l...