OLEH: TOTO SUHARYA
Mengahafal Al-Qur’an sangat
penting untuk dilakukan. Bukan hanya orang Islam tetapi oleh orang-orang non
Islam jika mau membuktikan kebaikan yang dihasilkan dari menghafal Al-Qur’an. Menghafal
Al-Qur’an. Bagi umat Islam menghafal Al-Qur’an adalah ibadah yang bernilai bagi
kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. Allah menjanjikan kepastian syurga
bagi penghafal Al-Qur’an dan kedua orang tuanya.
Namun dari dimensi lain,
menghafal Al-Qur’an memiliki efek ilmiah yang dapat diamati dan bermanfaat
nyata bagi perkembangan kecerdasan anak-anak di sekolah. Abdul Ghofur President
Direktur PPPA Daarul Qur’an mengatakan, “orang-orang yang menghafal Al-Qur’an
rata-rata lebih menonjol kecerdasannya dibanding dengan yang tidak menghafal
Al-Qur’an” (Republika, 29/01/21). Menghafal Al-Qur’an ada kaitan dengan
kesehatan dan optimalisasi kinerja otak. Jadi menghafal Al-Qur’an adalah Brain
Exercisess yang dapat mengoptimalisasi fungsi otak dari kepikunan. Hal ini
dikuatkan oleh penelitian bahwa dalam otak manusia ada otak spiritual, bila
diaktifkan akan mengaktifkan seluruh kecerdasan. Brain exercies adalah upaya
mengaktifkan otak spiritual untuk mengaktifkan seluruh kecerdasan manusia.
Perihal Brain Exercises,
Allah mengabarkan di dalam Al-Qur’an tentang kaitan antara menghafal (berpikir),
merupakan kegiatan yang dapat bermanfaat bagi terjaganya fungsi otak tetap
prima sekalipun usia telah tua. Fungsi otak yang tetap prima akan berkaitan
dengan panjangnya usia kita. Sebagaimana dijelaskan di dalam Al-Qur’an.
“Dan barang siapa (wamannu’ammirhu) yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian (nya). Maka apakah mereka tidak memikirkan?” (Yasin, 36:68)
Ayat ini mengisyaratkan bahwa
ada kaitan antara panjang umur dengan Brain Exercises. di dalam Al-Qur’an
Allah mengatakan sebagai kegiatan berpikir. Ayat di atas juga mengabarkan bahwa
Brain xercise berkaitan dengan kesehatan otak dan kesehatan tubuh sebagai
dampaknya manusia bisa hidup panjang umur. Sebagai faktanya terjadi para
profesor yang pada usia tua masih tetap mengajar dan panjang umur, karena brain
exercise yang masih terus dilakukan oleh profesor sekalipun dalam usia lanjut.
Berdasarkan teori koginitif, Brain
Exercises dalam bentuk menghafal Al-Qur’an adalah kegiatan berpikir pada
level dasar (recalling) merupakan latihan untuk tetap menjaga kekuatan
daya ingat otak. Perihal ini Allah kabarkan di dalam Al-Qur’an.
“Kami akan membacakan kepadamu
(sanuqriuka) maka kamu tidak akan lupa (falaatansaa)” (Al A’laa,
87:6).
Membaca adalah Braind
Exercise yang diajarkan Allah kepada Nabi Muhammad saw dan kepada seluruh
umat manusia agar bisa menjadi kualitas otaknya tetap prima dan berdampak pada
kehidupan panjang umur dan sejahtera. Membaca sebagai dalam bentuk menghafal (recalling)
dan memikirkan yang isi kegiatannya menerapkan, menganalisis, mengevaluasi,
sisntesis atau mencipta, adalah Brain
Exercises agar otak tidak mudah lupa atau pikun.
Kesimpulannya kegiatan membaca
dengan tujuan menghafal, menrapkan, menganilsis, mengevaluasi, mensintesis atau
mencipta adalah Brain Exercises yang diajarkan oleh Allah kepada manusia,
agar hidup manusia bisa lebih sejahtera dijalan Allah. Sebaik-baiknya bacaan
adalah Al-Qur’an, karena seluruh isi ayat Al-Qur’an adalah perkataan Allah
Tuhan pencipta alam.
Membaca didasari dengan menghafal
Al-Qur’an adalah aktivitas yang harus mendasari setiap lembaga pendidikan. Menghafal aktivitasnya
tidak harus selalu dengan target 30 juz. Kemampuan anak-anak berbeda-beda, oleh
karena itu menghafal Al-Qur’an di lembaga pendidikan umum targetnya pembiasaan
agar kelak menjadi aktivitas rutin siswa. Targetnya dimulai dari hal kecil dari
surat-surat pendek yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, surat-surat pendek
dalam juz 30, surat Al-Waqi’ah, Yasin, Ar Rahman, dan berlanjut secara
berkesinambungan. Di sekolah umum, hal terpenting bukan target jumlah
hafalannya tetapi rutinitas, pembiasaan, pemaknaan dan bekesinambungannya,
itulah yang dikedepankan.
Oleh karena itu, jumlah
hafalannya tidak perlu diperhitungkan, karena Allah akan menghargai manusia
berdasarkan usahanya sesuai kemampuan yang tidak berkesudahan dalam berbuat
kebaikan. Dengan demikian pendidikan akan mengajarkan kepada anak-anak menjadi
orang yang selalu punya kebiasaan baik sepanjang hayatnya. Nabi Muhammad saw,
menyampaikan “sebaik-baiknya manusia adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan
mengajarkannya”. (Hr. Bukhari).