Sunday, May 23, 2021

ISLAM FISIK DAN PSIKIS

Oleh: Muhammad Plato

Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah: "Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislamanmu, sebenarnya Allah Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang yang benar". (Al Hujurat, 49:17)

Jangan merasa bangga karena merasa telah memeluk Islam, sebab Allah akan terus menguji keimanan seseorang. Memeluk Islam dengan cara bersyahadat menghapus dosa masa lalu, namun belum tentu di masa mendatang kita bebas dari dosa padahal sudah masuk Islam. Setelah berislam dan beriman kepada Al-Qur’an, seberapa banyak informasi dari Al-Qur’an yang telah diimani?

Untuk itu dalam keislaman yang harus ditingkatkan adalah keimanan. Setelah masuk Islam hidup akan terus mengalami peningkatan kualitas dengan peningkatan kualitas kualitas keimanan. Peringatan-peringatan keagamaan selalu mengajak untuk meningkatkan keimanan agar menjadi muslim dengan total berserah diri.

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (Al Baqarah, 2:208).

Keimanan seorang muslim sangat ditentukan oleh seberapa pengetahuan yang dimiliki tentang ajaran-ajaran Islam. Allah tidak menghukum seseorang yang tidak memiliki pengetahuan. Kedalaman pengetahuan seseorang tentang Islam akan menentukan kualitas keislamannya.

Jangan mengatakan bahwa pengetahuan tidak menentukan kualitas keimanan seseorang, karena Allah sudah menetapkan hanya orang-orang berpengetahuan yang diangkat derajatnya beberapa derajat dari manusia-manusia lainnya.  Membaca Allah tetapkan sebagai sebab manusia dapat menemukan kebenaran-demi kebenaran sebagaimana perjalanan Nabi Ibrahim dalam prosesnya mencari Tuhan.

Kualitas keislaman seseorang terbagi menjadi dua, yaitu pada level fisik dan psikis. Pada level keislaman fisik keimanan ditunjukkan dalam bentuk tampilan-tampilan budaya dalam bentuk fisik seperti ornament bangunan rumah ibadah, hiasan-hiasan hasi budaya, pakaian, tari-tarian, kesenian, dan kegiatan-kegiatan tradisi turun-temurun yang sudah dinaggap melekat dengan masyarakat Islam.

Pada level psikis keislaman seseorang tidak terlalu fokus pada tampilan-tampilan hasil produk budaya, tetapi lebih pada pengolahan pola berpikir dan rasa. Pada level psikis keislamanan akan tampil menjadi pribadi-pribadi yang mengimplementasikan prilaku-prilaku keimanan kepada ajaran-ajaran Islam. Pada level psikis keislaman seseorang seseorang tidak sebatas tampil dalam perbedaan produk-produk budaya, tetapi lebih pada kepribadian-kepribadian mulia. Nabi Muhammad saw. dan para sahabat dikisahkan dalam sejarah, mereka tampil menjadi sosok yang sederhana dalam urusan fisik, namun memesona dalam urusan kepribadian. Mereka adalah contoh teladan berislam yang tidak terjebak pada tampilan-tampilan fisik.

Perbedaan keislaman sejatinya hanya ada pada tampilan fisik, namun dalam level psikis setiap orang Islam pasti memiliki standar kepribadian yang sama. Pada level psikis standarnya setiap orang pasti pasti literate, cerdas, kreatif, pemaaf, optimis, berani, dermawan, gembira, inspirator, motivator, ramah, komunikatif, friendly, dan mengutamakan hidup rukun serta damai. Standar kepribadian ini tergambar dalam rekam jejak sejarah kenabian Nabi Muhammad saw. Ini ciri dari kualitas keimanan seorang muslim setelah berislam.

Propaganda-propaganda yang menampilkan islam dalam kekerasan fisik, dapat di pahami propaganda tersebut memiliki kepentingan-kepentingan duniawi karena kekerasan fisik, agresi, teror, tidak ada sama sekali dalam ajaran Islam jika melihat pada sumbernya yaitu Al-Qur’an. Individu atau kelompok yang berusaha memotret kekurangan, kekerasan Islam secara fisik, sudah jelas memiliki muatan-muatan gagasan yang bertentangan dengan visi Islam secara psikis.  Wallahu’alam.

Friday, May 21, 2021

MERAYAKAN KEGAGALAN

OLEH: TOTO SUHARYA
(Kepala Sekolah / Sekretaris DPP AKSI).

Selebrasi kegagalan ketika tidak lolos seleksi kepala sekolah penggerak yang saya lakukan bukan pekerjaan iseng atau baper. Selebrasi ini saya lakukan dengan sadar, mengandung filosofi, pendidikan, dan paradigma berpikir di abad ke-21. Seperti kata Ary Ginanjar, kita sering bertanya what bukan why. Bertanya dengan why berarti ada penghargaan dan rasa ingin tahu tentang tujuan dari sebuah tindakan. Sedangkan bertanya what lebih cenderung pada apa yang dihasilkan dan transaksional. Orang-orang yang selalu bertanya what, mungkin tidak akan mengerti mengapa kegagalan dirayakan.

Ada hal menarik dari Ary Ginanjar Agustian, pada tahun 1990 Samuel Pierpont Langley diberi anggaran besar oleh pemerintah Amerika untuk menemukan teknologi pesawat terbang. Namun akhirnya teknologi pesawat ditemukan oleh The Wright Brother. Pertanyaannya mengapa Langgley gagal dan Wright berhasil? Langley mendapat anggaran, surat tugas, dan tujuannya melaksanakan tugas. Sedangkan Wright tidak pakai anggaran dan surat tugas, tujuannya bukan melaksanakan tugas tetapi ingin mengubah dunia. 

Selanjutnya Ari Ginajar Agustian (2021) menyampaikan sebuah cara untuk melakukan transformasi, selama ini kita lebih banyak menyelesaikan masalah di kuadran kiri terkait dengan stuktur, strategi, dan sistem, sementara permasalahan akut yang terjadi di masyarakat terkait dengan behaviors, values, dan beliefs.

Selebrasi kegagalan yang saya lakukan adalah dalam rangka mengajarkan dan menyelesaikan masalah behavior, values, dan beliefs bangsa. Dengan belajar dari kegagalan, para pendidik harus sadar bahwa kepala sekolah penggerak sejati tidak perlu sokongan anggaran atau surat tugas. Tujuan bergerak penggerak sejati bukan melaksanakan tugas, tetapi mengubah dunia pendidikan menjadi tempat belajar dan upaya mengubah pola pikir bangsa.

Secara filosofis Bill Gate mengatakan, “kemerdekaan adalah ketika kita merdeka melakukan kegagalan”. Kutipan ini mengandung kata-kata filosofis yang harus ditanyakan jika tidak mengerti. Bangsa merdeka adalah bangsa yang ketika melihat kegagalan tidak mencemooh, mencela, menghina, dan merendahkan. Di bangsa merdeka, gagal dianggap biasa, dan mengundang banyak simpati dan support, sehingga mengundang banyak orang lagi untuk berani gagal. Semakin banyak orang berani gagal maka semakin banyak orang cerdas karena orang dengan banyak gagal dialah orang yang banyak belajar. Untuk itu selayaknya kegagalan mendapat selebrasi dari semua pihak sebagai pendorong untuk tetap bergerak sekalipun tanpa imbalan, anggaran, atau surat tugas.

Bisa dibuktikan dalam sejarah, bangsa-bangsa besar yang berhasil mencapai puncak kejayaan dipimpin oleh orang-orang yang banyak gagal. Penemuan-penemuan ilmu dan teknologi yang berhasil mengubah dunia, ditemukan oleh mereka yang banyak gagal. Jadi orang hebat itu siapa? Bukan yang banyak sukses, tapi mereka yang banyak gagal. Untuk itu saya rayakan kegagalan karena sudah terpilih menjalani sebagaimana dijalani oleh orang-orang hebat kelas dunia. Tidak akan menangkap kebaikan dari kegagalan, kecuali orang-orang yang berpikir. Wallahu’alam.

Thursday, May 20, 2021

GURU BERKARAKTER PANCASILA

OLEH: TOTO SUHARYA
(Kepala Sekolah, Sekretaris DPP AKSI)

Dalam silaturahmi nasional dan webinar AKSI 2021, sengaja diangkat tema tentang Guru Berkarakter Pancasila. Sebagai bahan diskusi tulisan ini adalah pengantar agar pada saat webinar dapat disikusikan bersama-sama. Tujuan silaturahmi dan webinar adalah untuk mensosialisasikan Pelajar Pancasila dan upaya untuk mewujudkannya. Pancasila adalah ideologi bernegara yang digali dari nilai-nilai agama dan bersifat universal. Pancasila adalah ideologi kelas dunia yang dapat ditawarkan kepada penduduk dunia untuk mewujudkan perdamaian dunia.  

Setidaknya ada enam kriteria yang bisa dijadikan sebagai ciri karakter dari pelajar Pancasila; Pertama beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ditandai dengan memiliki akhlak yang baik dalam beragama, pribadi, pada sesama manusia, alam dan menjadi warga negara yang baik. Kedua, berkebinekaan global, yaitu mengenal menghargai budaya dan mampu berkomunikasi lintas kultural. Ketiga gotong royong, dengan indikator suka berkolaborasi, peduli dan mau berbagi tanpa memandang suku ras dan agama. Keempat mandiri, ditandai dengan memiliki kesadaran diri dalam segala situasi yang dihadapi dan mampun mengelola diri sendiri. Kelima bernalar kritis, yaitu mampu memproses informasi kualitatif maupun kuantitaif, membangun keterkaitan antar informasi, menganalisis, mengevaluasi, dan menyimpulkan. Keenam kreatif dalam arti memiliki gagasan, karya dan tindakan yang orisinal. (https://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/?page_id=2817)

Enam kritieria Pelajar Pancasila di atas menjadi ciri-ciri dari seorang pelajar berkarakter Pancasila. Mewujudkan pelajar-pelajar berkarakter Pancasila adalah tugas guru dan kepala sekolah. Upaya upaya pendidikan harus terkondisikan untuk mewujudkan pelajar berkarakter Pancasila. Tujuan membentuk pelajar berkarakter Pancasila secara tidak langsung mengajak guru-guru kepala sekolah untuk menjadi manusia-manusia berkarakter Pancasila terlebih dahulu. Guru-guru dan kepala sekolah harus menjadi model teladan dari sosok manusia berkarakter Pancasila.

Ada hambatan-hambatan yang masih terjadi dalam membentuk karakter Pancasila yaitu kejumudan berpikir dalam memahami ajaran agama. Akibatnya masih ada kemacetan-kemacetan cara berpikir dalam mengimplementasikan manusia berkarakter Pancasila. Kemacetan berpikir disebabkan oleh lemahnya kemampuan bernalar dan literasi dalam beragama. Pemahaman sempit dengan sudut pandang kacamata kuda, menjadi sebab intoleran terhadap perbedaan-perbedaan pemikiran dan pemahaman ajaran agama. Pemahaman beragama yang tidak komprehensif karena fanatik pada satu pakem melahirkan sosok-sosok yang kurang fleksibel  secara intelegen dalam memahami sebuah kebaikan bersumber pada ajaran agama.   

Hambatan selanjutnya telah terjadi penistaan terhadap agama sebagai bias opini dari prilaku sebagian penganut agama. Seterotif terhadap penganut agama telah membelah kelompok agama menjadi garis keras dan moderat yang kadang sulit membedakannya. Akibatnya penistaan terhadap agama menjadi sudut pandang dengan penuh kecuriagaan kepada penganut agama yang terlihat taat dengan atribut kegamaan yang dipakainya. Isu pemikiran teror yang disematkan pada sebagian penganut ajaran agama, dan berita-berita media yang dibesar-besarkan tentang penangkapan teroris, secara tidak langsung membentuk opini negatif terhadap penganut-penganut agama yang terlihat taat. Akhirnya agama seolah-olah menjadi penghambat dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.

Cara pandang sterotif, negatif terhadap kelompok penganut agama bisa jadi hambatan nyata dalam mewujudkan pelajar-pelajar Pancasila. Untuk itu harus hadir guru-guru yang telah memahami hakikat dari sosok pelajar berkarakter Pancasila, sehingga guru bisa menjadi duta-duta manusia berkarkater Pancasila dan setiap hari hadir di kelas melayani dan memberikan contoh teladan kepada siswa.

Guru-guru berkarakter Pancasila adalah penjaga persatuan bangsa Indonesia. Guru-guru berkarater Pancasila adalah guru-guru yang taat beragama dan berkemampuan nalar tinggi, setelah literate sehingga bisa memahami, menganalisis, mengintegrasikan pemikiran keberagamaannya menjadi penguat dalam mewujudkan pelajar-pelajar berkarakter Pancasila.   

Di tengah gempuran gelombang perbedaan pemikiran dan budaya yang bersifat global dan multi kultural, di era 4.0 saat ini sangat dibutuhkan guru-guru berkarakter Pancasila dengan daya kreatif tinggi. Guru-guru berkarakter Pancasila harus mampu manjadi jembatan emas dalam merajut perbedaan pemikiran, kultural dan agama hingga menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Wallahu’alam.

Sunday, May 9, 2021

MENGAJARKAN KARAKTER SABAR

Oleh: TOTO SUHARYA
(Kepala Sekolah / Sekretaris DPP AKSI)

Tidak dapat dikatakan orang baik tanpa memiliki kesabaran. Sebaik-baiknya manusia dia belum menjadi orang baik, tanpa memiliki sifat dan prilaku sabar.

Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar. (Fushshilat, 41:35).

Kata sabar sering dinasehatkan kepada siapa saja yang sedang menghadapi ujian dari Allah. Namun demikian jarang orang memahami apa arti sabar menurut Al-Qur’an. Awam memahami sabar hanya sekedar diam menerima apa yang telah ditetapkan oleh Tuhan. Pandangan ini sangat pasif dan orang-orang sabar dianggap penderita dan tertindas. Pandangan ini sangat negatif dan membuat orang-orang sabar pesimis dan enggan menjadi orang sabar.

Jika kita belajar dari Al-Qur’an orang sabar pasti optimis dan bahagia. Banyak orang pasti memilih dan bercita-cita jadi orang sabar. Untuk memahaminya kita coba pahami konsep sabar dari penjelasan Al-Qur’an. Kabar gembira bagi orang yang memilih hidup berkarakter sabar. Orang-orang sabar teman dekatnya Allah. Siapa yang mengganggu orang sabar dia berurusan dengan teman dekatnya yaitu Allah. Dalam Al-Baqarah, 2:153), Allah mengatakan:

Betapa beruntungnya orang-orang yang menjadi teman dekat Allah. Lalu siapa orang-orang sabar ini? Al-Qur’an memberi kriteria siapa orang-orang sabar. Berikut kriteria orang-orang sabar menurut penjelasan Al-Qur’an.

1.  Shalat

Karakter yang dapat dilihat sebagai orang sabar adalah rajin shalat. Kepada orang-orang yang shalat, Allah akan menganugerahkan kesabaran. Minimal kesabaran itu terjadi, ketika peserta didik disiplin melaksanakan shalat. Kegiatan shalat bukan hanya ritual tetapi membangun pikiran dan tindakan yang selalu tergantung pada Tuhan Yang Maha Kuasa. Konsepsi shalat tentu bukan hanya praktek ritual tetapi termasuk dalam tindakan-tindakan secara faktual dalam kehidupan di masyarakat. 

Dan mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (Al Baqarah, 2:45).

2.  Pemberi Maaf

Orang sabar berprilaku pemberi maaf. Pemberi maaf dipraktekkan dengan karakter suka bermusyawarah dan cinta damai. Tidak akan dikategorikan orang sabar jika tidak memeiliki karakter pemaaf. “Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan” (Asy Syuura, 42:43).

3.  Menolak kejahatan dengan kabaikan.

Karakter orang sabar sudah tidak lagi terpengaruh oleh rangsangan-sangsangan untuk berbuat baik yang datangnya dari luar. Apapun reaksi yang datang dari luar, sudah tidak berpengaruh pada karakternya, karena respon yang dihasilkan kepada setiap kejadian adalah respon yang selalu mencerminkan prilaku baik.

Kemampuan paling menonjol dari orang-orang sabar adalah merespon keburukan dengan kebaikan. “disebabkan kesabaran mereka, dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan”, (Al Qashshas, 28:54).

4.  Taat dijalan benar dengan bersedekah

Kesabaran seseorang diuji dalam ketaatannya menjalani jalan yang benar. Tidak ada kesabaran pada orang-orang yang taat pada jalan salah. Orang-orang sabar memiliki prilaku konsisten dalam menjaga tetap berada di jalan benar yaitu bersedekah.

“orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya, dan yang memohon ampun di waktu sahur.” (Ali Imran, 3:17).

Kesimpulannya, sabar adalah ciri prilaku agung dari orang-orang baik. Siapa memiliki karakter sabar, maka dia telah diberi keberuntungan yang besar dari Allah. Kesabaran adalah karakter yang dapat mendatangkan kesuksesan. Prilaku sabar wajib diajarkan kepada anak-anak agar kelak mereka menjadi pemimpin-pemimpin sukses di muka bumi. Allah berjanji kepada orang-orang sabar:

Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (Az Zumar, 39:10).

Sabar sangat perlu diajarkan di sekolah-sekolah sebagai karakter sukses yang akan mendampingi anak-anak di masa mendatang. Apa yang harus diajarkan? Latih anak-anak dengan program-program karakter seperti praktek shalat, jadi pemaaf, membalas keburukan dengan kebaikan, sedekah, dan mengawal program secara konsisten serta mengevaluasinya secara berkesinambungan.  Wallahu’alam.

BERPIKIR CEPAT

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Berat otak manusia sekitar 1,3 kg atau 2% dari berat badan. Otak tidak pernah berhenti bekerja sekalipu...