OLEH: TOTO SUHARYA
Perkembangan teknologi
informasi, mau tidak mau telah menggusur seluruh sendi kehidupan untuk
melakukan perubahan. Teknologi bukan hanya alat untuk menyelesaikan masalah
hidup tetapi mengubah pola hidup masyarakat. Saat ini, aktivitas masyarakat
lebih banyak diam dalam sibuk. Kesibukkan tidak dilihat lagi dengan bentuk
mobilitas perpindahan antar tempat. Sekarang mobilitas dapat dilakukan dalam
diam, tetapi mobilitas melebihi mobilitas orang sibuk secara konvensional,
kesibukkan masyarakat di era teknologi informasi bisa lintas daerah, nasional,
bahkan internasional.
Maka di era informasi saat ini
ada karakter-karakter yang membahayakan bagi guru dan peserta didik. Karakter
ini berkaitan erat dengan dunia pendidikan dan profesi guru. Karakter yang
membahayakan guru dan peserta didik di era informasi adalah tidak suka membaca.
Tidak suka membaca sebenarnya menjadi kanker yang bisa menjalar ke mana-mana
menjadi penyakit akut dalam dunia pendidikan.
Manusia kreatif, cerdas, berkarakter, multitalenta, bisa diciptakan dengan kepemilikan pengetahuan. Tanpa pengetahuan manusia sekalipun memiliki akal akan mengalami hambatan dalam perkembangan hidupnya. Kecerdasan akal sangat tergantung pada jumlah pengetahuan yang dimiliki. Akal seperti mesin perang, bisa bekerja jika ada pelurunya. Senjata yang pelurunya sedikit kalah bersaing dengan senjata dengan jumlah peluru banyak. Pistol akan sangat mudah dilumpuhkan dengan senapan mesin yang memiliki jumlah peluruh banyak. Akal adalah senjata dan pengetahuan adalah pelurunya. Pengetahuan di dapat dengan membaca.
Jika guru tidak suka membaca, seperti macan tidak
punya taring, seperti gajah tidak punya belalai, dan seperti kuda tidak bisa
berlari. Guru yang tidak suka membaca seperti kendaraan mewah yang setiap tahun
mengalami penurunan harga karena ketinggalan teknologi. Bahaya dari tidak suka
membaca, guru akan mengalami degradasi kualitas pribadi dan semangat mengabdi.
Tidak suka membaca berdampak
pada stok pengetahuan guru jadi terbatas, sementara teknologi, gaya hidup,
kondisi zaman, dan pola asuh anak-anak didik selalu mengalami perubahan. Tidak
suka membaca, bisa berdampak semangat mengajar guru mengalami penurunan karena
bosan, karena pengetahuan yang dimiliki tidak pernah mengalami pertambahan. Guru
yang mengalami defisit pengetahuan seperti mobil ketinggalan zaman puluhan
tahun. Guru yang mengalami defisit pengetahuan akan mengalami bosan menjalani
profesinya, dan semakin malas untuk melaksanakan tugas. Guru yang mengalami
defisit pengetahuan seperti mobil tua, tidak bisa dibawa lari dan sulit
bermanuver.