Friday, January 8, 2021

BAHAYA MENGANCAM GURU

OLEH: TOTO SUHARYA

Perkembangan teknologi informasi, mau tidak mau telah menggusur seluruh sendi kehidupan untuk melakukan perubahan. Teknologi bukan hanya alat untuk menyelesaikan masalah hidup tetapi mengubah pola hidup masyarakat. Saat ini, aktivitas masyarakat lebih banyak diam dalam sibuk. Kesibukkan tidak dilihat lagi dengan bentuk mobilitas perpindahan antar tempat. Sekarang mobilitas dapat dilakukan dalam diam, tetapi mobilitas melebihi mobilitas orang sibuk secara konvensional, kesibukkan masyarakat di era teknologi informasi bisa lintas daerah, nasional, bahkan internasional.

Maka di era informasi saat ini ada karakter-karakter yang membahayakan bagi guru dan peserta didik. Karakter ini berkaitan erat dengan dunia pendidikan dan profesi guru. Karakter yang membahayakan guru dan peserta didik di era informasi adalah tidak suka membaca. Tidak suka membaca sebenarnya menjadi kanker yang bisa menjalar ke mana-mana menjadi penyakit akut dalam dunia pendidikan.

Manusia kreatif, cerdas, berkarakter, multitalenta, bisa diciptakan dengan kepemilikan pengetahuan. Tanpa pengetahuan manusia sekalipun memiliki akal akan mengalami hambatan dalam perkembangan hidupnya. Kecerdasan akal sangat tergantung pada jumlah pengetahuan yang dimiliki. Akal seperti mesin perang, bisa bekerja jika ada pelurunya. Senjata yang pelurunya sedikit kalah bersaing dengan senjata dengan jumlah peluru banyak. Pistol akan sangat mudah dilumpuhkan dengan senapan mesin yang memiliki jumlah peluruh banyak. Akal adalah senjata dan pengetahuan adalah pelurunya. Pengetahuan di dapat dengan membaca.

Jika  guru tidak suka membaca, seperti macan tidak punya taring, seperti gajah tidak punya belalai, dan seperti kuda tidak bisa berlari. Guru yang tidak suka membaca seperti kendaraan mewah yang setiap tahun mengalami penurunan harga karena ketinggalan teknologi. Bahaya dari tidak suka membaca, guru akan mengalami degradasi kualitas pribadi dan semangat mengabdi.

Tidak suka membaca berdampak pada stok pengetahuan guru jadi terbatas, sementara teknologi, gaya hidup, kondisi zaman, dan pola asuh anak-anak didik selalu mengalami perubahan. Tidak suka membaca, bisa berdampak semangat mengajar guru mengalami penurunan karena bosan, karena pengetahuan yang dimiliki tidak pernah mengalami pertambahan. Guru yang mengalami defisit pengetahuan seperti mobil ketinggalan zaman puluhan tahun. Guru yang mengalami defisit pengetahuan akan mengalami bosan menjalani profesinya, dan semakin malas untuk melaksanakan tugas. Guru yang mengalami defisit pengetahuan seperti mobil tua, tidak bisa dibawa lari dan sulit bermanuver. 

Malas dan tidak suka membaca adalah ancaman laten yang selalu mengintai guru-guru. Dengan cara membacalah semua pengetahuan dapat diinput ke otak. Alat-alat untuk membaca yang sudah diberikan Allah kepada manusia adalah panca indera, akal dan hati. Maka barang siapa tidak membaca maka bukan inderanya yang akan buta tetapi hatinya. Guru dapat berhasil mengantisifasinya dengan memprogram dan membiasakan membaca, minimal dua jam per hari, guru-guru akan selamat dari mara bahaya. Semoga Allah melindungi kita semua. Wallahu’alam.

No comments:

Post a Comment

Rumus Keluar Dari Kemiskinan Ala Timothy Ronald

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Pada kali ini Timothy membagi sumber kekayaan menjadi dua yaitu human capital dan financial capital. ...