Saturday, February 3, 2024

APAKAH STRES MENYEHATKAN?

Oleh: Dr. Toto Suharya, S,Pd., M.Pd.

Diskusi ini penulis sajikan bersumber pada paparan Gunggung Riyadi dalam webinar yang sisajikan di youtube. Penulis kaji penjelasan beliau dan disintesakan dengan ilmu logika Tuhan.

Stres adalah acanaman terhadap kondisi harmonis. Apakah stres dapat dihadapi dengan berpikir positif? Belum tentu. Stres dapat menimbulkan kekebalan tubuh sangat tergantung pada sumber stress.

Stres ketika kita disuruh presentasi di depan, berbeda ketika kita menghadapi stres ketika terjadi pandemi Covid-19. Stres ketika menghadapi juri yang bersifat sementara, stres lebih bisa dihadapi. Namun ketika sumber stres tidak bisa dikendalikan, maka yang muncul pesimisme.

Namun demikian, kita harus hati-hati dalam menempatkan optimisme, jangan sampai berlebihan. Dari hasil sebuah penelitian, optimisme yang berlebihan menimbulkan kurang peduli pada kondisi fisik atau kendisi nyata. Artinya ketika optimisme belebihan tindakan kita menjadi tidak waspada, atau tidak hati-hati.

Contoh kasus, berdasarkan hasil penelitian, orang-orang yang merasa akan terdampak virus Covid-19 mereka lebih peduli untuk menjaga kesehatan, dengan rajin cuci tangan, mennjaga jarak, dan olah raga. Sebaliknya orang yang merasa tidak akan tertular Covid-19 mereka optimis tetapi mengabaikan Langkah-langkah preventif pada akhirnya tubuh sehingga kondisi kekebalan tubuhnya menurun.

Bagaimana hubungan stress dengan sedekah? Dalam sebuah penelitian 1000 orang dewasa usia 39 sampai dengan usia 90 tahun, lalu dibandingkan dengan tingkat kematian di wilayah tersebut. Hasilnya sebanyak 30% orang yang mengalami stres berat memiliki risiko kematian. Tetapi tidak semua, orang yang lebih banyak melakukan aktivitas bantu orang (sedekah), statsitik menunjukkan terjadi penurunan stres dan angka kematian 0 (nol).

Secara ilmiah sedekah atau membantu orang akan menghasilkan hormon oxitocyn. Hormon ini berfungsi membangun terhadap pertahanan terhadap kondisi stress. Untuk hidup sejahtera kita butuh melakukan pengulangan berbuat baik (sedekah atau helping people) akan masuk menjadi alam bawah sadar. Menurut para ahli neurologi pikiran sadar bekerja hanya 1-5%, dan sisanya yang banyak bekerja adalah pikiran bawah sadar.

Jadi solusi untuk kendalikan stress adalah berbuat baik (helping people atau sedekah, berpikir positif (shalat), lakukan berulang-ulang dengan disiplin atau sabar. Dengan demikian pikiran bawah sadar akan bekerja menghasilkan hormon oxitocyn yang menghasilkan kekebalan tubuh sehingga hidup kita sehat dan selalu bahagian.***

No comments:

Post a Comment

KURANGI LOMBA-LOMBA DI DUNIA PENDIDIKAN

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Menyimak perubahan paradigma pendidikan abad 21, arahnya sudah bergeser. Lomba-lomba yang diadakan di l...