Tuesday, August 20, 2019

BELAJAR SUKSES DARI ORANG MISKIN

OLEH: TOTO SUHARYA

Kisah sukses ini penulis tuturkan dari kenyataan di sebuah sekolah pedesaan. Kisah sukses dari orang-orang yang tidak memiliki harta kekayaan tetapi kaya di mata Allah. Tidak memiliki kedudukan tetapi tinggi di mata Allah.

Kesuksesan ternyata bukan hanya milik orang-orang yang terlihat kaya harta. Kita sudah cenderung melihat kesuksesan dari ukuran material. Kesuksesan dasarnya bukan berapa material yang dikumpulkan atau tingginya kedudukan. Kesuksesan adalah kemampuan manusia untuk taat pada aturan yang telah ditetapkan Allah. Siapapun manusianya, dari golongan manapun, dan pangkat apapun, dapat dikategorikan sukses jika mampu hidup sesuai aturan Allah.

Rata-rata kita belajar sukses, melihat dari akumulasi material atau kedudukan. Kita pada umumnya memandang sebelah mata orang-orang miskin yang tidak memiliki harta kekayaan. Kita memandang orang yang tidak punya kekayaan adalah gagal, dan tidak patut jadi teladan hidup sukses.

Suatu hari pihak sekolah memanggil para orang tua yang masih nunggak iuran sekolah. Ternyata tidak semua anak diasuh oleh kedua orang tuanya. Sering ditemukan anak-anak tinggal dan diasuh oleh seorang nenek. Orang tuanya bercerai, anak dari hasil pernikahannya terlantar dan diasuh oleh neneknya, dan tanpa santuan biaya hidup atau pendidikan dari kedua orang tuanya.

KEKAYAAN ORANG MISKIN ADALAH KETIKA MEREKA MAMPU MENJAGA HARGA DIRINYA DIHADAPAN TUHAN  (MUHAMMAD PLATO)
Saat itu, hadirlah seorang nenek tua renta. Beliau berkata kepada pihak sekolah bahwa dirinya hidup di sebuah gubuk, yang didirikan di tanah milik orang lain yang berbelas kasihan pada dirinya. Dia bekerja sebagai penjual makanan keliling. Setiap hari keliling kampung berjualan untuk menghidupi dirinya dan membiayai cucunya sekolah.

Melihat penjelasan nenek tentang kondisi kehidupan yang dinilai sangat kekurangan, dan kondisi fisiknya yang sudah tua renta dan sangat memilukan hati, pihak sekolah langsung memberikan keputusan untuk membebaskan secara total biaya pendidikan untuk cucu nenek tersebut. Menurut ukuran pihak sekolah, nenek tersebut sudah pantas dan berhak mendapat pembebasan biaya pendidikan.

Namun tidak disangka, nenek tersebut menolak untuk dibebaskan biaya pendidikan untuk cucunya. Beliau beralasan selama dirinya masih bisa berkeliling untuk berjualan, beliau akan berusaha membayar iuran biaya pendidikan dengan mencicil setiap bulan. Hanya dia minta keringanan tidak membayar 100 persen tetapi hanya 50 persen dari biaya pendidikan. Pihak sekolah kembali memaksa bahwa nenek tidak perlu membayar iuran sekolah karena sudah pantas dan berhak untuk dibebaskan. Nenek itu tetap tidak mau dan bertekad untuk tetap membayar iuran bulanan pendidikan.

Dia beralasan, dirinya ingin membaktikan sisa hidupnya untuk berbuat baik dengan membiayai sekolah cucunya sebagai bekal pahala di akhirat. Tidak ada keluh kesah bagi dirinya untuk terus berjualan keliling demi cita-cita pendidikan cucunya. Beliau mengatakan, jika dirinya sudah terkapar di tempat tidur dan tidak berdaya lagi berjualan, silahkan pihak sekolah untuk membebaskan biaya pendidikan cucunya. Sambil mengeluarkan sejumlah uang yang sudah kumal, beliau menyerahkan sejumlah uang hasil jualan keliling kepada pihak sekolah sebagai uang cicilan iuran sekolah untuk dua bulan.

Keyakinannya pada kehidupan akhirat mendorong nenek itu untuk tetap memposisikan dirinya sebagai orang mampu. Usia, tubuh yang renta, dan gubuk reotnya tidak dijual untuk mendapat belas kasihan manusia. Dia menjaga harga dirinya dihadapan Allah, dan bercita-cita hidup bahagia diakhirat. Kebahagian di akhirat menjadi tujuan hidupnya dan memuliakan kedudukannya di dunia.

Inilah sepenggal kisah pelajaran dari sekolah miskin di pedesaan yang mayoritas anak-anaknya berlatar belakang ekonomi lemah. Sekolah kami jarang sekali mendapat juara. Tetapi ternyata Allah menghadirkan orang-orang sukses dengan kekayaan akhlak mulia dari kefakiran harta dunia. Nabi Muhammad saw mengatakan kelak surga akan dipenuhi oleh orang-orang miskin. Beliau juga digelari bapak dari orang-orang miskin.  Mungkin nenek tua renta inilah, yang kelak akan menempati surga bersama Rasulullah saw. Wallahu ‘alam.

(Head master Trainer)

No comments:

Post a Comment

Rumus Keluar Dari Kemiskinan Ala Timothy Ronald

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Pada kali ini Timothy membagi sumber kekayaan menjadi dua yaitu human capital dan financial capital. ...