OLEH: TOTO SUHARYA
Kisah sukses ini penulis
tuturkan dari kenyataan di sebuah sekolah pedesaan. Kisah sukses dari
orang-orang yang tidak memiliki harta kekayaan tetapi kaya di mata Allah. Tidak
memiliki kedudukan tetapi tinggi di mata Allah.
Kesuksesan ternyata bukan
hanya milik orang-orang yang terlihat kaya harta. Kita sudah cenderung melihat
kesuksesan dari ukuran material. Kesuksesan dasarnya bukan berapa material yang
dikumpulkan atau tingginya kedudukan. Kesuksesan adalah kemampuan manusia untuk
taat pada aturan yang telah ditetapkan Allah. Siapapun manusianya, dari
golongan manapun, dan pangkat apapun, dapat dikategorikan sukses jika mampu
hidup sesuai aturan Allah.
Rata-rata kita belajar
sukses, melihat dari akumulasi material atau kedudukan. Kita pada umumnya
memandang sebelah mata orang-orang miskin yang tidak memiliki harta kekayaan. Kita
memandang orang yang tidak punya kekayaan adalah gagal, dan tidak patut jadi
teladan hidup sukses.
Suatu hari pihak sekolah
memanggil para orang tua yang masih nunggak iuran sekolah. Ternyata tidak semua
anak diasuh oleh kedua orang tuanya. Sering ditemukan anak-anak tinggal dan
diasuh oleh seorang nenek. Orang tuanya bercerai, anak dari hasil pernikahannya
terlantar dan diasuh oleh neneknya, dan tanpa santuan biaya hidup atau
pendidikan dari kedua orang tuanya.
KEKAYAAN ORANG MISKIN ADALAH KETIKA MEREKA MAMPU MENJAGA HARGA DIRINYA DIHADAPAN TUHAN (MUHAMMAD PLATO) |
Saat itu, hadirlah seorang
nenek tua renta. Beliau berkata kepada pihak sekolah bahwa dirinya hidup di sebuah
gubuk, yang didirikan di tanah milik orang lain yang berbelas kasihan pada
dirinya. Dia bekerja sebagai penjual makanan keliling. Setiap hari keliling
kampung berjualan untuk menghidupi dirinya dan membiayai cucunya sekolah.
Melihat penjelasan nenek
tentang kondisi kehidupan yang dinilai sangat kekurangan, dan kondisi fisiknya
yang sudah tua renta dan sangat memilukan hati, pihak sekolah langsung
memberikan keputusan untuk membebaskan secara total biaya pendidikan untuk cucu
nenek tersebut. Menurut ukuran pihak sekolah, nenek tersebut sudah pantas dan
berhak mendapat pembebasan biaya pendidikan.
Namun tidak disangka,
nenek tersebut menolak untuk dibebaskan biaya pendidikan untuk cucunya. Beliau
beralasan selama dirinya masih bisa berkeliling untuk berjualan, beliau akan
berusaha membayar iuran biaya pendidikan dengan mencicil setiap bulan. Hanya
dia minta keringanan tidak membayar 100 persen tetapi hanya 50 persen dari
biaya pendidikan. Pihak sekolah kembali memaksa bahwa nenek tidak perlu
membayar iuran sekolah karena sudah pantas dan berhak untuk dibebaskan. Nenek itu
tetap tidak mau dan bertekad untuk tetap membayar iuran bulanan pendidikan.
Dia beralasan, dirinya
ingin membaktikan sisa hidupnya untuk berbuat baik dengan membiayai sekolah cucunya
sebagai bekal pahala di akhirat. Tidak ada keluh kesah bagi dirinya untuk terus
berjualan keliling demi cita-cita pendidikan cucunya. Beliau mengatakan, jika
dirinya sudah terkapar di tempat tidur dan tidak berdaya lagi berjualan,
silahkan pihak sekolah untuk membebaskan biaya pendidikan cucunya. Sambil
mengeluarkan sejumlah uang yang sudah kumal, beliau menyerahkan sejumlah uang
hasil jualan keliling kepada pihak sekolah sebagai uang cicilan iuran sekolah
untuk dua bulan.
Keyakinannya pada
kehidupan akhirat mendorong nenek itu untuk tetap memposisikan dirinya sebagai
orang mampu. Usia, tubuh yang renta, dan gubuk reotnya tidak dijual untuk
mendapat belas kasihan manusia. Dia menjaga harga dirinya dihadapan Allah, dan
bercita-cita hidup bahagia diakhirat. Kebahagian di akhirat menjadi tujuan
hidupnya dan memuliakan kedudukannya di dunia.
Inilah sepenggal kisah pelajaran
dari sekolah miskin di pedesaan yang mayoritas anak-anaknya berlatar belakang
ekonomi lemah. Sekolah kami jarang sekali mendapat juara. Tetapi ternyata Allah
menghadirkan orang-orang sukses dengan kekayaan akhlak mulia dari kefakiran harta
dunia. Nabi Muhammad saw mengatakan kelak surga akan dipenuhi oleh orang-orang
miskin. Beliau juga digelari bapak dari orang-orang miskin. Mungkin nenek tua renta inilah, yang kelak
akan menempati surga bersama Rasulullah saw. Wallahu ‘alam.
No comments:
Post a Comment