Friday, July 4, 2025

KOMPETENSI DASAR IMAN DAN TAKWA

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Di dalam Al Quran, iman dan takwa merupakan dua konsep berbeda. Pada tulisan ini saya ingin meyakinkan pembaca dimana letak perbedaan konsep iman dan takwa bersumber pada Al Quran. Metode yang saya gunakan dalam membangun definisi menggunakan metode hubungan konsep. Dalam metode hubungan konsep, sebuah konsep dapat dipahami maknanya jika dihubungkan dengan konsep lain.

Kursi dapat dipahami konsepnya jika dihubungkan dengan konsep duduk, pulpen dengan menulis, kertas dengan buku, dsb. Kursi adalah tempat duduk. Pulpen adalah alat untuk menulis. Kertas adalah lembaran yang ada dalam buku. 

Konsep membuat definisi seperti di atas, saya aplikasikan dalam memahami konsep iman dan takwa, dengan bantuan deskripsi yang ada dalam Al Quran. Arti kata dasar iman adalah percaya, dan takwa adalah menjaga, melindungi, atau menghindari dari bahaya.

Iman dan takwa sebagai kompetensi artinya kemampuan menjaga diri agar tetap percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Menjaga diri agar tetap percaya kepada Tuhan yang Maha Esa diwujudkan dalam komitmen melakukan segala tindakan sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Tuhan. Hasil nyata dari beriman dan bertakwa adalah akhlak mulia.

Apa saja yang menjadi ciri dari orang berakhlak mulia? Kriteria orang berakhlak mulia dapat ditemukan dari ayat-ayat Al Quran yang berbicara secara langsung tentang orang beriman. Ciri-ciri orang berakhlak berdasar Al Quran bersifat universal. Berikut beberapa ciri akhlak paling dasar dari orang-orang beriman?

"(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka," (Al Baqarah, 2:3).

Ciri akhlak dari orang beriman dan bertakwa adalah menjaga diri selalu mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rezeki. Shalat memiliki arti aktivitas ritual menjaga komitmen beriman pada Tuhan Yang Esa. Umat Islam melaksanakan ritual shalat wajib dan sunah. Umat-umat beragama di seluruh dunia memiliki komitmen masing-masing pada Tuhan Yang Maha Esa. 

Ciri selanjutnya adalah orang beriman dan bertakwa menjaga diri dengan selalu berbagi pada sesama dalam kondisi sempit maupun lapang. Jadi akhlak atau karakter orang beriman dan bertakwa selain melakukan ibadah ritual untuk menjaga komitmen tetap percaya pada Tuhan Yang Maha Esa, mereka juga punya karakter dermawan. 

Prinsip dasar hidup di dunia terdiri dari dua yaitu vertikal dan horizontal. Vertikal ditandai dengan menjaga ritual keagamaan sesuai keyakinan, dan horizontal melaksanakan hubungan sosial dengan menjaga diri selalu menjadi orang yang berbakti pada orang tua dan dermawan.

Bagi orang beriman dan bertakwa, hubungan horizontal tidak hanya berbuat baik pada sesama manusia, tetapi kepada seluruh makhluk ciptaan Tuhan, diantaranya hewan, tumbuhan, dan alam semesta. Pengajaran iman dan takwa akan melahirkan manusia-manusia berakhlak mulia.

Iman dan takwa secara fislosofis menjadi dua konsep yang tidak terpisahkan. Iman menjadi ide pedoman kepercayaan dan ketaatan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan takwa menjadi upaya menjaga tetap percaya pata Tuhan dengan melaksanakan hubungan horizontal sebagai sosok bermanfaat bagi sesama manusia, binatang, tumbuhan, dan alam.  

Iman dan takwa menjadi dua konsep dasar yang harus diajarkan dalam berbagai bentuk kegiatan kehidupan sehari-hari manusia. Mendidik manusia beriman dan bertakwa sebenarnya tujuan pendidikan universal karena menyangkut ketergantungan manusia kepada Tuhan dan kesejahteraan hidup manusia.*** 

No comments:

Post a Comment

MENGEMBALIKAN KIBLAT PENDIDIKAN

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Dunia pendidikan sedang menghadapi krisis. Universitas-universitas terbaik di dunia, tidak melahirkan m...