Friday, September 11, 2020

KARAKTER MEMBERI

 OLEH: TOTO SUHARYA

Mellihat kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan orang-orang senang memberi, lebih banyak orang yang diberi dibanding orang yang memberi. Orang-orang yang suka memberi itu menyenangkan. Kehadirannya dinanti-nanti orang. Bumi dan isinya tidak akan cukup bagi mereka yang serakah, tetapi bumi ini akan melimpah bagi orang-orang yang suka memberi.

Fenomena sangat memilukan hati ketika masa pandemi telah berdampak pada ekonomi masyarakat. Ribuan orang kehilangan pekerjaan karena aktivitas ekonomi masyarakat menurun dan perusahaan terbebani oleh gaji karyawan. Pemberhentian karyawan besar-besaran menjadi solusi bagi setiap perusahaan. Lapangan kerja menjadi sempit dan persaingan sangat ketat. Antrian panjang lamaran kerja ke sebuah perusahaan menjadi fenomena memilukan. Di sebuah kantor polisi, penduduk antri berdesakkan sejak subuh hanya untuk mendapatkan keterangan kelakuan baik sebagai syarat lamaran kerja. Fenomena ini menunjukkan bahwa negara ini membutuhkan lebih banyak orang dengan karakter memberi yang kelak bisa mengembangkan binis untuk memberikan banyak pekerjaan kepada masyarakat.   

Pendidikan adalah upaya kita melestarikan nilai-nilai yang baik agar tetap hidup di lingkungan masyarakat. Nilai-nilai yang baik yang harus kita lestarikan adalah nilai-nilai yang dapat membawa kesejahteraan pada umat manusia. Salah satu nilai pembentuk karakter yang harus diwariskan secara turun menurun adalah  suka memberi.

Jumlah orang berkarakter memberi yang dibutuhkan berdasarkan populasi jumah penduduk sebuah negara adalah sepertiga (1/3) dari jumlah penduduk. Diperkirakan satu orang penduduk minimal harus menanggung tiga sampai empat orang ekonomi penduduk agar negara menjadi sejahtera. Manusia berkarakter memberi adalah manusia kualitas tinggi yang akan menghidupkan ekonomi negara dan menanggung kesejahteraan masyarakat dalam sebuah negara.

Karakter memberi menjadi karakter dasar yang harus diwariskan terus menerus dalam dunia pendidikan karena memberi bagian dari konsep dasar kehidupan. Alam semesta diciptakan dalam konsep memberi. Matahari, air, tanah, udara, tugasnya hanya memberi. Alam memberi berbagai fasilitas pada kehidupan manusia. Sinar matahari setiap hari bersinar memberikan berbagai keuntungan pada tumbuhan, hewan dan manusia, seolah tanpa lelah memberi. Ribuan ayam, sapi, kambing telah dipotong tanpa memperhatikan kondisi hewan-hewan tersebut apakah sedih atau senang. Namun belum pernah terjadi ada demo ayam, sapi dan kambing memprotes prilaku manusia terhadap mereka. Hewan-hewan diciptakan untuk memberi kesejahteraan pada kehidupan. Karakter memberi adalah sebuah prinsip dasar dalam kehidupan.

Hanya manusia yang kadang hidupnya bertentangan dengan prinsip kehidupan. Manusia bisa saling memangsa antar sesama. Egoisme, narsisme, hedonisme, kapitalisme adalah pola-pola prilaku pikir manusia yang bertentangan dengan prinsip kehidupan. Kisah Khabil, Qorun dan Firaun adalah gambaran kisah sosok manusia yang hidup bertentangan dengan prinsip kehidupan. Kaum Tsamud, Luth, Qurais, adalah gambaran karakter masyarakat yang bertentangan dengan prinsip kehidupan. Kisah-kisah masa lalu dikabarkan Tuhan kepada manusia agar manusia bisa belajar membuktikan kebenaran tanpa harus melakukan percobaan atau terjerumus pada perbuatan buruk. Keberadaan masa lalu sangat penting agar manusia bisa mengetahui berlakunya prinsip-prinsip kehidupan dan termotivasi untuk hidup sesuai dengan prinsip-prinsip kehidupan.  

Prinsip kehidupan dikabarkan di dalam kitab suci sebagai anugerah untuk manusia. “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui” (Al Baqarah, 2:261).

Informasi yang tertulis dalam Al-Qur’an menjadi bukti bahwa tugas utama pendidikan adalah menciptakan manusia-manusia berkarakter memberi. Berbagai macam cara, program-program di sekolah harus mengarah pada karakter memberi agar generasi-generasi penerus kita menjadi manusia-manusia penyejahtera di masa yang akan datang. Wallahu’alam.

No comments:

Post a Comment

BERPIKIR CEPAT

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Berat otak manusia sekitar 1,3 kg atau 2% dari berat badan. Otak tidak pernah berhenti bekerja sekalipu...