Friday, July 29, 2022

Subtansi Pengajaran Menurut Al Quran

Oleh: Toto Suharya

Diskusi bersama guru-guru dan pengawas pendidikan terkait materi ajar apa yang harus diajarkan, muncul suatu kesepakatan bersama bahwa ilmu pengetahuan yang diajarkan harus bermanfaat bagi siswa. Ilmu pengetahuan yang diajarkan pada siswa harus memiliki kebermanfaatan langsung untuk siswa. Jadi tidak semua ilmu pengetahuan diajarkan pada siswa. Inilah poin penting yang harus dipahami dari implementasi kurikulum Merdeka Belajar.

Di dalam Al Quran ada dua substansi pengajaran yang harus diperhatikan, yaitu menyucikan diri dan bermanfaat bagi siswa. "Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa). atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?" ('Abasa, 80:3-4). 

Jadi substansi pengajaran memiliki dua dimensi yaitu menyucikan diri siswa dan memberi kemampuan teknis bagaimana hidup bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Konsep menyucikan diri kata kuncinya dijelaskan di dalam Al Quran yaitu mengajari jiwa-jiwa siswa yang takut pada Allah. 

Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran), sedang ia takut kepada (Allah), ('Abasa, 80:8-9).

Substansi materi ajar adalah mengingatkan siswa tentang keagungan dan kemahabesaran Allah dengan melihat ciptaan-Nya, dan mengingatkan siswa tentang hukum-hukum yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari. Guru-guru mata dituntut kreatif bagaimana setiap mata pelajaran mengarahkan pada ketaatan dan menghadirkan rasa takut siswa pada Allah. Inilah jiwa-jiwa yang taat, berserah diri, dan merasa takut melanggar pada ketentuan-ketentuan yang telah Allah tetapkan.

Guru harus punya kemampuan menganalisis materi-materi ajar esensial. Ukuran materi ajar esensial sangat tergantung pada mata pelajaran yang diampu, dan dalam kontek apa materi tersebut perlu diajarkan pada siswa. Seleksi materi ajar esensial berkaitan dengan subtansi materi dalam mata pelajaran. Sedangkan subtansi kontekstual berkaitan dengan kebutuhan berdasarkan pada kondisi zaman yang sedang dihadapi siswa.

Kontekstualitas zaman dapat diamati dari alat-alat hidup atau teknologi yang digunakan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Jika saat ini masyarakat cenderung memanfaatkan teknologi informasi sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, maka kontek pembelajaran harus segera memperkenalkan bagaimana teknologi informasi dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup. 

Maka materi-materi ajar yang mesti diajarkan kepada siswa, materi yang mendukung pada siswa untuk memanfaatkan teknologi infomasi dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya. Berbagai substansi mata pelajaran harus mendukung pada pemahaman siswa bagaimana mengembangkan dan memanfaatkan teknologi informasi dalam kehidupan sehari-hari.

Agama mengajarkan bagaimana mengembangkan dan memanfaatkan teknologi informasi. Sejarah memberi pemahaman bahwa teknologi membawa konsekuensi perubahan budaya dan tata cara manusia bertahan hidup dengan memanfaatkan teknologi informasi. Fisika, Kimia, Biologi, mengajarkan bagaimana teknologi informasi dimanfaatkan untuk mengembangkan ilmu dan memanfaatkannya dalam kehdiupan sehari-hari. 

Demikianlah gambaran dua substansi ilmu pengetahuan dalam proses pengajaran. Ramuan materi, metode yang digunakan sangat tergantung pada kecerdasan dan kreativitas guru dalam menyajikannya. Wallahu'alam.***

No comments:

Post a Comment

BERPIKIR CEPAT

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Berat otak manusia sekitar 1,3 kg atau 2% dari berat badan. Otak tidak pernah berhenti bekerja sekalipu...