Sunday, July 30, 2023

LOGIKA TUHAN MEMANDANG LGBT

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd. M.Pd.

Kemajuana teknologi informasi tentu membawa dampak positif dan negatif. Dampak negatifnya adalah manusia dengan berbagai macam ragam punya punya kebebasan mengekpresikan kebebasannya. Tentu saja, hidup di abad teknologi ini butuh kecerdasan lebih tinggi lagi. Kecerdasan yang dibutuhkan adalah memilah mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk. 

Logika Tuhan adalah cara pandang ketuhanan, yang menjadikan kitab suci Al Quran sebagai sumber berpikir. Argumen-argumen dikembangkan dari informasi Al Quran dan ilmu pengetahuan alam. Antara Al Quran dan ilmu pengetahuan alam, tidak terpisahkan karena dunia diciptakan dalam sebuah sistem keterkaitan. Informasi dalam Al Quran dan informasi di alam adalah sumber belajar agar manusia terus belajar dengan berpikir.  

"dan penciptaan laki-laki dan perempuan, sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda". (Al Lail, 92:3-4).

Dalam kasus LGBT telah terjadi benturan nilai antara masyarakat materialis dengan masyarakat religius. Dua pemikiran ini kadang ada kesamaan kadang ada perbedaan. Masyarakat materialis menilai LGBT adalah hak seseorang untuk menentukan statusnya. Pandangan kaum materialis menganggap kaum LGBT adalah fenomena alamiah yang faktanya terjadi pada manusia. 

Sebaliknya masyarakat religius, yang masih memegang nilai-nilai ketuhanan, memandang bahwa kaum LGBT adalah tindakan dosa besar. Kisah kaum LGBT dikabarkan di dalam kitab-kitab suci, sebagai tindakan yang dibenci Tuhan. Sebagai contoh di dalam kitab suci Al Quran, dijelaskan:

Dan (Kami juga telah mengutus) Lut (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada kaumnya: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelummu?" Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. (Al 'Araaf, 7:80-81). 

Bagi masyarakat religius, informasi dari kitab suci memiliki tingkat validitas tinggi. Kebenarannya dapat diuji dan dibuktikan bahwa orang-orang yang bersikap melampaui batas akan berujung dengan kebinasaan. Kaum LGBT dianggap golongan yang melampaui batas atau pelaku dosa besar. 

Di dalam Al Quran dikabarkan bahwa orang-orang yang melampaui batas seperti kaum Nabi Lut mendapat balasan setimpal dari perbuatan yang dilakukannya. 

Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu. (Al 'raaf, 7:83-84). 

Perbedaan pandangan tentang LGBT sangat tergantung pada sudut pandang sebuah masyarakat. Masyarakat yang cenderung pada pandangan-pandangan logika material dan logika keagamaan akan berbeda. Perbedaan cara pandang ini akan melahirkan perbedaan budaya dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Setiap negara punya cara pandang dan budaya yang berbeda. Setiap negara berdaulat untuk menentukan nasibnya sendiri. 

Bagi masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai masyarakat dengan dasar ideologi ketuhanan yang maha esa, akan sangat sulit menerima kehadiran kaum LGBT. Di era informasi ini, setiap orang harus terus berdialog, saling memahami budaya setiap bangsa dan negara, agar masing-masing bisa menempatkan diri dimana kita berada. ***

No comments:

Post a Comment

KURANGI LOMBA-LOMBA DI DUNIA PENDIDIKAN

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Menyimak perubahan paradigma pendidikan abad 21, arahnya sudah bergeser. Lomba-lomba yang diadakan di l...