Friday, May 29, 2020

PRAKTEK BELAJAR MASA NEW NORMAL

OLEH: TOTO SUHARYA
(Penulis Kepala sekolah, Sekretaris I DPP AKSI)

“Fokuskan pada kompeteni inti”, demikian saran dari staf ahli pendidikan.  Di dalam kurikulum 2013 dijelaskan pembelajaran mengacu kepada kompetensi inti yaitu spritiual, sosial, pengetahuan dan keterampilan. Spiritual dan sosial tidak diajarkan melalui pembiasaan diperkuat dengan pemahaman melalui teori dan penghayatan. Untuk pengetahuan dan keterampilan dilakukan dengan melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi dari mulai analisis, sisntesis, evaluasi dan mencipta. Semua mata pelajaran berfokus pada kompetensi inti, jangan gagal fokus menjejalkan pengetahuan dengan tingkat berpikir mengingat, memahami dan menerapkan.

Pemebelajaran dengan penugasan bisa dilakukan dengan catatan bahan-bahan yang dibutuhkan tidak memberatkan dan tidak menuntut murid-murid keluar rumah. Penugasan harus memperhatikan bahan-bahan atau sumber yang tersedia di dalam rumah. Agar tidak memberatkan beban belajar murid-murid di rumah pembelajaran harus menggunakan pendekatan terpadu (kolaborasi). Guru-guru mata pelajaran hendaknya bergabung membuat skenario pembelajaran yang bersifat integratif menggabungkan standar kompetensi yang sama untuk pembentukan kompetensi inti. Dengan metode ini murid-murid tidak akan terbebani dengan tugas-tugas dari setiap mata pelajaran. Melalui pendekatan integratif murid-murid bisa melakukan satu tugas atau kegiatan untuk beberapa mata pelajaran.

Pada masa new normal para ahli pendidikan mengingatkan agar selama Belajar Dari Rumah (BDR), murid-murid tidak dibebani dengan tugas-tugas berpikir tingkat rendah yang pasti berujung pada kejenuhan. Untuk menghindari kejenuhan mata-mata pelajaran yang berkaitan langsung dengan spiritual dan sosial diharapkan gunakan pendekatan yang berkaitan dengan kecerdasan kinestetik, seni, dan linguistik agar anak-anak tidak bosan. Misalkan anak-anak ditugaskan untuk melakukan kegiatan berbakti pada orang tua, mendengar ceramah di youtube, bermain musik, dan senam lantai atau senam sambil diringi musik. Sebagai bukti kegiatan di rumah di photo atau direkam dengan durasi dibawah satu menit atau lebih untuk kemudian diposting di media sosial sebagai konten kreatif dan inspiratif. Bagi yang mendapat apresisasi terbanyak dari publik, murid-murid diberi reward mendidik dari gurunya. Dengan demikian selama BDR murid-murid punya kegiatan kreatif, inovatif, menyenangkan sambil belajar.

Banyak aktivitas murid-murid di rumah yang bisa diolah sebagai kegiatan pembelajaran untuk melatih kompetensi inti spiritual dan sosial. Bagi murid-murid ditugaskan untuk melakukan kegiatan keagamaan seperti berdoa, shalat dhuha dan lima waktu secara disiplin. Untuk aktivitas sosial ditugaskan untuk melakukan kegiatan sedekah (ibadah sosial) di lingkungan rumah membantu meringankan pekerjaan-pekerjaan orang tua di rumah. Kesempatan emas selama BDR bagi semua guru untuk fokus mengajarkan karakter religius, gotong royong, disiplin, dan tanggung jawab, dengan menugaskan murid-murid untuk membuat skedul kegiatan-kegiatan positif di rumah tangga setiap hari.


Pada kompetensi inti pengetahuan dan keterampilan, guru-guru secara kolaboratif menyiapkan modul pembelajaran berisi sajian data, fakta, dalam bentuk angka dan wacana. Melalui sajian data, fakta tersebut siswa dituntut untuk menyelesaikan sebuah kasus dengan menganalisis, sintesa, evaluasi dan mencipta sebuah gagasan untuk memecahkan kasus. Dengan modul seperti ini murid-murid tidak dibebani terlalu banyak untuk mencari data tetapi diharapkan mengolah pengetahuan yang sudah disediakan untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi murid-murid. Metode penyajian bisa dalam bentuk permainan, simulasi, dan tugas terstruktur yang dapat diselesaikan dalam jangka waktu sesuai dengan jam pelajaran yang dialokasikan dalam skenario pembelajaran.

Jikalau murid-murid harus menggali pengetahuan data atau fakta, sumbernya tidak jauh dari apa yang ada di lingkungan keluarga. Mata pelajaran ekonomi bisa ditugaskan kepada murid-murid untuk melakukan observasi tentang keuangan keluarga. Melalui kegiatan ini diharapkan mereka bisa membantu memecahan masalah-masalah ekonomi yang ada di dalam keluarga mereka sendiri. Secara tidak langsung membangun hubungan keluarga yang terbuka, komunikatif, antar sesama anggota keluarga. Mereka juga bisa menggali cara-cara menyelesaikan masalah keuangan keluarga dengan mencontoh para pelaku ekonomi di dunia maya. Mereka bisa membaca, mendalami ilmu dan praktek mencari nafkah dari rumah melalui internet.

Dalam ilmu alam, murid-murid bisa ditugaskan untuk menyelesaikan masalah sampah yang diproduksi dan dihasilkan oleh rumah tangga. Kemudian mereka dituntut untuk melakukan analisis permasalahan yang ada di rumah tangga dalam mengelola sampah. Setelah menemukan sosulisnya mereka harus mempraktekkannya. Selanjutnya mereka juga ditugaskan untuk menganalisis kebutuhan dan pemenuhan gizi makanan di keluarga mereka. Mereka akan mengalaisis makanan bergizi yang mereka konsumsi di keluarga dan dituntut menemukan solusinya dengan memanfatkan tanaman, buah-buahan di lingkungan sekitar rumah dalam rangka pemenuhan gizi.

Keluarga adalah lingkungan terkecil masyarakat. Seluruh aktivitas kehidupan masyarakat ada di lingkungan keluarga. Pada saat murid-murid BDR kehidupan keluarga bisa digunakan sebagai laboratorium pembelajaran bagi seluruh mata pelajaran. Masa new normal adalah saat yang tepat untuk kita belajar dan memperbaiki pendidikan mulai dari menata kembali  kehidupan keluarga untuk membangun kehidupan negara yang kuat. Demikianlah teknik pembelajaran yang dapat dikembangkan di saat masa new normal. Wallahu’alam.

No comments:

Post a Comment

BERPIKIR CEPAT

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Berat otak manusia sekitar 1,3 kg atau 2% dari berat badan. Otak tidak pernah berhenti bekerja sekalipu...