Saturday, September 2, 2023

HIDUP ADALAH PENCARIAN

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. 

Sebagaian besar hidup ini adalah yang kita pikirkan. Apa yang kita pikirkan keputusannya ada di hati. Hidup ini adalah proses pencarian sesuai dengan tujuan. Jika tujuan hidup manusia mencari kesenangan di dunia semata, maka proses pencariannya akan fokus pada pencarian hidup bahagia di dunia. Tujuan-tujuan hidup manusia sangat tergantung pada pengetahuan yang diketahuinya.

Membaca yang diperintahkan Allah kepada seluruh umat manusia adalah sarana agar manusia mencari dan menemukan tujuan-tujuan hidup yang bisa membawa kepada kehidupan sejahtera. Jika manusia mencari tujuan-tujuan hidupnya dari pengamatan alam melalui penelitian bisa jadi tujuan hidupnya hanya sebatas di dunia sekarang. 

Berbagai pengetahuan yang tersimpan dalam memori akan menjadi pemikiran dan prilaku. Pengetahuan yang diakses dari alam kebenarannya hanya terbatas pada apa yang dibuktikan di alam. Budaya positivisitik adalah budaya yang membenarkan kejadian-kejadian berdasarkan hukum alam. Ilmu alam yang dikembangkan oleh manusia, bisa menciptakan berbagai alat hidup yang semakin mempermudah hidup manusia. Kehadiran teknologi hidup sebagai ciptaan manusia bisa mengikis keyakinan manusia pada Tuhan. 

Dari alam manusia bisa menemukan kemungkinan-kemungkinan kehidupan dunia lain setelah kematian. Namun tanpa bantuan petunjuk atau kitab suci manusia tidak bisa membuktikan setelah kematian ada kehidupan. Banyak ragam budaya manusia mempersepsi kehidupan setelah kematian. Budaya China meyakini ada kehidupan setelah kematian. Kepercayaan ini sangat materalistik, sehingga orang-orang yang mati harus membawa harta-harta yang dikumpulkannya di dunia. Dalam budaya China mereka percaya bahwa nasib mereka di alam setelah kematian membutuhkan alat-alat hidup sebagaimana mereka hidup di dunia. 

Upacara pemakaman di Bali dan Toraja membutuhkan banyak biaya, karena dalam budaya mereka semakin besar upacara digelar dan semakin banyak kerbau disembelih menunjukkan kelas mereka di masyarakat. Di Toraja ada upacara menggantikan jasad leluhur. Prosesi ini didasari pada cerita rakyat tentang pemburu yang mendandani mayat dan mendapat berkah hasil buruan dan pertanian. Secara turun temurun kebiasaan ini menjadi budaya. 

Dalam pandangan agama yang ada, setiap agama memperlakukan mayat dengan berbagai cara. dalam agama Hindu mayat dibakar, agama Kristen menguburkan dengan peti dan di dandani, dan muslim dikubur dengan dibungkus kain kapan setelah dimandikan. Dalam sumber ajaran Islam, Al Quran dan Hadis, tidak ada prosesi khusus penguburan kecuali doa-doa yang terus dilantunkan.

Dalam Islam, setelah orang meninggal terputus segala hubungannya dengan keduniawian kecuali ilmu yang ditinggalkannya, harta yang di sedekahkan, dan anak-anak yang sholeh. Bagi keluarga yang ditinggalkan, bersumber pada ajaran Islam,  tidak ada kewajiban-kewajiban yang sifatnya ritual mengenal orang-orang yang sudah meninggal, kecuali doa-doa yang harus dipanjatkan kepada Allah untuk keselamatan mereka di akhirat. 

Jika kita perhatikan, ajaran Islam sangat rasional dan sederhana dalam mempersepsi alam setelah kematian. Dalam ajaran Islam orang-orang yang sudah materi tidak membutuhkan hal-hal yang berbau materi, karena alam setelah kematian bukan alam material seperti dunia. Orang-orang yang sudah meninggal, di dalam ajaran Islam hanya membutuhkan doa-doa yang dilakukan oleh orang hidup di dunia untuk mereka. Jika dibandingkan, ajaran Islam lebih realistis dan ekonomis. 

Ajaran Islam mengatur tata cara hidup manusia sesuai dengan kondisi. Di dunia manusia membutuhkan materi dan menuntun cara memanfaatkannya bukan untuk kepentingan pribadi. Di akhirat manusia tidak membutuhkan materi, dan mengatur orang-orang hidup agar membantu orang-orang yang telah meninggal dengan bantuan non materi. 

Banyak ragam kehidupan manusia di muka bumi ini, maka akal adalah alat untuk menyeleksi memverifikasi cara-cara hidup bagaimanakan yang realistis, ekonomi, mensejahterakan diri sendiri dan banyak orang. Tentu manusia diperintahkan banyak membaca dan gunakan akal untuk terus mempelajarinya. Hidup harus terus mencari dan memperbaiki, cara hidup manakah yang lebih realistis dapat membawa kebahagian untuk kita di dunia dan di kehidupan setelah mati***   

No comments:

Post a Comment

KURANGI LOMBA-LOMBA DI DUNIA PENDIDIKAN

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Menyimak perubahan paradigma pendidikan abad 21, arahnya sudah bergeser. Lomba-lomba yang diadakan di l...