Friday, September 30, 2022

MEMBENTUK PROFIL PELAJAR PANCASILA DENGAN NABUNG SAHAM

OLEH: TOTO SUHARYA

Jumlah statistik investor saham di Indonesia jauh tertinggal oleh negara-negara tetangga. Dikutif  dari laman ojk.go.id jumlah investor di Indonesia pada akhir April 2022 telah mencapai 8,62 juta, meningkat 15,11% dibanding tahun 2021. Di bandingkan dengan jumlah kurang lebih 270 juta penduduk Indonesia, kita baru mencapai 0.03%. Berdasarkan informasi dari para pengamat pasar modal, jumlah ini jauh tertinggal oleh Singapura yang sudah mencapai 30% dan Amerika Serikat yang sudah mencapai 90%.

Sementara di masyarakat Indonesia dari lapisan bawah sampai atas, pengetahuan tentang investasi saham di pasar modal sangat minim. Atas dasar itu, masyarakat Indonesia sebagian besar termasuk masyarakat awam dalam mengenali pasar modal. Dalam tayangan youtube, Lo Kheng Hong sebagai investor saham sangat menyayangkan, mengapa masyarakat Indonesia tidak mengenali pasar saham di pasar modal dengan baik. Menurut Lo Kheng Hong, harta karun bukan ada di laut, atau gunung, tapi ada di pasar modal. Minyak bumi di laut, emas di dalam perut bumi, tidak bisa kita manfaatkan tanpa kita punya banyak modal. 

Kondisi masalah di atas, penulis jadikan sebuah tantangan dalam dunia pendidikan, dengan menciptakan program pembentukkan profil pelajar Pancasila melalui pengenalan ilmu nabung saham di kalangan siswa SMA. Setelah penulis pelajari sejak tahun 2019, dan terjun mendalami ilmu nabung saham di pasar modal, ternyata banyak ilmu yang dapat dikembangkan dalam dunia pendidikan. Menyimak pendapat para ahli saham, seperti Lo Kheng Hong dan Vier Abdul Jamal, menabung saham menuntut semua kecerdasan difungsikan. Menurut Benjamin Graham dalam bukunya The Intelegent Investor, dunia saham berkaitan dengan kemampuan mengendalikan emosi yang cenderung serakah, dan sangat menuntut kesabaran.

Berdasarkan pengamatan penulis, mengajarkan investasi saham kepada siswa seiring dengan pendidikan karakter profil pelajar Pancasila. Enam dimensi yang ada dalam profil pelajar Pancasila dapat dikembangkan dengan program menabung saham di tingkat SMA. Kemampuan bernalar kritis, kreatif, keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia, berkebhinekaan global, semangat gotong royong, dan kemandirian, menjadi karakter yang dibutuhkan bagi seorang investor saham.

Kemampuan bernalar kritis wajib dimiliki seorang investor saham. Seorang investor saham harus punya kemampuan analisis kritis terhadap aspek fundamental perusahaan, laporan keuangan, dan faktor-faktor eksternal yang memengaruhi fluktuasi pasar saham. Seorang investor dituntut kreatif untuk menemukan gaya investasi yang ingin dilakukannya, apakah menjadi seorang investor jangka panjang, pendek, atau seorang trader harian. Hal ini membutuhkan kemampuan kreatif seorang investor dalam menerapkannya. 

Seorang investor saham tidak hanya dituntut memerhatikan kebijakan politik, ekonomi, dan budaya lokal, tapi harus mengenal juga kebijakan politik, ekonomi, dan budaya global. Fluktuasi saham sangat ditentukan oleh kebijakan politik negara-negara secara internasional. Selain itu, seorang investor harus punya jiwa petarung, daya juang, dan survival tinggi. Hal ini berkaitan dengan kemampuan mengendalikan emosi dalam situasi sulit dan bersabar dalam kondisi ekstrim. Seorang investor butuh keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan sebagai pemandu dikala kondisi-kondisi sulit menerpa dunia pasar modal. 

Seorang investor dituntut punya jiwa nasionalis dan sosialis. Investasi yang ditanam di pasar modal bukan semata-mata untuk keuntungan pribadi, tetapi punya nilai gotong royong mengembangkan ekonomi nasional, menghidupkan lapangan pekerjaan, serta dapat membantu para pengusaha kecil menengah dalam permodalan. Sikap kemandirian juga sangat dituntut dimiliki para investor saham. Tindakannya di pasar modal jangan semata-mata ikut-ikutan atau fear of missing out (fomo), tetapi harus berdasarkan analisis, perhitungan, dan prediksi pribadi yang mandiri. Salah satu sikap mandiri yang dewasa dan harus dimiliki investor saham adalah kedewasaan dalam mengelola uang. Itulah keterampilan hidup yang bisa didapatkan para siswa dari program nabung saham.

Langkah yang dapat dilakukan di sekolah adalah menjadikan program nabung saham sebagai program karakter profil pelajar Pancasila. Program dituangkan dalam visi, misi, dan kurikulum operasional sekolah. Sosialisasi awal dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan-kegiatan pengenalan melalui rapat-rapat sosialisi program dengan orang tua siswa, guru, dan siswa. Kerjasama dengan pihak ketiga melalui kegiatan webinar, dan workshop, dilakukan untuk memperkaya pemahaman. Mengundang ahli-ahli investasi saham dan komunitas hadir ke sekolah. Dalam kurikulum pembelajaran, investasi nabung saham, dapat diterapkan dalam kegiatan intra maupun ektrakurikuler. 

Target program ditentukan dengan capaian aksi nyata siswa dalam investasi pasar modal sebanyak 2,5%, 30% hingga 60% dari populasi jumlah siswa di sekolah. Pendekatan yang dilakukan adalah pembelajaran proyek, kolaboratif, dan personal. Hambatan-hambatan mental blok negatif tentang investasi saham dapat diantisifasi dengan menyebarluarkan artikel, tayangan youtube, dan informasi-informasi singkat di media sosial. Menampilkan duta-duta siswa yang telah investasi saham dalam kegiatan podcast ditampilkan di youtube sekolah, di share melalui wali kelas dan grup orang tua siswa.

Cita-cita besar dari program profil pelajar Pancasila melalui nabung saham adalah setelah nabung saham diperkenalkan kepada siswa, pemahaman investasi saham dapat menyebar diantara siswa, dan terus berkembang menjadi gaya hidup siswa dan masyarakat. Target besarnya adalah pada tahun 2045 saat Indonesia merdeka ke 100 tahun, jumlah investor saham Indonesia semoga bisa mendekati 30 persen dari populasi penduduk Indonesia. Hal ini akan berdampak pada kekuatan besar ekonomi negara secara global dan kedaulatan bangsa Indonesia di dunia internasional.***  

  


 

No comments:

Post a Comment

BERPIKIR CEPAT

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Berat otak manusia sekitar 1,3 kg atau 2% dari berat badan. Otak tidak pernah berhenti bekerja sekalipu...