Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.
Sangat penting untuk memahami kesuksesan apakah hasil usaha atau keberuntungan? Mitos keberuntungan kadang-kadang dapat membuat orang pesimis. Mitos keberuntungan sering digunakan oleh orang-orang untuk menjelaskan mengapa seseorang sukses.
Mitos keberuntungan bisa mematahkan semangat seseorang yang sedang berusaha hidup sukses. Oleh karena itu penting untuk memahami apa itu keberuntungan dari sudut pandang rasional dan agama. Keberuntungan dari sudut pandang mitos sering dipahami sebuah kejadian tanpa proses.
Untuk itu, kita perlu memahami apa itu keberuntungan. Thomas C. Corley (2009) membagi keberuntungan dengan empat sudut pandang. Pertama, "randoom good luck" sebuah keberuntungan yang tidak bisa dikontrol. Kedua, "randoom bad luck" sebuah keberuntungan yang tidak dapat dikontrol.
Ketiga, "opportunity luck" merupakan keberuntungan baik yang bisa diraih melalui kebiasan-kebiasaan baik. Kebiasaan baik menjadi magnet keberuntungan. Banyak orang mengaitkan ini dengan hukum tarik menarik "the law of attraction".
Keempat, "detrimental luck" nasib buruk terjadi karena prilaku buruk. Sama halnya dengan keberuntungan baik, nasib buruk berawal prilaku buruk dia berakar dan tumbuh hingga menghasil buah yang buruk.
Kesimpulan saya, empat keberuntungan yang dikemukakan Corley terbagi menjadi dua yaitu keberuntugan yang tidak dapat kita kontrol dan keberuntungan yang dapat kita kontrol. Semua orang bisa kemungkinan sukses jika fokus pada keberuntungan yang bisa kita kontrol.
Al Quran mengabarkan tentang keberuntungan. Siapa orang-orang beruntung menurut Allah. Secara general orang-orang beruntung dijelaskan oleh Allah adalah mereka yang mendapat petunjuk dari Allah.
Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung. (Al Baqarah, 2:5).
Jika diteliti lebih dalam siapa orang-orang beruntung, mereka adalah orang-orang yang berprilaku baik. Seperti Allah jelaskan bahwa orang-orang terbaik adalah orang yang paling baik perbuatannya.
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (Ali Imran, 3:104).
Keberuntungan yang dijelaskan Allah dalam Al Quran berkaitan dengan "good habits". Untuk menjadi orang-orang beruntung, Allah memerintahkan pada umat manusia untuk berprilaku baik. Hal ini dijelaskan lebih lanjut secara rasional dalam bukunya Thomas C. Corley.***
No comments:
Post a Comment