Saturday, October 25, 2025

OTAK PEMALAS

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Kenapa kamu tidak shalat? Kenapa datang kesiangan? Kenapa tidak membaca buku? Kenpa tidak mengerjakan tugas? Kenapa tidak olah raga pagi? Kenapa tidak bangun subuh? Sederet pertanyaan itu sering diajukan oleh orang tua atau guru? 

Jika sederet pertanyaan itu ditanyakan oleh diri kita sendiri. Maka jawaban yang paling sering di dengar oleh diri kita sendiri adalah " karena malas".  Malas itu jawaban singkat padat dan mematikan si penanya. 

Ketika ditanya, "kenapa malas?" Pertanyaan pendek ini membutuhkan kerja keras otak untuk menjawabnya. Kebanyakan, orang  yang ditanya kenapa malas? Jawabannya tidak akan memuaskan penanya.


Secara psikologis, malas adalah penyakit mental adanya di pikiran. Cara mengobatinya harus belajar cara berpikir sehat. Pikiran sakit terlihat pada prilaku buruk berulang-ulang tanpa merasa bersalah. Cara berpikir sehat ada ilmunya. 

Pikiran sakit penyebabnya adalah otak kekurangan pengetahuan baik. Pengetahuan-pengetahuan baik di dapat dari ilmu yang bisa dibaca dari buku. Namun tidak semua buku bisa memberikan energi positif. 

Prilaku malas disebabkan otak kekurangan pengetahuan baik. Membaca Al Quran bisa jadi salah satu solusi untuk mengisi pengetahuan di otak untuk menyehatkan pikiran. Syaratnya membaca Al Quran dengan menggali pola-pola pikir yang terknadung dalam makna Al Quran. 

Salah satu pengetahuan yang bisa dijadikan obat malas bisa disimak dalam ayat Al Quran. Ayat ini menjelaskan obat untuk otak yang selalu melahirkan pikiran malas. 

"dan membenarkan adanya pahala yang terbaik, maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah." (Al Lail, 92:6-7). 

Otak rajin, disiplin, sabar, tepati janji, selalu memiliki harapan baik dari apa yang telah dilakukannya. Harapan baik itu informasinya didapat dari sumber informasi yang terpercaya bukan hoaks atau halusinasi. Infromasi Al Quran punya validitas tinggi, dan pasti benar.

Allah menjanjikan kebaikan dari setiap kebaikan yang dilakukan. Jika informasi ini diterima oleh otak dan disimpan di memori, maka setiap pekerjaan baik apapun akan dikerjakan karena otak selalu menyimpan informasi punya harapan baik. 

Otak yang selalu menyimpan informasi baik, akan mudah melakukan hal-hal baik apapun karena harapannya selalu baik. Harapan baik yang dibangun dari informasi Al Quran bersifat tanpa batas dan abadi, karena tidak terbatas pada harapan material. Inilah keunggulan informasi Al Quran.

Otak pemalas dibangun oleh informasi buruk yang tersimpan di memori, sehingga ketika melakukan prilaku baik cenderung ragu karena tidak punya informasi baik, pada akhirnya mengambil sikap diam. Diinformasi dari Al Quran, pemalas disebabkan menyimpan informasi dusta pada 

Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya yang sukar. (Al Lail, 92:8-10).

Mendustakan balasan pahala terbaik adalah penyebab otak malas. Informasi ini jika tersimpan dalam jangka panjang akan masuk ke otak bawah sadar dan menjadi karakter. Jika karakter ini sudah melekat pada otak, maka otak akan sulit menerima hal baik dan sulit melakukan hal-hal baik atau malas.

Jadi obat malas adalah menghapus pengetahuan-pengetahuan buruk yang ada di otak dengan memasukkan informasi-informasi baik. Salah satu informasi baik yang harus dimasukkan ke otak untuk menghapus infromasi buruk yaitu "membenarkan bahwa Allah akan membalas lebih baik setiap perbuatan-perbuatan baik". 

Dapat dihapami secara rasional mengapa Allah memerintahkan untuk membaca pada awal Nabi Muhammad menerima wahyu di Gua Hira. Pengetahuan di otak adalah pondasi awal agar manusia mau belajar dan terus berpikir.***


Thursday, October 23, 2025

LOGIKA ORANG SHALAT

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Shalat adalah perintah Allah tertulis di dalam Al Quran. Mengapa ada orang-orang masih malas shalat padahal sudah tahu diperintah Allah. Jawabannya, karena belum mengerti logika shalat.

"Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk." (Al Baqarah, 2:43). 

Berpikir dengan logika adalah berpikir sebab akibat. Allah sudah mengabarkan bahwa segala sesuatu yang ada di muka bumi ini memiliki sebab dan akibat. Pengetahuan sebab dan akibat hanya datang dari Allah. Allah mengajarkan pengetahuan yang tidak manusia ketahui.

"Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya". (Al 'Alaq, 96:5). 

Shalat adalah perintah Allah, dan Allah tidak memerintahkan sesuatu yang tidak membawa manfaat bagi manusia. Allah memberi tahu manfaat-manfaat apa yang didapat jika manusia taat pada Allah melaksanakan shalat. 

Allah memberi kabar gembira bagi orang-orang shalat. Kabar gembira adalah energi positif, pemberi semangat dan motivasi kepada orang shalat. Maka agar shalat tetap bersemangat ingatlah kabar-kabar gembira dari Allah yang dikabarkan dalam Al Quran.

Kabar dalam Al Quran dari Allah, tidak ada kabar baik yang benar-benar nyata dari Allah kecuali dikabarkan dari Al Quran. Kitab suci berisi data, fakta, yang benar-benar shahih, valid, dan terpercaya. Jika kita berbicara menggunakan informasi, data, fakta, dari Al Quran, maka sesungguhnya perkataan itu mengandung kebenaran.

Kabar gembira dari Allah dikabarkan dalam Al Quran. Kabar ini harus disimpan di memori otak, diingat, dan jadikan pola pikir sebab akibat ketika hendak melakukan shalat. Ingatlah dan teliti ayat Al Quran di bawah ini.

"Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung." (Al Jumu'ah, 62:10).

Al Quran mengabarkan bahwa orang-orang yang shalat dan selalu ingat Allah, mereka dijanjikan keberuntungan besar. Ini janji Allah bagi orang shalat.

"Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang mukmin, mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu, dan apa yang telah diturunkan sebelummu dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. Orang-orang itulah yang akan Kami berikan kepada mereka pahala yang besar." (An Nisaa, 4:162).

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal shaleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak mereka bersedih hati." (Al-Baqarah, 2:277).

Data dari Al Quran di atas harus menjadi pola berlogika orang-orang shalat. Logika shalat ini harus tersimpan di memori dan digunakan sebagai penyemangat ketika kita hendak melaksanakan shalat. 

Data dari Al Quran ini harus diingat berulang-ulang ketika hendak melaksanakan shalat, sampai berubah menjadi mindset atau keyakinan yang sudah tersimpah di dalam sistem otak bawah sadar. 

Logika orang-orang shalat bukan dibangun dari narasi penelitian alam, tapi diawali dari logika Tuhan bersumber penjelasan Al Quran. Inilah logika berpikir dari Allah penguasa seluruh alam, siapa yang shalat dia akan mendapat keberuntungan besar dari Allah. Inilah logika orang shalat. Wallahu'alam.*** 

  


Sunday, October 19, 2025

KARAKTER MANUSIA UNGGUL ALI IMRAN 134

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Keunggulan orang-orang yang percaya kepada Tuhan dilihat dari karakter. Rakyat Palestina merupakan bukti keunggulan karkter orang-orang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan tidak berbisik kepada manusia, dan Tuhan tidak datang memperlihatkan wujud pada manusia.

Tuhan berkomunikasi dengan manusia melalui kitab suci yang ditinggalkan para rasul. Rakyat Palestina percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, mereka berkomunikasi dengan Tuhan melalui kitab suci Al Quran. Mereka adalah umat terbaik sebagaimana dijelaskan dalam Al Quran.

"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah..." (Al Baqarah, 2:110).

Karakter umat terbaik dijelaskan dalam berbagai ayat Al Quran. Umat terbaik bukan hanya mengaku muslim dan beriman kepada Al Quran. Umat terbaik yang dimaksud Allah mereka yang berkarakter unggul dan mereka dicintai Allah. 

"orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (Ali Imran, 3:134).

Umat terbaik ciri karakternya antara lain; memiliki kebiasaan bersedekah dalam kondisi sempit maupun lapang. Manusia terbaik tidak ada kata minta-minta, mereka menjaga diri dari minta-minta. Mindset manusia unggul dipikirannya selalu berusaha memberi manfaat untuk orang lain. 

Kedua ciri dari karkater unggul adalah menahan nafsu atau amarahnya selalu terkendali. Manusia berkarkater unggul tidak emosinya tidak meledak-ledak dan tidak mudah tersulut emosi. Mereka punya kecerdasan emosi tinggi sehingga mampu mengendalikan dan meredam marah. 

Ketiga, ciri dari karakter unggul adalah selalu menjadi pemaaf bagi manusia lain. Jiwa pemaaf dimiliki tanpa melihat siapa yang benar atau salah. Benar dan salah hanya ada dipengadilan Allah. Berjiwa pemaaf tidak berarti merasa ada pada posisi kalah tapi sebaliknya sebagai pemenang, karena menjadi manusia terbaik dihadapan Allah.

Konflik sesama manusia terjadi karena saling berebut materi, karena manusia unggul sudah berjiwa selalu memberi, maka kehilangan materi bukan suatu hal penting dalam kehidupan dunia. Maka manusia-manusia unggul selain penyejahtera juga menjadi juru damai dimanapun berada. Manusia unggul tidak berkepanjangan konflik hanya untuk memperebutkan materi di dunia.

Bagi manusia-manusia unggul selalu merasa cukup Allah sebagai penjamin kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. Manusia unggul yakin tidak akan ada manusia miskin karena berharap cinta Allah. Harta benda yang ada di langit dan bumi di dalam kekuasaan Allah, dan Allah akan memberikannya kepada siapa saja yang dicintainya.*** 

Tuesday, October 7, 2025

GURU MEWARISI PARA NABI

Oleh: Dr. Toto Suharya, M.Pd.

Di negara-negara berperadaban, kedudukan guru sangat dihormati. Jepang, China, Korea, Swedia, Finlandia, saat ini dikenal sebagai negara dengan kualitas pendidikan karakter terbaik di dunia. Mereka sangat menghormati kedudukan guru, dan guru mendapat status terhormat di masyarakat.

Hipotesis ini kemungkinan besar benar. Di negara-negara dengan kualitas pendidikan terbaik, dipastikan berhubungan positif dengan budaya murid-murid dan masyarakat menghormati dan menghargai guru. Berbanding terbalik dengan negara-negara dengan kualitas pendidikan buruk, masyarakatnya sangat tidak menghargai guru bahkan menyepelekannya.

Di negara-negara beradab para guru dipilih dari kaulitas manusia terbaik dan diberi penghargaan sangat baik. Di negara-negara jahiliyah, siapa saja bisa jadi guru dengan penghargaan hak hidup tidak layak bahkan dibawah hak hidup binatang piaraan.

Negara-negara dengan karakter buruk dan ilmu pengetahuan tertinggal, sangat identik dengan nasib guru-guru yang teraniaya dan dianggap beban negara. Perguruan tinggi-perguruan tinggi dan pemikir-pemikir di negara jahiliyah, ilmu-ilmu keguruan tidak diperdalam lagi.

Sebenarnya, pekerjaan paling terhormat adalah guru. Menghormati profesi guru seperti menghormati para nabi, karena guru jika ditarik ke belakang dia pewaris para nabi yang menjaga pesan-pesan moralitas kemanusiaan turun-temurun dari para nabi.

Demi Al Qur'an yang penuh hikmah, sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul, di atas jalan yang lurus, yang diturunkan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai. (Yasin, 36:2-6).

Filosofi ilmu keguruan berlandaskan pada tugas para nabi dan rasul, yaitu sebagai pemberi peringatan. Hingga sekarang turun-temurun tugas para nabi dilanjutkan oleh para guru. Di sekolah, kampus, guru-guru mengajarkan moralitas bagaimana manusia harus hidup berdampingan dengan manusia lain.

Tingginya peradaban manusia bukan dari keberhasilan menciptakan teknologi-teknologi terbaru, tapi dilihat dari karakter baik dalam penggunaan teknologi. Jika, manusia bisa menciptakan teknologi perang termutakhir, tapi digunakan untuk genosida suatu bangsa, mereka bukan manusia-manusia terbaik. 

Tugas guru yang abadi bukan mengajarkan bagaimana teknologi terbaru dapat diciptakan, tetapi bagaimana mengajarkan dan membimbing manusia agar tetap punya rasa kemanusiaan. Inilah pesan turun temurun dari para nabi hingga sekarang.

Bangsa gagal dapat dilihat dari dua kriteria guru. Pertama, guru yang hanya mengajarkan bagaimana manusia mencapai tujuan hidup tanpa mengajarkan moralitas kemanusiaan. Di negara ini, guru dihormati, ilmu pengetahuan berkembang pesat, tetapi tujuan pendidikan menyimpang karena sikap saling menghargai, saling menolong, saling membantu sesama manusia tidak lagi jadi tujuan pendidikan hakiki. 

Kedua, negara gagal ditandai dengan kedudukan guru direndahkan, dilecehkan, tidak dihormati, dan tidak jadi prioritas dalam pembangunan sumber daya manusia. Dunia pendidikan jadi kerangjang sampah tempat manusia-manusia rendahan berkumpul. Masyarakat menuntut kualitas pendidikan tinggi, tapi mereka sendiri tidak mau berkorban.

Jika ingin memperbaiki bangsa dan peradaban saat ini, salah satu yang harus dipulihkan kembali adalah filosofi, fungsi, dan peran guru di dunia pendidikan. Siapa guru perlu dikaji kembali, dan kedudukan guru perlu dikembalikan pada asalnya dengan melihat fungsi dan peran para utusan Tuhan di muka bumi.

Benang merah fungsi dan peran guru tidak lain adalah melanjutkan misi para utusan agar manusia tetap beriman pada Tuhan, punya rasa takut pada Tuhan, dan menjalankan perintah Tuhan. Apapun teknologinya hidup ini hanya perhiasan dan permainan. 

Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? (Al An'aam, 6:32).

Para nabi diturunkan ke bumi bukan untuk menciptakan teknologi, tapi untuk memberi kabar gembira pada mereka yang berbuat baik pada sesama, menghargai nyawa manusia tanpa melihat ras, suku, budaya, dan agama. Para nabi mengajarkan hidup berdampingan, menjaga perdamaian, dan saling mensejahterakan. 

Para nabi mengajari bahwa manusia-manusia berkualitas tinggi mereka yang mengakui eksitensi Tuhan sebagai pemilik kekuasaan tertinggi. Manusia-manusia yang mengakui eksitensi Tuhan, tak peduli seberapa tinggi teknologi dikuasai, dia masih memiliki rasa takut yaitu takut kepada Tuhan jika berbuat kerusakan di muka bumi.

Percaya pada Tuhan bukan dibuktikan dengan semata-mata berhenti pada ibadah ritual, tapi dilanjutkan dengan berbaik pada sesama sebagaimana Tuhan berbuat baik pada manusia. Inilah ajaran moral para guru utusan dari abad ke abad. 

Katakanlah: "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa". Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya".  (Al Kahfi, 18:110).

Hancurnya peradaban bukan karena manusia tertinggal dari kemajuan teknologi. Kehancuran peradaban diawali dengan hilangnya rasa kemanusiaan dengan membiarkan orang-orang mati kelaparan, nyawa mausia tidak berharga tidak lebih berharga dari binatang peliharaan. Genosida di Palestina adalah tanda-tanda kehancuran peradaban manusia dimulai, dan Allah akan menggantikan dengan peradaban baru.

"Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyaknya generasi-generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu), telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain." (Al An'aam, 6:6).

Upaya yang bisa kita lakukan adalah memperbaiki pendidikan manusia dengan mengembalikan manusia kepada jati dirinya yaitu manusia beriman kepada Tuhan sebagai pemimpin pembawa manusia pada keselamatan hidup di dunia dan akhirat.***

CIRI ORANG SHALAT BALAS KEBURUKAN DENGAN KEBAIKAN

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Ciri orang shalat pola pikirnya berubah, tidak lagi membalas keburukan dengan keburukan, dia membalas k...