Thursday, April 16, 2020

PENDIDIKAN KARAKTER ONLINE

OLEH: TOTO SUHARYA
(Kepala SMAN 1 Cipeundeuy Bandung Barat)

Mungkin guru agak kesulitan mengajarkan karekter pada anak-anak Ketika berlaku pembelajaran jarak jauh karena wabah Covid-19. Mau tidak mau semua guru, tua muda, milenial, kolonial harus mendadak online. Ternyata ketika diperkenalkan aplikasi e-learning, tidak semua guru mampu mengaksesnya karena berbagai macam alasan, mulai dari pulsa, perangkat dan sinyal. Apalagi dengan siswa-siswi, rata-rata keluhannya adalah keterbatasan kuota, perangkat teknologi, dan sinyal. Sekalipun demikian, pembelajaran tetap harus berlangsung. Semua didorong untuk mengajar dengan online dan pembelajaran tidak boleh berhenti sekalipun dalam kondisi wabah dan bencana.

Namun demikian berdasarkan video conference (vicon) para kepala sekolah se Indonesia yang diadakan AKSI, kita mendapat laporan berbagai masalah di lapangan. Beberapa kendala adalah tidak tersedianya sistem atau perangkat pembelajaran yang dimiliki sekolah. Media-media pembelajaran yang diselenggarakan oleh pihak swasta maupun pemerintah tidak dapat menjangkau seluruh siswa dan guru dengan berbagai macam kondisi lapangan.

Menurut Asep Tapip Ketua Umum DPP AKSI, dalam situasi darurat seperti ini kepala sekolah menjadi pundak dalam kepemimpinan pembelajaran, jangan ragu-ragu mengambil keputusan demi memberikan layanan pendidikan. Sikap kreatif, bijaksana, tetap jadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan karena tidak bisa memaksakan pembelajaran menggunakan media online kepada siswa yang punya keterbatasan untuk melakukannya. Berbagai alternatif pembelajaran harus ditawarkan agar siswa-siswi selama dirumah tetap melaksanakan program-program pembelajaran yang di rescedul oleh sekolah.

Berbagai alternatif belajar di rumah yang bisa dikemas oleh guru-guru adalah dengan membuat bahan ajar sederhana yang berisi kegiatan-kegiatan ringan seperti membaca buku, menulis kegiatan harian di rumah, mencatat ceramah di televisi, berdiksusi dengan orang tua tentang Covid-19, dan menyusun sebuah cerita bersambung mengisi belajar di rumah pada masa covid 19. Hasil pembelajaran bisa dalam bentuk karya tulis dengan berbagai macam bentuk, seperti makalah, buku kumpulan karangan, esai belajar di rumah, lukisan, cerpen, anekdot, puisi, bunga rampai, dll. Pada intinya pada saat belajar di rumah anak-anak harus tetap dikendalikan dan diberikan kepercayaan untuk melakukan pembelajaran secara mandiri dengan bukti laporan kegiatan yang tidak memberatkan dan terukur.


Masa belajar di rumah ini bisa digunakan untuk penguatan pendidikan karakter. Untuk penguatan pendidikan karakter selama masa social distancing Covid-19, anak-anak ditugaskan untuk melakukan aktivitas mengantisifasi wabah Covid-19 dilingkungan keluarga masing-masing. Mulai terlibat dalam aktivitas menjaga kebersihan rumah, kegiatan ibadah, kegiatan menjaga Kesehatan, memasak, mencuci piring, dan kegiatan mengelola keuangan keluarga. Tugas kegiatan ini bertujuan mengaktifkan karakter siswa-siswi sebagai anggota keluarga yang harus berkomunikasi dengan orang tua dan terlibat dalam menyelesaikan masalah keluarga. 

Prinsip dasar pendidikan karakter adalah apa yang dilakukan oleh guru. Keteladanan kita sepakati sebagai pengajaran karakter yang wajib dilakukan oleh setiap guru. Pada pembelajaran online, maupun off line, konsep pendidikan karakter masih melekat pada apa yang dilakukan, diprogram guru, sekalipun tidak terlihat. Jadi keberhasilan pembelajaran pada masa social distancing, bukan berfokus pada materi ajar yang harus dikuasi oleh siswa, tetapi kesadaran siswa sebagai manusia, dalam kondisi darurat, mengancam keutuhan, dan kedaulatan negara, maka guru dapat merencanakan apa peran anak-anak dalam mengantiifasi konidisi ini.

Tindakan-tindakan anak sekecil apapun, harus kita amati dan berikan apresisasi sebagai bukti bahwa anak-anak merespon kejadian ini dengan melakukan hal-hal yang mesti dilakukan untuk kepentingan orang banyak sekalipun dalam bentuk hanya tinggal di rumah selama masa penularan wabah Covid 19. Anak-anak juga harus menangkap pelajaran inti dari kejadian wabah saat ini bahwa sekolah bukan hanya tempat belajar tetapi sebagai tempat membangun kesadaran agar mau belajar di mana saja, tidak dibatasi umur, ruang, waktu, kondisi, dan keterbatasan. Selama kita bisa mendapatkan pengetahuan dan menjadikan hidup lebih bermanfaat bagi orang banyak, dimanapun terjadi itulah belajar. Akhirnya anak-anak harus sadar bahwa belajar bukan tugas anak-anak sekolah tetapi tugas manusia selama hidupn di dunia. Itulah pengajaran karakter yang harus sampai kepada anak-anak. Wallahu’alam.

(Head Master Trainer)

No comments:

Post a Comment

BERPIKIR CEPAT

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Berat otak manusia sekitar 1,3 kg atau 2% dari berat badan. Otak tidak pernah berhenti bekerja sekalipu...