Friday, February 25, 2022

DOSA BESAR KEPALA SEKOLAH

 OLEH: TOTO SUHARYA

Selama delapan belas tahun dunia pendidikan kita memang hanya main-main, tidak berusaha menyelesaikan masalah dan mewariskan generasi yang tertinggal dengan perubahan zaman. Kondisi inilah yang menyebabkan harus terjadi perubahan kurikulum karena dunia pendidikan kita sedang mengalami krisis pembelajaran. Krisis itu sudah ada di depan mata dan datanya bisa kita saksikan di bawah ini:

Tabel 1: Skor Membaca, Matematika, dan Sains

Kategori

Reading

Mathematics

Science

Tahun

2000

2018

2000

2018

2000

2018

Skor

371

371

360

379

393

396


Sumber (PISA 2018 Realeased, OECD)

Data pada tabel 1.  di atas menunjukkan kemampuan membaca, matematika, dan sains siswa Indonesia dari tahun 2000 sampai tahun 2018. Skor rata-rata terbaik internasional 500. Data itu juga bermakna bahwa siswa-siswi Indonesia memiliki kelemahan dalam berpikir, karena soal-soal tes PISA lebih menekankan pada kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Apa sebab terjadinya permasalahan ini? Pertama, dunia pendidikan kita terlambat shifting karena lalai mengikuti perubahan zaman. Kedua, kualitas pembelajaran di kelas memang belum bisa mengoptimalkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Permasalahan ini, intinya kembali pada kualitas pembelajaran di kelas. Pekerjaan Rumah (PR) besar pendidikan kita adalah meningkatkan kemampuan guru-guru dalam mengajar. Kemampuan guru dalam melakukan evaluasi pembelajaran menggunakan konstruksi soal-soal HOTS, sebagaimana disajikan dalam tes PISA.

Sebagai negara religius, berpikir adalah perintah Tuhan yang tidak boleh diabaikan. Kemampuan berpikir menunjukkan kualitas manusia yang harus terus diupayakan. Mengajar tentang berpikir di kelas adalah ibadah kita kepada Tuhan. Mengajarkan kemampuan berpikir kepada siswa menjadi kewajiban bagi guru dan kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran. Dosa besar bagi kita semua jika tidak mengajarkan kemampuan berpikir kepada siswa, karena seluruh aktivitas manusia adalah aktivitas berpikir. Kegagalan berpikir dalam beraktivitas menjadi bukti nyata penyebab prilaku manusia yang buruk dalam berakhlak kepada sesama dalam bermasyarakat dan bernegara.

Pembelajaran dengan menyajikan soal-soal HOTS standar PISA dapat menjadi sebuah pendekatan dalam pembelajaran. Berdasarkan kajian dari soal-soal PISA tahun 2015, 2018, dalam literasi membaca dan finansial, soal disajikan dengan kriteria, menyajikan materi esensial, kontektual, dan pertanyaan menguji siswa mengolah data yang disajikan dalam soal. Aspek yang diuji dari siswa adalah kemampuan analisis, contoh membedakan antara fakta dan dan opini, mengambil kesimpulan dengan mengintegrasikan dua fakta, dan menginterpretasi nilai dari sebuah kejadian dalam materi yang disajikan.

Menyimak soal-soal yang disajikan PISA, soal tersebut bisa kita modifikasi menjadi sebuah proses pembelajaran HOTS, dengan melakukan adaftasi. Materi disesuaikan dengan kebutuhan siswa secara esensial dan kontektual kontruksi materi dan pertanyaan mengikuti pola yang disajikan dalam soal PISA. Ukuran materi esensial, berdasarkan dari tampilan-tampilan materi yang disajikan dalam soal PISA, bersumber pada sumber bacaan yang akuntabel, yaitu dari hasil penelitian atau pendapat ahli. Materi bisa diambil dari koran, media sosial, blog, atau jurnal. Materi esesnsial mengajarkan pada siswa, setiap informasi yang diakses harus materi akuntabel, memiliki derajat kebenaran yang bersumber pada hasil penelitian atau pendapat para ahli dalam berbagai bidang kajian. Secara kontektual materi bisa digunakan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari menghadapi dunia nyata.

Betapa pentingnya untuk memastikan bahwa apa yang diajarkan guru-guru sesuai dengan kaidah dan kebutuhan zaman. Sebuah dosa besar bagi para kepala sekolah jika proses ini tidak dikawal ketat melalui tugas pokoknya yaitu supervisi pembelajaran. Untuk itu seluruh aktivitas kepala sekolah dalam berbagai kegiatan harus bertujuan untuk menjaga kualitas pembelajaran terutama di kelas. Bangsa besar meregenerasikan kualitas bangsanya sangat tergantung apa yang terjadi di ruang ruang belajar terutama kelas. Wallahu’alam.  

No comments:

Post a Comment

BERPIKIR CEPAT

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Berat otak manusia sekitar 1,3 kg atau 2% dari berat badan. Otak tidak pernah berhenti bekerja sekalipu...