Oleh: Toto Suharya
Salah satu inovasi
program di sekolah untuk melatih kreativitas siswa yang penulis kembangkan
adalah internet produktif. Program ini dilaterbelakangi oleh perkembangan
teknologi informasi yang begitu cepat telah membuat kewalahan dunia pendidikan
menyikapinya. Sikap terlalu membuka diri di media sosial, keterbatasan internet
literacy, dan minimnya mediasi orang tua, menjadi faktor rendahnya
kesadaran privasi dan risiko dalam berinternet (Setyaningsih, 2014). Media sosial menyebabkan beberapa kasus cyber
bullying meningkat karena sifat penyebaran informasi melalui media sosial
sangat cepat (Hidayat, dkk, 2015). Beredarnya kata, hinaan, hinaan, hinaan, di
media sosial semakin mendorong masyarakat ke arah tidak produktif dalam
bermedia sosial dan bahkan menimbulkan perpecahan serta konfik horizontal di
masyarakat (Susanto, dkk., 2021).
Dari hasil penelitian,
anak-anak remaja yang memiliki bekal pengetahuan tentang menggunakan internet
secara positif dapat menghindari penggunaan internet secara negatif (Hamzah,
2021). Sosialisasi penggunaan media sosial yang tepat dibutuhkan untuk
meningkatkan kesadaran bahaya penyalahgunaan media sosial (Hidayat, dkk, 2015).
Menyikapi situasi di atas, dunia pendidikan yang sangat diandalkan dapat melahirkan generasi-generasi produktif dalam berinternet, sudah sepatutnya mengembangkan program-program pendidikan yang dapat mengedukasi anak-anak dalam berinternet. Program Internet Produktif diluncurkan untuk mengedukasi anak-anak dalam berinternet. Program ini bertujuan mengembangkan kemampuan kreatif anak-anak dalam membuat konten-konten kreatif, edukatif, dan insiratif yang layak disajikan di publik melalui media youtube sekolah. Program dirancang dengan target pantastis yaitu menghasilkan karya konten kreatif di youtube dalam setahun 500 video.
Program digulirkan
sebagai proyek bersama antara kepala sekolah, guru, siswa, dan orang tua. Semua
sumber daya di sekolah dikerahkan untuk mencapai target, dengan membagi-bagi
tugas dalam membuat konten kreatif di youtube. Melalui organisasi OSIS,
anak-anak dituntut untuk membuat proyek video-video kreatif dengan menampilkan
praktik-praktik baik dalam aktivitas pendidikan di sekolah atau di lingkungan
masyarakat. Seluruh siswa diwajibkan untuk melakukan subscribe youtube sekolah
agar karya-karya yang dihasilkan dapat tersebar dan mendapat apresiasi untuk
memotivasi.
Program-program produktif
seperti podcast, editorial, catatan kegiatan pembelajaran, dan materi-materi
pelajaran produk guru, tutorial, bedah
buku, webinar, diciptakan untuk mengisi konten youtube sekolah. Anak-anak
dituntut untuk kreatif menciptakan gagasan konten youtube dengan melakukan
riset internet mencari contoh untuk melakukan ATM (amati, tiru, dan
modifikasi). Pengalaman melakukan ATM diharapkan dapat membangun kepercayaan
diri dengan meciptakan ide konten kreatif karya sendiri.
Dari pengalaman yang
sudah dilakukan, hasilnya cukup menggembirakan. Di lingkungan anak-anak terjadi
diskusi-diskusi membicarakan sebuah proyek video berdurasi singkat untuk
membuat drama atau film pendek. Situasi ini terjadi tidak lepas dari
keterlibatan guru yang melibatkan anak-anak dalam tugas pembelajaran yang harus
disajikan dalam bentuk karya video. Beberapa video berhasil menjadi viral
sampai ribuan penonton. Kondisi ini menumbuhkan semangat dan kepercayaan diri
bagi anak-anak untuk terus berproduksi konten-konten tayangan di youtube.
Beberapa anak diluar
dugaan ada yang sukses menjadi influencer di media sosial dengan follower 800 ribu
hingga 2,5 juta. Sungguh pantastis dalam usia masih muda dan status sebagai
pelajar tanpa mengganggu kegiatan belajar, mereka sudah berpenghasilan 6 s.d 12
juta per bulan dari pekerjaannya sebagai influencer. Penghasilan tertingginya
mereka bisa menghasilkan 24 s.d 30 juta per bulan. Salah satu siswa yang sudah
lulus, dia tidak bingung mencari pekerjaan, tetapi terus melanjutkan karirnya
sebagai influencer di media sosial dan bercita-cita menjadi artis di layar
lebar. Mereka semakin profesional dengan melibatkan manajemen untuk
mengorganisir waktu dan mengembangkan karirnya.
Kata-kata bijak dari
mereka yang masih muda muncul, “hidup sekarang lebih enak, karena jika punya
niat serius mencari penghasilan di internet ternyata sangat mudah, yang penting
jangan pernah putus asa untuk terus mencoba dan mencipta”. Itulah sekelumit
keberhasilan dari program internet produktif, sedikitnya telah melahirkan
kesadaran bagi semua siswa, bahwa berinternet jika disadari dan digeluti untuk
hal-hal produktif, mereka dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dan bisa
sukses semuda mungkin. Internet seperti pisau bermata dua satu sisi bisa
membunuh satu sisi bisa bermanfaat untuk kehidupan. Wallahu’alam.
Setujuuuuu
ReplyDeleteterimakasih ibu.....
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete