Oleh: Toto Suharya
Di SMAN 15 Bandung, telah dikembangkan program
pendidikan karakter religius. Program shalat dhuha 12 rakaat dilakukan telah
genap satu tahun setiap hari, mulai jam 6.45 sampai 7.25 pagi.
Sebelum shalat dhuha 12 rakaat, guru dan siswa
bergantian membacakan ayat suci Al Quran. Surah Al Waqiah setiap hari mengalun
diperdengarkan pada siswa.
Setiap hari sound system di Gedung Hanggar
Harapan, suara alunan ayat suci Al Quran menggema memenuhi ruangan Hanggar
Harapan.
Siswa-siswa berdatangan dan duduk mendengarkan alunan ayat-ayat suci Al Quran. Aktivitas ini berjalan setiap hari tanpa ada hari terlewatkan. Mengapa ini dilakukan, berikut penjelasannya.
Dikutif dari Jurnal Psymphatic karya Very
Julianto dkk. 2014, dijelaskan hasil riset tentang memperdengarkan bacaan Al
Quran dan efeknya terhadap psikologi yang mendengarkan.
Penelitian Julianto, dkk. (2014) menemukan bahwa
mendengarkan murotal Al Quran dapat tingkatkan konsentrasi. Kajian ilmiah ini
bisa menjadi dasar program dikembangkan.
Dr. Al Qadhi (Syakir, 2014), melalui
penelitiannya yang panjang dan serius di Klinik Besar Florida Amerika Serikat,
berhasil membuktikan, isi ayat Al Quran.
“Dan apabila dibacakan Al Quran, maka
dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat
rahmat. (QS. 7:204)”.
Hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat Al
Quran, baik mereka yang bisa berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan
perubahan psikologis yang sangat besar.
Penurunan depresi, kesedihan, ketenangan jiwa,
menangkal berbagai macam penyakit merupakan pengaruh umum yang dirasakan
orang-orang yang menjadi objek penelitiannya.
Penelitiannya ditunjang dengan bantuan peralatan
elektronik terbaru untuk mendeteksi tekanan darah, detak jantung, ketahanan
otot, dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik.
Dari hasil uji cobaannya ia berkesimpulan,
bacaan Al Quran berpengaruh besar hingga 97% dapat melahirkan ketenangan jiwa
dan penyembuhan penyakit.
Penelitian Dr. Al Qadhi ini diperkuat pula oleh
penelitian lainnya yang dilakukan oleh dokter yang berbeda. Setidaknya inilah
alasan mengapa membaca Al Quran dilakukan sebelum belajar.
Dalam Konferensi Kodekteran Islam Amerika Utara
pada tahun 1984 disebutkan, Al Quran terbukti mampu mendatangkan ketenangan
sampai 97% bagi mereka yang mendengarkannya.
Kesimpulan hasil uji coba tersebut diperkuat
lagi oleh penelitian Muhammad Salim yang dipublikasikan di Boston. Hasilnya
sungguh luar biasa.
Objek penelitiannya terhadap 5 orang sukarelawan
yang terdiri dari 3 pria dan 2 wanita. Mereka diperdengarkan Al Quran.
Kelima orang tersebut sama sekali tidak mengerti
bahasa Arab dan mereka pun tidak diberi tahu bahwa yang akan diperdengarkannya
adalah Al Quran.
Penelitian yang dilakukan se-banyak 210 kali ini
terbagi dua sesi, yakni membacakan Al Quran dengan tartil dan membacakan bahasa
Arab yang bukan dari Al Quran.
Kesimpulannya, responden mendapatkan ketenangan
sampai 65% ketika mendengarkan bacaan Al Quran dan mendapatkan ketenangan hanya
35% ketika mendengarkan bahasa Arab yang bukan dari Al-Qur’an(Syakir, 2014).***
No comments:
Post a Comment