Wednesday, March 6, 2019

MASALAH DASAR PENDIDIKAN KITA


OLEH: TOTO SUHARYA

Keberhasilan Finlandia disajikan dalam data skor rata-rata empat kompetensi yang di kompetisikan ditngkat internasional, menduduki peringkat tertingi. Secara berurutan empat besar negara dengan rata-rata skor tertinggi adalah Finlandia (545,90), Korea Selatan (541,29), Honkong-China (536,83), Jepang (531,79). Indonesia ada di empat besar terbawah. (Chatib, 2011,hlm. 24-25).

Dimana sebab kegagalan pendidikan kita. Jawabnya, Tuhan memerintahakn untuk pertama kalinya kepada manusia adalah bacalah! Ini fakta, agar manusia berkualitas perintah dari Yang Maha Tahu awali, dasari, dengan membaca! Sejarah membedakan zaman pra sejarah dan sejarah, di awali dengan ditemukannya tulisan. Manusia penulis sudah pasti pembaca. Manusia-manusia penulis adalah penanda tingginya peradaban manusia.

Socrates, Plato, Aristoteles dikenal sebagai pemikir Yunani sampai sekarang, karena tulisannya dibaca hingga sekarang. Al Gazhali, Ibu Sina, Al Farabi, Al Kindi, Ibn Rusyd, adalah pemikir berpengaruh di kalangan umat Islam karena karya tulisnya. Empat madzab besar dalam Islam, sangat berpengaruh karena tulisannya. Nabi Muhammad saw, mendapat wahyu dalam bentuk tulisan dan ajarannya sudah 1400 tahun terus bertahan tanpa ada perubahan sampai sekarang. Betapa tulisan dapat menjaga kualitas manusia dari zaman ke zaman.
     
Finlandia sebagai negara terbaik dalam kualitas pendidikan, hampir semua guru menjadi penulis buku, minimal menulis buku teks yang aplikatif, atau menulis buku pelajaran untuk mereka gunakan di kelas. Hasil pendidikan dari guru-guru penulis, diwujudkan dalam tingginya kualitas pendidikan siswa Finlandia ditandai dengan skor tertinggi di dunia dalam kemampuan membaca yaitu 543,46. (Chatib, 2011, hlm. 11).

Negara-negara dengan ekonomi sejahtera, ditandai dengan masyarakat yang memiliki kemampuan tinggi dalam membaca. Kualitas manusia tertinggi di negara tersebut adalah para penulis buku yang menyediakan bacaan untuk masyarakat. Negara-negara dengan skor membaca tinggi, seperti Finlandia, Korea Selatan, Kanada, Australia, Jepang, Hongkong-China, Selandia Baru, termasuk negara sejahtera. 

MAKAN BERSAMA MELATIH KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA
Saya pikir tidak perlu lagi banyak fakta disampaikan. Fakta di atas sudah lebih dari cukup untuk menggambarkan bahwa meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia harus diawali dengan melatih dan memperbaiki kemampuan membaca anak-anak didik kita. Bagi guru-guru bukan lagi membiasakan membaca tapi harus menulis, untuk menyediakan bacaan bagi anak-anak agar mereka terangsang untuk terus membaca dan berkarya tulis.

Gerakan literasi (membaca) sudah didengungkan, tetapi penghayatan terhadap pentingnya membaca belum menyerap sampai ke sumsum tulang belakang. Anggaran 20 persen dana bos sekolah untuk buku, saya berharap bukan untuk membeli buku saja, tetapi untuk mendorong guru dan siswa untuk menulis buku melalui pelatihan dan pencetakkannya. Sekarang sudah mulai banyak bertaburan buku karya guru dan menyebar ke siswa. Inilah tanda bangkitnya peradaban bangsa Indonesia.

Saatnya untuk melahirkan anak-anak penulis bukan hanya pembaca. Anak-anak pembaca masih konsumtif karena mereka hanya bisa menjadi pembeli buku, tetapi melahirkan anak-anak penulis, kita sudah melahirkan generasi produktif dengan karya. Inilah masalah dasar pendidikan kita. Tuhan tidak mungkin salah, awalilah dengan membaca dan terus tingkatkan dengan menulis. Setiap penulis pasti pembaca, dan baru setengah peradaban kita miliki jika hanya jadi pembaca.  Wallahu ‘alam.


(Penulis Kepala Sekolah)

No comments:

Post a Comment

BERPIKIR CEPAT

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Berat otak manusia sekitar 1,3 kg atau 2% dari berat badan. Otak tidak pernah berhenti bekerja sekalipu...