Oleh: TOTO SUHARYA
Masih ingat kisah
Habiebie, ketika Ibu Ainun meninggal, jiwa pak Habiebie sangat terguncang. Pak
Habiebie hampir gila. Beliau bisa selamat dengan menulis. Buku curhatannya,
menjadi karya tulis terbaik dan menjadi film yang sangat menginspirasi penulis.
Itulah energi positif dari menulis, bukan hanya menyelamatkan nyawa penulis tetapi
bisa memberi semangat hidup kepada orang banyak.
Dunia ini menyedihkan,
tidak ada manusia di muka bumi yang lepas dari kesedihan. Allah menciptakan kesedihan,
karena dibalik kesedihan Allah menyimpan berbagai pelajaran agar manusia bisa
menikmati hidup dengan bahagia.
Jika Allah menciptakan kesedihan, maka pasti Allah menciptakan solusinya. Membaca adalah solusi dari Allah agar manusia bisa melepaskan diri dari kesedihan. Hasil membaca adalah input pengetahuan. Perbendaharaan pengetahuan menjadi alat bagi manusia untuk menyelesaikan segala kesedihan.
Membaca bisa jadi sarana untuk mengisi kekosongan waktu. Orang Jepang, selalu membawa buku guna
mengantisifasi kekosongan waktu. Hidup ini menjenuhkan jika tidak ada
aktivitas. Membaca adalah pekerjaan diam tetapi penuh aktivitas. Para pembaca
tidak pernah merasa kesepian, karena ketika membaca dia sedang berbicara dengan
banyak orang, bahkan dengan dirinya sendiri. Para pembaca bisa berdialog dengan Tuhannya.
Hobi membaca bisa
diciptakan, tidak tergantung pada bawaan. Dulu penulis tidak punya hobi membaca atau menulis, setelah banyak baca dan rajin menulis jadilah hobi. Ukuran
pekerjaan jadi hobi, jika pekerjaan dilakukan dengan rasa senang. Jika malas membaca, bacalah sampai merasa senang.
MEMBACA DAN MENULIS SEPERTI KITA MENARIK DAN MENGHEMBUSKAN NAFAS. SIAPA YANG TIDAK MEMBACA DAN MENULIS MAKA JIWANYA MATI |
Membaca bisa kita
ciptakan menjadi hobi dengan terus membaca. Bagi yang merasa kesepian, dan
kurang bergairah hidup atau stres, membaca bisa jadi alternatif pengobatan.
“carilah hobi yang dapat membuat kita senantiasa bersemangat dalam
melakukannya. Jika bersemangat, dopamin (hormon motivasi), akan senantiasa
hadir untuk membuat kita lebih dapat berkonsentrasi”. (Muhtadi, 2017, hlm.
277). Membaca bisa membuat hidup tetap semangat (tidak kekurangan dan tidak
kelebihan dopamin).
Membaca bisa jadi menyehatkan
jika dilanjutkan dengan menulis. Istri penulis yang merasa stres dan kesepian
karena kehilangan anak, dianjurkan untuk membaca dan menulis. Nonton sinetron,
film, bukannya tidak baik, tetapi jika kontennya kurang baik akan membawa efek
semakin stres. Nonton adalah perbuatan menyerahkan diri kita kepada orang lain. Membaca menjadi kegiatan menyenangkan dan menyehatkan, berada di atas kendali kita, bisa
dilakukan di mana saja tanpa batas, tidak seperti nonton.
Membaca dilanjut menulis
jika sudah menjadi kegiatan menyenangkan dapat membantu otak memproduksi hormon
endorphin (hormon bahagia). Hormon ini dianggap sebagai obat anti stres. “Hormon ini keluar saat kita merasa bahagia,
senang, dan bersemangat, sebaliknya kita merasa bahagia, senang, dan
bersemangat bila hormon ini hadir di tubuh kita”. (Muhtadi, 2017, hlm. 2780).
Membaca dan menulis bisa
melahirkan semangat dan kebahagiaan. Membaca adalah input pengetahuan dan
menulis melepaskan pengetahuan. Pengetahuan yang di dapat dari bacaan bisa jadi
penyemangat hidup (memproduksi dopamin), dan karya tulis yang dihasilkan bisa
jadi aktualisasi diri yang membahagiakan (endorphin).
Membaca dan menulis
seperti gerakan bernafas, menarik osigen dan menghembuskan karbondioksida. Jika
membaca mulai membosankan, itu tanda harus segera menulis. Membaca yang tidak
dibarengi dengan menulis, seperti menarik nafas dan tidak dihembuskan kembali.
Apa jadinya? Jika menarik nafas tanpa dihembuskan. Membaca tidak akan jadi obat
stres tanpa dibarengi menulis. Maka perintah belajar membaca dan menulis
adalah satu nafas dan tidak boleh hilang dalam dunia pendidikan. Bagaimana mereka yang tidak membaca? Sama dengan tidak bernafas. Wallahu ‘alam.
(Penulis Kepala Sekolah)
No comments:
Post a Comment