Wednesday, June 23, 2021

KURIKULUM JALAN LURUS

OLEH: TOTO SUHARYA

Apakah selama ini pendidikan kita sudah berada di jalan lurus? Jawabannya ada dipengetahuan kita tentang apa itu jalan lurus. Setiap hari berulang-ulang umat Islam yang menjadi mayoritas penduduk Indonesia memohon kepada Tuhan untuk dibimbing selalu berada di jalan lurus. Selanjutnya urusan akal manusia untuk berusaha menemukan jalan lurus dari apa yang kita ushakan salah satunya dalam kurikulum pendidikan.

Menemukan jalan yang lurus sangat penting bagi umat Islam karena pengulangan dalam doa terbilang paling banyak. Jika usia orang 46 tahun, satu tahun 365 hari, lalu setiap hari mengulang permohonan ditunjukkan jalan yang lurus setiap hari minimal 17 kali, masa kita tidak bisa menemukan jalan lurus? Akal punya kemampuan mengidentifikasi apakah yang dimaksud jalan lurus dan bagaimana implementasinya dalam kurikulum pendidikan? Pendekatan pemahaman agama yang dogmatis, telah membatasi pemahaman dan penerapan pengetahuan Al-Qur’an dalam bidang pendidikan.

Jalan lurus adalah konsep yang diterjemahkan dari Al-Qur’an, maka memahami jalan lurus secara definitif dan operasional tentu harus mengkaji isi ayat-ayat Al-Qur’an. Sebagaimana dipahami oleh para mufasir, Al-Qur’an secara etimologi adalah saling keterkaitan. Pengertian bahasa ini oleh para mufasir dijadikan sebagai metode untuk memahami pengertian konsep-konsep yang ada di dalam Al-Qur’an hingga bisa dilaksanakan secara operasional dalam kehidupan sehari-hari. Fahmi Basya salah soerang ahli tafsir Al-Qur’an mengatakan bahwa menafsir Al-Qur’an yang tepat adalah menafsirnya dengan Al-Qur’an. Kata dengan kata atau ayat dengan ayat, karena sifat Al-Qur’an adalah saling keterkaitan.  

Salah satu pengertian jalan lurus yang dapat kita temukan langsung dari Al-Qur’an terdapat dalam beberapa surat. “Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus". (Ali Imran, 3:51). Di dalam ayat lain dijelaskan, “dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus. (Yaasin, 36:61).

Konkretnya jalan lurus adalah menjadikan Tuhan Yang Esa sebagai satu-satunya Tuhan yang ditaati. Dari kehendak hati, pikiran, dan tindakan semua harus merupakan representasi dari ketaatan kepada Tuhan Yang Esa. Meniati setiap tindakan untuk tujuan mengesakan dan mengeksitensikan Tuhan Yang Esa sebagai sumber penyebab tindakan adalah jalan lurus.

“Sungguh, Aku bersumpah dengan bintang-bintang, yang beredar dan terbenam, demi malam apabila telah hampir meninggalkan gelapnya, dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing, sesungguhnya Al Qur'an itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril),” (At Takwir, 81: 15-19).

Matahari, bulan, bintang yang bergerak dan beredar pada garis edarnya merupakan jalan lurus yang mereka tempuh sebagai bentuk ketaatan kepada Allah swt. Semua makhluk yang diciptakan Tuhan menaati Allah penciptanya. Udara yang dihirup, air yang diminum, api yang membakar, angin yang berhembus semua bergerak dengan ketaatan kepada Allah swt. Malam, subuh, fajar, siang semua berada dalam ketaatan kepada Allah swt dan fenomena itu adalah Al-Qur’an. Tidak ada satu makhluk pun di dunia ini yang tidak taat pada Allah swt.

maka ke manakah kamu akan pergi? (At Takwir, 81:26). Pertanyaan ini mengisyaratkan kemanapun pergi manusia tidak akan bisa lepas dari segala ketetapan Allah. Tangan yang mengambil, kaki melangkah, jantung berdetak, hati merasa, otak berpikir, mata melihat, telinga mendengar semua atas kehendak Allah swt.

Seluruh benda, teknologi dan aktivitasnya adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang jika diteliti akan mengingatkan manusia bahwa semuanya ada berada di atas kehendak Allah swt. “Al Qur'an itu tiada lain hanyalah peringatan bagi semesta alam,” (At Takwir, 81:27). Orang-orang yang hidupnya di jalan lurus, mereka yang mengetahui, meneliti, mengimani, dan meyakini bahwa seluruh makhluk ciptaan dan gerakannya berada di atas kehendak Allah swt.  “bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus. Dan kamu tidak dapat menghendaki kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.” (At Takwir, 81, 28-29).

Jalan lurus adalah sebuah ketaatan manusia kepada Allah swt sebagai satu-satunya pengatur dan pemilik segala kekuatan yang ada di alam semesta. Tidak ada kekuatan lain selain satu kekuatan dari Allah swt. Pendidikan yang lurus adalah kurikulum menggiring seluruh peserta didik agar berketuhanan yang maha esa. Seluruh mata pelajaran tujuannya ada dalam satu tujuan, yaitu mengantarkan para peserta didik untuk menjadi manusia-manusia yang taat hanya kepada Tuhan Semesta Alam. Peserta didik yang mengetahuai, memahami dan menemukan bahwa seluruh hidupnya berada dalam genggaman kekuasaan Allah swt. Taka da satu tindakan pun yang luput dari penglihatan dan pendengaran Allah swt. Inilah kurikulum pendidikan yang berada di jalan lurus.

Kitab suci Al-Qur’an adalah sumber segala pengetahuan dan menjadi pedoman untuk eksplorasi segala kejadian. Maka apapun yang ditemukan dan diciptakan manusia tidak akan lepas dari kesadaran bahwa semua berada di atas kehendak Allah swt. Untuk itu paradigma berpikir holistik dan integratif menjadi upaya manusia agar seluruh upayanya selalu berada di jalan lurus. Wallahu ‘alam.  

No comments:

Post a Comment

BERPIKIR CEPAT

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Berat otak manusia sekitar 1,3 kg atau 2% dari berat badan. Otak tidak pernah berhenti bekerja sekalipu...