Saturday, December 30, 2023

ILMU PERNAPASAN DALAM AL QURAN

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Ternyata ilmu pernapasan bisa dipelajari oleh semua kalangan. Seorang ahli pernafasan Mas Gunggung, menjelaskan bahwa pada dasarnya kita semua secara otomatis bernafas. Namun dengan menguasai ilmu pernafasan kita bisa mengatur secara manusia pada saat bernafas.  Mas Gunggung, menjelaskan ilmu pernafasan ini setelah mempelajari lebih dari 200 jurnal penelitian tentang pernafasan.

Menariknya ilmu Mas Gungung di dapat atas dasar kepenasarannya terhadap ilmu pernafasan. Kesadarannya untuk mempelajari ilmu pernafasan setelah melihat ibunya sakit dan tidak berbuat apa-apa. Posisi dia pada saat itu sebagai petarung bebas, namun ketika melihat ibunya sakit, dia tidak bisa berbuat apa-apa. 

Mas Gunggung punya filosofi, ketika manusia memiliki kemampuan merusak (jadi petarung), dia juga harus memiliki kemampuan memperbaiki. Atas dasar itu, hatinya tergerak untuk mempelajari ilmu pernafasan. Menurut beliau, guru-guru petarung terbaik di zaman dahulu, selain dia punya kekuatan mematikan lawan, dia juga punya kemampuan mengobati. 

Diumpamakan dengan dunia teknologi saat ini, ada kendaraan dengan dengan sistem otomatis dan ada kendaraan dengan sistem manual. Pada saat kita bernafas dengan otomatis, pada saat itu kita sedang bernafas dengan sistem otomatis, dan pada saat kita mengatur pernafasan kita sedang menggunakan sistem bernafas secara manual. 

Mesin kendaraan yang menggunakan sistem otomatis jika digunakan berlebihan, pemakaian yang tidak beraturan, maka otomatis mesin cepat aus atau rusak. Untuk itulah, dalam bernafas kita juga perlu mempelajari ilmunya, agar kita bisa menggunakan pola-pola pernafasan secara manual untuk melatih supaya bisa mengatur nafas sesuai aturan agar tubuh kita tidak berlebihan atau kekurangan.

Hemat penulis bernafas adalah bagian dari ruh Allah yang "tiupkan/panapahna" pada jasad manusia. Kata "ditiupkan" ini menjadi titik point masuknya kita untuk mempelajari ilmu bernafas. Artinya, ketika ruh ditiupkan pada jasad manusia, kata "ditupkan" menjadi tanda bahwa bagian dari unsur ruh adalah nafas. Ketika manusia meninggal, maka manusia akan meniupkan/menghembuskan nafas terakhirnya kembali kepada Allah.

Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan (wanapahna) kepadanya roh (ciptaan) Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya". (Shaad, 38:72).

Ruh menjadi inti dari hidup manusia, dan bernafas bagian di dalamnya. Untuk itu mengatur pernafasan dapat berkorelasi dengan seluruh aspek atau organ kehidupan. Mengatur pernafasan dapat menjadi obat atau usaha manusia dalam menjaga kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. 

Fakta empiris, menurut Mas Gunggung dengan mempelajari pernafasan kita bisa mengobati penyakit tanpa pengobatan medis. Syaratnya, kita harus mengetahui bagaimana cara mengatur nafas dan berapa ukurannya. Dalam kehidupan, ada manusia yang kelebihan nafas dan ada yang kekurangan nafas. Jika kita sudah tahu ilmunya, maka kita bisa mengendalikan nafas agar ada pada kadarnya. 

"Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya." (Al Baqarah, 2:233).

Kadar disini adalah kata kunci bahwa Allah menetafkan sesuatu dengan ukuran. Dalam kehidupan ini semuanya ada ukurannya, termasuk dalam bernafas. Mengetahui ukuran bagaimana kita bernafas itulah ilmu yang dapat kita pelajari melalui berbagai perangkat keilmuan. Hemat penulis, di dunia pendidikan ilmu pernafasan perlu diajarkan, bagaimana cara bernafas, dampaknya, dan ukurannya. Ilmu ini sangat penting untuk dipelajari sebagai kompetensi dasar para siswa. 

Tentang ilmu pernafasan, dijelaskan dalam Al Quran dalam kisah kuda dan Nabi Sulaiman. Di dalam ayat-ayat ini mengandung pesan tentang pernafasan.

"Dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, dia adalah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya). (ingatlah) ketika dipertunjukkan kepadanya kuda-kuda yang tenang di waktu berhenti dan cepat waktu berlari pada waktu sore." (Shaad, 38:30-31). 

"Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah," (Al 'Aadiyaat, 100:1). 

Ayat ini mengandung pesan tentang mengatur ritme pernafasan. Ritme pernafasan terbaik adalah tenang ketika berhenti dan kencang ketika berlari. Untuk mengetahuinya dengan detail, dibutuhkan riset-riset dan teknologi sehingga manusia bisa mengukur dan menetapkan ritme pernafasan yang bisa menghasilkan manusia-manusia terbaik.

Mas Gunggung adalah orang yang menekuni ilmu pernafasan, dan beliau berhasil mempraktekkan dan menjelaskan kadar-kadar dalam bernafas dan dampaknya terhadap berbagai kebutuhan organ tubuh manusia. Rumus sederhan yang disampaikan oleh Mas Gunggung adalah 5x5 dalam satu menit. 5 detik tarik nafas dan 5 detik hembuskan nafas tanpa tahan nafas, kurang lebih 6 kali tarik dan keluarkan nafas dalam 1 menit. Lakukan selama 15 menit setiap hari dan lakukan pengukuran atau rasakan dampaknya pada kesehatan. Latihan ini untuk mengadirkan gelombang alpa di otak.

Pada awalnya ilmu itu datang dari Allah, dan tugas manusia untuk berpikir, meneliti, dan mengukurnya, agar manusia bisa mempraktekkannya dan memahami dampaknya, selanjutnya manusia harus berbagai dengan mengajarkannya kepada sesama umat manusia sesuai kadar kemampuannya. Maha benar Allah dengan segala firmannya.***

No comments:

Post a Comment

KURANGI LOMBA-LOMBA DI DUNIA PENDIDIKAN

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Menyimak perubahan paradigma pendidikan abad 21, arahnya sudah bergeser. Lomba-lomba yang diadakan di l...