Friday, November 7, 2025

SHALAT OBAT MALAS

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Berdasarkan pengamatan bertahun-tahun pada murid-murid yang bermasalah seperti mencuri, corat-coret tembok, berkelahi, sering bolos, malas baca, tidak mengerjakan tugas, pertanyaan pertama kepada mereka ketika di wawancara, "apakah kamu disiplin melaksanakan shalat lima waktu?" 

Untuk menjawab pertanyaan di atas, murid dikondisikan untuk menjawab dengan jujur karena tidak bertujuan untuk menghakimi tapi untuk memperbaiki. Dalam layanan ramah anak, murid tidak boleh dihakimi karena kesalahannya. Semua kesalahan adalah studi kasus pembelajaran yang harus dicari solusinya.

Jawaban murid dalam semua kasus hampir sama, "tidak disiplin shalat". Mereka mengaku tidak melaksanakan shalat secara disiplin dan jarang. Fakta ini menunjukkan murid-murid yang tidak disiplin shalat telah mengalami kesulitan pelaku kenakalan di sekolah. Sebaliknya, murid-murid yang berpilaku baik, berprestasi, diterima diperguruan tinggi jalur raport, hampir 100% disisiplin melaksanakan shalat.


Semua kenakalan terjadi pada murid di sekolah disebabkan oleh prilaku malas. Murid-murid yang tidak disiplin shalat rata-rata malas belajar. Malas menjadi alasan klasik murid-murid tidak belajar. Secara psikologis malas ada pada setiap orang.

Jika kita teliti dalam Al Quran, kata malas ada kaitan dengan shalat. "Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali." (An Nisaa, 4:142).

Ada kaitan apa antara shalat dengan malas? Ini gagasan dari Al Quran untuk dipikirkan. Pola kaitan antara shalat dan malas bisa sebab akibat. Namun sangat tidak mungkin jika shalat sebab penyebab malas. Shalat selalu dipandang kebaikan, sedangkan kebaikan berbalas kebaikan. Maka tidak mungkin malas akibat dari shalat. 

Jika kita cari akar masalahnya dari ayat di atas, ada penyebab kenapa orang malas? Penyebabnya yaitu prilaku munafik dan menipu Allah. Prilaku munafik, menipu Allah, jelas ini perbuatan buruk. Perbuatan buruk pasti jadi sebab keburukan selanjutnya. 

Maka dapat dipahami, penyebab kemalasan adalah prilaku buruk yang pernah dilakukan orang sebelumnya, yaitu prilaku munafik atau menipu Allah. Orang munafik pasti malas karena dia tidak punya keyakinan atau harapan dari apa yang dia kerjakan akan berdampak baik. 

Maka obat malas ada dalam ayat itu yaitu shalat. Secara psikologis orang shalat berdasarkan keyakinan dan harapan. Orang shalat selalu berniat untuk memeprbaiki diri. Shalat terbaik dilakukan di awal waktu, sebagaimana dijelaskan Nabi Muhammad dalam hadis.

Orang shalat hidupnya dinamis, karena lima kali dalam sehari akan bergerak menuju tempat shalat atau masjid. Orang yang disiplin shalat tidak akan bangun kesiangan karena jam 4.00 pagi sudah mandi, pergi ke masjid, dan shalat. 

Orang shalat selalu menghargai waktu. Sehari-harinya dia akan ingat waktu, karena ingat shalat jadi selalu ingat waktu. Orang-orang shalat akan menghargai waktu, karena itu orang shalat hidup disiplin dan tidak malas. 

Orang shalat selalu ada dorongan dari hati dan pikirannya untuk shalat. Ketika tidur, bangun di tengah malam  saatnya  shalat tahajud,  ketika bekerja di waktu pagi tidak lupa waktu shalat dhuha. Orang shalat hidupnya dinamis, dan selalu bertindak efektif, dan efisien. 

Berdasarkan fakta-fakta ditemukan pada murid-murid yang melakukan kenakalan, shalat bisa menjadi solusi untuk menyelesaikan hal-hal yang berkaitan dengan psikologi dan emosi. Jika kita perhatikan orang-orang shalat emosinya terkendali.

Shalat memiliki banyak manfaat jika terus diteliti. Shalat adalah ilmu dari Allah, dan sebagaimana janji Allah, sekalipun lautan jadi tinta, tidak akan habis hikmah dari ayat-ayat Allah kita tulis.***   

SHALAT OBAT MALAS

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Berdasarkan pengamatan bertahun-tahun pada murid-murid yang bermasalah seperti mencuri, corat-coret tem...