Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.
Untuk menggali hubungan antara shalat dengan ketangguhan, kita bisa gali informasi dari Al Quran. Dalam kaidah keilmuan, sebaik-baiknya pendapat harus didasari oleh data dan fakta yang telah terjamin kebenarannya.
Dalam kaidah ilmu, untuk menguji sebuh kebenaran pendapat, bukan dilihat dari siapa pendapat dikemukakan tetapi seberapa valid data atau fakta yang mendasarinya. Maka dalam metodologi penelitian selalu ada langkah uji kesahihan dan kebenaran data.
Al Quran berisi data, fakta, yang sudah teruji berabad-abad kesahihah dan kebenarannya. Maka data dan fakta di dalam Al Quran tidak diragukan lagi kebenarannya. Jika demikian, Al Quran menjadi anugerah besar bagi umat manusia sebagai sumber gagasan dalam memahami segala fenomena kehidupan di dunia.
Ide shalat dapat membangun ketangguhan jiwa bagi orang-orang yang melaksanakan shalat, informasinya bisa digali langsung dari berita Al Quran.
"orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan." (Al Hajj, 22:41).
Orang-orang tangguh adalah mereka yang menyerahkan segala urusan kepada Allah, salah satu ciri dari orang-orang tangguh kedudukannya di muka bumi adalah mereka yang mendirikan shalat.
Orang-orang yang diteguhkan oleh Allah adalah orang-orang tangguh karena mereka telah diilhami jiwa-jiwa tenang karena mendirikan shalat. Di dalam kumandang adzan ada kalimat "marilah kita raih kemenangan", merupakan pola pikir (mindset) tumbuh bagi siapa saja yang setia mendirikan shalat.
Berdasarkan pengamatan di sekolah selama murid-murid melaksanakan program shalat dhuha 12 rakaat tiap hari, ketika mereka mendapat kegagalan dari cita-cita yang mereka inginkan, sikap mereka tidak terlihat kecewa dan tetap optimis dan mereka berani mencoba alternatif lain demi mencapai cita-cita.
Secara psikologis, murid-murid yang terlihat setiap hari disiplin melaksanakan program shalat dhuha 12 rakaat, pribadinya terbentuk menjadi lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas perannya sebagai pelajar dan lebih tekun belajar.
Ustadz Yusuf Mansyur mengatakan shalat dhuha merupakan suatu usaha dalam membentuk ketangguhan pribadi kita, karena dengan shalat dhuha kita mendapatkan semacam latihan yang dahsyat untuk memperkuat pribadi dan keyakinan. (Dyanyka, 2021, Syahfitri, 2023).
Shalat merupakan latihan fisik, psikologis, dan emosi, untuk selalu fokus menggantungkan diri secara berkelanjutan kepada Allah sebagai penolong dari segala kesulitan hidup di dunia. Dalam kisah perjalanan hidup Nabi Muhammad saw shalat jadi sarana Nabi dan para sahabat untuk memohon pertolongan dari Allah.
"Dan orang-orang yang berpegang teguh dengan Al Kitab serta mendirikan shalat, karena sesungguhnya Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengadakan perbaikan." (Al A'raaf, 7:170).
Shalat menjadi sarana manusia untuk berkomunikasi dengan Allah. Shalat merupakan upaya perbaikan kualitas hidup yang dilakukan terus menerus oleh orang-orang beriman. Dengan mengingat Allah membuat hati tenang karena itu adalah anugerah kebaikan yang telah dijanjikan Allah bagi mereka yang ingat Allah.
"Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat, ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu. Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (An Nisaa, 4:103).
Ingat Allah adalah bentuk komunikasi antara makhluk dengan Allah. Hal ini dilakukan dalam shalat. Orang-orang yang menggantungkan diri dengan selalu berkomunikasi dengan Allah melalui shalat, sesungguhnya dia telah bergantung kepada tali yang kokoh.
"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al Baqarah, 2:255).
Sesungguhnya orang-orang shalat dia manusia-manusia tangguh karena mereka telah bergantung pada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Tidak ada perkataan yang lebih kuat dari perkataan Allah dalam Al Quran. Sebaik-baiknya pendapat adalah pendapat yang dilandasi data dan fakta yang telah dijamin kebenarannya. Tidak ada paksaan dalam kebenaran***
No comments:
Post a Comment