Saturday, February 16, 2019

PENDIDIKAN MANUSIA SUPER CERDAS

OLEH: TOTO SUHARYA

“Tidak ada anak bodoh, kecuali dia tidak punya kesempatan belajar dengan guru yang baik” (Yohanes Surya). Pernyataan ini ingin mengatakan, kalau ada anak bodoh maka yang salah adalah gurunya termasuk orang tuanya yang belum bisa mendidik.

Secara teori, dasar pernyataan di atas, merujuk pada teori multiple intelegent yang ditemukan oleh Howard Gardner. Manusia minimalnya memiliki 8 kecerdasan, antara lain; kecerdasan naturalis, intrapersonal, musik, linguistik, interpersonal, spasial, kinestetik, logika (matematis). Penemuan Gardner menjadi sebab bahwa kecerdasan intelektual (logika) hanya salah satu kecerdasan saja yang sering jadi ukuran kecerdasan seseorang. Akibat perpepsi ini, dunia pendidikan telah mnimbulkan banyak korban, dengan munculnya sekolah favorit dan sekolah gurem, anak pintar dan anak bodoh.

Tidak terhitung pelecehan orang tua terhadap anak, gara-gara nilai-nilai mata pelajaran anaknya di sekolah jeblok. Harga diri anak direndahkan oleh orang tuanya sendiri, gara-gara kesalahan pemahaman orang tua, hanya kecerdasan adalah nilai angka raport. Di rumah anak-anak di bulli oleh orang tuanya sendiri, di sekolah oleh gurunya, di kampus oleh dosennya.

SECERDAS-CERDAS MANUSIA TIDAK PERCAYA PADA TUHAN YME, DIA BODOH. SEBODOH-BODOHNYA MANUSIA DIA PERCAYA PADA TUHAN YME, DIA CERDAS.
Gardner telah membuka kesadaran kita, sekalipun belum semua sadar. Filosofi pendidikan yang terlalu kebarat-baratan telah mencabut anak-anak kita dari akar budaya. Allah telah memberi gambaran bahwa kecerdasan manusia bukan diukur dari kecerdasan mereka dalam menaklukan dunia semata. Selama ini kita hanya fokus membuat anak-anak cerdas, bukan anak-anak super cerdas.

Anak-anak cerdas adalah mereka yang hanya memahami bagaimana menguasai dan mengendalikan alam. Mereka fokus mempelajari ilmu yang bersumber dari alam untuk kemudian mengendalikan alam. Mereka jarang diajarkan bahwa alam adalah (pena) sarana dari Tuhan YME, agar manusia menjadi penyeimbang dan penyejahtera kehidupan dunia.

Ukuran manusia penyeimbang dan penyejahtera kehidupan digambarkan dalam bahasa yang harus kita terjemahkan dan pikirkan. “Hai manusia,… Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”. (Al Hujuraat, 49:13).

Informasi ini sebenarnya telah memberitahukan bahwa manusia super cerdas adalah mereka yang mengetahui bahwa Allah adalah Tuhan yang dapat mewujudkan segala impian manusia. Manusia super cerdas adalah mereka yang menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, untuk kesejahteraan dunia dan akhirat yang kekal.

Manusia super cerdas, mengembangkan ilmu pengetahuan bukan untuk menaklukkan alam, tetapi untuk menjaga keseimbangan alam, dan memosisikan dirinya sebagai penjaga keseimbangan. Manusia super cerdas tidak bernafsu menguasai dunia tetapi bernafsu menyelamatkan dunia dari kerusakan.

Pendidikan yang berupaya melahirkan manusia-manusia super cerdas, berangkat dari persepsi-persepsi pendidikan yang bersumber dari kebenaran dari Tuhan, yaitu kitab suci Al-Qur’an. Tidak ada anak yang bodoh adalah persepsi bersumber pada Al-Qur’an. Setiap makhluk di ciptakan dengan kecerdasan, dunia pendidikan harus memfasilitasi, menemukan, dan mengarahkan kecerdasan yang dimiliki setiap anak. Gardner telah memberi gambaran delapan kecerdasan yang harus ditemukan pada diri setiap anak.

Namun demikian manusia supercerdas adalah mereka yang dengan berbagai macam kecerdasan yang dimilikinya, dia memiliki keyakinan bahwa hanya satu tuhan yang wajib disembah yaitu Tuhan YME, dan ada kehidupan yang lebih baik setelah kematian, yang hanya bisa diperoleh dengan cara menjadi manusia bermanfaat bagi manusia lainnya. Jadi dua syarat menjadi manusia super cerdas adalah berkeyakinan kepada Tuhan YME, dan bermanfaat bagi manusia lain, terutama kepada orang yang telah berjasa melahirkan kita yaitu kedua orang tua.

Ciri-ciri dari pendidikan yang akan melahirkan manusia super cerdas, adalah lingkungan pendidikan yang melandasi teori-teori pendidikannya bersumber dari agama dan rasional empiris. Hasilnya adalah sebuah kolaborasi antara menciptakan manusia yang menguasai ilmu dan teknologi dan karakter yang berorietansi pada kesejahteraan bersama, dengan kemampuan individu menekan hawa nafsu destruktif yang ada dalam setiap jiwa manusia.

Secerdas-cerdasnya manusia yang tidak percaya Tuhan YME, dia bodoh, dan sebodoh-bodohnya manusia percaya pada Tuhan YME dia cerdas. Manusia super cerdas adalah dia yang mampu mengendalikan alam dan dirinya dan semuanya diwujudkan sebagai kecintaannya kepada Tuhan. Wallahu ‘alam.

(Penulis Kepala Sekolah, Kandidat Doktor Pendidikan Sejarah UPI Bandung).

No comments:

Post a Comment

Rumus Keluar Dari Kemiskinan Ala Timothy Ronald

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Pada kali ini Timothy membagi sumber kekayaan menjadi dua yaitu human capital dan financial capital. ...