Sunday, January 14, 2024

GERAKAN PENDIDIKAN INDONESIA RAYA

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. 

Sebagai pendidik di Indonesia kini saya akan mengampanyekan pendidikan "Indonesia Raya". Saya akan melakukan gerakan kesadaran untuk para pendidik di seluruh Indonesia untuk membangun pola pikir generasi Indonesia menjadi bangsa superior, berpikir besar untuk mensejahterakan dunia dan menghapuskan penjajahan di muka bumi. 

Pendidikan Indonesia Raya adalah era baru pendidikan Indonesia untuk menjadi bangsa berjaya di dunia. Langkah-langkah yang akan dilakukan mulai dari pola pikir dan pola tindak menjadi sebuah bangsa berperadaban tinggi dan berkuasa di dunia. 

Gerakan Pendidikan Indonesia Raya akan berusaha keras membangun kekuatan sumber daya manusia menjadi manusia-manusia kreatif mengelola sumberdaya alam Indonesia untuk kepentingan bangsa dan kemakmuran masyarakat dunia. Indonesia telah dianugerahi oleh Tuhan sumber daya alam melimpah. Semuanya harus diolah, dimanfaatkan, untuk kemakmuran bangsa Indonesia dan penduduk dunia. 

Generasi bangsa Indonesia akan diajarkan pola pikir mandiri, semua kekayaan alam Indonesia harus diolah di Indonesia untuk kemakmuran Indonesia dan masyarakat dunia. Pabrik-pabrik pengolahan sumber daya alam Indonesia harus didirikan di Indonesia, diolah menjadi produk berkualitas untuk digunakan dalam negeri dan diekspor ke mancanegara.

Generasi bangsa Indonesia akan didorong untuk menjadi para investor pasif dan aktif membiaya perusahaan-perusahaan Indonesia. Generasi bangsa Indonesia harus menjadi investor untuk kemajuan ekonomi bangsa Indonesia. Mulai saat ini, dunia pendidikan akan mengampanyekan budaya berinvestasi di pasar modal, dengan target minimal 30% dari populasi penduduk Indonesia. 

Para pendidik di sekolah-sekolah dilarang mengajarkan hal-hal yang berbau pesimis, tetapi mereka harus mengajarkan hal-hal yang berbau optimisme bangsa Indonesia sebagai bangsa besar yang berkekuatan politik dan ekonomi di dunia. Para pendidik harus menyajikan bahan-bahan ajar yang membawa kebanggaan dan harapan berdasarkan fakta-fakta empiris yang mendukung bahwa Indonesia terlahir sebagai bangsa adidaya di dunia. 

Orientasi sejarah Indonesia harus diubah, yang tadinya hanya sebatas berita tentang keberhasilan Indonesia merdeka dari pejajahan, berubah menjadi fakta-fakta sejarah Indonesia yang memiliki segala potensi untuk menjadi bangsa besar di dunia. Kekuatan ekonomi pertanian, kelautan, dan perdagangan, harus disajikan di kelas-kelas untuk membangun kesadaran peserta didik bahwa Indonesia secara fakta memiliki kemampuan jadi bangsa besar.

Pendidikan agama harus diarahkan untuk mendorong para peserta didik menjadi manusia-manusia berkualitas tinggi dilandasi nilai-nilai ketuhanan, nilai-nilai yang membawa pikiran besar sebagai manusia unggul yang bertanggung jawab memakmurkan kehidupan dunia. Kesadaran menjadi manusia unggul akan terus ditanamkan pada peserta didik secara masif hingga menjadi pola pikir bawah sadar peserta didik. 

Peserta didik akan dilatih menjadi manusia-manusia yang bisa membangun kolaborasi dengan seluruh bangsa di dunia, dengan mengatasnamakan kepentingan negara. Hilirasi industri dari berbagai jenis Industri akan diajarkan pada para peserta didik sebagai tanda bahwa bangsa Indonesia akan berangkat menjadi bangsa berkekuatan ekonomi dan politik dalam segala bidang.

Peserta didik akan diajarkan bahwa untuk menjadi bangsa besar, keberadaan media informasi harus dikontrol, dikendalikan, untuk memberitakan kebesaran-kebesaran bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa adidaya di dunia. Berita-berita luar negeri yang mendeskreditkan Indonesia harus diimbangi dengan berita-berita optimis tentang Indonesia. 

Melalui Gerakan Pendidikan Indonesia Raya, seluruh peserta didik harus paham, bahwa monopoli informasi oleh media-media asing yang melemahkan bangsa Indonesia harus dianggap sebagai tantangan untuk menghasilkan kreativitas diberbagai bidang untuk memunculkan keunggulan-keunggulan bangsa Indonesia. 

Melalui Gerakan Pendidikan Indonesia Raya, para peserta didik harus terus dilatih mengenali masalah yang ada pada diri dan lingkungannya, dan didorong untuk menemukan solusinya dalam bentuk ide, prilaku, dan teknologi tepat guna. Pola pendidikan ini harus terus dilakukan setiap hari di seluruh pelosok Indonesia. Pola pikir saling apresiasi terhadap berbagai gagasan yang ditemukan harus dibangun dan dikondisikan oleh para pendidik.


 

Wednesday, January 3, 2024

MENGELOLA SEKOLAH DENGAN LOGIKA TUHAN

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Di sekolah-sekolah yang mayoritas siswanya muslim, banyak berdiri masjid-masjid besar dengan kapasitas ratusan jamaah. Sekolah yang memiliki masjid-masjid dengan kapasitas besar, mereka telah memiliki potensi besar untuk membangun generasi berkarakter dan prestasi unggul. 

Sarana prasarana masjid yang besar bisa jadi keunggulan sekolah, jika visi pendidikan dikembangkan dengan memanfaatkan potensi sarana masjid yang ada. Namun ada dua tantangan yang harus dihadapai ketika sekolah memiliki sarana masjid yang besar. Pertama sistem pengelolaan masjid masih kolot. Kedua, pemahaman konsep pendidikan yang belum mengoptimalkan potensi agama. 

Pemahaman pendidikan keagamaan selalu berhenti pada ritual dan hafalan doa-doa. Implementasi agama dalam menyelesaikan masalah lingkungan dan sosial kurang dielaborasi. Padahal di Indonesia, negara sudah menjamin kebebasan beragama didasari oleh sila pertama Pancasila. 

Sekolah yang memiliki masjid dengan kapasitas besar bisa dijadikan sebagai basis pendidikan agama yang bisa mendorong umat beragama berdaya saing. Secara psikologi, agama memiliki kekuatan untuk memotivasi orang untuk berbuat baik dan bermanfaat bagi sesama umat manusia. 

Optimalisasi masjid di sekolah sebagai sumber kekuatan sumber daya manusia dapat diimplementasikan dengan mengikuti petunjuk Al Quran. 

Hanyalah yang memakmurkan mesjid-mesjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (At Taubah, 9:18).

Masjid Jogokarian di Yogyakarta, telah berhasil membuktikan memberdayakan masyarakat melalui masjid. Ustad Muhammad Jazir ASP adalah sosok inspiratif bagi dunia dalam memberdayakan masyarakat melalui revolusi manajemen masjid.

Dengan mengikuti sunah Nabi Muhammad dalam mengelola masjid, Ustad Muhammad Jazir ASP berhasil menjadikan masjid sebagai pusat kekuatan dalam membangun sumber daya manusia dan pusat kesejahteraan masyarakat. Ide ini bisa ditiru oleh sekolah-sekolah yang memiliki sarana masjid dengan kapasitas besar. 

Konsep dasar pendidikan yang berpusat pada masjid adalah memakmurkan masjid sebagai tempat shalat dan mendorong para siswa memiliki semangat berbagi dengan sesama (zakat/sedekah). Dua konsep dasar ini sebagai implementasi dari memwujudkan generasi beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa.

Implementasinya, sekolah memiliki program bagi umat beragama untuk disiplin beribadah dilakukan berjamaah. Bagi siswa muslim, shalat berjamaah diupayakan menjadi budaya di sekolah. Kultur ini akan mendukung lingkungan sekolah disiplin dan tertib.

Selanjutnya budaya sedekah digerakkan menjadi karakter yang harus dilakukan oleh siswa setiap hari. Dana sedekah, dikelola oleh siswa untuk dimanfaatkan menciptakan program-program bermanfaat yang bisa menyelesaikan masalah di masyarakat. Siswa juga bisa diajarkan untuk mengembangkan wajaf produktif yang nantinya bisa menunjang pada kegiatan-kegiatan sosial di masjid. 

Dengan modal iman dan takwa serta kemampuan mengelola keuangan masjid, kelak kompetensi bisa bermanfaat dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari siswa. Mereka bisa menjadi motivator dan inovator ketika kembali ke masyarakat, dengan memberdayakan masjid-masjid yang ada di lingkungan tempat tinggalnya. 

Dari hasil pengamatan, program shalat dan sedekah yang dibiasakan di sekolah, telah membangun kultur sekolah yang produktif. Prestasi-prestasi siswa meningkat dan kultur sekolah menjadi lebih tertib dan kondusif sebagai lingkungan pendidikan. 

Pendidikan berbasis manajemen masjid, dikerjakan sebagai fokus mewujudkan pendidikan karakter beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa dan berjiwa sosial tinggi. Kelak di masyarakat, manusia-manusia inilah yang akan selalu tergerak selalu peduli membantu menyelesaikan masalah-masalah di masyarakat atas dasar dorongan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan yang maha esa. Inilah ciri masyarakat Indonesia yang unggul dan mensejahterakan bangsa.

Tantangannya adalah seluruh warga sekolah harus punya komitmen untuk menjaga shalat-shalat pada waktunya dilakukan bersama-sama secara berkelanjutan dan konsisten. Jika sekolah yang mampu menjaganya, Allah menjanjikan berbagai kebaikan akan diraih oleh sekolah sebagai miniatur sebuah negara.

"Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (Al 'Araaf, 7:96).***


Saturday, December 30, 2023

ILMU PERNAPASAN DALAM AL QURAN

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Ternyata ilmu pernapasan bisa dipelajari oleh semua kalangan. Seorang ahli pernafasan Mas Gunggung, menjelaskan bahwa pada dasarnya kita semua secara otomatis bernafas. Namun dengan menguasai ilmu pernafasan kita bisa mengatur secara manusia pada saat bernafas.  Mas Gunggung, menjelaskan ilmu pernafasan ini setelah mempelajari lebih dari 200 jurnal penelitian tentang pernafasan.

Menariknya ilmu Mas Gungung di dapat atas dasar kepenasarannya terhadap ilmu pernafasan. Kesadarannya untuk mempelajari ilmu pernafasan setelah melihat ibunya sakit dan tidak berbuat apa-apa. Posisi dia pada saat itu sebagai petarung bebas, namun ketika melihat ibunya sakit, dia tidak bisa berbuat apa-apa. 

Mas Gunggung punya filosofi, ketika manusia memiliki kemampuan merusak (jadi petarung), dia juga harus memiliki kemampuan memperbaiki. Atas dasar itu, hatinya tergerak untuk mempelajari ilmu pernafasan. Menurut beliau, guru-guru petarung terbaik di zaman dahulu, selain dia punya kekuatan mematikan lawan, dia juga punya kemampuan mengobati. 

Diumpamakan dengan dunia teknologi saat ini, ada kendaraan dengan dengan sistem otomatis dan ada kendaraan dengan sistem manual. Pada saat kita bernafas dengan otomatis, pada saat itu kita sedang bernafas dengan sistem otomatis, dan pada saat kita mengatur pernafasan kita sedang menggunakan sistem bernafas secara manual. 

Mesin kendaraan yang menggunakan sistem otomatis jika digunakan berlebihan, pemakaian yang tidak beraturan, maka otomatis mesin cepat aus atau rusak. Untuk itulah, dalam bernafas kita juga perlu mempelajari ilmunya, agar kita bisa menggunakan pola-pola pernafasan secara manual untuk melatih supaya bisa mengatur nafas sesuai aturan agar tubuh kita tidak berlebihan atau kekurangan.

Hemat penulis bernafas adalah bagian dari ruh Allah yang "tiupkan/panapahna" pada jasad manusia. Kata "ditiupkan" ini menjadi titik point masuknya kita untuk mempelajari ilmu bernafas. Artinya, ketika ruh ditiupkan pada jasad manusia, kata "ditupkan" menjadi tanda bahwa bagian dari unsur ruh adalah nafas. Ketika manusia meninggal, maka manusia akan meniupkan/menghembuskan nafas terakhirnya kembali kepada Allah.

Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan (wanapahna) kepadanya roh (ciptaan) Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya". (Shaad, 38:72).

Ruh menjadi inti dari hidup manusia, dan bernafas bagian di dalamnya. Untuk itu mengatur pernafasan dapat berkorelasi dengan seluruh aspek atau organ kehidupan. Mengatur pernafasan dapat menjadi obat atau usaha manusia dalam menjaga kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. 

Fakta empiris, menurut Mas Gunggung dengan mempelajari pernafasan kita bisa mengobati penyakit tanpa pengobatan medis. Syaratnya, kita harus mengetahui bagaimana cara mengatur nafas dan berapa ukurannya. Dalam kehidupan, ada manusia yang kelebihan nafas dan ada yang kekurangan nafas. Jika kita sudah tahu ilmunya, maka kita bisa mengendalikan nafas agar ada pada kadarnya. 

"Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya." (Al Baqarah, 2:233).

Kadar disini adalah kata kunci bahwa Allah menetafkan sesuatu dengan ukuran. Dalam kehidupan ini semuanya ada ukurannya, termasuk dalam bernafas. Mengetahui ukuran bagaimana kita bernafas itulah ilmu yang dapat kita pelajari melalui berbagai perangkat keilmuan. Hemat penulis, di dunia pendidikan ilmu pernafasan perlu diajarkan, bagaimana cara bernafas, dampaknya, dan ukurannya. Ilmu ini sangat penting untuk dipelajari sebagai kompetensi dasar para siswa. 

Tentang ilmu pernafasan, dijelaskan dalam Al Quran dalam kisah kuda dan Nabi Sulaiman. Di dalam ayat-ayat ini mengandung pesan tentang pernafasan.

"Dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, dia adalah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya). (ingatlah) ketika dipertunjukkan kepadanya kuda-kuda yang tenang di waktu berhenti dan cepat waktu berlari pada waktu sore." (Shaad, 38:30-31). 

"Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah," (Al 'Aadiyaat, 100:1). 

Ayat ini mengandung pesan tentang mengatur ritme pernafasan. Ritme pernafasan terbaik adalah tenang ketika berhenti dan kencang ketika berlari. Untuk mengetahuinya dengan detail, dibutuhkan riset-riset dan teknologi sehingga manusia bisa mengukur dan menetapkan ritme pernafasan yang bisa menghasilkan manusia-manusia terbaik.

Mas Gunggung adalah orang yang menekuni ilmu pernafasan, dan beliau berhasil mempraktekkan dan menjelaskan kadar-kadar dalam bernafas dan dampaknya terhadap berbagai kebutuhan organ tubuh manusia. Rumus sederhan yang disampaikan oleh Mas Gunggung adalah 5x5 dalam satu menit. 5 detik tarik nafas dan 5 detik hembuskan nafas tanpa tahan nafas, kurang lebih 6 kali tarik dan keluarkan nafas dalam 1 menit. Lakukan selama 15 menit setiap hari dan lakukan pengukuran atau rasakan dampaknya pada kesehatan. Latihan ini untuk mengadirkan gelombang alpa di otak.

Pada awalnya ilmu itu datang dari Allah, dan tugas manusia untuk berpikir, meneliti, dan mengukurnya, agar manusia bisa mempraktekkannya dan memahami dampaknya, selanjutnya manusia harus berbagai dengan mengajarkannya kepada sesama umat manusia sesuai kadar kemampuannya. Maha benar Allah dengan segala firmannya.***

Monday, December 18, 2023

LIMA MACAM PENDIDIKAN YANG MEMBUAT MISKIN

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Ketika dunia diam tidak berdaya melihat keganasan Israel membunuh anak-anak balita, orang tua, dan perempuan, apa yang harus kita lakukan sekarang? Kita identifikasi dimana letak kekurangan kita sebagai manusia sampai tidak berdaya. 

Beberapa potensi besar yang sudah kita miliki adalah, kita termasuk bangsa yang percaya kepada Tuhan. Permasalahannya kepercayaan kita kepada Tuhan kurang signifikan berdampak positif pada kehidupan. Kepercayaan kita kepada Tuhan lebih banyak kita gunakan untuk mengobati luka dan penderitaan. 

Kecerdasan yang kita miliki dari Tuhan adalah kemampuan bertahan dalam kondisi sulit ketika kita hidup menghadapi penderitaan. Namun demikian, kepercayaan kita kepada Tuhan kurang kita optimalkan untuk mengubah hidup kita supaya tidak selalu menjadi orang-orang tertindas.

Banyak cara agar kita tidak menjadi orang-orang tertindas, namun untuk saat sekarang, agar tidak menjadi orang tertindas adalah dengan mningkatkan kualitas pendidikan dan mendisrupsi model-model pendidikan yang sudah tidak sesuai dengan kebutuhan zaman. 

Diantara model pendidikan yang tidak sesuai zaman adalah mengajar untuk mata pelajaran. Pengajaran tidak berorientasi pada pengembangan bakat dan minat siswa. Pengajaran difokuskan untuk mengajarkan materi mata pelajaran tanpa ada kaitan dengan kebutuhana siswa. Pada pengajaran seperti ini, seluruh siswa diberi materi mata pelajaran yang sama padahal siswa beragama kompetensinya.

Kedua pendidikan yang tidak sesuai zaman adalah mengajarkan pengetahuan yang tidak berguna bagi kehidupan. Pengajaran fokus pada pemberian materi pengetahuan, sementara pengetahuan itu tidak dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, pelajaran matematika mengajarkan tentang rumus ABC, sementara siswa tidak memiliki kepentingan dengan rumus tersebut karena tujuan hidupnya setelah sekolah mau bekerja. 

Ketiga. pendidikan yang tidak sesuai zaman, mengajarkan sebuah keterampilan hidup tetapi tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Seperti mengajarkan nabung di celengan padahal di zaman teknologi informasi, tempat menabung dan menguntungkan sudah banyak dikembangkan melalui berbagai aplikasi. 

Keempat, pendidikan yang tidak sesuai dengan zamannya adalah mengajarkan mata pelajaran fokus pada pengetahuannya, bukan pada kemampuan berpikirnya. Pengajaran yang fokus pada kepemilikan pengetahuan tidak sesuai era informasi, karena pengetahuan semuanya bisa diakses melalui teknologi informasi secara mandiri.

Kelima pendidikan yang tidak sesuai dengan zaman, pendidikan yang memaksa siswa untuk belajar. Pemaksaan melalui reward, funishment, tidak melahirkan siswa-siwa kreatif, tapi hanya akan melahirkan manusia-manusia dengan mental pegawai.

Pola pendidikan yang masih mempertahankan lima model di atas, akan melahirkan lulusan yang hidupnya tergantung pada selembar kertas ijazah, mereka tidak percaya diri karena tidak memiliki keterampilan. Tujuan hidupnya hanya untuk bekerja demi menyambung keberlangsungan hidupnya di dunia.  

Wednesday, December 6, 2023

RAHASIA SUKSES KARIR PEGAWAI

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Begitu banyak pegawai di sebuah perusahaan atau pemerintahan, tapi mengapa dari sekian ribu pegawai yang terpilih menjadi pemimpin di perusahaan atau pemerintahan hanya satu orang? Kita semua tahu karena orang-orang yang terpilih jadi pemimpin pasti yang punya prestasi di perusahaan atau pemerintahan. 

Namun demikian, apakah semua orang tahu bagaimana cara agar kita bisa berprestasi sehingga punya peluang menjadi pemimpin dan bisa berbuat lebih banyak manfaat lagi bagi orang lain? Tentu banyak pendapat untuk mendapatkan posisi itu. 

Berdasarkan hasil literasi dan pengamatan bertahun-tahun, ditemukan bahwa orang-orang yang berhasil meningkatkan prestasinya ditandai dengan masalah jam kerja dan jumlah pekerjaan. Dari beberapa teman yang sukses menjadi pemimpin di sebuah lembaga, selalu ditemukan ada kebiasaan bekerja lebih dari jam kerja yang telah ditentukan dan selalu mengerjakan pekerjaan melebihi dari tanggungjawabnya. 

Contoh kasus, seorang kepala sekolah yang sempat di wawancara, beliau menceritakan bagaimana prilaku kerjanya ketika sebelum menjadi kepala sekolah. Beliau mengatakan, setiap kegiatan yang diadakan oleh sekolah dia selalu terlibat di dalamnya, terlepas jadi panitia atau bukan. Dia mengatakan, keterlibatannya di dalam setiap kegiatan sekolah karena memang dilakukan atas dasar senang melakukannya sekalipun tanpa insentif tambahan. 

Kasus kedua, seorang kepala sekolah menceritakan bagaimana prilaku kerjanya ketika sebelum menjadi kepala sekolah. Dia senagaja meminta pekerjaan kepada wakil kepala sekolah suatu pekerjaan yang bukan tugasnya dengan alasan ingin mencoba. Lalu pekerjaan itu dia kerjakan sebaik-baiknya sampai tuntas.

Fenomena ini sering terjadi dan bisa kita temukan dari kisah-kisah sukses para tokoh. Orang-orang yang sukses dalam bisang ekonomi, politik, pendidikan, semua memiliki kisah yang sama. Mereka adalah orang-orang yang mampu bekerja di atas rata-rata. Prilaku ini bukan hanya tujuan untuk mengejar karir tetapi karena kepribadian yang dimilikinya. 

Teori ini bisa dijelaskan berdasar pada kajian agama. Prilaku orang yang akan menjadi pemimpin dijelaskan dalam hadis. “Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi manusia” (HR. Ahmad). 

Hadis ini berkaitan dengan prilaku kerja yang harus dilakukan seseorang jika ingin berkarir dalam sebuah profesi atau pekerjaan. Artinya, pribadi-pribadi yang baik dalam dunia kerja, dan berpotensi jadi pemimpin, ditandai dengan mencintai seluruh pekerjaan yang digelutinya dan bekerja melebihi batas tanggung jawab pekerjaannya sebagai kepribadian yang melekat pada dirinya. 

Pekerja dengan kepribadian di atas, selalu memeliki kompetensi lebih baik dari pekerja-pekerja yang lainnya. Ukuran ini bisa menjadi ukuran bagaimana cara merekrut seorang pemimpin yang bisa diandalkan dalam memimpin sebuah lembaga.***

CARA MEMBANGUN HUBUNGAN SOSIAL YANG SEHAT

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Hasil riset pada 700 lebih miliarder, Thomas J. Stanley mengakui faktor penyebab sukses adalah para miliarder adalah kemampuan bergaul. Kemampuan bergaul berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam membangun hubungan sehat dengan orang lain. 

David J. Lieberman mengatakan "selama empat puluh tahun telah jelas bahwa semua orang yang tidak bahagia punya masalah yang sama; mereka tidak bisa dekat dengan orang-orang yang ingin mereka dekati". Kegagalan cinta menjadi beban psikologi emosi ketika berhubungan dengan orang lain. 

Dari pengamatan penulis, pegawai yang tidak bisa membangun kerjasama, setelah diidentifikasi mereka memiliki permasalahan hubungan yang kurang harmonis di lingkungan keluarga. Fakta ini berkaitan dengan pernyataan Lieberman. 

Keharmonisan hubungan di lingkungan keluarga memiliki hubungan dengan kemampuan kerjasama seseorang di lingkungan kerja atau masyarakat. Dari hasil pengamatan, penulis menyimpulkan bahwa dari kasus-kasus yang ditemukan di lingkungan kerja, orang-orang yang berkinerja baik didukung oleh kehidupan rumah tangga harmonis mampu menjalin hubungan baik dengan anggota keluarganya.

Kegagalan membangun hubungan harmonis di lingkungan keluarga, menjadi beban psikologis ketika seseorang berada di dunia kerja atau masyarakat. Pola hubungan yang tidak harmonis di keluarga ikut membentuk pribadi seseorang ketika berkomunikasi dengan orang lain.

Kehidupan keluarga menjadi faktor pembentuk karakter seseorang. Kehidupan keluarga adalah kehidupan yang dijalani oleh setiap orang. Dalam lingkungan keluarga orang berprilaku sesuai dengan kepribadiannya tanpa diatur oleh atasan secara formal. Oleh karena itu, pergaulan dalam lingkungan keluarga lebih mencerminkan sikap asli seseorang dalam bergaul. Faktor ini akan menjadi sifat dasar seseorang ketika bergaul dengan orang lain. 

Jika hubungan antar keluarga berjalan normal dan harmonis, secara psikologis emoisnya stabil tidak memiliki beban. Ketika berhubungan dengan orang lain di luar keluarganya, pola hubungan harmonis di lingkungan keluarga akan jadi pola hubungan yang terjadi di masyarakat. 

Sebagaimana sabda Rasulullah saw: “Setiap anak terlahir dalam keadaan fitrah. Orangtuanya yang akan membuat dia yahudi, nasrani, dan majusi” (H.R. Muslim).

Hadis ini menunjukkan bahwa kehidupan keluarga berperan dalam membentuk psikologi emosi atau karakter seseorang, baik untuk anak-anak maupun orang tua. Hadis ini mengisyaratkan pentingnya aspek-aspek pendidikan di dalam lingkungan keluarga.***




 

Saturday, December 2, 2023

MENGIDENTIFIKASI NEGARA PENGECUT

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Ketika menyaksikan perang Palestina dengan Zionis Israel, manakah negara-negara yang punya karakter pengecut? Pemimpin zionis Israel di media sosial berkata-kata negara-negara muslim pengecut! Mungkin dibenak mereka pemberani adalah mereka yang berani menghadapi tentara Palestina yang diwakili kelompok Hamas. Hamas sebuah kelompok dari Palestina yang berjuang untuk mendapatkan hak kemerdekaan atas tanahnya.  

Mata dunia sudah menyaksikan serangan Zionis Israel terhadap penduduk Palestina bertentangan dengan nurani manusia di seluruh dunia. Serangan udara dan darat dengan menggunakan teknologi perang tercanggih adalah sebuah ironi. Alih-laih zionis menganggap dirinya sebagai kesatria, sementara mata dunia melihat sebagai pengecut. 

Kesatria berperang antara tentara melawan tentara. Kesatria tidak berperang melawan bayi, anak-anak, perempuan, nenek-nenek, dan kakek-kakek warga sipil. Tentara yang menembaki bayi-bayi dan anak-anak tidak layak dikatakan kesatria, tapi dia orang sakit gila, depresi karena dihantui ketakutan. Tentara yang menembaki sekolah, rumah sakit, ambulan, mereka bukan kesatria, mereka adalah pengecut. 

Negara dan tentara kesatria tidak berperang untuk merampas hak orang lain. Negara dan tentara kesatria berperang emosinya tetap terkendali karena masih mampu menggunakan etika dan moral saat berperang. Negara dan kesatria sekalipun marah tidak membabi buta dengan menumpahkan darah balita dan anak-anak.  

Menyaksikan perang Palestina dengan zionis Israel seperti menyaksikan tentara Fir'aun yang mengepung kaum Nabi Musa yang sudah tidak berdaya karena sudah terkepung. Sejarah telah mencatat, negara dan tentara-tentara pengecut ditenggelamkan di laut mati. 

Sejarah telah membuktikan, kekuasaan tidak terletak pada kekuatan jumlah tentara dan peralatan perang. Banyak bukti-bukti sejarah memperlihatkan bagaimana pasukan tentara yang besar dengan senjata lengkap kalah dengan kekuatan pasukan kecil tapi pasukannya semua kesatria.

Di era teknologi informasi saat ini, penduduk dunia sedang disajikan tontonan bagaimana sejarah negara-negara pengecut melakukan pengrusakkan di muka bumi, dan akan mendapat kekalahan yang paling memalukan seperti kisah Jalut dan Talut. 

Dalam kisah sejarah Nabi Muhammad, terekam bahwa perang tidak seimbang berulang-ulang terjadi. dalam kisah perang Badar, jumlah tentara kecil bisa mengalahkan tentara dengan jumlah besar. Perang Ahzab, sebuah kisah perang melawan tentara gabungan berakhir dengan kocar-kacirnya tentara gabungan. 

Kemenangan sebuah perang akan ditentukan oleh tentara-tentara kesatria yang membela haknya. Tentara-tentara yang berperang mengikuti hawa nafsunya demi untuk mendapatkan kekuasaan di dunia, dia akan berakhir dengan kisah-kisah nestapa. 

Kisah sejarah perang tidak seimbang kini sedang berulang. Sekarang kita bisa melihat mana negara-negara dengan tentara pengecut dan mana negara dengan tentara-tentara kesatria. Umat islam di muka bumi ini memperjuangkan kehidupan damai sejahtera di dunia dan akhirat. Tujuan perang adalah untuk menciptakan perdamaian bukan untuk membumihanguskan sebuah negara dengan melakukan genosida.***

KAYA ITU WAJIB?

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Menarik menyimak podcast Prof. Muhammad Syafi'i Antonio di channel @HelmyYahyaBicara, tentang kenap...