Wednesday, June 10, 2020

BERKACA DARI TAHUN 1965

OLEH: TOTO SUHARYA
(Kepala Sekolah, Sekretaris I DPP AKSI)

Tragedi yang memilukan bangsa Indonesia tahun 1965 akibat perseteruan politik PKI, Sukarno dan tentara, situasi dunia sedang dalam perang dingin (psywar) antara kekuatan komunis dikomandoi Uni Sovyet dan liberalis  dikomandani USA. Persaingan ini menjadi beban psikologi bagi negara-negara di dunia. Perebutan kekuasaan dan ekonomi suatu negara dibayang-bayangi oleh dua kekuatan. Pemerintahan Sukarno menggalang kekuatan dunia ketiga untuk tidak berpihak pada salah satu kekuatan dunia, namun dalam langkah politiknya terlihat bersahabat dengan kekuatan kiri. Hal inilah yang menjadi sebab agen-agen internasional tercatat dalam sejarah indonesia terlibat dalam kejadian kelam sejarah Indonesia. Pada saat perang dingin, dua kekuatan politik besar dunia sama-sama punya kepentingan untuk menjadikan Indonesia sebagai sekutu politiknya. Kesaksian dari pelaku sejarah mencatat, kehancuran Indonesia pada tahun 1998 tidak lepas dari andil kekuatan internasional dalam menciptakan Indonesia masuk ke dalam situasi chaos.

Sepanjang sejarah Indonesia adalah penyumbang kekayaan dunia. Mulai dari Belanda dengan kaki tangan VOC, Amerika dengan perusahaan gas, tambang, dan minyak bumi, Jepang melalui perusahaan otomotif, mereka mendapat kekayaan melimpah dari tanah Indonesia. Sekarang saatnya kita bangkit mengolah, menata, dan menikamati kakayaan tanah Indonesia untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.

Saat ini Indonesia kembali berada di tengah pusaran persaingan dua kekuatan politik dan ekonomi besar dunia. Liberal dikomandani Amerika Serikat dan Komunis dikomandani oleh China. Dua kekuatan besar sudah pasti punya kepentingan besar terhadap Indonesia. Salah satu kekuatan besar Indonesia selain kekayaan alam yang dimilikinya, juga pasar potensial karena menjadi penduduk terbesar ke empat di dunia. Di Asia Tenggara pengaruh politik Indonesia sangat besar. Dua kekuatan besar dunia yang sedang berseteru saat ini sangat memperhatikan gerak gerik ke mana arah arah langkah politik dan ekonomi Indonesia.

Persis seperti pada tahun 1965, saat ini Indonesia sedang menjalin hubungan ekonomi dengan China. Proyek-proyek infrastruktur raksasa di Indonesia sedang dikerjakan oleh China yang sedang masif melakukan penetrasi pasar ke seluruh dunia. Kondisi ini tentu membuat gerah rivalnya China yaitu Amerika yang selama 32 tahun lebih menikamati kerjasama harmonis dengan Indonesia. Amerika akan tetap menjaga Indonesia agar tidak terlalu intim dengan China.

Indonesia kembali ada di tengah persaingan dua kekuatan besar dunia. Hal yang harus diwaspadai adalah jangan sampai Indonesia terjebak perseteruan di antara kepentingan mereka. Saatnya Indonesia tampil menjadi negara dewasa, bukan lagi negara di bawah bayang-bayang dua kekuatan dunia. Saatnya Indonesia punya rencana untuk kesejahteraan rakyat Indonesia dan dunia. Hal yang pertama harus kita jaga adalah mempertahankan kondisi damai, dan menghindari konflik-konflik yang mengatasnamakan kedua ideologi besar dunia. Kita harus mengukuhkan diri sebagai negara dengan ideologi Pancasila yang berasaskan Ketuhanan Yang Maha Esa, beprikemanusiaan, mengutamakan persatuan dan permusyawaratan dalam segala hal serta menjaga keadilan sosial.

Kita fokuskan pada pembangunan sumberdaya manusia Indonesia yang berketuhanan dan menjadi pembela kebenaran. Segala bentuk diskriminasi, ketidakadilan dan mereka yang mengancam persatuan harus kita hadapi bersama. Dalam situa perang diantara dua kekuatan dunia, Indonesia harus tetap bersatu. Tragedi tahun 1965 jangan lagi sampai terjadi. Semua pihak harus membuka diri untuk berdialog dan menyamakan persepsi dengan tujuan kesejahteraan rakyat Indonesia. Siapa saja, atas nama siapa, kekuatan mana, jika hendak menghancurkan suasana damai dan rasa persatuan antar suku, kelompok, golongan, dan agama di Indonesia, harus kita perangi bersama.

Indonesia memiliki kebebasan untuk memilih bekerjasama dengan negara dan bangsa manapun. Namun jika ada bangsa atau negara yang ingin mengatur dan mendominasi Indonesia, kita harus bangkit bersama karena kita telah mengukuhkan diri sebagai bangsa merdeka sejak tahun 1945. Kepada generasi penerus, kita harus tanamkan jiwa-jiwa nasionalis religius yang mandiri, kreatif, inovatif, dalam menjaga kedaulatan dan persatuan Indonesia.  Kita satukan tangan untuk menjaga keutuhan bangsa Indonesia dan kita buat rencana-rencana besar agar Indonesia bisa memengaruhi politik ekonomi di dunia.

Bangsa Indonesia harus mandiri dalam ekonomi, politik, dan pertahanan. Generasi-generasi terbaik harus kita ciptakan untuk memperkuat kedudukan Indonesia di kancah internasional. Kuncinya bidang pendidikan harus terus kita benahi kualitasnya, agar lahir generasi-generasi penerus yang semakin mencintai bangsanya sebagai mana mereka mencintai dirinya sendiri. Ancaman-ancaman yang datang merongrong keutuhan Indonesia dari dalam maupun dari luar harus kita sikapi dengan sebuah strategi yang dapat meningkatkan kemandirian kita dalam berpikir dan bertindak.

Saatnya kita bertindak atas inisisatif sendiri bukan karena sikap-sikap reaktif yang menguntungkan kepentingan politik dua negara yang berseteru. Kita harus membaca peta kekuatan politik dan kepentingan negara-negara di dunia, namun jangan sampai terbawa arus pada kepentingan politik ekonomi mereka. Indonesia untuk indonesia dan untuk dunia. Saatnya kita berpikir untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu kutub pusat kekuatan dunia. Kejayaan Sriwijaya dan Majapahit saatnya kita bangkitkan kembali untuk mesejahterakan bangsa Indonesia dan dunia.

Sudah cukup dua kali kegagalan menguji kedewasaan bangsa Indonesia dalam berpolitik di dunia. Saatnya kita menentukan nasib dan berdiri di atas kaki sendiri dengan berpikir, bersikap, sebagai manusia dewasa yang tidak mau lagi diatur dan dikendalikan nasibnya oleh manusia-manusia lain. Nasional religius harus menjadi ciri khas kekuatan bangsa Indonesia dan menjadi optimisme. Bangsa Indonesia akan selalu dilindungi oleh Tuhan YME karena dasar ideologinya berasas pada Ketuhanan Yang Maha Esa. Tuhan akan menitipkan bumi ini kepada mereka yang masih percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan setiap langkahnya Tuhan YME akan selalu menyertainya. Inilah kekuatan ideologi bangsa Indonesia yang tidak dimiliki oleh kedua ideologi negara besar di dunia yang saat ini sedang berseteru. Dengan rahmat dan kasih sayang Allah swt Tuhan Yang Maha Esa, Indonesia akan terus bergerak menjadi bangsa besar dan berpengaruh di dunia. Wallahu’alam.

No comments:

Post a Comment

BERPIKIR CEPAT

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Berat otak manusia sekitar 1,3 kg atau 2% dari berat badan. Otak tidak pernah berhenti bekerja sekalipu...